Anda di halaman 1dari 17

Gomezz Mezz

.: Kumpulan Corat-Coret Mengenai Ilmu Keperawatan, Tips - tips, Serba-serbi & Cerita
pengalaman :.

Beranda
Jumat, 14 September 2012

Laporan Pendahuluan Hemoptisis atau Batuk Darah


Created by: Arif-Mezz

BAB I
PENDAHULUAN
HEMOPTISIS

A. LATAR BELAKANG
Batuk darah atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan hemoptisis adalah
ekspetorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring atau perdarahan
yang keluar ke saluran napas di bawah laring. Batuk darah merupakan tanda atau gejala dari

penyakit dasar. Maka penyebabnya harus segera ditemukan dengan pemeriksaan yang
seksama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi batuk darah?
2. Mengapa seseorang yang batuk darah bisa sesak nafas?
3. Bagaimana proses terjadinya batuk darah?
4. Bagian tubuh mana yang terlibat? Meliputi anatomi, fisiologis dan patofisiologisnya
5. Apa hubungan riwayat merokok dan minum minuman beralkohol dengan batuk darah
dan sesak nafas?
6. Apa hubungan batuk darah dengan TBC?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang batuk darah?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menjelaskan definisi batuk darah.
2. Untuk menjelaskan penyebab batuk darah, tanda dan gejala serta patofisiologinya
dalam tubuh.
3. Untuk mengetahui tindak lanjut intervensi keperawatan pada klien yang batuk darah.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Memberikan penjelasan kepada khalayak umum supaya mengetahui bahayanya batuk
darah pada diri seseorang.
2. Menyampaikan pada pembaca tentang cara pengobatan dan asuhan keperawatan
Batuk Darah dengan baik dan benar.
3. Dengan makalah ini diharapkan para pembaca bisa lebih mengenal terhadap tanda dan
gejala yang berhubungan Batuk Darah.

BAB II
TINJAUAN TEORI
HEMOPTISIS
A. DEFINISI
Batuk darah atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan hemoptisis adalah
ekspetorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring atau perdarahan
yang keluar ke saluran napas di bawah laring. Batuk darah merupakan tanda atau gejala dari
penyakit dasar. Maka penyebabnya harus segera ditemukan dengan pemeriksaan yang
seksama. (Dzen, 2009)
Hemoptysis adalah darah yang keluar dari mulut dengan dibatukkan. Perawat

mengkaji apakah darah tersebut berasal dari paru-paru, perdarahan hidung atau perut.
Darah yang berasal dari paru biasanya berwarna merah terang karena darah dalam paru
distimulasi segera oleh refleks batuk. Penyakit yang menyebabkan hemoptysis antara lain :
Bronchitis Kronik, Bronchiectasis, TB Paru, Cystic fibrosis, Upper airway necrotizing
granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru dan abses. Hemoptisis masifa dalah batuk
darah antara >100 sampai >600 mL dalam waktu 24 jam.(Rahman, 2009)
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. anatomi dasar sistem pernafasan
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paruparu beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam
rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga
perut oleh diafragma.
Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat
menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem
pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat
dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.
Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut
sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada
dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara
bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka
dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga
menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga
di bagian belakang.
Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai
otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :
interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.
sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma
ke atas.
f. otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.
Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus
kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali
sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum
bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas
tidak kolaps atau kempis sehingga aliran udara yang mengalir dalam tubuh menjadi

lancar.
Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar
300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter.

2. Fisiologi sistem pernafasan


Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan
sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar tekanan
rongga dada turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu
terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih
kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu ventilasi,
difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1. Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
2. Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO
dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Luasnya permukaan paru-paru.
2. Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3. Pebedaan tekanan dan konsentrasi O. Hal ini dapat terjadi sebagaimana O dari
alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O dalam rongga

alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O dalam darah vena vulmonalis.
4. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
c. Transportasi
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O kapiler ke jaringan tubuh dan
CO jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2. kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

