Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Oleh:
Muhammad Toto Wiyatanto
1514111040

ABSTRAK

Kata Kunci:

A. PENDAHULUAN
B.
C.
A.1 Latar Belakang
D.
E.
Pertumbuhan
pada
ikan
merupakan perubahan pada berat,
ukuran, maupun volume sejalan dengan
berjalannya waktu.Pertumbuhan ikan
dipengaruhi beberapa hal yakni faktor
internal dan eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berhubungan
dengan ikan itu sendiri yang berkaitan
dengan gen yang dimiliki ikan, umur,
serta respon ikan terhadap makanan
dan ketahanan terhadap penyakit.
Faktor eksternal berhubungan dengan
lingkunganya yakni seperti kondisi air,
ketersediaan makanan dari segi kualitas
serta kuantitasnya (Mudjiman,1998).
F.
G.
Pada dasarnya ikan terus
bertumbuh dan berkembang dengan
bertambahnya umur.Oleh sebab itu
maka pertumbuhan ikan adalah salah
satu kajian yang dipelajari dalam dunia
perikanan.
H.
I.
Berat dianggap sebagai suatu fungsi
dari panjang.Hubungan panjang dan
berat hampir mengikuti hukum kubik
yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga
dari panjangnya. Tetapi hubungan yang
terdapat pada ikan sebenarnya tidak
demikian karena bentuk dan panjang
ikan berbeda-beda (Effendi,2002).
J.
K. Pertumbuhan adalah bertambah
jumlah dan besarnya sel
diseluruh bagian tubuh yang
secara
kuantitatif
dapat

diukur.Secara
umum,
pertumbuhan
didefinisikan
sebagai pertambahan secara
teratur semua komponen di
dalam sel hidup.Pertumbuhan
ikan merupakan perubahan
dimensi (panjang, berat, volume
dan ukuran) pada ikan per
satuan waktu, baik individu
maupun
komunitas.Panjang
tubuh
sangat
berhubungan
dengan
berat
tubuh.Pada
ikansebenarnya tidak demikian
karena bentuk dan panjang ikan
bebeda-beda.Cara yang dapat
digunakan untuk menghitung
panjang berat ikan ialah dengan
menggunakan regresi, yaitu
dengan menghitung dahulu
logaritma dari tiap-tiap panjang
dan berat ikan atau dengan
mengikuti jalan pendek (Manda,
2006).
L.
M. Ada
dua
faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.Faktor
internal
diantaranya keturunan, jenis
kelamin, umur, parasit, dan
penyakit.Sedangkan
faktor
eksternal
adalah
makanan,
kualitas air, dan suhu di
perairan.Pengontrolan terhadap
faktor
eksternal
dalam
pertumbuhan
lebih
mudah
dilakukan
daripada
pengontrolan faktor internal. Hal
ini dikarenakan kita dapat
mengontrol dalam pemberian
komposisi
pakan
maupun
kontrol yang lain terhadap faktor

luar bila dibandingkan dengan


kontrol
pada
faktor
dalam(Djuanda, 1981).
N.
O.
P.
A.2 Tujuan Praktikum
Q.
R.
Tujuan dari praktikum analisis
pertumbuhan ikan nila (Oreochromis
niloticus) ialah :
1. Mengetahui perkembangan yang
dialami ikan melalui analisis
parameter panjang, berat dan
morfologi ikan.
2. Memprediksi pola pertumbuhan
ikan, faktor kondisi dan kelompok
umur.
3. Menduga
pola
perkembangan
populasi ikan.
S.
T. METODE PRAKTIKUM
U.
V.
B.1 Metode Kerja
W.
X.
B.1.2 Waktu dan Tempat
Y.
Z.
Praktikum analisis pertumbuhan ikan
nila
(Oreochromis
niloticus)
dilaksanakan di laboratorium perikanan
(Lab K )fakultas pertanian universitas
lampung pada hari Sabtu tanggal 24
September 2016 pukul 15.00-17.00 WIB
AA.
AB.
B.1.3 Prosedur Kerja
AC.
AD.
Prosedur kerja yang dilakukan
pada praktikum kali iniyaitu :
AE. Disiapkan ikan yang akan
diamati
di
atas
nampan.
Kemudian dikeringkan dengan
tisu. Lalu di beri nomor pada
masing-masing ikan dengan
kertas label. setelah itu diukur
panjang total ikan, panjang
cagak, dan panjang baku
(panjang ikan dinyatakan dalam
satuan mm).Ditimbang berat
ikan, kemudian dicatat (berat
dalam
satuan
gram).
Diperhatikan
morfologi
ikan.Diamai mulai dari bentuk
tubuh,
posisi
mulut,
kelengkapan sirip (ditulis rumus

