Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

BANK DAN LEMBAGA KEUNGAN NON BANK

DI SUSUN OLEH

1. WILIAM SELLY
2. AGUSTINUNS RUNGUN
3. HESRON MANGAR
4. MELFIN HABEL LAKAFIN
5. DOMINICUS G FAUTNGIL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSTAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
1. SEJARAH UANG DI INDONESIA

Indonesia Kita semua pasti sepakat bahwa uang jadi bagian penting dari kehidupan
manusia, bahkan selama berabad-abad. Begitu juga dengan Indonesia, sejak zaman dahulu,
orang-orang di Indonesia telah menggunakan berbagai jenis uang dalam kehidupan sehari-
hari. Berikut ini adalah sejarah uang Indonesia beserta perkembangannya hingga saat ini:
1. Zaman Kerajaan Pada zaman Kerajaan, uang dikenal dengan nama "uang logam",
yang terbuat dari emas, perak, atau tembaga. Uang tersebut dicetak dengan berbagai
bentuk dan ukuran. Pada masa ini, uang juga digunakan sebagai alat untuk
menunjukkan status sosial.
2. Zaman Kolonial Pada zaman kolonial, uang yang digunakan di Indonesia adalah uang
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.
Uang VOC terbuat dari perak dan dikeluarkan dalam berbagai denominasi.
3. Zaman Kemerdekaan Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah
Indonesia mengeluarkan uang pertama mereka pada tahun 1946. Uang pertama ini
dikenal sebagai "Oeang Republik Indonesia" dan terdiri dari dua seri: seri I dan seri
II. Pada tahun 1952, pemerintah Indonesia mengeluarkan uang baru yang disebut
"Rupiah". Uang Rupiah terdiri dari 6 denominasi, yaitu Rp 1, Rp 5, Rp 10, Rp 25, Rp
50, dan Rp 100.
4. Zaman Orde Baru Pada masa Orde Baru, pemerintah mengeluarkan uang dengan
denominasi yang lebih tinggi, yaitu Rp 500 dan Rp 1000. Pada tahun 1987,
pemerintah mengeluarkan uang kertas baru yang terbuat dari polimer.
5. Zaman Reformasi Setelah masa Orde Baru berakhir, pemerintah kembali
mengeluarkan uang kertas baru pada tahun 1999. Uang tersebut terdiri dari 5
denominasi, yaitu Rp 1000, Rp 5000, Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000. Pada
tahun 2016, pemerintah mengeluarkan uang kertas dan uang logam baru. Uang kertas
terdiri dari 6 denominasi, yaitu Rp 1000, Rp 2000, Rp 5000, Rp 10.000, Rp 20.000,
dan Rp 100.000. Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium Sedangkan uang
logam terdiri dari 5 denominasi, yaitu Rp 25, Rp 50, Rp 100, Rp 200, dan Rp 500.
6. Reformasi moneter tahun 1998 Setelah zaman reformasi, sejarah uang Indonesia terus
berkembang dengan adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan ekonomi. Pada
tahun 1998, Indonesia mengalami krisis moneter dan ekonomi yang besar. Untuk
mengatasi krisis ini, pemerintah melakukan reformasi moneter dengan mengeluarkan
undang-undang baru tentang Bank Indonesia, yang memberikan otonomi yang lebih
besar kepada bank sentral dalam mengatur kebijakan moneter.
7. Pengenalan uang kertas baru Pada tahun 1999, Bank Indonesia mengeluarkan
serangkaian uang kertas baru dengan nilai nominal yang lebih tinggi, termasuk uang
kertas senilai 100.000 rupiah. Uang kertas baru ini dirancang dengan teknologi
keamanan yang lebih baik untuk mengurangi penipuan dan pemalsuan. Selain itu,
menggunakan simbol-simbol yang khas, seperti bendera Indonesia, Garuda, dan
sebagainya.
8. Program Gerakan Nasional Non Tunai Pada tahun 2014, Bank Indonesia meluncurkan
Program Gerakan Nasional Non Tunai dengan tujuan mendorong penggunaan uang
elektronik dan kartu debit sebagai alat pembayaran yang lebih efisien dan aman.
9. Pengenalan uang kertas dan koin baru Pada tahun 2016, Bank Indonesia
mengeluarkan uang kertas dan koin baru dengan desain yang lebih modern dan
teknologi keamanan yang lebih canggih.
10. Penggunaan QR Code pada uang elektronik Pada tahun 2020, Bank Indonesia
mengeluarkan regulasi baru yang memperbolehkan penggunaan QR Code pada uang
elektronik, sehingga pengguna bisa melakukan transaksi dengan mudah menggunakan
smartphone. Semua peristiwa ini menunjukkan bahwa sejarah uang Indonesia terus
berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman, teknologi, dan kebijakan
moneter. Itulah sejarah perkembangan uang di Indonesia dari masa ke masa hingga
sekarang. Uang telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia dan terus
mengalami perkembangan dengan teknologi yang semakin maju dan kebutuhan
ekonomi yang semakin kompleks. Untuk mempelajari sejarah uang Indonesia lebih
lengkapnya, buku Erwin Kusuma yang berjudul Uang Indonesia Sejarah &
Perkembangannya bisa kamu jadikan referensi.

Artikel ini telah tayang di dengan judul "Sejarah Uang Indonesia Serta
Perkembangannya Hingga Sekarang",

2. REMISI UANG DI INDONESIA

a. Uang Indonesia kuno tahun 1945-1948 ( masa ORI )

Pada masa itu banyak yang mendesak Pemerintah untuk mencetak mata uang
sendiri. Hingga akhirnya pemerintah pun menerbitkan ORI atau Oeang Repoeblik
Indonesia. Namun saat itu keadaan negara yang masih kacau membuat peredaran ORI
agak tersendat. Meskipun begitu ORI tetap diedarkan karena terbukti mampu
meningkatkan solidaritas serta nasionalisme rakyat Indonesia.

Bentuk fisik ORI saat itu sangat sederhana. Kualitas yang tidak bagus dan
sistem pengaman berupa serat halus masih kurang. Dan dalam peredaraannya, ORI
terbagi atas beberapa penerbitan.

 ORI I (Tahun 1945)


 Resmi diedarkan pada tanggal 30 Oktober 1946.

 Pecahannya terdiri dari: 1 sen, 5 sen, 10 sen, ½ rupiah, Rp1,00, Rp5,00, Rp10,00,
Rp100,00.
 ORI II (Tahun 1947)
 Hanya memiliki empat pecahan mata uang, yaitu: Rp5,00, Rp10,00, Rp25,00, dan
Rp100,00.
 Pecahan Rp25,00 berbeda dengan tiga nominal lainnya.
 Untuk edisi ini, seluruh mata uang bertanggal Djokjakarta 1 Djanuari 1947.
 Ditandatangani Mr Sjafruddin Prawiranegara.
 ORI III (Tahun 1947)
 Terdiri dari tujuh jenis pecahan, yaitu dari ½ rupiah hingga Rp250,00.

 Di era ini ada pecahan langka yaitu seri 100 rupiah Maramis.
 Pecahan ini hanya bisa dikalahkan oleh pecahan 600 rupiah di seri ORI IV.
 ORI IV (Tahun 1948)
 Seri ini memiliki nominal pecahan-pecahan yang sangat ganjil, yaitu Rp0,00,
Rp75,00, Rp100,00 Hatta, Rp400,00,dan salah satu karya terbaik dan terlangka,
sekaligus harga termahal, nominal 600 rupiah (unissued).

b. Uang Indonesia lama pada masa Orde Baru

 Uang yang pertama diterbitkan: Seri “Sudirman”


 Terdiri dari pecahan: Rp1,00, Rp2½,00,Rp5,00, Rp10,00, Rp25,00, Rp50,00,
Rp100,00, Rp500,00, Rp1.000,00, Rp5.000,00, dan Rp10.000,00.
 Ditandatangaini oleh Gubernur Bank Indonesia Radius Prawiro dan Direktur BI
Soeksmono B Martokoesoemo.
 Emisi tahun: 1968
 Mulai diedarkan: 8 Januari 1968
Tanggal 23 Agustus 1971 mendevaluasi rupiah sebesar 10%, nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS Rp415,00 (sebelumnya Rp378,00).

 Tahun 1975 keluar uang kertas baru lagi dengan nominal:


 Rp1.000,00 bergambar Pangeran Diponegoro

 Rp5.000,00 dengan gambar Nelayan

 Rp10.000,00 bergambar Relief Candi Borobudur (Masing-masing ditandatangai


oleh Gubernur BI Rachmat Saleh dan Direktur BI Soeksmono B Martokoesoemo)
 Tahun 1992 terbit lagi uang kertas baru dengan nominal:
 Rp100,00 dengan gambar Perahu Phinisi

 Rp500,00 dengan gambar Orang Utan


 Rp1.000,00 dengan gambar Danau Toba
 Rp5.000,00 dengan gambar Alat Musik Sasando
 Rp10.000,00 dengan gambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX
 Rp20.000 dengan gambar Cendrawasih merah
 Tahun 1993 BI kembali mengeluarkan uang baru lagi dengan nominal:
 Rp50.000,00 dengan gambar Presiden Soeharto
 Pada tahun 1993 dikeluarkan lagi pecahan
 Rp50.000,00 dengan gambar Presiden Soeharto
 Dikeluarkan juga penerbitan khusus dengan pecahan dan gambar yang sama tetapi
terbuat dari bahan palstik polymer dengan pengaman berupa “holografis”
Soeharto, bukan tanda air/watermark, seperti yang biasa digunakan.

Anda mungkin juga menyukai