C. ETIOLOGI
Penting bedakan bahwa darah berasal dari saluran napas dan bukan dari traktus
gastrointestinal. Darah yang berasal dari gastrointestinal berwana hitam kemerahan dan
pH-nya asam, sebaliknya pada hemoptisis darah merah terang dan ph-nya alkali. Saluran
napas dan paru2 terutama diperdarahi oleh sistem arteri-vena pulmonalis dan sistem arteri
bronkialis yang berasal dari aorta. Dari kedua sistem ini perdarahan pada sistem arteri
bronchialis lebih sering terjadi.
Penyebab hemoptisis secara umum dapat dibagi menjadi empat, yaitu infeksi,
neoplasma, kelainan kardiovaskular dan hal lain-lain yang jarang kejadiannya. Infeksi adalah
penyebab tersering hemoptisis, tuberkulosis adalah infeksi yang menonjol. Pada
tuberkulosis, hemoptisis dapat disebabkan oleh kavitas aktif atau oleh proses inflamasi
tuberkulosis di jaringan paru. Apabila tuberkulosis berkembang menjadi fibrosis dan
perkijuan, dpat terjadi aneurisma arteri pulmonalis dan bronkiektasis yang akan
mengakibatkan hemoptisis pula.
Infeksi : TBC, bronkiektasis, pneumonia, abses paru, aspergillosis
Tumor : Karsinoma paru
Kardiovaskuler : mitral stenosis, ruptur aneurisma toraksik, malformasi Arteriovenous.
Darah yang berasal dari muntah darah adalah dari saluran pencernaan. Seperti
muntah pada umumnya, muntah darah (atau yang dikenal dengan istilah kedokteran
hematemesis) didahului oleh adanya aliran balik dari pergerakan saluran pencernaan dan
dapat diikuti oleh mual. Darah yang keluar dapat tercampur oleh sisa makanan lain. Warna
darah bisa merah segar atau kehitaman.
Sedangkan untuk batuk darah berbeda. Darah berasal dari saluran pernapasan. Warna
darah merah segar dan tampak bercampur dengan lendir dan tampak berbusa karena
adanya gelembung gelembung udara.
D. PATOFISIOLOGI
Hemoptysis disebabkan oleh satu atau lebih dari kerusakan berikut : kerusakan buluh

darah; hipertensi pulmonum hebat; dan masalah pembekuan darah. Kerusakan buluh darah
dapat disebabkan oleh peradangan, nekrosis, neoplasia atau trauma. Hipertensi pulmonum
umumnya disebabkan oleh tromboembolisme pulmonum, gangguan ventrikuler kiri.
Gangguan pembekuan darah diakibatkan oleh abnormalitas faktor pembeku atau platelet.
Hemoptysis menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah sedikit tetapi jika berlangsung
kronis dapat berkembang jadi anemia, aspiksasi dan hipovolemia.
Saluran pernapasan terdiri dari berbagai saluran dimulai dari rongga hidung sampai
saluran saluran kecil alveoli di paru paru. Pada setiap saluran ini terdapat pembuluh
darah. Umumnya penyebab terjadinya pendarahan sehingga terjadi batuk darah adalah
karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di bawahnya ikut
sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian dikeluarkan oleh adanya
reflex batuk.
Batuk darah yang masif alias banyak (>200 cc atau lebih dari satu gelas belimbing)
dapat mengganggu saluran pernafasan dan merupakan indikasi untuk segera ke rumah
sakit. Kondisi ini membahayakan karena gumpalan darah dapat menyumbat saluran
pernafasan, dan menimbulkan kematian.
E. PEMBAHASAN
1. Mengapa seseorang bisa batuk darah?
Saluran pernapasan terdiri dari berbagai saluran dimulai dari rongga hidung sampai
saluran saluran kecil alveoli di paru paru. Pada setiap saluran ini terdapat pembuluh
darah. Umumnya penyebab terjadinya pendarahan sehingga terjadi batuk darah adalah
karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di bawahnya
ikut sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian dikeluarkan oleh
adanya reflex batuk. (Azizah, 2009)
2. Mengapa seseorang yang batuk darah bisa sesak nafas?
Dikarenakan ketidakbersihan jalan nafas (ada darah disaluran pernafasan) yang
menyebabkan jalan nafas menjadi tidak bersih atau tersumbat sehingga seseorang bisa
menjadi sesak nafas. (Azizah, 2009)
3. Apa hubungan riwayat merokok dan minum minuman beralkohol dengan batuk darah
dan sesak nafas?
Apabila orang yang memiliki riwayat perokok, maka dari rokok itu bisa menyebabkan
sesak nafas karena saat orang yang merokok itu sudah lama maka akan menyebabkan
jaringan pembuluh darah itu menyempit dikarenakan ada flag-flag di pembuluh darah,
ketika menyempit oksigen yang mengalir akan berkurang sedangkan kebutuhan
oksigen didalam tubuh tidak cukup sehingga menyebabkan kerja jantung menjadi berat
sehingga timbulah sesak nafas.
Apabila seseorang mempunyai riwayat minum alkohol kemungkinan besar bisa
berbahaya karena alkohol ini adalah racun sehingga menyebabkan rusaknya sel-sel
didalam tubuh dan juga bisa menyebabkan luka ditubuh bagian dalam. (Azizah, 2009)
4. Hubungan batuk darah dengan penyakit TBC.
a. Apakah semua batuk darah disebabkan karena penyakit TBC?

Belum tentu.
b. Apakah TBC menyebabkan batuk darah?
Batuk darah bisa merupakan salahsatu dari sekian gejala dari TBC, tapi biasanya itu
merupakan gejala lanjut.
c. Apa bedanya batuk darah yang disebabkan karena TBC dengan batuk darah karena
penyakit lain?
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa batuk darah dapat disebabkan oleh berbagai
macam penyakit. Bisa oleh karena infeksi kuman Tuberculosis (dikenal oleh penyakit
paru/ TBC, atau bisa juga karena kelainan jantung, atau karena infeksi lainnya juga
bisa. Batuk darah karena penyakit TBC biasanya disertai oleh keluhan lain, seperti
nafsu makan berkurang, demam yang tidak terlalu tinggi, badan terasa lebih
berkeringat (terutama saat tidur malam hari), dan penurunan berat badan.(Azizah,
2009)
F. PENATALAKSANAAN
1. Penanganan Pertama
Penanganan pertama batuk darah adalah penghentian perdarahan serta pencegahan
batuk. Jaga kebersihan udara di sekitar penderita, termasuk tempat tidur, dan rumah.
Berikan ventilasi dan sinar matahari agar penderita dapat bernafas dengan segar,
sehingga diharapkan tidak batuk lagi. Selain itu, pemberian terapi obat-obatan biasanya
pertama kali juga ditujukan untuk mencegah batuk dan menghentikan perdarahan.
2. Penanganan Gawat Darurat
Saat mengalami batuk darah, sebaiknya Anda segera mencari pertolongan kesehatan
untuk mencari penyebab batuk darah dan mengatasinya. Namun, Anda tidak perlu
panik, karena tidak semua batuk darah menandakan keadaan mengancam jiwa. Hal ini
dilihat dari berapa jumlah darah yang dibatukkan. Dikatakan batuk darah hebat apabila
jumlah darah yang dibatukkan melebihi 300ml (kira kira setengah botol air mineral
ukuran sedang) dalam 24 jam. Semakin banyak jumlah darah yang dibatukkan apalagi
dalam waktu yang singkat, maka keadaan semakin berbahaya.
Ada beberapa keadaan pengecualian, misalnya terdapat sumbatan saluran napas
sehingga darah tidak dapat dibatukkan. Keadaan ini lebih berbahaya, karena darah tidak
dapat dikeluarkan dan memperparah sumbatan saluran pernapasan. Selain itu, orang yang
bersangkutan tidak menyadari adanya pendarahan saluran napas karena darah tidak keluar.
Tanda tanda lain yang dapat membantu menentukan apakah keadaan pasien dengan
batuk darah dalam keadaan gawat antara lain :
a. Kepala terasa ringan seperti melayang
b. Haus
c. Pasien bernapas dengan cepat (lebih dari 24 kali per menit)
Dengan demikian, tidak semua batuk darah digambarkan tingkat kegawatannya melalui
jumlah darah yang dibatukkan, maka apabila Anda mengalami batuk darah, sebaiknya
segera mencari pertolongan.

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat kesehatan dahulu
Perawat menanyakan tentang riwayat penyakit pernafasan klien. Secara umum perawat
menanyakan tentang :
Riwayat merokok : merokok sigaret merupakan penyebab penting kanker paru-paru,
emfisema dan bronchitis kronik. Semua keadaan itu sangat jarang menimpa non
perokok.
Anamnesis harus mencakup hal-hal :
Usia mulainya merokok secara rutin.
Rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari
Usia melepas kebiasaan merokok.
Pengobatan saat ini dan masa lalu
Alergi
Tempat tinggal
2. Riwayat kesehatan keluarga
Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien penyakit paru-paru sekurangkurangnya ada tiga, yaitu:
a. Penyakit infeksi tertentu: khususnya tuberkulosa, ditularkan melalui satu orang ke
orang lainnya; jadi dengan menanyakan riwayat kontak dengan orang
terinfeksidapat diketahuisumberpenularannya.
b. Kelainan alergis, seperti asthma bronchial, menunjukkan suatu predisposisi
keturunan tertentu; selain itu serangan asthma mungkin dicetuskan oleh konflik
keluarga atau kenalandekat.
c. Pasien bronchitis kronik, mungkin bermukim di daerah yang polusi udaranya tinggi.
Tapi polusi udara tidak menimbulkan bronchitis kronik, hanya memperburuk
penyakit tersebut.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
v Pemeriksaan dada dimulai dari thorax posterior, klien pada posisi duduk.
v Dada diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang lainnya.
v Tindakan dilakukan dari atas (apex) sampai ke bawah.
v Inspeksi thorax poterior terhadap warna kulit dan kondisinya, skar, lesi, massa,
gangguan tulang belakang seperti : kyphosis, scoliosis dan lordosis.
v Catat jumlah, irama, kedalaman pernafasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.
v Observasi type pernafasan, seperti : pernafasan hidung atau pernafasan diafragma,
dan penggunaan otot bantu pernafasan.
v Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi (I) dan fase ekspirasi
(E). ratio pada fase ini normalnya 1 : 2. Fase ekspirasi yang memanjang
menunjukkan adanya obstruksi pada jalan nafas dan sering ditemukan pada
klien Chronic Airflow Limitation (CAL)/COP.
v Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (AP) dengan
diameter lateral/tranversal (T). ratio ini normalnya berkisar 1 : 2 sampai 5 : 7,

tergantung dari cairantubuh klien.


v Kelainan pada bentuk dada
a) BarrelChest
Timbul akibat terjadinya overinflation paru. Terjadi peningkatan diameter AP : T
(1:1), sering terjadi pada klien emfisema.
b) Funnel Chest (Pectus Excavatum)
Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah dari sternum. Hal ini akan menekan
jantung dan pembuluh darah besar, yang mengakibatkan murmur. Kondisi ini
dapat timbul pada ricketsia, marfanssyndromeatauakibat kecelakaankerja.
c) Pigeon Chest (Pectus Carinatum)
Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum, dimana terjadi peningkatan
diameter AP, timbulpada kliendengankyphoscoliosisberat.
v Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan atau tidak
adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru atau pleura.
v Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat
mengindikasikan obstruksi jalan nafas.
b. Palpasi
Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi
abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus
(vibrasi).
Palpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti : massa,
lesi, bengkak. Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh nyeri.
Vocal premitus : getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara.
Perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada
disekitarnya danpengembangan(ekskursi) diafragma.
Jenissuaraperkusi:
Suara
perkusi normal: Resonan (Sonor): bergaung, nada rendah. Dihasilkan
padajaringanparu normal. Dihasilkan di atas bagian jantung atau paru.
Suara Perkusi Abnormal: Hiperresonan Flatness: bergaung lebih rendah dibandingkan
dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang abnormal berisi udara.
Auskultasi
Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara nafas
normal,suaratambahan (abnormal),dansuara.
Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke
alveoli, dengan sifat bersih.
Suaranafasnormal:
v Bronchial : sering juga disebut dengan Tubular sound karena suara ini dihasilkan
oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring,
dengan hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada
inspirasi, dan tidak ada henti diantara kedua fase tersebut. Normal terdengar di
atas trachea atau daerah suprasternalnotch.

v Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular.


Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi
tertutup oleh dinding dada.
v Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang
dariekspirasi,ekspirasi terdengarsepertitiupan.
Suaranafastambahan
v Wheezing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter suara nyaring,
musikal, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara melalui jalan
nafas yang menyempit.
v Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar
perlahan, nyaring, suara mengorok terus-menerus, berhubungan dengan sekresi
kental danpeningkatanproduksisputum.
v Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara : kasar,
berciut, suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering kali
klien juga mengalami nyeri saat bernafas dalam.
v Crackles Fine crackles : setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter
suara meletup, terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembab di
alveoli atau bronchiolus. Suara seperti rambut yang digesekkan.
v Coarse crackles : lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara
gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang
besar. Mungkin akan berubah ketika klien batuk.
4. Pengkajian Psikososial
Kaji tentang aspek kebiasaan hidup klien yang secara signifikan berpengaruh
terhadap fungsi respirasi. Beberapa kondisi respiratory timbul akibat stress. Penyakit
pernafasan kronik dapat menyebabkan perubahan dalam peran keluarga dan hubungan
dengan orang lain, isolasi sosial, masalah keuangan, pekerjaan atau ketidakmampuan.
Dengan mendiskusikan mekanisme koping, perawat dapat mengkaji reaksi klien
terhadap masalah stres psikososial dan mencari jalan keluarnya.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN APLIKASI NOC DAN NIC
1. Ketidakbersihan jalan nafas berhubungan dengan lingkingan (merokok) obstruksi jalan
nafas (materi asing dalam jalan nafas). (Nanda, 2009)
v NOC (tujuan keperawatan)
Respiratory Status : Ventilation
Respiratory Status : Airway Patency
a. Klien bisa mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis, dan dypsneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed lips)
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa dadanya tertekan,irama

nafas,frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
c. Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas.

v NIC (rencana tindakan)


Airway Management
a. Buka jalan nafas,gunakan tekhnik chinlift atau jaw thrust bila perlu
b. Posisikan pasien untuk memaksimalakan ventilasi
c. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
d. Lakukan fisioterapi dada bila perlu
e. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
f. Auskultasi suara nafas,catat adanya suara tambahan
g. Berikan bronkodilator bila perlu
h. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari
i. Monitor respirasi dan identifikasi pemberian O2
j. Kolaboras pemberian oksigen dan obat obatan sesuai dengan indikasi
Airway Suction
a. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
b. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
c. Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan
d. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
e. Gunakan alat yang steril setiap melakukan melakukan tindakan
f. Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam setelah catheter dikeluarkan dari
nasotrakeal
g. Monitor status oksigen pasien
h. Ajarkan keluarga klien bagaimana cara melakukan suction
i. Hentikan suction dan berikan oksigen apabila oksigen apabila pasien menunjukkan
bradikardi,peningkatan saturasi O2, dll.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan


oksigen dalam tubuh. (Nanda, 2009)
v NOC (tujuan keperawatan)
Energy conservation
Dapat melakukan aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR.
Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri (mandi, berpakaian, toileting,
berjalan, makan dll)
v NIC (rencana keperawatan)
Energy Management :
a. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
b. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
c. Monitor tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
d. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebih
e. Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat
Activity Therapy:
a. Menentukan penyebab intoleransi aktivitas.
b. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medic dalam merencanakan program terapi
yang tepat
c. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
d. Pantau respon kardiopulmonal sebelum dan sesudah beraktivitas.
e. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang di inginkan
f. Ajarkan kepada klien bagaimana bagaimana menggunakan teknik pernafasan ketika
beraktivitas.
g. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas (kursi roda,krek)
h. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di wakatu luang
i. Monitor respon fisik,emosi social,dan spiritual
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (Nanda, 2009)
v NOC (tujuan keperawatan)
Knowledge deseases proses
a. Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan.
b. Klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.
c. Klien dan keluarga memapu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesahatan lainnya.

v NIC (rencana keperawatan)


Teaching : disease Process
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang
spesifik
b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
c. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang
tepat
d. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
e. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
f. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
g. Hindari jaminan yang kosong
h. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara
yang tepat
i. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
j. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
k. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan
cara yang tepat atau diindikasikan
l. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
m. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat
n. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

BAB III
PENUTUP
HEMOPTISIS
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan antara lain:
1. Mengapa seseorang bisa batuk darah?
Saluran pernapasan terdiri dari berbagai saluran dimulai dari rongga hidung sampai
saluran saluran kecil alveoli di paru paru. Pada setiap saluran ini terdapat pembuluh
darah. Umumnya penyebab terjadinya pendarahan sehingga terjadi batuk darah adalah

karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di bawahnya ikut
sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian dikeluarkan oleh
adanya reflex batuk. (Azizah, 2009)
2. Mengapa seseorang yang batuk darah bisa sesak nafas?
Dikarenakan ketidakbersihan jalan nafas (ada darah disaluran pernafasan) yang
menyebabkan jalan nafas menjadi tidak bersih atau tersumbat sehingga seseorang bisa
menjadi sesak nafas. (Azizah, 2009)
3. Apa hubungan riwayat merokok dan minum minuman beralkohol dengan batuk darah
dan sesak nafas?
Apabila orang yang memiliki riwayat perokok, maka dari rokok itu bisa menyebabkan
sesak nafas karena saat orang yang merokok itu sudah lama maka akan menyebabkan
jaringan pembuluh darah itu menyempit dikarenakan ada flag-flag di pembuluh darah,
ketika menyempit oksigen yang mengalir akan berkurang sedangkan kebutuhan
oksigen didalam tubuh tidak cukup sehingga menyebabkan kerja jantung menjadi berat
sehingga timbulah sesak nafas.
Apabila seseorang mempunyai riwayat minum alkohol kemungkinan besar bisa
berbahaya karena alkohol ini adalah racun sehingga menyebabkan rusaknya sel-sel
didalam tubuh dan juga bisa menyebabkan luka ditubuh bagian dalam. (Azizah, 2009)
4. Hubungan batuk darah dengan penyakit TBC.
a. Apakah semua batuk darah disebabkan karena penyakit TBC?
Belum tentu.
b. Apakah TBC menyebabkan batuk darah?
Batuk darah bisa merupakan salahsatu dari sekian gejala dari TBC, tapi biasanya itu
merupakan gejala lanjut.
c. Apa bedanya batuk darah yang disebabkan karena TBC dengan batuk darah karena
penyakit lain?
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa batuk darah dapat disebabkan oleh berbagai
macam penyakit. Bisa oleh karena infeksi kuman Tuberculosis (dikenal oleh penyakit
paru/ TBC, atau bisa juga karena kelainan jantung, atau karena infeksi lainnya juga
bisa. Batuk darah karena penyakit TBC biasanya disertai oleh keluhan lain, seperti
nafsu makan berkurang, demam yang tidak terlalu tinggi, badan terasa lebih
berkeringat (terutama saat tidur malam hari), dan penurunan berat badan.(Azizah,
2009)
5. Diagnosa keperawatan yang muncul apa-apa saja? Apa-apa saja NOC dan NIC
labelnya?
Ketidakbersihan jalan nafas berhubungan dengan lingkingan (merokok) obstruksi jalan
nafas (materi asing dalam jalan nafas). (Nanda, 2009)
NOC :Respiratory Status : Ventilation
Respiratory Status : Airway Patency
NIC :Airway Management

Airway Suction
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen dalam tubuh. (Nanda, 2009)
NOC :Energy conservation
NIC :Energy Management
Activity Therapy
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (nanda, 2009)
NOC :Knowledge: Disease Process
Knowledge: Health Behavior
NIC :Teaching: Disease Process

B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Persiapan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada
klien Hemoptisis.
Hendaklah jangan segan untuk bertanya kepada dosen instruktur atau membaca buku
tentang hal-hal yang belum jelas tentang penyakit Hemoptisis.
Selalu semangat ketika berdiskusi dan selalu bekerjasama ketika dalam belajar kelompok.
Bagi mahasiswa di harapkan bisa melaksaikanakan tindakan asuhan keperawatan sesuai
dengan prosedur yang ada.
2. Bagi kampus/Dosen pembimbing
Mohon bimbingannya supaya kami lebih memahami tentang konsep penyakit Hemoptisis.
Kami harapkan tidak bosan untuk memperhatikan dan mendengarkan konsultasi dari
mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Puskesmas simpang empat, mengapa aku batuk darah?, tersedia di
www.google.co.id,.http://puskesmassimpangempat.wordpress.com/2009/06/18/kena
pa-aku-batuk-darah. (diakses 10 Maret 2012)
Corwin Elizabeth J. Buku saku pathofisiologi. Edisis 3, alih bahasa Nike Budi Subekti, Egi
Komara Yuda, Jakarta: EGC, 2009.
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Panyakit, Edisi 3, Jakarta: EGC, 1997.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC, 2009.
Rahman,
laporan
pendahuluan
hemoptisis,
tersedia
di
www.google.co.id,
http://rahmaniestblog.blogspot.com/2011/10/laporan-pendahuluan-penyakithemoptisis.html. (diakses 10 Maret 2012)
Robiansyah,
anatomi
system
pernafasan,
tersedia
di
www.google.co.id,
http://athearobiansyah.blogspot.com/2007/09/anatomi-dasar-sistempernafasan.html. (diakses 10 Maret 2012)
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih, Jakarta : EGC, 2002.
Tarwoto & Wartonah.. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba
Medika : Jakarta, 2010

Trim's atas kunjungan anda dan semoga sedikit tulisan ini bermanfaat.....
TheLostaMasta Yogyakarta 06.29
Berbagi

1 komentar:
Julio Aryana 17 Agustus 2016 23.23
terima kasih sudah berbagi infonya
OBAT BATUK

OBAT BATUK
OBAT BATUK

OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
OBAT BATUK
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai:

Unknown (Google)
Keluar

Publikasikan

Beri tahu saya

Pratinjau

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Beranda

Lihat versi web


About Saya

TheLostaMasta
Tulis apa yang akan dikerjakan, dan kerjakan apa yang sudah ditulis. Selamat berselancar di
dunia maya...
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai