Anda di halaman 1dari 9

DINAMIKA POPULASI IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata VALENCIENNES,

1847) dan alternatif pengelolaan pada alat tangkap purse seine di perairan selat madura.
Tesis Program studi biologi jurusan ilmu matematika dan pengetahuan alam. Tri Djoko
Lelono. 1997
Dinamika populasi ikan merupakan bagian dari biologi pada bidang perikanan yang mempelajari
perubahan-perubahan serta sebab-sebabnya yang terjadi dalam populasi yang selalu dinamis,
misalnya mengenai mortalitas, recruitment, dan pertumbuhan. Oleh karena itu populasi ikan
memiliki sifat kuantitatif. Dalam penganalisaan secara kuantitatif perlu dibuat suatu model.
model itu baik atau tidak tergantung dari beberapa persyaratan antara lain fleksibel, tertutup dari
(kejadian) pertimbangan lain, dapat meramalkan nilai dari hasil pengamatan, dan dapat
memberikan kepuasan pada kisaran yang luas. (Gulland, 1969 The Concept of Marine
Sustainable Yield and Fishing management. FAO Fish. Techn. 170 p)

Data Frekuensi Panjang


Jones, R. 1984. Assessing The Effects Changes in Exploitation Pattern Using Lenght
Composition Data. FAO Fish. Tech. Pap., (256):118
Menyatakan bahwa analisis daa sebaran panjang dapat digunakan untuk mengetahui suatu stok
dengan melihat jumlah ikan yang tertangkap selama selang waktu berturut-turut dalam
kehidupannya. Kenyataannya tiap interval panjang mewakili kelas umur tertentu walaupun
lamanya interval akan beragam.
- Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran baik panjang maupun berat pada suatu periode
waktu tertentu. Data panjang maupun berat pada suatu periode waktu tertentu atau umur tertentu
dapat dipergunakan untuk mengetahui pertumbuhn dari suatu populasi tersebut. Model
perumbuhan debedakan menjadi dua kategori yaitu allometrik.
Dalam keadaan makanan terbatas mengakibatkan pola pertumbuhan lambat, demikian juga
untuk jumlah ikan yang menggunakan makanan yang sama. Hal ini akan menimbulkan persaingan
antar spesies itu sendiri. Untuk umur ikan yang lebih muda sebagian besar energi yang didapatkan
dipergunakan untuk menghasilkan sel-sel yang baru sehingga laju pertumbuhan akan lebih cepat.
Pada ikan yang belum matang gonad dalam mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak, maka
ikan tersebut akan cepat tumbuh dan mencapai kematangan gonad pada ukuran tertentu.
Model pertumbuhan yang paling umum digunakan dalam biologi perikanan untuk melihat
pertumbuhan ikan adalah rumus pertumbuhan von bertalanffy, dimana pertumbuhan ini
merupakan bentuk pertumbuan panjang (Gullan, 1983) (Sparre, 1989) yaitu: Lt = .....
Gulland, J.A., 1983. Fish Stock Assessment: A Manual of Basic Methods. FAO. Vol.
1:223p
Sparre, P., Erik U., and Siebren C. V., 1989. Indroduction to Tropical Fish Stock
Assessment: Part I Manual. FAO Fish. Tech. Paper., 306/1
Lt= panjang ikan pada umur t (tahun)
L∞ = Panjang amsitot atau Panjang infinitif  panjang rata-rata maksimum ikan yang sangat tua.
K = laju pertumbuhan
t = umur ikan pada panjang tertentu
t0 = umur ikan pada panjang 0 (initial condition parameter)
e = bilangan natural
atau
Lt= panjang ikan (cm) pada umur t (tahun)
L∞ = Panjang ikan maksimum yang mungkin dicapai (cm)
K = Konstanta kecepatan pertumbuhan panjang (../tahun)
t = umur ikan dalam tahun
t0 = umur ikan hipotesis pada saat panjangnya = 0 cm
e = bilangan natural

Dari sebaran frekuensi panjang yang didapat dari sampling, stimasi pertumbuhan
dikerjakan dengan paket program komputer FISAT II (Gayanilo, F.C. 1995. Fisat and Stock
Assessment. In biology Dynamics Exsploitation of The Small Pelagic Fishes in The Java Sea.
Scientific Editors: M. Potier; S. Nurhakim. 257-260). Paket ini berdasarkan pada pemisahan klas
panjang setiap hasil sampling.

Berdasarkan rumus pertumbuhan Von Bertalanfyy dapat digunakan untuk menduga umur
ikan berdasarkan panjang pengamatan dengan bantuan dari parameter t0, L∞, dan K (Kirkwood,
G.P. 1983. Estimation of von Bertalanffy Growth Curve Parameters Using Both Length Increment
and Age-Length Data.Can. J. Fish. Aquat. Sci. 40: 1405-1411).
Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui umur ikan banyak, misalnkan perbandingan
frekuensi panjang, perhitungan kembali dari ikan yang sudah diberi tanda, menginterpretasikan
susunan lapisan yang terletak dibagian-bagian keras ikan (sisik, jari-jari sirip, otolith, vertebrae).
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Majkowski dan Hampton (1983) yaitu umur ikan dapat
ditentukan dengan pengamatan call, otolith, vertebrae dan frekuensi komposisi panjang yang
ditangkap dalam waktu yang lama.

Panjang Total  Panjang dari Anterior mulut sampai dengan ujung poterior sirip ekor. Pengukuran
dilakukan dengan penggaris kayu dengan ketelitian 0.1 mm. Hasil pengukuran panjang setiap
individu dimasukkan dalam klasifikasi klas panjang. Penghitungan menggunakan program
komputer fisat II (Gayalino, F.C. 1995. Fisat and Stock Assessment. In Biology Dynamics
Exploitation of The Small Pelagic Fishes In The Java Sea. Scientific Editors: M.Potier; S.
Nurhakim. 257-260). Paket ini berdasarkan pada pemisahan klas panjang setiap hasil sampling.

PEMBAHASAN
Model Pertumbuhan Ikan
Rata-rata panjang setiap kohor untuk setiap sampling pengambilan contoh frekuensi panjang
disajikan pada gambar 5. Tanda garis pada grafik tersebut menunjukkan rata-rata panjang kohor
yang dipilih untuk menduga pertumbuhan panjang model VBGF (Von Bertalanffy Grown
Formula) dan pertumbuhan dianalisis berdasarkan pendekatan Gulland dan Holt (Gayalino, 1995).
Hasil analisis menunjukkan bahwa L Amsitot dari ikan tembang mencapai 20,56-21,05 cm. Serta
konstanta kecepatan pertumbuhan k mencapai 2.64-2,74 th-1 (gambar 6). Dengan demikian model
pertumbuhan ikan tembang adalah Lt = 21,04 (1-exp(-2,74(t-t0)). Untuk model progression analisis
(Gayalino, 1995) umur ikan pada saat t0 panjang = 0 cm, sehingga model pertumbuhan ikan
tembang dapat ditulis
Lt = 21,04 (1-exp(-2,74(t))

Panjang rata-rata mingguan ikan tembang selama penelitian (April-Mei) disajikan pada Tabel 1
dan Tabel 2, yang diperoleh bervariasi dari minggu ke minggu. Perbedaan variasi ukuran rata-rata
panjang yang tertangkap menyebabkan adanya pergeseran (gambar 3). Pergeseran ini disebabkan
oleh variasi kelompok umur yang ada setiap minggu yaitu perubahan ukuran ikan dari kecil
menjadi dewasa atau dominasi pencapuran atau ukuran. Munculnya variasi ukuran tersebut
disebabkan adanya rekruitmen. Rekruitmen merupaan suatu proses dimana ikan-ikan mulai
memasuki daerah eksploitasi dan menjadi mudah terkena oleh alat penangkapan. Indikasi adanya
rekruitmen pada ikan tembang tersebut terlihat adanya perubahan kohor baru (gambar 3
Pergeseran kelas ukuran panjang rata-rata (Modal Progression analysis dari ikan tembang di
daerah perairan Selat Madura (*Sampling: April-Mei). Gambar 4 pola rekrutimen.
Munculnya sebaran normal (Gambar 3) menunjukkan adanya kohor yang terpisah dengan kohor
lainnya yang berasal dari reproduksi pada bulan sebelumnya.
Sparre et al., (1989) menyatakan kemunculan kohor baru yang cukup jelas menunjukkan bahwa
ada musim-musim tertentu dimana keberhasilan pemijahan cukup tinggi (pola reproduksi
diskontinue). Hal ini membuktikan bahwa tidak semua ukuran atau umur ikan mempunyai nilai
kematian akibat penangkapan (F) yang sama, seperti terlihat pada mortalitas total (Z) 5,22-8,38
th-1 dan setiap bulannya (tabel 4) nilainya bervariasi sesuai dengan panjang rata-rata ikan yang
tertangkap setiap bulannya. Bervariasinya ini disebabkan oleh lolosnya ikan-ikan yang lebih kecil
atau lebih muda dari ukuran mata jaring atau tidak berada di daerah penangkapan serta sifat ikan
yang bergerombol.

8 agustus 2014
Terjadinya peristiwa lebih tangkap dan rusaknya suatu sumberdaya karena tidak adanya
pendugaan potensi lestari. Lebih tangkap ini dapat berupa lebih tangkap pertumbuhan yaitu ikan
yang muda/kecil tertangkap dengan alat tangkap sebelum mencapai ukuran yang boleh tertangkap
dan alat tangkap yaitu penangkapan yang dilakukan secara besar-besaran, sehingga makin lama
jumlah stok makin berkurang akibatnya tidak cukup tersedianya induk ikan tembang yang
menghasilkan ikan muda.
Beberapa hal yang dihadapi dalam pengelolaan usaha penangkapan ikan tembang
diperairan selat madura adalah:
1. Belum diketahuinya parameter-parameter dinamika populasi seperti hubungan panjang-
berat, tingkat kematangan gonad, umur,laju pertumbuhan, penambahan baru (rekruitmen),
kematian alamiah dan penangkapan.
Tujuan penelitian  menduga tingkat eksploitasi ikan tembang ditahun-tahun mendatang
berdasarkan present status, sehingga dapat dibuat alternatif model pengelolaan yang sesuai
menurut kaidah biologi.
Manfaat Penelitian:
Sebagai dasar dalam penentuan kebijakan dalam bidang perikanan ikan tembang (implikasi
praktis)

Kegiatan perikanan laut dapat menurunkan jumlah stok ikan, namun stok ikan bisa pulih
kembali setelah beberapa lama tidak mengalami tekanan dari kegiatan penangkapan ikan. hal ini
sesuai dengan sifat dari sumberdaya ikan yaitu: tidak terlihat, hidup (bermigrasi), dan dapat
memperbarui dirinya (renewable).
Pertumbuhan alami dari stok merupakan penambahan biomassa produksi ikan pada
tenggang waktu tertentu.pertumbuhan alami sama dengan rekruitmen ditambah pertumbuhan ikan
dalam stok dikurangi dengan kematian alami. Maka pertumbuhan stok ikan merupakan konsep
yang sangat penting sebab jumlah ikan yang bisa ditangkao berdasarkan prinsip kelestarian tidak
mempengaruhi ukuran stok. Teori dari Schaefer growth model menyatakan bahwa pertumbuhan
stok ikan tergantung dari ukuran stok itu sendiri. Jika jumlah stok sedikit pertumbuhan stok juga
kecil, pertumbuhan stok bertambah besar sesuai dengan pertambahan stok sampai pada titik
maksimum. Kemudian pertumbuhan stok akan menurun dengan bertambahnya stok karena
terbatasnya faktor lingkungan misalnya makanan, ruang tempat tinggal (Pauly, 1980; Gulland,
1969).
Pauly, 1980. A Selection of sample Method of the stock Assessment of tropical Fish
Stock. FAO. 272p.
Gulland, J.A., 1969. Manual of the Method for Fish Stocks Assessment Part I
Population Analysis. FAO. Fish Sci. 154.
KESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL DINAMIKA POPULASI IKAN DENGAN
DUA FASE SERTA ADANYA PREDASI DAN PENANGKAPAN. DIDIN ADRI. 2015.
PASCA UGM
Effendi, I.M 1995 ( Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta).
Dinamika populasi ikan merupakan suatu ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan yang
terjadi pada populasi ikan, misalnya pertumbuhan, mortalitas, rekruitmen dan pengaruh
penangkapan terhadap populasi ikan. untuk memahami dinamika populasi suatu spesies ikan, tidak
cukup mengetahui ukuran dan struktur populasi dari spesies ikan tersebut, tetapi diperlukan juga
data mengenai bentuk dan kemampuan untuk berkembang biak dan beradaptasi dengan
lingkungannya. Perubahan populasi pada ikan yang berlimpah dapat disebabkan oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
1. Variasi lingkungan, misalnya suhu, faktor fisikokimia, sistem saat ini, kontaminasi, dan
lain-lain
2. Dinamika ekosistem meliputi interaksi beberapa spesies, migrasi, rekruitmen, dan lain-lain
3. Pola penangkapan misalnya akses wilayah penangkapan, peraturan penangkapan dan lain-
lain.
Sumberdaya perikanan memegang peranan penting untuk kesejahteraan manusia. Ikan
merupakan sumber protein berkadar tinggi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu,
aktivitas penangkapan ikan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, akan tetapi
aktivitas penangkapan ikan sekarang makin sulit dilakukan, hal ini disebabkan karena jumlah
penduduk yang makin bertambah dan jumlah ikan yang dapat dihasilkan pada suatu perairan ada
batasnya, sehingga penangkapan ikan tidak bisa dilakukan seenaknya tanpa memperhitungkan
untuk keperluan masa depan. Untuk itu sumberdaya perikanan harus dikelola dengan baik dan
mendapatkan mengamanan agar generasi mendatang dapat menikmati sumber daya hayati
perikanan. Oleh karena itu, dalam rangka mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan
penangkapan, diperlukannya studi untuk memprediksi perubahan struktural dalam dinamika
populasi ikan tersbut.

