Anda di halaman 1dari 4

The Great Gap “Kontribusi Islam Dalam Dunia Ekonomi yang Sengaja di

Tutupi”

Pendahuluan

Jika dilihat dari sisi historikal sejarah modern pasti selalu berangkat dari “The Wealth of
Nation” milik Adam Smith yang entah bagaimana bahwa periode ini dianggap sebagai titik tolak
sejarah ekonomi modern yang monumental. Mungkin ini terpengaruh oleh Renaisans atau
pencerahan akal manusia yang telah menganggap bahwa ekonomi telah terlepas dari tafsiran agama.
Tapi benarkah ekonomi modern adalah temuan paling murni lahir dari pemikir barat? Apakah
kondisi ini adalah masa yang sepenuhnya baru? Bagaimana dengan kemajuan intelektual islam yang
berkembang selama beberapa abad sebelum masa Adam Smith?

Para pemikir barat beranggapan bahwa ekonomi modern harus bersifat universal sehingga
mereka tidak ingin ilmu ini dicampur dengan label tafsir agama dan beranggapan bahwa kebenaran
hanya dimengerti menurut tafsir tunggal dari alam pemikiran barat. Padahal banyak intelektual
barat sendiri yang menganggap pemikir ekonomi telah menghilangkan sumber pengetahuan
ekonomi yang paling berharga yang berkembang selama abad pertengahan, suatu masa dimana
kebudayan islam telah mencapai puncaknya (The Golden Age of Islam) banyak tulisan-tulisan
ekonomi yang muncul sejak awal berkembangnya kebudayaan islam. Tulisan ekonomi pada saat itu
telah membahas hal-hal yang masih dipergunakan hingga saat ini seperti Abu Yusuf menulis kitab
tentang perpajakan (Al-Kharraj – 182H/762M) dan masih banyak nama lain yang cukup terkenal
dalam kajian ekonomi. Sebab itulah Roman A. Onrestein dan Barry Gordon megaskan bahwa
berbagai peradaban dunia turut membangun sejarah ekonomi modern.

Ilmu ekonomi sebagaimana yang dikenal hari ini, mulai terbentuk di Eropa selama abad
kedelapan belas akan tetapi, analisis ekonomi yang sesungguhnya mempunyai hubungan kekrabatan
yang lebih panjang ini ditemukan dalam tulisan-tulisan Yunani kuno, ilmuan muslim, sarjana abd
pertengahan dan orang-orang merkanlis abad keenam belas dan tujuh belas, literatur-literatur Cina,
& Indian.

“The Great Gap”

Penulis sejarah ekonomi barat selalu mengabaikan literatur-lireratur ekonomi yang telah
ditulis oleh ekonom muslim diabad pertengahan dan menganggap bahwa seluruh bagian dunia saat
itu mengalami kemunduran seperti yang terjadi diwilayah Eropa Barat. Penulisan sejarah ekonomi
modern sengaja melompat langsung dari masa Yunani kuno ke masa skolastik barat (XIII) hingga
munculnya Adam Smith dengan “The Wealth of Nation” miliknya itu. Penulisan ini terlalu bias dan
juga eurosentrik. Masa yang diloncati itu disebut sebagai blank centuries atau “The Great Gap”
yaitu abad kekosongan dari tulisan ekonomi yang relavan dengan kontribusi modern.

Bahkan pada saat itu Thomas Aquinas (1225-1274) sangat dipengaruhi oleh pemikiran Al-
Ghazali (1058-1111) sampai nyaris tidak terlihat pemikiran Thomas Aquinas sendiri. Dalam tulisan
Adam Smith juga dapat terlihat pengaruh dari Al-Ghazali.

Meskipun demikian, masih ada beberapa sejarawan abad pertengahan yang menolak “The
Great Gap” dan sebaliknya memberi apresiasi yang tinggi kepada warisan intelektual islam, seperti
Butler yang mengatakan “Tidak ada satupun mahasiswa sejarah kebudayaan Eropa Barat yang
dapat merekonstruksi untuk dirinya nilai-nilai intelektualitas abad pertengahan akhir tanpa memiliki
kesadaran yang jelas tentang islam sebagai latar belakangnya.

Dalam penulisan sejarah ekonomi modern, akan sangat rawan kepada penyimpangan jika
para pembaca di era modern terus saja dibiaskan kepada scenario dominasi barat atas
perkembangan sejarah pemikir ekonomi. Interaksi antara barat dan timur sangat begitu kompleks
sehingga terkesan mengada-ngada jika “The Great Gap” diterima dan menganggap sejarah
pemikiran ekonomi melompat secara dramatis dari era yunani kuno ke Thomas Aquinas hingga
Adam Smith tanpa menyinggung kontribusi para pemikir ekonomi muslim yang sangat berpengaruh
pada saat itu.

“Kontribusi Islam”

Pemikir ekonomi islam tidak hanya sebagai perantara dari penemuan filsafat Yunani ke para
pemikir intelektual barat. Jelas bahwa para pemikir ekonomi islam tidak hanya menerjemahkan
filsafah yunani namun berhasil menemukan pemikir ekonomi baru para pemikir muslim
mengunakan pemahaman islam untuk mengkaji filsafat yunani atau bahkan mengkoreksi dan
melakukan penolakan jika memang tidak sesuai kaidah agama. Setelah dapat mengislamkan filsafat
yunani. Para pemikir islam pun menghasilkan suatu filsafat dan ilmu pengetahuan yang khas islam
sehingga tidak lagi dapat disebut bercorak yunani, berbeda dengan para sarjana skolastik Kristen
mereka meminjam semua pemikiran tersebut tanpa mau mengakui dan mencantumkan sumber
aslinya. Sarjana skolastik Kristen juga memakai pemikir muslim dan memasukan sebagai ajaran
mereka.

Penutup

Keragaman pemikir ini perlu ditelusuri jejak sejarahnya dikarenakan baik ekonomi modern
dan ekonomi islam tidaklah muncul dengan secara tiba-tiba, tetapi melainkan kelanjutan dari
warisan kebudayaan yang sudah ada. Apapun motivasi sehingga terus saja melestarikan “The Great
Gap” mungkin saja karena kekalahan dalam perang salib, atau bahkan karena masih sangat kuatnya
pembiasan eusentrik, hasilnya tidak akan menguntungkan bagi sejarah pemikir ekonomi. Tanpa
referensi kepada Al-Faribi (Alfarabus), Ibn Sina (Avicenna), Ibn Rasyid (Averroes) dan Al-Ghazali
(Algazel). Maka Thomas Aquinas tidak dapat dipahami dengan benar. Dan juga kekosongan dalam
sejarah pemikir ekonomi tidak akan pernah terjawab dengan segala implikasinya terhadap
pemahaman yang bias bagi setiap generasi.
DAFTAR ISI

Arif, Hoetoro. 2017. Ekonomi Islam Prespektif History dan Metodologis. Malang. Empat dua

Ahmad, Maulidizen. 2017. Pemikiran dan Kontribusi Tokoh Ekonomi Islam Klasik dan

Kontemporer. Jurnal Syariah & Ekonomics. 01 (01). 43-52

Mohammad, Toha. 2012. Kontribusi Islam pada Sains & Teknologi. Artikel Stain Pamerkasan

Muhaimin, Iqbal. 2013. Shariah Economics 2.0. Ekonomi Syariah Untuk Kita. Jakarta. Republika

penerbit.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari teori kepraktek. Jakarta. Gema insani

Dahlan, Muhammad. 2018. Kontribusi Peradaban Islam Terhadap Peradaban Barat: Suatu Tinjauan

History. Jurnal Rihlah. 01 (06). 02-10

Ibrahim, Hasan. 1989. Sejarah & Kebudayaan Islam. Yogyakarta

Dr. Jhon, Coleman. 2014. Comitte 300. Jakarta. Selatan. PT Zaytuna Ufuk Abadi

Badri Jatim. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta. PT Gravindo Persada

Hewiyah, Jamal. Pemikiran dan Kontribusi Islam Dalam Sejarah Pemikiran Ekonomi. Jurnal IAIN

Sunan Ampel.

Anda mungkin juga menyukai