Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH UANG RUPIAH

Kita semua pasti sudah tahu bahwa mata uang Indonesia adalah Rupiah. Tapi saya yakin masih
banyak diantara kita yang belum mengetahui sejarahnya. Sejarah mata uang kita memang tidak
tercatat dengan sempurna, namun ada beberapa bagian yang patut kita ketahui, seperti yang
ditulis di Wikipedia Indonesia dan Banknotes.com, yang dibagi dalam dua periode, yaitu periode
ORI dan Rupiah.

Masa ORI ( Oeang Republik Indonesia )


Oeang Republik Indonesia atau ORI adalah mata uang pertama yang dimiliki Republik
Indonesia setelah merdeka. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri
yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama
negara merdeka.
Presiden Soekarno menjadi tokoh yang paling sering tampil dalam desain uang kertas ORI dan
uang kertas Seri ORI II yang terbit di Jogjakarta pada 1 Januari 1947, Seri ORI III di Jogjakarta
pada 26 Juli 1947, Seri ORI Baru di Jogjakarta pada 17 Agustus 1949, dan Seri Republik
Indonesia Serikat (RIS) di Jakarta pada 1 Januari 1950.
Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah
Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei
1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan
pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Jogjakarta, Surakarta dan Malang.

Masa Rupiah
Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia ( kodenya adalah IDR ). Nama ini diambil dari mata
uang India, Rupee. Sebelumnya di daerah yang disebut Indonesia sekarang menggunakan
gulden Belanda dari tahun 1610 sampai tahun 1817, ketika gulden Hindia Belanda
diperkenalkan.
Nama rupiah pertama kali digunakan secara resmi dengan dikeluarkannya mata uang rupiah
jaman pendudukan Dai Nippon pada Perang Dunia II. Setelah perang selesai, Bank Jawa,
pelopor Bank Indonesia, mengeluarkan Rupiah. Sedangkan Tentara Sekutu mengeluarkan
Gulden Nica.
Sementara itu di daerah-daerah lain di di daerah yang sekarang disebut Indonesia, banyak
beredar uang yang bertalian dengan aktivitas gerilya.
Pada tanggal 2 November 1949 rupiah ditetapkan sebagai mata uang nasional. Di daerah
kepulauan Riau dan Papua, kala itu masih digunakan mata uang lain. Baru pada tahun 1964 dan
1971 rupiah digunakan di sana.
Di daerah Timor Timur, saat masih bergabung dengan Republik Indonesia, rupiah digunakan dari
tahun 1976 2001.

1. ORI 1 (Tahun 1945)


Resmi beredar pada 30 Oktober 1946. ORI tampil dalam bentuk uang kertas dengan 8 pecahan,
yaitu bernominal 1 sen, 5 sen, 10 sen, 1/2 rupiah, 1 rupiah, 5 rupiah, 10 rupiah, 100 rupiah.
ORI ditandatangani Menteri Keuangan saaat itu A.A Maramis. Pada hari itu juga dinyatakan
bahwa uang Jepang dan uang Javasche Bank tidak berlaku lagi. ORI pertama dicetak Percetakan
Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.
1. Pecahan 1 Sen
Pecahan ini tidak memiliki nomor seri dan mempunyai dua variasi warna dasar yaitu violet dan
hijau.

2. Pecahan 5 Sen
Pecahan ini juga tidak mempunyai nomor seri, dan terdiri dari 3 variasi yaitu:
1. Gambar banteng samar-samar dengan dasar warna violet
2. Gambar banteng samar-samar dengan tepi/bingkai berwarna biru kehitaman
3. Gambar banteng tajam

3. Pecahan 10 Sen
Seperti pecahan-pecahan sebelumnya, pecahan 10 sen ini juga tidak memiliki nomor seri.
Terdapat sekitar dua variasi warna yaitu coklat dan hitam.

Untuk lebih jelas membedakan warnanya lebih mudah bila dilihat dari sisi belakang.

4. Pecahan 1/2 Rupiah


Pecahan ini dan seterusnya sudah memiliki nomor seri. Terdapat dua variasi warna dasar yaitu
orange dan merah muda.

5. Pecahan 1 Rupiah
Semua pecahan ORI I mulai dari satu rupiah sampai dengan 100 rupiah di bagian depan
bergambar presiden Sukarno. Pecahan 1 rupiah ini relatif mudah ditemukan dan tidak
mempunyai nilai jual yang tinggi.

Beberapa variasi nomor seri yang ditemukan pada pecahan ini diantaranya adalah:
Tanpa angka maupun huruf (kosong)
Tanpa angka hanya 2 huruf besar
6 angka dengan satu huruf besar dan satu huruf kecil
6 angka dengan dua huruf besar

6. Pecahan 5 Rupiah
Mempunyai gambar yang sangat mirip dengan pecahan 5 rupiah ORI II, tetapi berbeda dalam
tanda tangan dan peletakan nomor seri. Cukup sulit ditemukan dalam kondisi sempurna. Dan
terdapat 2 variasi nomor seri yaitu 2 huruf besar dan 3 huruf.

7. Pecahan 10 Rupiah
Juga mempunyai gambar yang sangat mirip dengan pecahan 10 rupiah ORI II, perbedaan hanya
pada tanda tangan. Pecahan ini memiliki setidaknya 6 variasi nomor seri dan semuanya terletak
pada macam hurufnya.
8. Pecahan 100 Rupiah
Merupakan pecahan terbesar dari seri ORI I, bergambar presiden Sukarno dan keris di bagian
depan serta angka 100 besar di bagain belakang. Pecahan ini mirip sekali dengan pecahan yang
sama dari seri ORI II tetapi berbeda dalam tanggal percetakan dan tanda tangan. Pecahan 100 ini
sangat sulit dicari yang berkondisi baik sehingga tidak heran harganya sangat tinggi.

2. ORI 2 (Tahun 1947)


ORI II hanya mempunyai 4 pecahan, yaitu 5, 10, 25 dan 100 rupiah. Tiga diantaranya yaitu
pecahan 5, 10 dan 100 rupiah mempunyai bentuk yang sama dengan ORI I. Hanya pecahan 25
rupiah saja yang berbeda. Semua pecahan bertanggal Djokjakarta 1 Djanuari 1947 dan
ditandatangani oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara.
Uang-uang seri ini tidak mempunyai pengaman yang baik, hanya kualitas kertas dan rahasia
pada kode kontrol nomor seri saja yang membedakan apakah uang ini asli atau palsu.

1. Pecahan 5 Rupiah
Pecahan ini relatif mudah ditemukan, dan berharga jual sangat murah. Pecahan ini mempunyai
beberapa variasi nomor seri, diantaranya adalah :
1. 6 angka 2 huruf 4-2 mm
2. 6 angka 2 huruf 4-4 mm
3. 6 angka 3 huruf 4-4-2 mm

2. Pecahan 10 Rupiah
Bentuk dan warnanya sangat mirip dengan ORI I sehingga sering keliru. Terdapat dua variasi
nomor seri, yaitu :
1. 6 angka 3 huruf 4-4-2 mm
2. 6 angka 2 huruf 4-4 mm

3. Pecahan 25 Rupiah
Pecahan ini cukup sukar dicari terutama dalam kondisi bagusnya. Harga jualnya juga lumayan
tinggi. Terdapat beberapa variasi nomor seri, diantaranya adalah:
1. 2 huruf tebal 5-2 mm
2. 2 huruf tebal 5-5 mm
3. 2 huruf serif 4-4 mm

4. Pecahan 100 Rupiah


Bandingkan pecahan ini dengan pecahan yang sama dari seri ORI I, mirip sekali bukan? Harga
pecahan 100 rupiah yang berkondisi baik lumayan cukup tinggi. Pecahan 100 ini mempunyai
variasi nomor seri sbb :
1. 2 huruf tebal 4-2 mm (lihat contoh pada gambar di bawah)
2. 2 huruf tebal 4-4 mm
3. 2 huruf serif 4-2 mm (lihat contoh pada gambar di bawah)
4. 2 huruf serif 4-4 mm

3. ORI 3 (Tahun 1947)


Seri ORI III terdiri dari 7 jenis pecahan dari yang terkecil yaitu 1/2 rupiah sampai dengan
yang terbesar yaitu 250 rupiah. Bertanggal Djokjakarta 26 Djuli 1947 dan ditandatangani oleh
Mr. A.A. Maramis. Pada seri ini jugalah terdapat salah satu pecahan terlangka dari semua seri
ORI yaitu pecahan 100 rupiah Maramis. Pecahan ini hanya bisa dikalahkan oleh pecahan 600
rupiah pada seri ORI IV.
1. Pecahan 1/2 Rupiah
Berwarna merah-orange di bagain depan dan coklat di bagian belakang. Terdapat versi palsunya
yang umumnya berwarna hitam walaupun ada juga yang berwarna orange. Cukup sukar
dibedakan apalagi oleh orang awam.

2. Pecahan 2,5 Rupiah


Berwarna ungu tua, bernilai jual sekitar 50-100 ribu rupiah perlembar. Juga terdapat versi
palsunya yang berwarna merah dan coklat muda. Membedakannya selain dari warna juga
perhatikan bentuk nomor serinya.

3. Pecahan 25 Rupiah
Pecahan ini mirip sekali dengan pecahan 25 rupiah seri ORI II, tetapi nomor serinya tercetak
SDX 1 dan warnanya hijau. Banyak sekali ditemukan versi palsunya. Harga perlembar sekitar 50
ribu rupiah. Sukar dibedakan dengan aslinya apalagi bila tidak ada pembanding.

4. Pecahan 50 Rupiah
Cukup sulit ditemukan, dan bernilai jual cukup tinggi.

5. Pecahan 100 Rupiah


Sangat banyak ditemukan versi palsunya dan mungkin lebih banyak daripada aslinya.

6. Pecahan 100 Maramis


Disebut demikian karena bentuknya mirip sekali dengan pecahan 100 rupiah Hatta di seri ORI
IV, tetapi berbeda tanda tangan. Selain itu perbedaan juga pada warna nomor seri dan tentu saja
harganya. Pecahan ini adalah yang terlangka dan termahal nomor dua setelah pecahan 600
rupiah.

7. Pecahan 250 Rupiah


Pecahan ini adalah pecahan dengan nominal terbesar di seri ORI III dan cukup sulit ditemukan,
apalagi dalam kondisi sempurna.

4. ORI 4 (Tahun 1948)


Seri ORI IV ini terdiri dari pecahan2 yang sangat ganjil nominalnya, yaitu: 40 rupiah, 75 rupiah,
100 rupiah Hatta, 400 rupiah dan masterpiece nya uang kertas Indonesia, salah satu uang kertas
kita yang terlangka sekaligus termahal yaitu 600 rupiah unissued. Semua ORI IV bertanggal
Jogjakarta 23 Agustus 1948 dan ditandatangani oleh Drs. Mohammad Hatta. Pengaman yang
digunakan adalah kode kontrol pada nomor serinya.
1. Pecahan 40 Rupiah
Pecahan ini adalah pecahan yang terkecil dan termurah dari seri ini.

2. Pecahan 75 Rupiah
Sangat sulit ditemukan baik dalam kondisi biasa apalagi dalam kondisi baik. Terdiri dari dua
variasi nomor seri yaitu 5 angka dan 6 angka.

3. Pecahan 100 Rupiah (Hatta)


Bergambar sangat mirip dengan pecahan yang sama pada seri ORI III, tetapi berbeda tanda
tangan, warna nomor seri dan warna bagian belakang. Perhatikan dan pelajari bedanya.
Pengaman yang digunakan berupa kode kontrol pada nomor serinya.

4. Pecahan 400 Rupiah


Merupakan pecahan yang paling banyak palsunya, sedemikian banyaknya sampai sulit sekali
menemukan yang asli. Rahasia untuk mengenal yang asli terdiri dari dua cara. Pertama dengan
pengamatan visual, bagi seorang ahli dengan sekali pandang akan mengetahui mana yang asli
dan mana yang palsu. Cara kedua yang lebih akurat adalah dengan memperhatikan nomor
serinya. Untuk lengkapnya kode rahasia nomor seri ORI dapat dibaca di:
http://www.google.co.uk/translate?u=http%3A%2F%2Fhome.planet.nl%2F
%7Ehuism494%2Forigeheimecoderingen.html&langpair=nl%7Cen
Pada website tersebut dijelaskan secara gamblang kode rahasia pada uang ORI, walaupun ada
beberapa kekurangan tetapi website tersebut sudah lebih dari mencukupi. Bagi para kolektor
yang berminat mengoleksi seri ORI wajib untuk membaca habis seluruh isi website tersebut.
Buat salinannya bila perlu dan bawa kemanapun kalian pergi sehingga mudah bila ingin
memeriksa keaslian uang kertas ORI.
Satu hal yang patut diperhatikan adalah: kenapa peneliti sekaligus penulisnya adalah orang
Belanda? Mengapa orang Indonesia sendiri tidak ada yang melakukan penelitian seperti itu?
Padahal uang yang diteliti adalah uang negara kita sendiri.

5. Pecahan 600 Rupiah


Pecahan ini ditemukan secara tidak sengaja dan terdiri dari satu lembar besar berisi 12 lembar
uang ini dalam bentuk yang belum terpotong. Tercetak hanya pada satu sisi. Kemudian lembar
besar tersebut dipotong2 menjadi 12 lembar dengan komposisi 6 lembar memiliki tepi (margin)
yang bertulisan ENR dan 6 lembar tidak memiliki tepi. Karena hanya terdiri dari 12 lembar
maka ORI 600 bernilai sangat mahal dan hampir tidak pernah beredar di pasaran. Pada lelang
terakhir uang ini bernilai sekitar Rp. 35 juta rupiah perlembar. Karena langka dan mahal tentu
saja banyak versi palsunya.

Pecahan ORI 600 rupiah tanpa margin

Pecahan ORI 600 rupiah dengan margin

5. ORI Baru (Tahun 1949)


Seri ORI Baru memiliki tingkat kesulitan sangat tinggi, semua pecahannya sangat sukar
didapatkan sehingga para kolektor, bahkan yang senior sekalipun seringkali mengalami kesulitan
untuk mendapatkan dan melengkapi seri ini. Karena tingkat kesulitannya sangat tinggi maka
tidak heran harganya juga tinggi.
Seri ini terdiri dari pecahan2 bernilai kecil, dimulai dari 10 sen (ada dua warna), 1/2 rupiah (juga
ada dua warna), 1 rupiah, 10 rupiah (dua variasi) dan 100 rupiah (ada variasi uncutnya).
Semuanya bertanggal Djokjakarta 17 Agustus 1949 dan ditandatangani oleh Mr. Loekman
Hakim.
1. Pecahan 10 Sen Hijau
Walaupun nominalnya kecil, uang ini sangat sukar didapatkan. Harganyapun fantastis bila
dibandingkan nilai atau kualitasnya.

2. Pecahan 10 Sen Merah


Juga sulit untuk didapatkan, nilainya sedikit dibawah pecahan 10 sen yang hijau.

3. Pecahan 1/2 Rupiah Hijau


Tingkat kesulitannya sangat tinggi, setara dengan pecahan2 kecil lainnya. Harga perlembar
kurang lebih sama dengan pecahan 10 sen hijau.

4. Pecahan 1/2 Rupiah Merah


Juga sangat sulit ditemukan, harga relatif sama dengan di atas. Keempat pecahan terkecil ini
tidak mempunyai nomor seri.

5. Pecahan 1 Rupiah
Sangat sulit ditemukan dalam segala kondisi, harga perlembar sudah berkisar di 1/2 1 juta.

Versi Proof
Selain versi beredarnya yang mempunyai nomor seri, tenyata pecahan ini juga mempunyai versi
proofnya yang berbeda warna dan tidak mempunyai nomor seri maupun tanda tangan. Versi ini
sangat langka dan bernilai tinggi sekali. Di lelang terakhir versi proof ini terjual seharga Rp.12,5
juta!!

6. Pecahan 10 Rupiah (Hitam)


Sangat sukar didapatkan bahkan untuk kondisi jeleknya sekalipun, bernilai sangat tinggi bisa
mencapai angka 1 sampai 4 juta rupiah perlembarnya.

6. Pecahan 10 Rupiah (Coklat)


Gambar mirip dengan versi yang hitam, tetapi berbeda warna, baik warna uangnya maupun
warna tanda tangannya. Perhatikan perbedaannya dengan teliti karena harga lebih murah sekitar
1/2 nya dari versi yang hitam.

7. Pecahan 100 Rupiah


Terdiri dari 2 bentuk yaitu yang tanpa nomor seri (lebih murah) dan yang bernomor seri (lebih
mahal). Tetapi sampai saat ini masih terjadi kontroversi mengenai nomor serinya. Sebagian
kolektor mengatakan bahwa uang ini sebenarnya tanpa nomor seri tetapi oleh orang2 tertentu
sengaja di cetak sehingga mengakibatkan nilai jual menjadi lebih tinggi. Bagi para pemula
diharapkan tidak tertipu dengan uang yang bernomor seri karena mungkin saja palsu, perhatikan
tipe huruf dan angka pada nomor seri di bawah ini.

Versi Proof
Selain versi biasanya, ternyata ditemukan juga veri proof yang berwarna hitam, tentu saja versi
ini memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Di lelang tahun 2008 versi ini terjual seharga 8 juta
rupiah !

8. Pecahan 100 Rupiah Uncut


Terdiri dari 2 lembar pecahan 100 rupiah yang belum di potong. Dari semua pecahan ORI baru,
pecahan 100 rupiah uncut inilah yang termurah, nilai jualnya sekitar Rp.350.000,-

Anda mungkin juga menyukai