Anda di halaman 1dari 4

Recruitment

Oleh: Adiara Firdhita Alam Nasyrah (C251180***)


Mahasiswi Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Perairan
Institut Pertanian Bogor
2018

Pengelolaan perikanan adalah sebuah hal yang penting dan memerlukan


berbagai informasi, salah satunya adalah dinamika populasi yang merupakan
bagian dari teori tentang pertumbuhan, reproduksi, rekrutmen dan mortalitas serta
struktur dan sebaran populasi. Hal tersebut menjadi penting dalam memahami
kemampuan stok untuk dapat bertahan dari mortalitas alami dan tekanan eksploitasi
untuk tumbuh, berkembang dan terjadi penambahan stok atau generasi baru
(recruitment) secara seimbang dalam kurun waktu yang panjang (Sparre and
Venema, 1998). Indikator tersebut juga dapat digunakan untuk mengestimasi
potensi reproduksi dan rekrutmen serta mengevaluasi tekanan eksploitasi, apabila:
(1) Status stok berbasis biomass belum diketahui dengan baik; (2) Tidak tersedianya
data hasil tangkapan per-unit upaya yang runut waktu dan dapat dipercaya (reliable)
untuk pengkajian stok dengan model holistik/model produksi surplus (surplus
production model)/dinamika biomass dan data untuk analisis hubungan stok dengan
rekrutmen (stock-recruitment relationships, SSR).
Rekrutmen dapat didefenisikan sebagai jumlah ikan dari suatu kohort
tertentu atau kelas umur (year class) yang masuk ke dalam fase eksploitasi dari
suatu perikanan dimana individu-individu yang berukuran lebih kecil dari stok
tersebut pada periode waktu tertentu akan bertumbuh menjadi besar. Dengan kata
lain bahwa jumlah ikan dari suatu kohort atau kelas umur yang akan siap untuk
diekploitasi dalam suatu periode waktu (contohnya dalam tahun). Rekrutmen
penting untuk orang perikanan karena mempunyai efek langsung pada kelimpahan
ikan berikutnya, dan besarnya hasil yang dapat ditangkap atau dipanen dari suatu
stok tertentu. Berikut adalah beberapa penelitian tentang rekrutmen:
Hasil penelitian Al-Qishawe et al 2014 yang ada di perairan Jubail, Saudi
Arabia tentang Stock Assessment Siganis canaliculatus bahwa data panjang ikan
pada tangkapan pertama (Lc = 17,24 cm) dicapai sebelum kelompok usia ke-2.
Panjang yang sepenuhnya direkrut untuk perikanan (L100 = 21,7 cm) dan panjang
pada tingkat kematangan pertama (Lm) dicapai setelah kelompok usia ke 2 pada
panjang 19 dan 21,5 cm mengacu pada penelitian sebelumnya masing-masing oleh
Tharwat dan Grandcourt. Oleh karena itu, Lc saat ini lebih kecil dari keduanya (L-
100) dan (Lm). Kelompok panjang 24 cm mewakili ikan yang lebih tua dari
kelompok umur ketiga yaitu panjang di bawah eksploitasi penuh yang
menyumbang mayoritas kematian akibat penangkapan ikan. Penelitian ini
menegaskan bahwa dari hasil yang diperoleh dari pengujian berdasarkan nilai Lc
yang diberikan untuk mencapai maksimum (Y’/R) yang menunjukkan bahwa
panjang tengah 23,5 cm yang merupakan Lc optimum yang akan di adopsi. Oleh
karena itu, berdasarkan pemaparan yang telah di jelaskan oleh penulis mengenai
beberapa parameter maka, untuk menghindari penangkapan ikan-ikan pre-spawner,
Lc saait ini perlu ditingkatkan hingga 23,5 cm agar tidak mengganggu proses
rekrutmen demi keberlanjutan sumberdaya perikanan.
Penelitian tentang perbandingan dalam seri waktu rekrutmen antara dua stok
dengan riwayat kehidupan dan habitat yang berbeda yaitu stok ikan herring Kanada
dan stok ikan teri Mediaterania (Samorakis et al. 2018). Ikan herring menujukkan
variabilitas internnual yang tinggi dan tidak ada autokorelasi yang signifikan pada
rekrutmen. Sebaliknya, rekrutmen ikan teri sangat berkorelasi dengan residu kurva
Ricker yang menujukkan penurunan awal diikuti dengan tren peningkatan yang
membalik yaitu terus menerus sehingga mengubah produktivitas stok. Ikan herring
memiliki strategi daur kehidupan yang dicirikan oleh rentang hidup yang panjang
(>11 tahun) dan delayed maturity (⁓4 tahun), upaya reproduksi selama bertahun-
tahun (kelangsungan hidup keturunan yang tinggi selama satu tahun mengimbangi
berbagai beberapa tahun yang kurang produktiv). Telur disimpan selama musim
gugur di daerah pemijahan dengan baik dan larva menetas, setelah 1 hingga 3
minggu. Larva tersebut berkembang selama periode suhu yang sangat rendah dan
kelimpahan makanan rendah dan tidak bermetamorfosis sampai musim semi
berikutnya ketika berusia 5 sampai 8 bulan. Sedangkan strategi sejarah kehidupan
ikan teri Laut Ariatic ditandai dengan proses pematangan awal (<1 tahun),
reproduksi yang sering terjadi selama musim pemijahan yang panjang (dari awal
musim semi hingga akhir musim gugur) dan pertumbuhan larva yang cepat. Karena
suhu pada permukaan habitatnya yang tinggi di musim panas (hingga 280C di
Adriatic) sehingga waktu yang diperlukan untuk larva ikan teri untuk mencapai
tahap kurang rentan adalah 10 hingga 20 hari.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa spawner dalam contoh
kasus tersebut (small pelagic fish) memiliki fekunditas tahunan yang sulit diukur
tetapi menujukkan bukti bahwa hal tersebut mungkin sangat bervariasi dalam
