Ikan Bilih
Ikan Bilih
Ikan bilih merupakan komoditas tangkapan utama di Sungai Naborsahan Danau Toba
Sumatera Utara. Aktivitas penangkapan yang cukup tinggi dikhawatirkan
mempengaruhi pertumbuhan ikan bilih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji
pertumbuhan ikan bilih melalui analisis hubungan panjang bobot ikan bilih, pendugaan
parameter pertumbuhan (K, L) berdasarkan persamaan von Bertalanffy. Penelitian ini
dilakukan dari bulan April-September 2013. Pengambilan sampel dilakukan pada 6
stasiun, penentuan stasiun berdasarkan karakteristik sungai, dan habitat ikan.
Pengambilan sampel ikan menggunakan jaring kantong dan jala tebar. Hasil tangkapan
ikan bilih selama penelitian sebanyak 3.145 ekor yang terdiri dari 1.229 ikan betina dan
1.916 ekor ikan jantan. Pola pertumbuhan ikan bilih jantan dan betina bersifat
alometrik positif (P<0,05), ikan bilih jantan panjang asimtotik (L) 162,75 mm,
koefisien pertumbuhan (K) 0,98y-1sedangkan ikan bilih betina panjang asimtotik (L)
152,25 mm, koefisien pertumbuhan (K) 0,80y-1. Laju mortalitas alami ikan bilih jantan
(1,04) dan ikan bilih betina (0,93). Laju eksploitasi ikan bilih jantan (0,71) dan laju
eksploitasi ikan bilih betina 0,45. Nilai rata-rata laju eksploitasi, ikan bilih di Sungai
Naborsahan, Danau Toba telah melebihi nilai laju ekploitasi optimum 0,5.
Kata kunci: pertumbuhan,Mystacoleucus padangensis, sungai,danau
ABSTRACT
Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker 1852) is major fishing commodities in the
Naborsahan river, lake Toba, North Sumatera. The fishing activity will affect fish
growth. The aims of this study were to examinated growth of fish through regression
analysis total lengths with weights, estimation of growth parameters ( K , L ) is based
on the von Bertalanffy equation. The research was conducted from AprilSeptember
2013. Samples were taken at six stations, determinated based on the characteristics of
the river and fish habitat. Fish samplings were done using Jaring Kantong (net bag) and
fishnet. There were 3.145 fishescaptured tail consisting of 1.229 females and 1.916
males. The growth pattern of Barb (male and female) was positive allometric (b>3 and
p<0,05).The asymptotic length (L) of male fish was 162,75 mm, the coefficient
growth (k) was 0,98y-1while the asymptotic length (L) of female fish was 152,25 mm,
the coefficient growth (k) was 0,8 y-1. The natural mortality of male Barb (1,04)and
female (0,93). The exploitation rate value of Barb in Naborsahan river, Lake Toba was
exceeded the optimum exploitation rate value of 0,5.
Keywords: growth,Mystacoleucus padangensis, river, Lake
Pendahuluan
Sungai naborsahan secara administratif terletak di Kecamatan Ajibata Kabupaten
Toba Samosir, Sumatera Utara. Sungai ini merupakan salah satu dari beberapa sungai
yang menjadi inlet ke Danau Toba. Sungai ini mengalir sepanjang tahun dengan debit
sedang. Di bantaran sungai ini terdapat pemukiman penduduk dengan berbagai aktivitas
seperti aktivitas rumah tangga (MCK), penangkapan ikan dan pengolahan ikan.
Aktivitas penangkapan yang dilakukan oleh nelayan sekitar sungai adalah dengan
alat tangkap berupa jala tebar, bubu, jaring kantong dan pancing. Hasil tangkapan ikan
disungai ini seperti ikan nila, lele, gabus, mas, tor dan bilih. Hasil tangkapan nelayan
yang mendominasi di sungai ini adalah ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker).
Hal ini ditandai adanya aktivitas pengolahan ikan bilih yang dilakukan oleh nelayan di
sekitar sungai Naborsahan.
Adanya potensi sumberdaya ikan bilih dan aktivitas penangkapan ikan bilih yang
berlangsung di sungai naborsahan menjadi dasar perlunya kajian mengenaipertumbuhan
dan laju eksploitasi ikan bilih di Sungai Naborsahan. Pola pertumbuhan diduga dengan
melihat nilai b dari hubungan panjang bobot ikan bilih. Pendugaan pola pertumbuhan
ikan dengan cara ini banyak digunakan oleh peneliti diantaranya yaitu (Schneideret al.
2000); (Kalayci et al. 2007); (Soomro et al. 2007); (Yousuf & Khurshid2008); (Musta
& Sinovi 2010);(Jia & Chen 2011); (Subba & Adhikaree 2011);(Fahmi et al. 2013);
(Sedaghat et al. 2013),(Gogoi &Goswami 2014);(Faghani-Langroudi et al.
2014).Pendugaan parameter pertumbuhan menggunakan FISAT juga banyak digunakan
oleh peneliti antara lain yaitu (Aripin & Showers 2000); (Jaiswar et al. 2003); (Cunha et
al. 2007); (Bedairia & Djebar 2009); (Montchowui et al. 2009); (Hashemiet al. 2010);
(Chu et al. 2011); (Montchowui et al. 2011); (Gheshlaghi et al. 2012); (Mirza et al.
2012); (Yankova 2013); (Eydizadehet al. 2013). Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mengkaji pertumbuhan ikan bilih melalui analisis hubungan panjang bobot ikan bilih,
pendugaan parameter pertumbuhan berdasarkan persamaan von Bertalanffy, mortalitas
dan laju eksploitasi ikan bilih di Sungai Naborsahan Danau Toba Sumatera Utara.
mencari hubungan antara panjang dan bobot ikan bilih digunakan persamaan sebagai
berikut (Effendie 1979;Effendie, 1997):
W = aLb
Keterangan:
W = berat ikan (gram)
L = panjang ikan (mm)
a dan b =konstanta
:
:
:
:
Z K
(L L )
( Lc L' )
Keterangan:
K
L
L
Lc
L
:
:
:
:
:
Laju mortalitas alami (M) diduga dengan metode persamaan empiris Pauly
(1983) dengan rumus:
Log M = -0,0066 0,279 log L + 0,6543 log K + 0,4636 log T
Keterangan:
M
: Mortalitas alami/tahun
Nilai Z dan M digunakan untuk menduga laju kematian ikan bilih akibat
penangkapan (F) dengan menggunakan persamaan:
F=ZM
Berdasarkan nilai tersebut maka laju eksploitasi ikan bilih (E) dapat diduga
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
E=
F
Z
Keterangan:
Z = Total laju mortalitas
F = Laju mortalitas penangkapan
E = Laju eksploitasi
Hasil
Sampel ikan bilih yang diperoleh selama penelitian adalah 3.145 ekor yang terdiri
dari 1.916ekor ikan bilih jantan dan 1.229 ekor ikan bilih betina. Panjang total ikan bilih
yang diperoleh selama penelitian berkisar 35-168 mm dan bobot 1,12-47,55 g. Data
panjang dan bobot ikan bilih yang diperoleh dilakukan analisis regresi untuk
mengetahui hubungannya. Hasil analisis hubungan panjang (L) dan bobot (W) ikan
bilih (Mystacoleuces padangensis Bleeker) di Sungai Naborsahan, Danau Toba
Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan analisis nilai b dengan uji-t
diperoleh nilai b ikan bilih berbeda nyata dengan nilai 3.
Tabel 1. Parameter pertumbuhan (L, K dan t0) ikan bilih (Mystacoleucus padangensis
Bleeker) di sungai Naborsahan Danau Toba Sumatera Utara.
Parameter pertumbuhan
Jenis kelamin
L
t0
K
Jantan
162,75
0,98
-0,21
Betina
152,25
0,80
-0,11
Gabungan
175,35
0,69
-0,06
Berdasarkan hasil analisis mortalitas dapat ditentukan laju eksploitasi ikan bilih di
Sungai Naborsahan, Danau Toba Sumatera Utara untuk ikan bilih jantan diperoleh laju
eksploitasi sebesar 0,7, sedangkan untuk ikan bilih betina laju eksploitasi sebesar 0,45
dan laju eksploitasi ikan bilih gabungan ikan bilih jantan dan betina adalah 0,8.
mortalitas dan laju eksploitasi ikan bilih di Sungai Naborsahan, Danau Toba dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 3. Mortalitas total (Z), alami (M), penangkapan (F) danlaju eksploitasi ikan bilih
(Mystacoleucus padangensis Bleeker) di sungai Naborsahan, Danau Toba
Sumatera Utara
Jenis kelamin
Total Z
Alami (M)
Penangkapan (F)
Jantan
3,55
1,04
2,51
0,7
Betina
1,67
0,93
0,75
0,45
Gabungan
4.04
0,81
3,23
0,8
Pembahasan
Gambar 2 menunjukkan bahwa ikan bilih jantan dan betina di sungai Naborsahan,
Danau Toba Sumatera Utara memiliki nilai b < 3 nilai b (jantan: 2,941 dan betina:
2,946) dengan pola pertumbuhan alometrik negatif yaitu pertumbuhan panjang lebih
cepat dibandingkan dengan pertumbuhan bobot. Nilai b ikan bilih jantan tidak sama
dengan nilai b ikan bilih betina.Sedaghat et al. (2013) yang melakukan penelitian di
sungai Dalaki, Bushehr, bagian selatan Iran pada ikanCapoeta capoetaintermedia
(Osteichthyes: Cyprinidae) juga memperoleh nilai b yang tidak sama, ikan jantan
(b=3,79; R=0,93) dan betina (b=2,87; R=0,96). Gogoi &Goswami (2014) melaporkan
bahwa ikanAmblypharyngodon mola (Cyprinidae) dari kolam Assam Universitas
Pertanian, Jorhatmempunyai nilai b jantan (b=3,286; R=0,9454) dan betina (b=2,846;
R=0,9531).Ikan Cyprinion macrostomumyang diperoleh dari sungai Gamsaiab Iran
Barat mempunyai nilai b yang berbeda, pada ikan jantan nilai b=3,416 denganR=0,863
dan pada ikan betina nilai b=3,318 dengan R=0,912 (Faghani-Langroudiet al. 2014).
Hasil penelitian tersebut juga berbeda dengan hasil penelitian Barus (2011),
Kartamihardja dan Umar (2011) yang melakukan penelitian ikan bilih di Danau Toba,
namun pada penelitian mereka, tidak melakukan pemisahan antara ikan bilih jantan dan
betina.Barus (2011)menyatakan bahwa pola pertumbuhan ikan bilih di Danau Toba
adalah alometrik dengan nilai b < 3 yaitu 2,922. Kartamihardja dan Umar (2011)
menyatakan bahwa berdasarkan data tahun 2009 dan 2010 pola pertumbuhan ikan bilih
di Danau Toba adalah alometrik positif dengan nilai b > 3, yaitu 3,088 (2009) dan
3,1407 (2010).
Perbedaan nilai b tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor. Bagenal (1978)
menyatakan bahwa perbedaan nilai b dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, jenis
kelamin, tingkat kematangan gonad maupun tahap perkembangan ikan.Nilai-nilai b
pada ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti musim, habitat, kematangan gonad,
jenis kelamin, diet, perut kepenuhan, kesehatan, teknik pelestarian dan perbedaan
tahunan dalam kondisi lingkungan (Le Cren 1951). Kalayci et al. 2007 menyatakan
bahwa nilai b dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologis seperti temperatur, suplai
makanan, kondisi pemijahan, dan faktor lainnya seperti jenis kelamin, umur, waktu dan
daerah penangkapan ikan.Selain itu, kenaikan pertumbuhan, perbedaan usia dan tahap
kematangan serta kondisi lingkungan seperti suhu, salinitas dan musiman dapat
mempengaruhi nilai b untuk spesies yang sama (Hossain 2010).
Zakeyudin (2012) dan Sulistiyarto (2012) juga menyatakan bahwa nilai b pada
ikan Rasbora sangat bervariasi meskipun dari bentuk tubuh sangat mirip satu dengan
yang lainnya. Variasi nilai b diduga lebih ditentukan oleh kondisi lingkungan dan
tingkat kematangan gonad. Sulistiono et al. (2012) menyatakan bahwa hubungan
panjang bobot menunjukkan pertumbuhan yang bersifat relatif artinya dapat berubah
menurut waktu. Apabila terjadi perubahan lingkungan dan ketersediaan makanan di
perkirakan nilai b juga akan berubah.
Distribusi frekuensi ikan bilih berdasarkan jenis kelamin (kanan: jantan, kiri :
betina) dan waktu pengambilan sampel yang ditunjukkan pada Gambar 3.Hasil yang
ditunjukkan pada Gambar 3memperlihatkan perbedaan bentuk kurva distribusi frekuensi
panjang. Pergeseran frekuensi ukuran panjang ikan bilih jantan pada bulan Mei-Juni dan
Juli-Agustus (Gambar 3) menunjukkan bahwa adanya pertumbuhan ikan bilih
sedangkan pada ikan betina pertumbuhan tampak pada bulan Juni-Juli dan Juli Agustus
(Gambar 3).
