ORIDA (Oeang Republik Indonesia Daerah) mulai dikeluarkan dan diedarkan sesuai dengan
kebijakan daerah masing-masing. Dalam kondisi perang, jumlah uang beredar di wilayah Republik
Indonesia sulit dihitung dengan tepat. Kesulitan melakukan pemisahan data juga terjadi dalam
memperkirakan indikator-indikator perekonomian lainnya, seperti neraca perdagangan, posisi
cadangan devisa dan keuangan negara. Pada periode 1951-1952, Pemerintah mengambil kebijakan
Gunting Sjafruddin yang bertujuan untuk menyedot uang beredar yang terlalu banyak serta
menghasilkan pinjaman sekitar Rp1,5 milyar dari penerbitan Obligasi Republik Indonesia 1950
karena Indonesia belum mampu mencari sumber pembiayaan dari pasar. Dalam jangka waktu yang
telah ditentukan, bagian kiri uang dapat ditukar dengan uang baru yang diterbitkan De Javasche
Bank dengan pecahan f2,50, f1 dan f0,50. Pengguntingan uang tersebut dilakukan karena cara
yang lazim dilakukan, yaitu dengan penyetoran ke dalam rekening yang dibekukan tidak mungkin
dijalankan di Indonesia. Pada saat itulah De Javasche Bank dinasionalisasi menjadi Bank
Indonesia (BI).
Tanggal 1 Juli 1953 diperingati sebagai hari lahir Bank Indonesia dimana Bank Indonesia
menggantikan De Javasche Bank dan bertindak sebagai bank sentral. Pencetakan ORI dikerjakan
setiap hari dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam dari Januari 1946. Setelah Bank Indonesia
berdiri pada tahun 1953, terdapat dua macam uang rupiah yang berlaku sebagai alat pembayaran
yang sah di wilayah Republik Indonesia, yaitu uang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia (Kementerian Keuangan) dan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Pemerintah RI
menerbitkan uang kertas dan logam pecahan di bawah Rp5, sedangkan Bank Indonesia
menerbitkan uang kertas dalam pecahan Rp5 ke atas. Hak tunggal Bank Indonesia untuk
mengeluarkan uang kertas dan uang logam sesuai Undang-Undang Bank Indonesia Nomor 13 Tahun
1968 didasarkan pertimbangan antara uang kertas yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan
Pemerintah secara ekonomi dipandang tidak ada perbedaan fungsional. Sehingga untuk
keseragaman dan efisiensi pengeluaran uang cukup dilakukan oleh satu instansi saja yaitu Bank
Indonesia.
1. De Javasche Bank
2. De Japansche Regeering