kaitannya dengan asupan makanan, kondisi gizi ikan dewasa dan ukuran atau usia
ikan sehingga hal ini berpengaruh terhadap recruitment dalam suatu populasi.
Hasil penelitian (Gabr et al 2017) tentang spesies Siganus rivulatus di
perikanan Jeddah selama 4 tahun data jantan dan 5 tahun untuk betina. Panjang
maksimum pertumbuhan keduanya adalah 10,7 cm. Panjang teorikal diestimasikan
38,05 cm dengan bobot 785 gram. Hubungan panjang-berat mengungkapkan
bahwa pertumbuhan Siganus rivulatus di perikanan Jeddah adalah isometrik di
mana nilai kemiringan "b" tidak berbeda secara signifikan dari nilai "3" dalam
hukum kubik. Hasil ini menunjukkan bahwa stok Siganus rivulatus di perikanan
Jeddah saat ini overexploited, di mana eksploitasi saat ini adalah 0,8 tahun-1. Level
ini lebih tinggi daripada batas poin referensi biologis (Fmax = 0,71 tahun-1),
diperlukan untuk mendapatkan hasil maksimum per rekrutmen, dan target poin
referensi biologis (F0.1 = 0,635 tahun-1) yang diperlukan untuk mendapatkan yang
optimal hasil per rekrut. Menambah ukuran saat penangkapan pertama, yang terkait
dengan ukuran jaring alat tangkap, menghasilkan peningkatan hasil per rekrut dan
sebaliknya. Disarankan agar level penangkapan saat ini dikurangi ke titik referensi
target F0.1 = 0,635 tahun-1.
Hasil penelitian (Kartini, 2017) yaitu Perairan Selat Sunda memiliki potensi
sumber daya ikan pelagis yang cukup tinggi, salah satunya adalah ikan lemuru
(Amblygaster sirm). Tingginya permintaan pasar terhadap ikan lemuru
mengakibatkan terjadinya peningkatan kegiatan penangkapan. Dalam menjaga
kelestarian ikan lemuru perlu upaya pengelolaan yang didasarkan pada informasi
biologi ikan lemuru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek pola
rekrutmen, mortalitas, dan laju eksploitasi ikan lemuru. Pengambilan ikan contoh
dilakukan pada bulan April sampai Agustus 2015 dari hasil tangkapan nelayan yang
didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Banten. Jumlah ikan
contoh yang diambil selama penelitian sebanyak 527 ekor ikan jantan dan 245 ekor
ikan betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puncak rekrutmen ikan lemuru
terjadi pada bulan Maret (11,64%) dan Juli (13,67%). Terdapat kesamaan dari
beberapa penelitian tersebut bahwa salah satu puncak rekrutmen ikan lemuru terjadi
pada bulan Juli. Hal ini diduga pada bulan tersebut sejalan dengan musim
pemijahan ikan lemuru sehingga banyak individu baru yang masuk ke dalam
perairan. Selain itu rekrutmen ikan lemuru juga dapat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan perairan yang subur dengan jumlah fitoplankton yang melimpah dan
biasanya terjadi saat permulaan musim timur (bulan April-Juli) (Wujdi et al., 2012).
Hasil penelitian Agustina et al. 2015 tentang rekrutmen ikan laur. Ikan layur
merupakan salah satu ikan demersal yang didaratkan di PPP Labuan dengan hasil
tangkapan 10% dari hasil tangkapan ikan demersal pada tahun 2013. Kondisi
perikanan layur telah mengalami tangkap lebih secara biologi (laju eksploitasi ikan
layur betina 72% dan jantan 83%) pada fase pertumbuhan (growth overfishing)
dengan nilai panjang ikan pertama kali tertangkap (Lc) lebih kecil dibandingkan
panjang ikan pertama kali matang gonad (Lm), sehingga saran pengelolaan yang
disarankan adalah dengan pengaturan mata jaring selektif. Hasil penelitian
menunjukkan nilai keofisien pertumbuhan (k) ikan betina dan jantan berturut-turut
0,30/bulan dan 0,23/bulan, dengan panjang asimptotik (L∞) 710,41 mm dan 856,52
mm. Panjang ikan pertama kali tertangkap (Lc) untuk betina dan jantan
berturutturut sebesar 460,46 mm dan 454,66 cm. Panjang ikan layur pertama kali
matang gonad (Lm) untuk betina sebesar 567,24 mm dan jantan sebesar 599,73 mm.
Laju mortalitas alami (M)) untuk ikan betina sebesar 0,27/tahun dan ikan jantan
sebesar 0,22/tahun. Mortalitas total (Z) untuk ikan betina sebesar 1,25/tahun dan
ikan jantan sebesar 1,60/tahun. Berdasarkan hubungan antara nilai M dan Z, maka
mortalitas penangkapan (F) diketahui untuk betina sebesar 0,97/tahun dan jantan
sebesar 1.38/tahun. Laju ekploitasi ikan layur betina dan jantan berturut-turut
sebesar 72% dan 83%. Berdasarkan nilai laju eksploitasi, pemanfaatan ikan layur
telah melebihi pemanfaatan optimal (50%), sehingga di indikasikan mengalami
tangkap lebih. Nilai Lc<Lm menunjukkan tangkap lebih yang terjadi adalah growth
overfishing.
Pada dasarnya rekrutmen berhubungan dengan adanya induk dewasa betina
dan jantan, ruaya, reproduksi, dan ketahanan hidup larva. Jika stok dewasa hadir
dalam jumlah sedikit berarti rekrut rendah. Jika stok dewasa banyak berarti rekrut
banyak. Berdasarkan pada hasil penelitian beberapa penelitian yang telah dijelaskan
pengaturan rekrutmen perlu pengelolaan yang lebih baik dengan mengetahui
parameter Lc dan Lm untuk mengetahui apakah growth overfishing dan recruitment
overfishing sehingga dapat dilakukan pengaturan pengelolaan. Oleh karena itu,
rekruitmen mutlak ada pada populasi yang lestari.
Daftar Pustaka

Agustina, S., Boer, M., Fahrudin, A. 2015. Dinamika Populasi Sumber Daya Ikan
Layur (Lepturacanthus Savala) Di Perairan Selat Sunda. Marine Fisheries.
Vol. 6 No.1 (77-85)
Al-Qishawe. M. M. S., Ali T.S., Abahussain.A.A. 2014. Stock Assassment of White
Spotted Rabbitfish (Siganus canaliculatus Park, 1797) in Jubail Marine
Wildlife Sanctuary, Saudi Arabia. International Journal of Fisheries and
Aquatic Studies 2014; 1(6): 48-54
Gabr, M.H., Bakaili.A.S., Mal. A.O. 2017. Growth, mortality and yield per recruit
of the rabbit fish Siganus rivulatus (Forsskål 1775) in the red sea coast of
Jeddah, Saudi Arabia. International Journal of Fisheries and Aquatic
Studies. 6(1): 87:96)
Kartini, N., Boer, M., Affandi, R. 2017. Pola Rekrutmen, Mortalitas dan Laju
Eksploitasi Ikan Lemuru (Amblygaster sirm, Ealbaum 1792) di Perairan
Selat Sunda. Biospecies Vol.10 (1):11-16.
Somarakis, S., Tsoukali, S., Giannoulaki, M., Schismenou, E., Nikolooudakis, N.,
2018. Spawning stock, egg production and larval survival in relation to
small pelagic fish recruitment. Marine Ecology. Doi :
https://doi.org/10.3354/meps12642.

Sparre P, Venema SC. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis.


diterjemahkan oleh pusat penelitian dan pengembangan perikanan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai