Anda di halaman 1dari 4

OKI NAKAL(?

)
fanfic by LemonKuning; adaptasi dari komik Oki Nakal karya Hernila

Oki melihat tongkat ajaib Nirmala yang tergeletak begitu saja di


meja.
Wah, tongkat ajaib Nirmala!, dan sontak Oki mendapatkan ide
iseng, Pinjam bentar ah!.
Dengan mantap Oki mengayunkan tongkat Nirmala ke arah
dirinya, simsalabim. Dengan sekali ayun, Oki yang kurus mungil
bertransformasi menjadi pria elf yang tinggi dan berotot. Namun
tentu saja karena Oki ceroboh, transformasinya tidak sempurna.
OKI! Kamu pakai tongkatku lagi!? tiba-tiba Nirmala muncul dan
mengagetkan Oki.
DEG!

Oki yang merasa ketahuan langsung menyembunyikan tongkat


Nirmala di balik badannya, lalu melirik Nirmala yang sepertinya
sedang marah karena mukanya memerah. Tapi kemudian Oki
menyadari sesuatu: Ia lebih tinggi dan besar dari Nirmala. Tidak
ada alasan untuk takut pada Nirmala sekarang, pikir Oki senang.
Ia pun menyudutkan Nirmala di pojok ruangan.
Ba-balikin tongkatku dong! pinta Nirmala yang tersudut.
Hmm... tongkat yang mana? jawab Oki,
polos.
DEG!
Nirmala memperhatikan Oki dengan seksama. Ah, Oki memang
ceroboh! Umpat Nirmala dalam hati sembari menelisik tubuh
berotot di balik baju hijau yang tercabik. Ya, Oki memang menyihir
dirinya sendiri agar bertubuh dewasa, entah apa maksudnya, tapi

dia LUPA menyihir pakaiannya agar sesuai dengan ukurannya


sekarang. Alhasil kini mata Nirmala tak bisa lepas dari tubuh indah
Oki yang hanya terbalut carikan baju dan celana yang ketat.
Dan apa tadi? Tongkat yang mana?
Muka Nirmala semakin memerah seperti buah tomat.
Tiba-tiba Nirmala mendorong dirinya dalam pelukan Oki, meraba
lekuk-lekuk magis dengan jari mungilnya sembari menggesekan
buah dadanya yang kenyal pada otot roti sobek itu. Seketika itu
pun Oki membatu. Pikirannya bingung memikirkan reaksi apa
yang harus diberikan, namun tubuh dewasanya bereaksi dengan
lebih sederhana.
Tongkat Oki terbangun.
Oki belum pernah mengalami ini sebelumnya, pun tidak
menyadari bahwa pertanyaan polosnya mengandung makna lain.
Namun naluri membuat tangannya bergerak mengayunkan
tongkat Nirmala, simsalabim, dan kini mereka berada di atas
ranjang, tanpa sehelai pakaian di tubuh mereka.
Nirmala menimpa tubuh Oki dan mencium bibirnya dengan
lembut. Bibir dan lidah mereka berpagutan mesra, sementara
selangkangan Nirmala menggesek pelan tongkat Oki yang terasa
semakin keras. Tiba-tiba Oki meremas bokong Nirmala dan
menghentikan pergerakannya.
Nirmala, di situ jadi lengket dan panas. Rasanya aneh... dan gatal.
keluh Oki.
Nirmala menggigit bibir bawahnya tanda bingung. Tidak pernah
Oki melihat Nirmala seperti itu seumur hidupnya, karena Nirmala
selalu menjadi orang yang paling tahu apa yang harus dilakukan
saat terjadi masalah. Tapi apakah ini adalah masalah?
Bagi Nirmala, meski Oki sedang tidak bertanya, ia sedang
membutuhkan jawaban.
Diraihnya tongkat sihir yang tergeletak di ujung ranjang,
simsalabim, hanya Nirmala yang tahu apa yang disihirnya.

Kemudian tongkat itu dibiarkan jatuh dari ranjang saat Nirmala


mulai memasukkan ujung tongkat Oki ke liang sanggamanya nya
yang basah.
Sreeet... blesh!
OUHHH!!! Nirmala melenguh keenakan saat tongkat Oki amblas
dalam liang sanggamanya. Nirmala kemudian menggenjotnya
perlahan. Oki memalingkan wajahnya yang memerah, malu,
karena ia mulai menyadari bahwa mereka sedang bersenggama
dan ia menikmatinya. Namun saat Nirmala mengecup pipi Oki
lembut, ia kembali menatap Nirmala yang tersenyum kepadanya.
Berikutnya mereka tak perlu lagi berkata. Hanya ada desahan dan
lenguhan nikmat di tiap cumbuan dan genjotan. Buah dada
Nirmala yang terguncang-guncang itu segera disambut dengan
remasan tangan Oki yang mulai menyerah pada birahi. Dipilinnya
puting merah muda Nirmala hingga ia mendesis keenakan,
kemudian tangannya menepuk lembut bokong Nirmala beberapa
kali sebelum meremasnya seperti memeras air jeruk.
Namun Oki masih masih ingin lebih. Tiba-tiba ia membalik
posisinya saat tongkatnya masih berada di dalam liang Nirmala,
kemudian menarik Nirmala ke ujung ranjang, melebarkan
kakinya, tak lupa mencium betis dan pahanya, lalu menggenjot
liang Nirmala dengan tempo lebih cepat dan lebih brutal. Slep!
Slep! Slep! Slep! Oki merasakan kenikmatan itu semakin besar,
terlebih Nirmala terlihat sangat menikmati genjotan tongkatnya
sampai

meracau

keenakan.

Oki!

Enaak!

Teruuus!

Peluh

membanjiri tubuh mereka berdua yang sibuk bercinta. Hingga di


satu titik, Nirmala sampai pada puncaknya.
AAAHHH!!! liang senggamanya berdenyut seiring dengan
membanjirnya lendir kenikmatan. Oki yang merasakan pijatan
dan rasa hangat pada tongkatnya mencoba untuk tetap
menggenjotnya, tentu karena ia tidak paham apa yang terjadi,
namun akhirnya ia pun harus takluk dan menyemprotkan air
maninya di dalam tubuh Nirmala.

OUGHHH!
Oki kemudian memeluk dan mencium Nirmala. Senang, bahagia,
sayang, entah apa namanya ia tidak yakin, namun yang jelas saat
Nirmala tersenyum lebar kepadanya, Oki merasa damai. Selama
ini Nirmala selalu membantu Oki dengan tongkat ajaibnya. Ia tidak
tahu kalau tongkatnya juga mampu memberikan kebahagiaan
kepada Nirmala. Tongkatku akan selalu menjadi milikmu, Nirmala,
batin Oki. Tiba-tiba kakinya menyentuh tongkat ajaib Nirmala
yang tergeletak di lantai. Diambilnya tongkat itu oleh Oki,
kemudian ia tersenyum dan bertanya pada Nirmala.
Jadi... tongkat yang mana? kini Oki mengerti bahwa pertanyaan
ini adalah godaan untuk Nirmala.
UH! Oki nakal!

Anda mungkin juga menyukai