Dalam dinamika populasi ikan, pertumbuhan biasanya didefinisikan sebagai perubahan


dalam panjang atau berat suatu hewan pada waktu tertentu (Efendie, 1995). Berdasarkan Effendie
1995, terdapat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yakni sebagai berikut:
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yakni sebagai berikut:
1. Temperatur dan kualitas air
2. Ukuran, umur, dan jenis kelamin ikan tersebut
3. Ukuran kualitas, tersediaaan makanan
4. Jumlah ikan lain yang memanfaatkan sumber yang sama.
Selanjutnya pola pertumbuhan ikan dapat dibagi dalam empat fase yang berbeda. Pertama
fase pertumbuhan telur dan larva. Pada fase ini terjadi perubahan yang cepat pada bentuk dan
ukurannya. Kedua, fase juvenil, pada fase ini terjadi terus perumbuhan pada ukuran ikan, dalam
hal ini perubahan panjang dan berat terjadi hubungan yang lebih linier. Ketiga fase ikan mendekati
masa dewasa. Fase ini sebagian besar energi digunakan untuk perkembangbiakan dan
pertumbuhan seperti melepaskan sel telur dan sperma untuk pembuahan. Keempat, pada fase ini
pertumbuhan berlanjut hingga mencapai umur tua dan sebagaian besar energi dipergunakan untuk
pemeliharaan tubuh ikan tersebut (Aziz K.A., 1990. Pendugaan Stok Populasi Ikan Tropis.
Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta)

Perekruitan
Secara umum perekruitan didefinisikan sebagai penambhan anggota baru kedalam suatu
populasi. Menueur Aziz, 1990. Perekruitan adalah masuknya ikan muda ke bagian populasi yang
akan dieksploitasi. Pengurangan populasi akibat pemancingan yang berlebihan (overfishing) pada
masa pertumbuhan dapat digantikan dengan banyaknya perekruitan kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi perekrutan yang dikategorikan atas dua yakni sebagai berikut.
1. Faktor yang efeknya tidak tergantung pada ukuran individu dalam populasi, misalnya
faktor keadaan cuaca. Keadaan cuaca dapat membatasi jumlah populasi seperti kekeringan,
banjir, panas atau suhu dingin yang ekstrim, angin tornado, badai dan gempa bumi.
Keadaan ini akan membunuh anggota populasi terlepas dari apakah populasi kecil atau
besar
2. Faktor efeknya tergantung pada ukuran individu dalam populasi, misalnya faktor
biotik.dalam hal ini faktor biotik seperti kompetisi untuk mendapatkan makanan, penyakit,
predasi, dan sebagainya (Effendie, 1995).
Siklus Kehidupan Populasi Ikan
Kematian alami

Telur Larva Juvenil Perekruitan Ikan Dewasa Bertelur

Pertumbuhan Sel Telur

Pada bulan Desember terdapat rekruitmen sebesar 0,00% diduga pada bulan tersebut ikan
melakukan ruaya atau berpindah, kemungkinan lain ikan-ikan yang masuk kedaerah penangkapan
masih berukuran sangat kecil sehingga ikan-ikan tersebut dapat lolos dari alat penangkapan.
Hingga pada bulan januari mulai ada ikan yang tertangkap.

Alternatif Strategi Pengelolaan Sumber Daya Ikan Ekor Kuning


Alternatif strategi pengelolaan sumberdaya ikan ekor kuning yang dapat dilakukuan
untuk menjamin produktivtas dan
keberlanjutan ikan jenis ini yaitu:
1.
Pengaturan mesh size jarring muroami pada bagian kantong agar lebih besar dari 1
inchi agar ikan
-
ikan muda tidak tertangkap
2.
Pengaturan jumlah penangkapan dengan tanpa mengurangi jumlah kapal dan alat
tangkap yang diguna
kan nelayan yang telah ada saat ini.
3.
Schedule of fishing
untuk jangka pendek, berupa sistem buka tutup untuk suatu
lokasi penangkapan, yaitu ditutup pada bulan November sampai dengan Januari
karena merupakan waktu pemijahan ikan ekor kuning
4.
Penerapan syste
m monitoring dan pendataan secara sistematis terhadap produksi
ikan baik yang bernilai jual, konsumsi, maupun yang terbuang.

Anda mungkin juga menyukai