Berdasarkan hasil analisis pertumbuhan ikan bilih dari formula pertumbuhan Von
Bertalanffy diperoleh nilai dugaan panjang asimtotik (L) ikan bilih jantan sebesar
162,75 mm dengan koefisien laju pertumbuhan (K) 0,98y-1. Sedangkan panjang
asimtotik (L) ikan bilih betina sebesar 152,25 mm dengan koefisien laju pertumbuhan
(K) 0,80y-1. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh persamaan Von Bertalanffy
untuk ikan bilih jantan adalah Lt =162,75[1e-0,98(t+0,21)] sedangkan untuk ikan bilih
betina Lt =152,25[1e-0,80(t+0,11)] dan gabungan ikan bilih jantan serta betina persamaan
Von Bertalanffy yang diperoleh adalah Lt =175,35[1e-0,69(t+0,06)]. Berdasarkan hal
tersebut diketahui bahwa ikan bilih jantan mempunyai panjang asimtotik dan nilai K
yang lebih besar daripada ikan bilih betina. Keratas et al. (2007) ikan mas (Cyprinus
carpio) dari Danau Almus Dam, Tokat-Turki mempunyai parameter pertumbuhan yang
berbeda antara ikan jantan dan betina, ikan jantan dengan nilaiL 41,61 cm; K= 0,198y1
10
berbeda di daerah yang berbeda tergantung pada kepadatan predator dan kompetitor,
yang kelimpahannya dipengaruhi oleh kegiatan penangkapan ikan (Sparre dan Venema
1998). Bahkan perubahan kecil dalam parameter pertumbuhan dapat mempengaruhi
perhitungan nilai mortalitas ikan (Tserpes dan Tsimenidis 2001).
Laju eksploitasi ikan bilih jantan lebih besar daripada ikan bilih betina. Hal
tersebut menunjukan bahwa ikan bilih jantan dan ikan bilih gabungan terindikasi
terjadinya tekanan penangkapan yang tinggi atau telah terjadi kondisi tangkap lebih
(overfishing). Hal ini dikarenakan laju eksploitasi yang melebihi eksploitasi optimum
(0,5), sedangkan laju eksploitasi ikan bilih betina masih berada di bawah kondisi
eksploitasi optimum. Nilai laju eksploitasi ikan bilih jantan dan gabungan di Sungai
Naborsahan tersebut melebihi nilai laju eksploitasi optimum 0,5.
Mortalitas penangkapan nilainya lebih besar jika dibandingkan dengan fraksi
mortalitas alami. Laju eksploitasi ikan bilih 0,8 dengan kata lain 80 % kematian ikan
bilih disebabkan oleh penangkapan. Laju eksploitasi ikan bilih yang besar disebabkan
oleh intensifnya penangkapan ikan bilih yang berlangsung setiap hari dan sepanjang
tahun dengan alat tangkap yang beragam. Nilai laju eksploitasi ikan bilih jantan yang
lebih besar daripada laju eksploitasi ikan bilih betina juga terbukti dengan hasil
tangkapan ikan bilih selama penelitian yang menunjukkan bahwa ikan jantan (N=1.916)
yang diperoleh jumlahnya lebih banyak dari pada betina (N=1.229). Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 2.
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pola pertumbuhan ikan
bilih jantan dan betina bersifat alometrik positif (P<0,05) dengan persamaanmodel
pertumbuhan Von Bertalanffy berbasis pada data panjang total padaikan bilih jantan
adalah Lt =162,75[1e0,98(t+0,21)]dan untuk ikan bilih betina Lt =152,25[1e-0,80(t+0,11)]. Nilai
rata-rata laju eksploitasi ikan bilih di Sungai Naborsahan, Danau Toba telah melebihi
nilai laju ekploitasi optimum (0,5).
Daftar pustaka
Aripin IE dan Showers PAT. 2000. Population parameters of small pelagic fishes caught
off Tawi-Tawi, Philippines.Naga, The ICLARM Quarterly. 23 (4): 21-26.
11
Bedairia Adan Djebar AB. 2009. A preliminary analysis of the state of exploitation of
the sardine, Sardina pilchardus (Walbaum, 1792), in the gulf of Annaba, East
Algerian. Animal Biodiversity and Conservation. 32.2: 89-99.
Bagenal T. 1978. Methods for assessment of fish production in freshwater. Third edition.
Blackwell Scientific Publications. Oxford. 365 p.
BarusSRD.2011. Aspek ekobiologi ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) di
perairan Danau Toba. Sumatera Utara. Tesis. Universistas Sumatera Utara.
Medan.
Chu Wu-Shan, Hou Yi-You, Ueng Yih-Tsong, Wang Jiang-Ping, Chen Hung-Cheng.
2011. Estimates of age, growth and mortality of spotted catfish, Arius maculatus
(Thunberg, 1792), off the Coast of Yunlin, Southwestern Taiwan. African
Journal of Biotechnology. 10 (66): 15416-15421.
Cunha NL, Catella AC, Kinas MA. 2007. Growth parameters estimates for a small fish
of the Pantanal, Brazil: Moenkhausia dichroura (Characiformes; Characidae).
Braz. J. Biol. 67 (2): 293-297.
Eydizadeh A, Eskandary G, MohammadiG, Hashemi SAR. 2013. Population
Dynamicsand Assessmentof Carasobarbusluteus(Heckel, 1843) Inhooral-Azim
Wetland (Khuzestanprovinces, Iran). World Journal of Fish and Marine
Sciences. 5 (4): 430-436.
Effendie MI. 1979. Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112p.
Effendie MI. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 163p
Faghani-Langroudi H, Esmailpour-Chokami H,Mir-Masoud Eslamkhah-Taghizad,
Rohani-Rad M,Mousavi-Sabet H. 2014. Length-weight and length-length
relationships of Cyprinion macrostomum from the Tigris River Drainage.
Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation International Journal of
the Bioflux Society. 7 (4): 235-240.
Fahmi Z, Nurdawati S, Supriyadi F. 2013. Growth and exploitation status
(Channastriata Bloch, 1793) in Lubuk Lampam Floodplains, South Sumatera.
Indonesian Fisheries Research Journal. 19 (1): 1-7.
Gheshlaghi P, Vahabnezhad A, Motlagh SAT. 2012. Growth parameters, mortality rates,
yield per recruit, biomass, and MSY of Rutilus frisii kutum, using length
frequency analysis in the Southern parts of the Caspian Sea. Iranian Journal of
Fisheries Sciences. 11 (1): 48-62.
Gogoi R dan Goswami UC. 2014. Length-Weight relationship and sex ratio of fresh
water fish Amblypharyngodon mola (HAM-BUCH) from Assam. International
Journal of Fisheries and Aquatic Studies. 1(4): 68-71.
12
Jia Yin-Tao dan Chen Yi-Feng. 2011. Age Structure and Growth Characteristics of the
Endemic FishOxygymnocypris stewartii (Cypriniformes: Cyprinidae:
Schizothoracinae) in the Yarlung Tsangpo River, Tibet. Zoological Studies.
50(1): 69-75.
Jaiswar AK, Chakraborty SK, Prasad RR, Palaniswamy R, Bommireddy S. Population
dynamics of lizard fish Saurida tumbil (Teleostomi/Synodontidae) from
Mumbai, west coast of India. Indian Journal of Marine Sciences. 32 (2): 147150.
Kalayci F, Samsun N, Bilgin S, Samsun O. 2007. Length-weight relationship of 10 fish
species caught by bottom trawl and midwater trawl from the Middle Black Sea,
Turkey.Turkish Journal of Fisheries and AquaticScience 7:33-36.
Karatas M, iek E, Bausta A,Bausta N, 2007. Age, Growth and Mortality of
Common Carp (Cyprinus carpio Linneaus,1758) population in Almus Dam Lake
(Tokat-Turkey). Journal of Applied Biological Sciences. 1 (3): 81-85.
King M. 1995. Fisheries biology. assestment. and management. Fishing News Books.
London. USA.
Lagler KF, JE Bardach, RR Miller, Pasino DRM. 1977. Ichthyoogy (Second edition).
John Wiley & Sons. New York.
Le Cren ED. 1951. The length-weight relationship and seasonal cycle in gonad weight
and condition in the perch (Perca fluviatilis). Journal of Animal Ecology. 20 (2):
210-219
Mirza ZS. Nadeem MS, Beg MA dan Qayyum M. 2012. Population status and
biological characteristics of common CARP, Cyprinus carpio, in mangla
reservoir (pakistan). The Journal of Animal & Plant Sciences. 22 (4): 933-938.
Montchowui E, Laleye P, Moreau J, Philippart Jean-Claude, Poncin P. 2009. Population
parameters of African carp: Labeo parvus Boulenger, 1902 (Pisces: Cyprinidae)
in the Oum River in Bnin (West Africa). North-Western Journal of Zoology.
5 (1): 26-33.
13
Tserpes G dan Tsimenidis N. (2001) Age, growth and mortality of Serranus cabrilla
(Linnaeus, 1785) on the Cretan shelf. Fish. Res. 51: 27-34.
Walpole dan Myers. 1995. Ilmu peluang dan statistika untuk insinyur dan ilmuwan.
Terjemahan RK Ssembiring. ITB Press. Bandung.
Welcomme RL. 2001. Inland fisheries. ecology. and management. London: Fishing
News Book. A division of Blackwell Science. 358 p.
15