sirip-siripnya).
Kemudian,
diamati setiap sirip ikan, yaitu
dorsal,pectoral, ventral, anal
dan caudal, lalu dicatat rumus
dan jumlahnya. Lalu ikan
dibedah.Pembedahan dari anus
sampai tutup insang buka
lapisan daging ikan yang telah
digunting agar terlihat isi
perutnya.Setelah terlihat organorgannya kemudian gonad nya
diambil.Kemudian tentukan jenis
kelamin dan tingkat kematangan
gonad.Simpan
gonad
ikan
dalam
botol
film
yang
berlabel.Setelah itu uraikan
usus ikan yang menggulung dan
rentangkan. Kemudian ikan
kedua ujungnya dan ukur
panjang usus ikan dengan
pengaris,
lalu
dimasukkan
kedalam botol film, sebelumnya
diikat dengan benang. Setelah
semua dilakukan diberi formalin
4% pada masing-masing botol
fim sampai gonad dan usus
tenggelam,
tutup
rapat
kemudian di simpan.
AF. B.2 Metode Data
AG.1. Pertumbuhan Panjang
AH.Analysis pertumbuhan panjang
model yang digunakan adalah
model Von Bartalanffy plot
(
VBP
).
Bartalanffy
mengembangkan
model
terutama untuk mengetahui laju
pertumbuhan panjang. Setelah
diketahui
kelompok
ukuran
dengan
model
Batacharya,
maka dilakukan pendekatan
untuk
menduga
tingkat
pertumbuhan. Secara khusus
data yang dianalisis adalah nilai
tengah dari kelompok ukuran
yang diperoleh.
AI. Langkah langkah analisis
pertumbuhan panjang dilakukan
dengan model Von Bartalanffy
( VBP ) sebagai berikut :
AJ. A. Membuat selang kelas panjang
dari data N ikan yang didapat
kemudian menentukan frekuensi
setiap selang kelas,

AK. B. Menentukan titik tengah selang,


nilai Log F, dan Log F pada
masing masing selang, dan
AL. C.
Menentukan
kelompok
ukuran (cohort) berdasarkan
model
Batacharya
dengan
melakukan pendekatan untuk
menduga tingkat pertumbuhan.
Penurunan Log F minimal 3
kali secara berurutan disebut 1
cohort
AM.
2. Pertumbuhan Berat
AN. Analisis pertumbuhan berat
hampir sama dengan model
pendekatan
pertumbuhan
panjang.
Tetapi
sebaliknya
dilakukan pada kelompok ikan
yang belum memijah secara
rutin, karena berat ikan yang
relative
berubah.
Apabila
panjang ikan dengan umur
tertentu
diplotkan
dengan
panjang ikan dengan umur yang
lebih muda satu tahun akan
menghasilkan
garis
lurus
dengan sudut yang lebih kecil
dari
satu.
Sudut
Walford
besarnya sama dengan e-k , jadi
logaritma natural sudut Walford
dengan
tandanya
berubah
merupakan
penduga
dari
koefisien pertumbuhan k.
AO.Persamaan Walford Ln+1 = L ( 1
ek ) + Lte-k dimana k = - log
natural sudut Walford, L =
intersep / 1 b.
AP. 3.
Hubungan Panjang dan
Berat
AQ.
AR. Analisis pertumbuhan dengan
menggunakan
parameter
panjang
dan
berat
menggunakan rumus : ( Bal dan
Rao, 1984 )
AS. W = aLbdimana ; W = berat
( garam ) ; L = panjang ( mm ) ;
a,b = konstanta
AT. Berdasarkan pola hubungan
linier maka dapat dilihat bahwa :

AU.Log W = Log a + b Log L atau


Y = a + bX
AV. Korelasi
parameter
dari
hubungan panjang dan berat
dapat dilihat dari nilai konstanta
b ( sebagai penduga tingkat
kedekatan kedua parameter ).
-Jika b = 3, disebut hubungan yang
isometrik dimana pola pertambahan
panjang
sama
dengan
pola
pertumbuhan berat.
-Jika b < 3, disebut hubungan allometrik
negatif,
dimana
pertambahan
panjang lebih dominan.
AW.Jika b > 3, disebut hubungan
allometrik
positif,
dimana
pertumbuhan
berat
lebih
dominan
1. Faktor Kondisi
AX.
AY. Faktor kondisi adalah keadaan
atau kemontokan ikan yang
dinyatakan dalam angka angka
berdasarkan pada data panjang
dan berat.Dalam menganalisa
kondisi ikan, terlebih dahulu
dikelompokkan
berdasarkan
jenis kelaminnya. Ikan dengan
jenis kelamin yang sama dilihat
koefisien pertumbuhan ( model
gabungan panjang dan berat ).
Setelah itu pola pertumbuhan
panjang dapat diketahui, maka
baru dapat ditemukan kondisi
dari ikan tersebut, yaitu :
AZ. Jika
pertumbuhan
ikan
isometrik, digunakan rumus :
BA. K = 105 W
L3

BB.

BC. Jika pola pertumbuhan yang


ditemukan adalah allometrik,
maka digunakan rumus :
BD.
K
BE. W
BG.

BF.

a
Lb

BH. Keterangan :

A.

B.

BI. 1.
K
=
D.
faktor
C.
b
kondisi
BJ. 2.
W =
berat ikan ( gram )
BK. 3. L = panjang ikan ( mm )
BL. 4. a,b = konstanta hasil regresi dari
log W terdahulu dengan nilai a di
anti log kan. Penjelasan faktor
kondisi 1: Kurus, 2 : Sedang, 3 :
Gemuk.
BM.
2. Cohort ( kelas ukuran )
BN.
BO.Kelompok
yang
tumbuh
berkembang pada waktu yang
sama,
mendapat
pasokan
makanan yang sama pula
disebut kohort. Salah satu cara
untuk menyeragamkan ukuran
pada saat panen ikan budidaya
adalah
dengan
melakukan
penebaran dengan umur yang
sama, sedangkan untuk ikan
laut lepas dengan selektifitas
alat tangkap. Ikan yang berada
di perairan terbuka sulit sekali
ditentukan
umurnya.Maka
alternative
yang
ditempuh
adalah
dengan
membuat
pengelompokkan
ikan
berdasarkan ukuran.Metode ini
dikembangkan oleh Battacharya
(1967)
dalam
WHO
(1992).Penentuan kelas ukuran
ini adalah untuk menentukan
ukuran tangkap dari populasi
tersebut.Kelompok ukuran ini
sangat
dipengaruhi
oleh
pertumbuhan panjang ikan.
Tahapan
kegiatan
dalam
penentuan
kohort
adalah
sebagai berikut :
BP. 1. Tentukan selang kelas ukuran
panjang dari ikan yang diamati
secara statistik,
BQ.2. Tentukan frekuensi masing
masing kelas ukuran tersebut,
BR. 3. Lakukan
transformasi
nilai
panjang agar data yang kita pakai
lebih baik,
BS. 4. Tentukan nilai beda dari hasil
transformasi
tersebut
dengan
mengurangi nilai kedua dengan nilai
pertama,
demikian
seterusnya

sampai
proses
pengurangan
selesai,
BT. 5. Buatlah nilai tengah dari kelas
ukuran panjang tersebut (X),
BU. 6. Tentukan dan hitung nilai yang
mengalami
penurunan
dari
transformasi beda frekuensi (Y).
Minimal ada tiga nilai yang menurun
yang baru bisa dikatakan satu
kohort.
BV. 7. Lakukan proses regresi linier
dari nilai X dan Y,

