OLIVIA TRICIANA X5 / 33
Sumber : http://yustian.com/sejarah-uang-indonesia
Jenis Uang
Uang Kartal Merupakan uang yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam kehidupan sehari-hari. Uang kartal berupa uang logam dan uang kertas, mata uang negara kita adalah Rupiah, uang pertama yang dibuat oleh Indonesia adalah Oeang Republik Indonesia. Lembaga yang bertugas dan mengawasi peredaran uang rupiah adalah Bank Indonesia, sedangkan perusahaan yang mencetak uang rupiah adalah Perum Peruri (Percetakan Uang Republik Indonesia). Uang kartal pun terbagi menjadi uang logam dan uang kertas. Uang Kertas merupakan ang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas). Sedangkan Uang Logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syaratsyarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya. Uang Giral Merupakan surat berharga yang dapat diuangkan di bank atau dikantor pos. Contoh uang giral, cek, giro pos, wesel dan surat berharga.Uang giral biasanya digunakan untuk transaksi dengan nilai uang yang sangat besar. Kegunaan uang ialah Uang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, alat penukar, alat penentu harga, dan dapat pula di tabung. Uang Kuasi
Merupakan surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.
1. Pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan seseorang, permintaan akan uang akan semakin besar. Hal ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan. 2. Tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, permintan uang untuk motif spekulasi akan berkurang. Tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga yang ada daripada berspekulasi. 3. Tingkat harga umum. Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan semakin bertambah. Hal ini karena harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya. 4. Pengeluaran konsumen. Misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-bulan menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan uang juga akan bertambah. Peranan uang dalam perekonomian antara lain dapat meningkatkan efisiensi baik bagi produsen, konsumen dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Uang yang beredar pada masyarakat yaitu uang kartal, uang giral, dan uang kuasi. Dalam perkembangannya, jumlah uang yang beredar yang ada di Indonesia tidak tertutup kemungkinan untuk mengalami kenaikan atau penurunan jumlah uang beredar. Gejala bertambahnya jumlah uang beredar merupakan fenomena ekonomi, karena berkaitan dengan fungsi uang sebagai alat tukar, yang semakin dibutuhkan pada saat perekonomian semakin berkembang. Ekonomi yang tumbuh dan berkembang mempunyai konsekuensi meningkatkan transaksi, yang membutuhkan uang guna mempermudah proses pembayaran.
Di Indonesia, jumlah permintaan uang tiap tahunnya selalu mengalami perubahan. Terutama pada jumlah uang kuasi, yang meliputi tabungan, giro dan deposito baik yang dalam bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing. Dengan adanya kenaikan dan penurunan jumlah uang kuasi tersebut, mengakibatkan terjadinya fluktuasi terhadap kondisi likuiditas perekonomian Indonesia. Jumlah uang beredar diluar kendali dapat menimbulkan konsekuensi atau pengaruh yang buruk bagi perekonomian secara keseluruhan. Konsekuensi atau pengaruh yang buruk dari kurang terkendalinya jumlah uang beredar tersebut antara lain dapat dilihat pada kurang terkendalinya perkembangan variable-variabel ekonomi utama, yaitu tingkat produksi (output) dan harga.
Sumber : http://09batik.wordpress.com/2011/01/09/analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhipermintaan-uang/
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2012/04/10/176395998/Penyuplai-Uang-Palsu-diMakassar-Asal-Kendari
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2011/08/11/087351262/Hati-hati-Uang-PalsuRecehan-Mulai-Beredar
Banten di Jawa bagian barat muncul sebagai kota dagang yang semakin ramai.
Sumber : http://infoajae.blogspot.com/2010/09/10-mata-uang-tertua-di-indonesia.html
Zulfikar mengimbau kepada masyarakat agar tak mudah percaya kepada sesuatu yang di luar akal sehat, seperti transfer uang gaib dan melipatgandakan uang tanpa bekerja. "Jika ingin punya uang, ya bekerja, bukan dengan cara yang aneh-aneh. Bekerja keras dan berdoa, insya Allah kita akan punya uang. Jangan mudah percayalah sama penipuan yang kini modusnya bermacam-macam."
Kapolres Probolinggo AKBP Zulfikar menunjukkan barang bukti uang mainan Rp 200 juta yang diambil dari pelaku penipuan dengan modus transfer uang ghaib.
1949
1950
1951
1952
1954 / 1956
1957
1958
1959
1960
1961
1992
1999
2004
2009
o Pada masa-masa tertentu terdapat uang terbitan khusus tepatnya pada masa penjajahan Belanda.