Sejarah uang di Indonesia ingin saya mulai pada awal Oktober tahun 1945 Setelah Indonesia
memplokamirkan kemerdekaannya, Indonesia masih belum mempunyai mata uang sendiri. Saat itu mata
uang yang digunakan adalah mata uang Hindia Belanda, Jepang dan De Javashe Bank. Namun pada
sejarah uang di Indonesia mengalami hiper inflasi yang menyebabkan nilai tukarnya menurun sangat
drastis. Yang paling rendah adalah mata uang jepang karena persedarannya saat itu paling banyak.
Sejarah uang di Indonesia mencatat saat itu para petani yang paling banyak mengalami
penderitaan akibat hiper inflasi ini karena petani yang menyimpan paling banyak mata uang jepang. Lalu
pemberlakuan mata uang NICA yang digembongi oleh Panglima AFNEI Let Jen Sir Montagu semakin
memperparah keadaan hiper inflasi saat itu. Padahal penyelesaian politik yang belum rampung telah
menjadi batas kesepakatan kedua belah pihak (RI dengan NICA) untuk tidak mengeluarkan mata uang
baru.
Pemerintah RI melakukan protes keras kepada keputusan NICA tersebut, namun ternyata tidak ditanggapi
oleh NICA. Karena hal itu selanjutnya pemerintah RI melarang seluruh rakyat Indonesia untuk tidak
menggunakan mata uang NICA sebagai alat tukar atau alat jual beli. Langkah keras ini diambil agar
peredaran mata uang NICA tidak keluar kendali, mengingat perbaikan ekonomi Indonesia masih sulit.
Sejarah uang Indonesia mencatat mata uang pertama yang diterbitkan pemerinyah adalah ORI
(Oeang Repiblik Indonesia) yang dikeluarkan pemerintah untuk mencegak perkembangan mata uang
NICA pada tanggal 26 Oktober 1946. Dan sejak saat itu ketiga mata uang yang dulu ada dinyatakan
sudah tidak berlaku lagi, sehingga sejarah uang hanya ada 2 mata uang saat itu. Ternyata setelah
kebijakan itu didukung oleh rakyat.
Jenis Uang
Uang Kartal
Lembaga yang bertugas dan mengawasi peredaran uang rupiah adalah Bank
Indonesia, sedangkan perusahaan yang mencetak uang rupiah adalah Perum Peruri
(Percetakan Uang Republik Indonesia).
Uang kartal pun terbagi menjadi uang logam dan uang kertas. Uang Kertas
merupakan ang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan
alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang
terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas). Sedangkan Uang
Logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-
syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil,
emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak
mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil.
Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai
nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat
tertentu terkandung di dalamnya.
Uang Giral
Merupakan surat berharga yang dapat diuangkan di bank atau dikantor pos.
Contoh uang giral, cek, giro pos, wesel dan surat berharga.Uang giral biasanya digunakan
untuk transaksi dengan nilai uang yang sangat besar.
Kegunaan uang ialah Uang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, alat penukar, alat
penentu harga, dan dapat pula di tabung.
Uang Kuasi
Merupakan surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya
uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik
swasta domestik.
Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan akan Uang
1. Pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan seseorang, permintaan akan uang akan
semakin besar. Hal ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan
meningkatnya pendapatan.
2. Tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, permintan uang untuk motif spekulasi
akan berkurang. Tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk
berspekulasi bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan
lebih baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga yang ada daripada
berspekulasi.
3. Tingkat harga umum. Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan
semakin bertambah. Hal ini karena harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga
dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya.
4. Pengeluaran konsumen. Misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-bulan
menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan
uang juga akan bertambah.
Peranan uang dalam perekonomian antara lain dapat meningkatkan efisiensi baik bagi
produsen, konsumen dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Uang yang beredar pada masyarakat
yaitu uang kartal, uang giral, dan uang kuasi. Dalam perkembangannya, jumlah uang yang
beredar yang ada di Indonesia tidak tertutup kemungkinan untuk mengalami kenaikan atau
penurunan jumlah uang beredar. Gejala bertambahnya jumlah uang beredar merupakan
fenomena ekonomi, karena berkaitan dengan fungsi uang sebagai alat tukar, yang semakin
dibutuhkan pada saat perekonomian semakin berkembang. Ekonomi yang tumbuh dan
berkembang mempunyai konsekuensi meningkatkan transaksi, yang membutuhkan uang guna
mempermudah proses pembayaran.
Di Indonesia, jumlah permintaan uang tiap tahunnya selalu mengalami perubahan. Terutama pada
jumlah uang kuasi, yang meliputi tabungan, giro dan deposito baik yang dalam bentuk rupiah maupun
dalam bentuk valuta asing. Dengan adanya kenaikan dan penurunan jumlah uang kuasi tersebut,
mengakibatkan terjadinya fluktuasi terhadap kondisi likuiditas perekonomian Indonesia. Jumlah uang
beredar diluar kendali dapat menimbulkan konsekuensi atau pengaruh yang buruk bagi perekonomian
secara keseluruhan. Konsekuensi atau pengaruh yang buruk dari kurang terkendalinya jumlah uang
beredar tersebut antara lain dapat dilihat pada kurang terkendalinya perkembangan variable-variabel
ekonomi utama, yaitu tingkat produksi (output) dan harga.
Asal Usul Mata Uang Indonesia (Rupiah)
Perkataan “rupiah” berasal dari perkataan “Rupee”, satuan mata uang India. Indonesia
telah menggunakan mata uang Gulden Belanda dari tahun 1610 hingga 1817. Setelah tahun
1817, dikenalkan mata uang Gulden Hindia Belanda.
Mata uang rupiah pertama kali diperkenalkan secara resmi pada waktu Pendudukan Jepang
sewaktu Perang Dunia ke-2, dengan nama rupiah Hindia Belanda. Setelah berakhirnya perang,
Bank Jawa (Javaans Bank, selanjutnya menjadi Bank Indonesia) memperkenalkan mata uang
rupiah jawa sebagai pengganti.
Mata uang gulden NICA yang dibuat oleh Sekutu dan beberapa mata uang yang dicetak
kumpulan gerilya juga berlaku pada masa itu. Sejak 2 November 1949, empat tahun setelah
merdeka, Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru.
Kepulauan Riau dan Irian Barat memiliki variasi rupiah mereka sendiri tetapi penggunaan
mereka dibubarkan pada tahun 1964 di Riau dan 1974 di Irian Barat. Krisis ekonomi Asia tahun
1998 menyebabkan nilai rupiah jatuh sebanyak 35% dan membawa kejatuhan pemerintahan
Soeharto. Rupiah merupakan mata uang yang boleh ditukar dengan bebas tetapi didagangkan
dengan pinalti disebabkan kadar inflasi yang tinggi .
Rupiah memiliki satuan di bawahnya. Pada masa awal kemerdekaan, rupiah disamakan nilainya
dengan gulden Hindia Belanda, sehingga dipakai pula satuan-satuan yang lebih kecil yang
berlaku di masa kolonial.
Berikut adalah satuan-satuan yang pernah dipakai namun tidak lagi dipakai karena penurunan
nilai rupiah menyebabkan satuan itu tidak bernilai penting.
*sen, seperseratus rupiah (ada koin pecahan satu dan lima sen)
*cepeng, hepeng, seperempat sen, dari feng, dipakai di kalangan Tionghoa
peser, setengah sen
*pincang, satu setengah sen
*gobang atau benggol, dua setengah sen
*ketip/kelip/stuiver (Bld.), lima sen (ada koin pecahannya)
*picis, sepuluh sen (ada koin pecahannya)
*tali, seperempat rupiah (25 sen, ada koin pecahan 25 dan 50 sen)
Terdapat pula satuan uang, yang nilainya adalah sepertiga tali.
* Masa (Ma), berat 2.40 gram; sama dengan 2 Atak atau 4 Kupang
* Atak, berat 1.20 gram; sama dengan ½ Masa, atau 2 Kupang
* Kupang (Ku), berat 0.60 gram; sama dengan ¼ Masa atau ½ Atak
Sebenarnya masih ada satuan yang lebih kecil lagi, yaitu ½ Kupang (0.30 gram) dan 1 Saga
(0,119 gram).
Koin emas zaman Syailendra berbentuk kecil seperti kotak, dimana koin dengan satuan terbesar
(Masa) berukuran 6 x 6/7 mm saja. Pada bagian depannya terdapat huruf Devanagari “Ta”. Di
belakangnya terdapat incuse (lekukan ke dalam) yang dibagi dalam dua bagian, masing-masing
terdapat semacam bulatan. Dalam bahasa numismatik, pola ini dinamakan “Sesame Seed”.
Sedangkan koin perak Masa mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak
huruf Devanagari “Ma” (singkatan dari Masa), dan di bagian belakangnya terdapat incuse dengan
pola “Bunga Cendana”.
1945 1947
1949 1950
1951 1952
1958 1959
1960 1961
1992 1999
2004 2009
https://fdokumen.com/document/kliping-uang-di-indonesia-5649ac6dbcff3.html
Analisis
Pemikiran Imam Al-Ghazali
Uang memiliki dua fungsi yaitu sebagai qiwam ad-dunya, artinya uang digunakan untuk satuan
hitung. dan sebagai al-mu’awidhah artinya uang digunakan untuk mendapatkan barang
lain/sebagai alat tukar. ehingga motif seseorang memegang uang hanya sebatas sebagai motif
transaksi dan motif untuk berjaga-jaga. Berbeda dengan ekonomi konvensional, yang
menekankan fungsi uang selain sebagai alat tukar dan satuan hitung. Uang juga berfungsi
sebagai alat penyimpan nilai/kekayaan dan ukuran bayaran tertunda. Sehingga motif permintaan
uang akan bertambah yaitu motif spekulasi. Akibat adanya motif spekulasi ini mendorong
seseorang untuk menjadikan uang sebagai komoditi bisnis yang bisa diperdagangkan, dimana
sejumlah uang memiliki harganya sendiri yaitu bunga. Bila uang sudah dianggap sebagai
komoditi bisnis maka akan banyak sekali terjadi penimbunan uang dan pemegangan uang secara
spekulatif yang berakibat pada terhambatnya arus aktifitas perekonomian.
Analisis Penulis Sendiri
Uang adalah aset yang dengan mudah digunakan untuk membeli barang dan jasa serta
pembayaran hutang. Uang eksis karena ada “kepercayaan dan kesepakatan” dalam suatu
masyarakat.
Fungsi uang
uang bisa digunakan untuk menyimpan kekayaan dan mengalihkan konsumsi saat ini
menjadi yang akan datang.
uang digunakan untuk menentukan harga dan digunakan untuk kalkulasi ekonomi.
Basis Moneter/Uang Basis adalah uang yang sudah di keluarkan oleh bank sentral. terdiri dari
uang yang beredar di masyarakat, uang di brankas bank, dan simpanan bank umum di bank
sentral.