BW.
BX.
BY.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BZ.
C.1 Pertumbuhan Panjang
Ikan Nila
CA.Tabel 1 Pertumbuhan Panjang
Ikan Nila
CB.Grafik
1.
Pertumbahan
Panjang ikan Nila
CC.
CD.Data di atas dapat diketahui
bahwa hubungan antara bahan
makanan
yang
diberikan
dengan pertumbuhan panjang
pada
ikan
nila.Namun
pertumbuhan ikan yang paling
dominan atau tinggi terdapat
pada ukuran panjang kelas 144152 mm, dan yang paling sedikit
terdapat pada ukuran panjang
kelas 160-172 mm dan panjang
kelas 144-152 mm.

CE. Pertumbuhan
ikan
adalah
perubahan
dimensi
salah
satunya yaitu dimensi panjang
dan dimensi berat dalam suatu
populasi atau individu dalam
suatu populasi.Data di atas
dapat
diketahui
bahwa
pertumbuhan panjang ikan nila
sangat
dipengaruhi
oleh
berbagai macam faktor salah
satunya adalah jenis kelamin.
Pertumbuhan ikan yang paling
banyak terdapat pada ukuran
selang kelas 117-125 mm, dan
yang paling sedikit terdapat
pada ukuran selang kelas162170 mm dan panjang
CF.
CG.Tabel
2.
Pertumbuhan
Panjang Ikan Nila Jantan
CH.
CI. Grafik
2
Pertumbuhan
Panjang Ikan Nila Jantan
CJ.
CK.
CL. Data di atas dapat diketahui
bahwa pertumbuhan ikan yang
paling banyak terdapat pada
selang kelas 139-146 mm 9 ikan
nila jantan. Pertumbuhan Ikan
Nila
jantan
ini
dikatakan
pertumbuhan ikan yang dapat
dilihat juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor dari panjang
total ikan tersebut. Yang paling
sedikit adalah pada selang 155162 mm faktor luar faktor dalam
pertumbuhan ikan paling tinggi
dapat
dilihat
pada
grafik
pertumbuhan ikan nila jantan di
atas.
CM.
CN.Tabel
3.
Pertumbuhan
Panjang ikan Nila Betina
CO.
CP. Grafik
3.
Pertumbuhan
Panjang Ikan Nila Betina
CQ.
CR.

CS.
CT. Pada pertumbuhan panjang ikan
nila betina ini juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor,
baik
faktor dalam dan faktor luar.
Dan
grafik
pertumbuhan
panjang ikan nila betina ini
sudah terlihat berbeda dengan
grafik pertumbuhn panjang ikan
jantan
maupun
total
pertumbuhan
panjang
ikan.Terlihat pada data yang
disertai dengan grafik, bahwa
adanya antara bahan makanan
dengan
pertumbuhan
ikan.
Serta,
dapat
dikatakan
pertumbuhan ikan dapat dilihat
dari
panjang
total
ikan
tersebut..Dan pada sebaran
tertinggi terdapat pada selang
118-127 mm. Berarti sudah
terlihat jelas pertumbuhan ikan
itu dipengaruhi oleh jenis
kelamin. Karakter pertumbuhan
penting
selama
masa
pemeliharaan benih fingerling
adalah
CU.
CV. C.2 Pertumbuhan Berat Ikan
Nila
CW.
Tabel 1 Pertumbuhan Berat Ikan
Nila
CX.
CY. Grafik 1 Pertumbuhan Berat
Ikan Nila
CZ.
DA.
DB. beratikan merupakan salah satu
analisa dalam praktikum yang
dilakukan kali ini. Karena
dengan mengetahui berat ikan
nila yang kita dapat kita akan
mengetahui apakah ikan nila
tersebut masuk dalam kategori
kurus, gemuk atau sedang.
Berdasarkan grafik diatas dapat
dilihat bahwa berat ikan tertinggi
pada selang kelas 50,4-55,1
gram. Berat ikan Nila juga
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor
yaitu
diantaranya
lingkungan dan faktor panjang
yang
juga
sangat
mempengaruhi berat ikan nila

