jenis-jenis uang
Disusun Oleh:
Sri Surtini
(C1A022006)
Uang merupakan suatu alat tukar yang diterima
secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai,
menukar, dan pembayaran atas pembelian barang,
jasa dan dapat dikumpulkan sebagai alat penimbun
kekayaan.
Sejarah uang
Pada mulanya, manusia memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan memanfaatkan kekayaan alam. Mereka
berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Misalnya dengan membuat pakaian sendiri, mencari
buah-buahan sendiri, dan sebagainya.
Lambat laun, manusia menyadari bahwa produk atau usaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup dirasa
tidak cukup. Oleh sebab itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka melakukan barter atau bertukar
barang untuk saling melengkapi kebutuhan masing-masing.
Namun, cara tersebut juga tidak efektif. Karena kesulitan menemukan orang yang memiliki barang yang
diinginkan dan bersedia melakukan barter. Tidak hanya itu, barter tidka memiliki nilai pertukaran yang
seimbang atau hampir sama nilainya. Situasi politik yang buruk juga menyebabkan rasa takut untuk
melakukan barter.
Dari kegelisahan tersebut, muncullah ide untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk melakukan barter.
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat tukar merupakan benda-benda yang diterima secara umum, bernilai
tinggi (tidak memiliki nilai magis atau mistis), atau beda-benda yang menjadi kebutuhan primer.
Sejarah uang
Tidak ada yang tahu pasti kapan uang itu muncul dalam kehidupan masyarakat. Jack Weather
mengatakan bahwa benda berbentuk uang ditemukan sekitar 1.000 tahun Sebelum Masehi
(SM) di kawasan Yunani Kuno. Berbeda dengan pernyataan Jack Weather, Donals B. Calne
menyatakan dalam bukunya Rationality and Human Behaviour bahwa kehadiran uang sudah
ada sekitar 6.000 tahun yang lalu. Namun, mata uang sungguhan baru ditemukan di Turki
sekitar 2.700 tahun yang lalu.
Sebelum adanya wujud uang sebagai alat tukar dalam aktivitas jual beli pada masyarakat,
zaman dahulu atau jauh sebelumnya, yaitu zaman purba sudah terjadi transaksi jual beli
dengan sistem barter.
Sejarah mengenai munculnya uang dibagi menjadi empat masa. Berikut proses perjalanan panjang
munculnya uang hingga sampai saat ini.
2. Masa barter.
Pada masa barter, jumlah masyarakat yang ada sudah semakin banyak dan kebutuhan hidup juga semakin banyak.
Kegiatan barter pun semakin sering dan sudah menjadi hal yang umum dilakukan. Oleh karena itu, pada masa ini
orang atau kelompok membutuhkan pihak lain untuk menghasilkan sesuatu (produksi) untuk dapat memenuhi semua
kebutuhannya. Namun, terdapat syarat yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya proses barter. Syaratnya, yaitu
orang hanya akan saling bertukar barang dengan barang yang mereka butuhkan. Hal tersebut membuat sistem barter
memiliki banyak kesulitan dalam pelaksanaannya, yaitu Sulit memenuhi kebutuhan barang yang beraneka ragam,
sulit menemukan barang yang dibutuhkan saat mendesak, sulit menentukan perbandingan barang tukaran yang
sesuai.
3. Masa uang barang.
Banyaknya kesulitan yang dialami dalam pelaksanaan proses barter, pada masa ini orang- orang mulai memikirkan
untuk menciptakan suatu barang perantara yang dapat dijadikan sebagai alat tukar untuk mempermudah akti vitas jual
beli atau berdagang, Barang tersebut harus dapat mempermudah proses pertukaran dengan syarat, dapat diterima dan
dibutuhkan oleh semua orang, dapat ditukarkan kepada siapa saja, memiliki nilai yang tinggi, dapat bertahan lama.Pada
masa tersebut, jenis-jenis barang yang digunakan sebagai alat uang barang, yaitu kulit hewan, hewan, batuan berharga,
kulit pohon, mutiara, dan logam. Namun ternyata, sistem pertukaran uang barang ini masih menimbulkan banyak
kesulitan bagi masyarakat karena barang-barang tersebut sulit untuk disimpan, sulit dibawa ke mana- mana, tidak dapat
dibagi menjadi bagian yang lebih kecil, tidak tahan lama, dan nilai uang barang yang tidak tetap.
4. Masa uang.
Pada masa uang, segala sesuatu telah ber- kembang pesat begitu juga dengan jumlah populasi masyarakat yang sudah
meningkat berkali-kali lipat, dan kebutuhan hidup manusia yang semakin hari semakin bertambah dan kompleks. Oleh
sebab itu, manusia mulai mengembangkan suatu alat tukar yang praktis dan mempunyai nilai, yang saat ini dikenal
dengan nama uang. Pada masa itu, terdapat beberapa syarat agar suatu barang dapat di fungsikan sebagai uang, yaitu,
dapat diterima siapa pun dapat bertahan lama, mudah untuk disimpan, mudah dibawa ke mana pun, dapat dibagi
menjadi bagian yang lebih kecil tetapi tidak mengurangi nilainya, jumlahnya terbatas, nilainya tetap. Pada masa uang,
logam emas dan perak dianggap sebagai barang yang paling memenuhi persyaratan untuk dijadikan sebagai alat tukar
atau uang.
Jenis-jenis uang.
1. Uang kartal.
Uang kartal adalah uang kertas dan uang logam yang beredar di masyarakat yang dikeluarkan dan
diedarkan otoritas moneter dalam hal ini adalah bank sentral. Uang kartal terdiri dari uang kertas
dan uang logam. Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1,
Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal
untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.
2. Uang giral.
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar
yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah
bank umum selain bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang
giral adalah tagihan umum yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk
uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer. Uang giral bukan merupakan alat pembayaran
yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.
3. Uang kuasi.
Uang Kuasi/quasi money adalah simpanan milik sektor swasta domestik pada Bank Umum
& BPR yang dapat memenuhi fungsi-fungsi uang, baik sebagai alat satuan hitung, alat
penyimpan kekayaan, maupun alat pembayaran yang ditangguhkan, namun untuk
sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat tukar menukar.
Daftar Pustaka
Rahayu, F. M. (2023). Mengenal Uang. Bumi Aksara.
Solikin, Suseno (2002). Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Perannya dalam Perekonomian (PDF). Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia. hlm. 11.
Monika Magritha Tuilan, Rosalina A. M. Koleangan, Dennij Mandeij (2019). "Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Angka Pengganda Uang (Money Multiplier) di Indonesia Periode 2009.1-2018.4". Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi. 19 (3): 132.
Dessy Tri Anggarini (2016). " Analisa Jumlah Uang Beredar di Indonesia Tahun 2005-2014" . Moneter. 3 (2): 165.