DC.
DD.Tabel 2. Pertumbuhan Berat
Ikan Nila Jantan
DE.
DF.
DG.Grafik 2. Pertumbuhan Berat
Ikan Nila Jantan
DH.
DI.
DJ.
DK. Pertumbuhan
ikan
adalah
perubahan
dimensi
salah
satunya yaitu dimensi panjang
dan dimensi berat dalam suatu
populasi atau individu dalam
suatu
populasi.Pertumbuhan
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor
diantaranya
faktor
lingkungan, hormon, nutrien
dalam
lingkungan
perairan
maupun pakan. Pertumbuhan
total ini dari jumlah ikan antara
jantan dan betina. Terlihat pada
data yang disertai dengan
grafik, dapat dilihat pada tabel 1
dan
grafik
1
bahwa
pertumbuhan
ikan
nila
(oreochromis niloticus).Panjang
ikan secara umum dipengaruhi
oleh beberapa faktor, salah
satunya berat badan, umur ikan,
jenis kelamin dan sebagainya.
Panjang tertingi yaitu terdapat
pada selang kelas 32,06-38,09
sebanyak 9 ekor ikan.
DL. Tabel 3. Pertumbuhan Berat
Ikan Nila Betina
DM.
DN.
DO.Grafik.3 Pertumbuhan berat
ikan nila betina
DP.

DQ.
Pertumbuhan Berat Ikan Betina
10
8
6
4
Fi

2
0

Selang Kelas

DR.

DS.
Berdasarkan
grafik
diatas selang tertinggi pada
selang
kelas
21,81-27,2
gram. Untuk selang terendah
pada selang kelas 38,3-43,7
DT. C.3 Hubungan Panjang dan
Berat Ikan
DU.
DV. Grafik 1. Hubungan Panjang
dan Berat Ikan Nila
DW.
DX.
DY. Hubungan panjang dengan
berat hampir mengikuti hukum
kubik, yaitu bahwa berat ikan
sebagai pangkat tiga dari
panjangnya. Hubungan panjang
dengan berat total ikan nila
dapat dilihat dari hasil grafiknya
seperti diatas bahwa pada
sumbu X untuk log L dan pada
sumbu Y untuk Log W untuk
panjang ikan. Pada grafik dapat
dilihat bahwa semakin panjang
total
ikan
maka
semakin
bertambah pula berat ikan
tersebut , sehingga grafik
menunjukkan ka atas yang
berarti grafiknya akan terus
naik. Untuk itu, dapat terlihat
pula
bahwa
pada
grafik
menunjukkan y= 2,229x Oleh
sebab itu korelasi parameternya

adalah allometrik
karena b<3.

negative

DZ. Grafik 2. Hubungan Panjang


dan Berat Ikan Nila Jantan
EA.
EB.
EC. Untuk
hubungan
panjang
dengan berat ikan nila jantan
dapat terlihat pada grafik di atas
yang
menyatakan
bahwasemakin panjang total
ikan maka berat ikan pun akan
terus bertambah. Dan dapat
dilihat pula bahwa y=2,629x
ED. Grafik 3. Hubungan Panjang
dan Berat Ikan Nila Betina
EE.
EF.
EG.Untuk
hubungan
panjang
dengan berat ikan nila betina
dapat terlihat pada grafik di atas
yang menyatakan
bahwa
semakin panjang total ikan
maka berat ikan pun akan terus
bertambah. Dan dapat dilihat
pula bahwa y=2,248x.
EH.
EI. C.4 Faktor Kondisi
EJ. Grafik 1. Faktor Kondisi Ikan
Nila
EK.
EL.
EM.Pada
kondisi
ikan
Nila
(Oreochromis niloticus) garis
menunjukan berbentuk dengan
horizontal.Sumbu adalah berat
ikan
sedangkan
Y=0.008x+0,708
merupakan
faktor-faktor ikan itu sendiri.
Dapat dikatakan bahwa ratarata ikan berkondisi kurus
dengan beberapa ikan yang
hanya
berkondisi
gemuk.
Sedangkan untuk

R2 =0.299

yang
menyatakan
adanya
Faktor
kondisi
yang
mempengaruhi berat ikan nila
(Oreochromis niloticus).

EN. Grafik 2. Faktor Kondisi Ikan


Nila Jantan
EO.
EP.
EQ.Pada
kondisi
ikan
nila
(Oreochromis niloticus) betina
ditunjukkan
dengan
grafik
berbentuk
garis
horizontal.Dengan sumbu x
adalah berat ikan dan sumbu y
merupakan faktor kondisi ikan
itu sendiri.Dan dapat dikatakan
bahwa rata-rata ikan berkondisi
Gemuk.Hanya beberapa ikan
yang Kurus.
ER. Grafik 3. Faktor Kondisi Ikan
Nila Betina
ES.
ET.
EU. Pada
kondisi
ikan
Nila
(Oreochromis niloticus) garis
menunjukan berbentuk dengan
horizontal.Sumbu adalah berat
ikan
sedangkan
Y=0.006x+0,785
merupakan
faktor-faktor ikan itu sendiri.
Dapat dikatakan bahwa ratarata ikan berkondisi kurus
dengan beberapa ikan yang
hanya
berkondisi
gemuk.
Sedangkan untuk

R2 =0.256

yang
menyatakan
adanya
Faktor
kondisi
yang
mempengaruhi berat ikan nila
(Oreochromis niloticus)
EV.
EW.

D.KESIMPULAN DAN
SARAN

EX. Kesimpulan
EY.
Kesimpulan dari praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Pemberian pakan dan nutrisi yang
diberikan memengaruhi pertumbuhan
panjang ikan nila, namun tidak
memengaruhi
pertumbuhan
beratnya.
2. Pertumbuhan
ikan
nila
dapat
dipengarui faktor ekstenal dan
intenal.
3. Faktor kondisi menunjukkan keadaan
baik setidaknya pertumbuhan ikan
dengan melihat kapasitas fisik.Pada

ikan nila jantan petumbuhannya lebih


dominan dibandingkan pertumbuhan
ikan nila betina, Seharusnya alat
yang dipakai untuk praktikum lebih
lengkap agar proses praktikum
berjalan lancar.
EZ.
FA.
FB. DAFTAR PUSTAKA
FC.
FD. Arie, Usni. 1999. Pembenihan dan
Pembesaran
Nila.Penebar
swadaya. Jakarta.
FE.
FF. Djuanda,
T.
1981.
Dunia
Ikan.Amrico. Bandung.
FG.
FH. Fujaya, Y, 1999. Dasar
Pengembangan Teknik
Perikanan. Rineka Cipta,
Jakarta.
FI. Manda,
Ridwan
dkk.2006.
Kumpulan Istilah dalam Materi
Kuliah Biologi Perikanan.Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
UNSRI.Jakarta.

FJ.
FK.
FL.
FM.
FN.
FO.
FP.
FQ.
FR.
FS.
FT.
FU.
FV.
FW.
FX.
FY.
FZ.
GA.
GB.
GC.
GD.
GE.

GF.
GG.
GH.
GI.
GJ.
GK.
GL.
GM.
GN.
GO.
GP.
GQ.
GR.
GS.
GT.
GU.
GV.
GW.
GX.
GY.
GZ.
HA.
HB.
HC.
HD.
HE.
HF.
HG.
HH.
HI.
HJ.
HK.
HL.
HM.
HN.
HO.
HP.
HQ.
HR.
HS.
HT.
HU.
HV.
HW.
HX.
HY.
HZ.
IA.
IB.
IC.

ID.
IE.
IF.
IG.
IH.
II.
IJ.
IK.
IL.
IM.
IN.
IO.
IP.
IQ.
IR.
IS.
IT.
IU.
IV.
IW.
IX.
IY.
IZ.
JA.
JB.
JC.
JD.
JE.

JF.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai