Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN INDIVIDU HASIL BENCHMARKING

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN IV


DI KABUPATEN MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
TANGGAL 04 S/D 07 SEPTEMBER 2016

Disusun oleh :
RENO PRAWIRA, S.STP, MA
NO. ABSEN 31

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
YOGYAKARTA
2016
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Benchmarking sebagai rangkaian
kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Angkatan IV
Bandiklat Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilaksanakan di Kabupaten Malang
Provinsi Jawa Timur.
Tujuan pelaksanaan Benchmarking ini adalah untuk membuka wawasan
serta memberikan pengetahuan bagi kami, para peserta agar memiliki pola pikir
yang lebih profesional dalam hal memberikan pelayanan publik, berinovasi serta
berkolaborasi dalam mengadopsi maupun mengadaptasikan hasil tersebut ke
dalam area perubahan masing-masing peserta.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Kuncoro Cahyo Aji,
M.Si., yang telah memandu dan memberikan bimbingan kegiatan ini serta para
Widyaiswara dan Panitia yang ikut mendampingi sejak awal hingga akhir kegiatan.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan
untuk kesempurnaan penyusunan laporan ini. Namun demikian, semoga laporan
ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta , 10 September 2016

RENO PRAWIRA, S.STP, MA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
PENDAHULUAN....................................................................................... 4

BAB I
A.

Latar Belakang............................................................................................ 4

B. Tujuan........................................................................................................ 5
C. Lokus......................................................................................................... 6
DATA HASIL OBSERVASI..........................................................................7

BAB II
A.

Dinas Kesehatan Kabupaten Malang..............................................................7

B. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kab. Malang..............................10


C. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang.................................... 14
D. Industri Rumah Tangga Pembuatan Kripik Singkong dan Kripik Pisang Cap Lumbalumba....................................................................................................... 19
BAB III
A.

ANALISIS NILAI KEUNGGULAN........................................................... 23

Identifikasi Nilai Keunggulan........................................................................ 23

B. Implementasi Nilai Keunggulan (Inovasi) Ke Dalam Proyek Perubahan..............25


BAB IV

KESIMPULAN..................................................................................... 26

LAMPIRAN (Dokumentasi Kegiatan) .....................................................................27

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi

Negara

Nomor 19 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan


Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III salah satu kegiatan yang wajib
dilaksanakan adalah kegiatan Benchmarking ke lokus yang dianggap dapat
mewakili terhadap proyek perubahan untuk dapat diadopsi dan diadaptasi,
guna melakukan inovasi sehingga dapat melengkapi proyek perubahan
yang

dibuat

oleh

masing-masing

peserta. Kegiatan

Benchmarking

diharapkan dapat membuka wawasan dan memberikan pengetahuan yang


memiliki pola pikir yang lebih profesional dalam hal memberikan pelayanan
publik. Untuk mendorong program pemerintah dalam hal pemberian
pelayanan publik secara profesional dan sebagai pembanding, maka salah
satu yang dipilih untuk Benchmarking adalah Kabupaten Malang yang
memiliki beberapa keunggulan dan inovasi dalam pembangunan daerah.
Kabupaten Malang adalah salah satu Kabupaten di Indonesia yang
terletak di Propinsi Jawa Timur dan merupakan Kabupaten yang terluas
kedua wilayahnya setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38 Kabupaten/ Kota
yang ada di Jawa Timur. Hal ini didukung dengan luas wilayahnya 3.534,86
km atau sama dengan 353.486 ha dan jumlah penduduk sesuai Data
Pusat Statistik sebanyak 2.544.315 jiwa (tahun 2015) yang tersebar di 33
kecamatan, 378 Desa, 12 Kelurahan.
Secara geografis Kabupaten terletak pada 11217 10.90 - 122 57
00 BT dan 744 55.11 - 826 35.45 LS dengan Ketinggian 250-500 m
diatas permukaan air laut (daerah perlembahan/dataran rendah) dan
daerah dataran tinggi pada ketinggian antara 500-3.600 meter dpl.
Batas wilayah Wilayah Kabupaten Malang yaitu :

Sebelah Barat

: Kab. Blitar dan Kab. Kediri

Sebelah Utara

: Kab. Jombang, Mojokerto, dan

Pasuruan

Sebelah Timur

Kab

Probolinggo

dan

Kab.

Lumajang

Sebelah Selatan

Bagian tengah

: Samudera Indonesia
: Kota Malang dan Kota Batu.

Kabupaten Malang juga dikenal sebagai daerah yang kaya akan


potensi diantaranya dari pertanian, perkebunan, tanaman obat keluarga
dan lain sebagainya. Disamping itu juga dikenal dengan obyek-obyek
wisatanya.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari peserta Diklatpim III Angkatan IV Badan Diklat


DIY melaksanakan Benchmarking di Kabupaten Malang adalah :
1. Mengumpulkan dan mengidentifikasi data dan informasi praktek
keunggulan mitra benchmarking sebagai pembanding dalam
implementasi tugas dan fungsi.
2. Menemukan kunci atau rahasia keberhasilan mitra benchmarking
yang paling unggul dalam pelaksanaan tuhgas dan fungsi.
3. Mempersiapkan rencana perubahan pelaksanaan tugas dan fungsi
dengan mengadopsi dan mengadaptasi best practice dari mitra
benchmarking dalam bentuk lesson learnt.

C. Lokus
Lokus peserta Diklatpim III Angkatan IV Badan Diklat DIY pada
Pemerintah Kabupaten Malang adalah :
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dengan Program Unggulan
SUTERA EMAS.
2. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Malang
dengan Program Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan
Industri
3. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang dengan
program inovasi unggulan yaitu: TPA Wisata Edukasi Talangagung.
4. Industri Rumah Tangga Pembuatan Kripik Singkong dan Kripik
Pisang Cap Lumba-lumba.

5. BAB II
6. DATA HASIL OBSERVASI
7.

A. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang (Program Sutera Emas)


1. Gambaran Umum
8. Sutera Emas adalah akronim dari Surveilans Epidemiologi
Terpadu

Berbasis Masyarakat. Sebuah sistem deteksi dan

kewaspadaan

dini

penyakit

yang

berpotensi

wabah

dan

mengancam kematian ibu dan anak. Nama Sutera Emas muncul


pada 2009, setelah dr. Hadi sebagai inisiator berembug dengan dua
temannya, Sri Lesmono Hadi dan Riyanto atas desakan Agus
Wahyu Arifin (Kepala Dinas Kesehatan saat itu) untuk memberi
nama program sebagai ikon puskesmas.
9. Tujuannya,

membangun

sistem

kewaspadaan

dini,

menurunkan angka kematian ibu dan anak, mempercepat proses


pelaporan dan pengambilan keputusan, serta mencegah terjadinya
kejadian luar biasa (KLB) penyakit.
10.

Sistem

yang

dibangun

dalam

Sutera

Emas

sederhana dan ekonomis jika dibandingkan dengan manfaat yang


diperoleh oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Keberhasilan
program Sutera Emas terbukti dengan penghargaan Otonomi
Awards 2013 untuk kategori pelayanan kesehatan. Selain itu
dengan

program

ini,

Kabupaten

Malang

juga

mendapat

penghargaan grand category pelayanan publik.


2. Aspek Man
11.

Aktor-aktor yang terlibat dalam perkembangan

Program Sutera Emas ini dapat dijelaskan sebagai berikut :


12.
13.
N
o
1.
2.

14.

Stakeholder

16.
dr. Hadi Puspita
18.
Tim Surveilans
Puskemas Kepanjen

15.

17.
19.

Kontribusi

Inisiator
Membanti inisiator dalam :
- pemantauan
7

3.
4.

20.
22.
RT

5.

23.
Petugas Keseh
atan Desa (bidan dan
perawat)

6.

24.
Dokter, bidan
dan paramedis

7.

25.
Petugas
Koordinasi (Surveilans,
Promkes, HS, Gizi,
Bidan) dan Dokter
Umum
26.
Bidang terkait di
Dinkes

8.

Bupati Malang
Kader Tingkat

21.

penyakit
- menggabungk
an
sensus
harian
penyakit
dengan
pemanfaatan
teknologi
informasi.
Dukungan kebijakan
- melaporkan
setiap penyakit
yang diderita
warga
di
wilayahnya
- merupakan
faktor
kunci
keberhasilan
- penerima
informasi dari
Kader Sutera
Emas
- melakukan
Home Visit
- pelapor/entry
data
ke
Software
Sutera Emas
- pelapor/entry
data pasien di
Unit
Pelayanan
Puskesmas ke
Software
Sutera Emas
- Tim
Gerak
Cepat
Puskesmas

Dukungan
administrasi
8

9.

27.
Para pakar dan
profesional (eksternal)

Dukungan
sarpras
Sosialisasi
Tim
Gerak
Cepat Dinkes
Pengembanga
n program
Dukungan
lainnya

28.
3. Aspek Money
29.

Secara

umum

urusan

kesehatan

termasuk

Program Sutera ini mendapat dukungan dana dari APBD


Kabupaten Malang, APBD Provinsi Jawa Timur dan APBN.
4. Aspek Methode
30.

Pelaksanaan Sistem Sutera Emas yaitu kader

kesehatan di tingkat rukun tetangga (RT) diminta melaporkan setiap


penyakit yang diderita warga di wilayahnya. Perhatian khusus
diberikan kepada ibu hamil yang berpotensi risiko tinggi, juga bayi
penderita gejala kurang gizi.
31.

Setiap ada warga yang sakit, kader diminta

melapor kepada bidan desa. Bidan meneruskan laporan tersebut ke


server dinas kesehatan melalui layanan pesan singkat (SMS).
Ketika jumlah laporan telah melampaui batas yang ditentukan,
server akan menyalakan alarm pada peta lokasi wilayah yang
terkena wabah atau berpotensi KLB. Pada saat yang sama,
notifikasi melalui SMS akan dikirimkan kepada tim reaksi cepat
puskesmas dan dinas kesehatan.
32.

Proses alur sistem di atas dapat digambarkan

sebagaimana di bawah ini :

33.

1
0

34.

35.
5. Aspek Material
36.

Input data untuk Program Sutera Emas berbasis

layanan pesan singkat (SMS). Setiap kader melaporkan suatu


kejadian melalui sms yang isinya, antara lain, data penderita, lokasi
kejadian, dan jenis keluhan. Sebelum para kader telah dilatih
dengan materi sebagai berikut :
1. Cara untuk mendapatkan informasi masalah kesehatan diwilayahnya.
2. Mengenali gejala penyakit berpotensi wabah / KLB.
3. Cara mengenali tanda-tanda penyakit tidak menular.
4. Cara mengenali tanda-tanda pada kasus kebidanan.
5. Materi penyuluhan dalam upaya preventif terjadinya penyakit.
6. Aspek Machine

1
1

37.

Untuk keberhasilan dalam mencapai tujuannya,

Program Sutera Emas didukung oleh sarana Komputer, server,


software aplikasi, jaringan internet, alat telekomunikasi dan
kendaraan operasional.
7. Aspek Time

38.

Setiap

ada

laporan

kejadian

yang

membutuhkan penanganan segera maka Tim Gerak Cepat


akan bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan tindakan
dalam jangka waktu sesingkat mungkin. Utnutk lokasi yang
dekat paling lambat 15 mint dan untuk lokasi yang jauh paling
lambat 1 jam.
B. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Program
Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri)
1. Gambaran Umum
39.

Pembangunan Perindustrian, Perdagangan dan

Pasar, sebagai motor penggerak perekonomian, akan terus


didorong peran dan kontribusinya terhadap pembangunan. Sektor
Industri dan Perdagangan telah menunjukkan peranan yang
penting dan strategis bagi perekonomian Kabupaten Malang. Untuk
itu peran Industri dalam perekonomian dan Pengembangan Industri
kecil termasuk Industri tradisional dalam penciptaan lapangan
usaha dan lapangan kerja yang luas serta Pengembangan Industri
pengolahan hasil pertanian dalam rangka pemanfaatan seoptimal
mungkin potensi sektor pertanian haruslah menjadi Prioritas
sebagai kontribusi PDRB dalam rangka mencapai pertumbuhan
ekonomi. Serta peran serta dari pasar yang merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli dapat digunakan sebagai
pengukur indikator pertumbuhan perekonomian suatu daerah.
2. Aspek Man
40.

Manajemen pengelolaan sektor industri melibatkan

Aparatur di Dinas Perindag dan Pasar Kabupaten Malang.


Kekuatan SDM di Disperindagpas Kabupaten Malang berjumlah

1
2

388 orang terdiri dari 212 orang berstatus PNS dan 176 berstatus
Tenaga Kontrak/Non PNS.
41.

Adapun dari tenaga PNS jika dilihat dari segi

Pendidikan / akademik : Pasca Sarjana (S2) = 3 Orang, Sarjana


(S1) = 41 Orang, Sarjana Muda (D3) = 5 Orang, SLTA/ SMK = 103
Orang, SLTP = 31 Orang, SD = 29 Orang.
3. Aspek Money
42.

Secara

umum

urusan

perindustrian

dan

perdagangan ini mendapat dukungan anggaran dari APBD


Kabupaten Malang, APBD Provinsi Jawa Timur dan APBN.
4. Aspek Methode
43.

Dalam

menjalankan

tugasnya

melaksanakan

pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri, perdagangan


dan pasar Disperindagpas Kabupaten Malang melaksanakan
strategi berikut :
1. Peningkatan pelayanan dan fasilitasi dalam meningkatkan
daya

saing

industri

secara

berkelanjutan

serta

meningkatkan upaya pengembangan industri di daerah


2. Peningkatan ketrampilan, teknologi proses dan jaringan
distribusi serta menyediakan fasilitas, konsultasi, an
informasi bagi pelau industri untuk memperluas akses
pasar dan daya saing.
44.

Kedua strategi tersebut diimplementasikan dalam

program dan kegiatan sebagai berikut :


1. Di bidang Peningkatan SDM, antara lain melalui:

Pelatihan ekspor/ impor

Pelatihan teknis industri

Pelatihan manajemen kewirausahaan

Sosialisasi peraturan perundang-undangan

Pelatihan- pelatihan peningkatan mutu produk

2. Di bidang Peningkatan Akses terhadap Teknologi Proses


Produksi, antara lain dengan memberikan bantuan peralatan dan

1
3

mesin dalam rangka penumbuhan/ pengembangan industri kecil


dan kerajinan
3. Di bidang Peningkatan Akses terhadap Pasar, antara lain:

Partisipasi dalam event gelar produk potensial IKM

Fasilitas pameran (dalam dan luar negeri)

Pendirian pusat promosi kendedes

Penyediaan informasi (data eksportit dan impor, data


perusahaan industri, data perusahaan dagang, publikasi
ekspor/ impor, papan informasi)

5. Aspek Material
45.

Pembinaan dan pengembangan di bidang industri

yang dilakukan adalah kepada industri formal (industri yang telah


memiliki legalitas usaha / ijin usaha industri) serta kepada industri
non formal (industri rumah tangga yang tumbuh dari kelompok
usaha maupun perorangan dan belum memiliki legalitas usaha / ijin
usaha industri).
46.

Dengan adanya berbagai pembinaan dari Dinas

perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Malang, industri


rumah tangga yang ada dapat meningkat menjadi industri kecil
dengan adanya legalitas usaha berupa Tanda Daftar Industri (TDI).
Demikian pula dengan industri kecil semakin berkembang menjadi
industri menengah dan besar dengan dimilikinya legalitas usaha
berupa Ijin Usaha Industri (IUI).
6. Aspek Machine
47.

Untuk keberhasilan dalam mencapai tujuannya,

Dinas Perindagpas Kabupaten Malang didukung oleh sarana dan


peralatan sebagai berikut :

1
4

48.

1
5

7. Aspek Time

49.

Keseluruhan kegiatan pengaturan, pembinaan

dan pengembangan industri yang dilakukan Disperidagpas


Kabupaten Malang dilakukan secara berkesinambungan
sesuai siklus perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi pada setiap tahunnya.
50.
51.
52.

C. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang (TPA


Wisata Edukasi Talangagung)
53.
1. Gambaran Umum
54.

TPA Talangagung merupakan TPA yang terletak di

Kepanjen, Kabupaten Malang dengan luas lahan sekitar 2,5 ha.


TPA yang berdiri sejak tahun 2009 ini berhasil mengubah
pandangan masyarakat mengenai TPA yang selama ini identik
dengan kotor dan bau menjadi sebuah kawasan wisata edukasi.
55.

Lokasi TPA ini justru lebih mirip seperti taman kota,

dimana disepanjang jalan utama ditumbuhi berbagai jenis bunga


dengan berbagai warna, sungguh kontras dengan pemandangan
TPA pada umumnya. Kondisi dan kualitas jalan yang merupakan
prasarana dan akses penting untuk transportasi pengangkutan
sampah pun juga diperhatikan, sehingga memberikan kenyamanan
bagi para pekerja maupun kepada para pengunjung yang datang
untuk berwisata edukasi, dimana TPA ini dijadikan acuan dalam
pengelolaan sampah yang berbasis lingkungan.
56.
Pemerintah

Sebagai bukti nyata dari keberhasilan inovasi ini


Kabupaten

Malang

memperoleh

beberapa

penghargaan antara lain :


1. Juara 1 Tingkat Nasional di bidang Pengelolaan Sampah pada
Tahun 2012.

1
6

2. Penghargaan Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2015 dari


Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
3. Terpilih menjadi salah satu praktik cerdas dalam program
Knowledge Center yang dikembangkan oleh Bappenas dibawah
Direktorat Kerjasama Pembangunan International, berkolaborasi
dengan Knowledge Sector Initiative (KSI) AusAID, United Cities
Local Government Asia Pacific (UCLG ASPAC) dan Bursa
Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) pada Tahun
2015.
57.
58.
2. Aspek Man
59.
mengenai

Sebelum ada Undang-Undang No. 18 Tahun 2008


Pengelolaan

Sampah,

di

Indonesia

berlaku

Sistem

pengoperasian Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah secara


terbuka atau yang dikenal dengan istilah Open Dumping. Sistem ini
menimbulkan beberapa permasalahan baru diantaranya
-

timbulnya pencemaran lingkungan karena kondisinya yang


kumuh bau yang tidak sedap dan sebagai sarang vector
penyakit.

keberadaan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah tidak


diharapkan oleh warga, sehingga sering terjadi konflik dengan
sosial masyarakat.

gas methane yang dilepas di udara dapat mencemari udara


dimana daya rusak dari Gas methane ini adalah 1 Ton CH4
sama dengan 21 ton CO2 emisi gas buang.
60.

Hal

inilah

yang

mendasari

Pemerintah

Kabupaten

Malang, pada tahun 2009 dibawah SKPD Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang Kabupaten Malang melakukan inovasi Waste to Energy yang
diterjemahkan dengan baik oleh Bapak Koderi dan Bapak Renung
selaku inisiator inovasi ini. Idenya dengan memanfaatkan gas
methane hasil residu sampah di TPA sebagai alternatif energy
terbarukan bagi masyarakat di sekitar TPA.
1
7

61.

Saat ini TPA Talangagung didukung oleh 215 Pasukan

Kuning dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, 80 orang Karyawan
dan 12 Pemulung. Dalam mengelola Sumber Daya Manusia tersebut
diberlakukan berbagai kebijakan diantaranya pengasuransian lewat
BPJS, pembatasan waktu interaksi dengan sampah dan penggajian
yang layak.
3. Aspek Money
62.

Biaya untuk pengelolaan TPA Talangagung bersumber dari

APBD Kabupaten Malang dengan total anggaran sebesar Rp. 13 miliar


dengan rincian : Rp. 2 Miliar untuk Pengelolaan Sampah, Rp. 8 Miliar
untuk Transportasi Pengangkutan selama 1 Tahun, Rp. 3 Miliar
pengadaan dan pemeliharaan Sarana Prasarana
4. Aspek Methode
63.

Dasar hukum pelaksanaan yang menjadi pedoman TPA

Talangagung Kabupaten

Malang dalam melakukan

pengelolaan

sampah antara lain :


a. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah;
b. PP Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Sampah

Rumah Tangga

Dan

Sampah

Sejenis

Sampah Rumah Tangga;


c. Permendagri No. 33 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pengelolaan Sampah;
d. Perda No. 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Sampah Di Kabupaten Malang;
e. Instruksi Bupati Malang No. 1 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Sampah Di Kabupaten Malang.
64.

Undang-Undang

Nomor

18

Tahun

2008

tentang

Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya perubahan yang


mendasar dalam pengelolaan sampah yang selama ini dijalankan yakni
pengelolaan sampah dibagi dalam dua kegiatan pokok, yaitu
pengurangan sampah dan penanganan sampah. Undang-undang ini
juga mengatur tentang tiga aktivitas utama dalam penyelenggaraan
1
8

kegiatan pengurangan sampah, yaitu pembatasan timbunan sampah,


pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Ketiga
kegiatan tersebut merupakan perwujudan dari prinsip pengelolaan
sampah yang berwawasan lingkungan yang disebut 3R (reduce, reuse,
recycle).
65.

TPA

Talangagung dibangun diatas lahan 2 hektar,

dengan menerapkan sistem Controlled Landfill (penutupan terkendali).


TPA yang memiliki tiga zona yaitu zona pasif, zona kendali dan zona
aktif ini memperkenalkan produk gas metan yang merupakan hasil dari
pengelolaan sampah agar dapat bermanfaat bagi kehidupan.
66.

Proses pengendalian gas metan ini diawali dengan

adanya timbulan sampah kemudian masuk pada tahap instalasi


penangkapan gas metan dan dilanjutkan pada tahap isntalasi
pemurnian gas metan, selanjutnya terdapat meteran gas metan inovasi
yang mana keseluruhan proses diakhiri dengan adanya sistem kendali
kapasitas gas metan.
67.

Pencemaran air tanah akibat aliran air lindi dengan

menyiapkan sumur pemantau air lindi, selain itu di sekeliling areal TPA
sudah dipagari dengan apa yang disebut Green Belt, yaitu deretan
pepohonan yang terdiri dari trembesi, sengon, jati dan sebagainya yang
berfungsi sebagai filter air lindi dan sekaligus penangkap gas CO2 yang
dihasilkan dari proses pengolahan sampah.
68.

Proses alur pengelolaan sampah di TPA Talangagung

dapat dilihat pada gambar berikut :

1
9

69.

70.
71.

TPA Talangagung melalui proses purifikasi (pemurnian)

gas mampu mengolah sampah menjadi gas metana (CH4) atau bio gas
dan masyarakat sekitar secara gratis memanfaatkan gas metan untuk
kegiatan memasak, saat ini terdapat sekitar kurang lebih 205
Sambungan Rumah (SR) melalui sistem jaringan pipanisasi. Sehingga
secara ekonomi, turut membantu meringankan beban ekonomi
masyarakat sekitar TPA.
72.

TPA ini juga menyediakan bank sampah bagi pemulung,

sehingga pemulung-pemulung dapat merasakan manfaat yang lebih


atas berdirinya TPA ini. Hasil dari gas metan ini dapat dimanfaatkan
untuk flaring, oven kue BBG metan, panggang sate BBG metan,
2
0

kompor BBG metan, Petromak BBG metan, pompa air BBG metan,
Genset BBG metan, Ameg (Accumulator of methana gas), dan sistem
transmisi dan distribusi.
5. Aspek Material
73.

Secara rinci potensi sampah di Kabupaten Malang

dengan jumlah penduduk 3.060.866 jiwa adalah sebagai berikut :


-

Timbulan Sampah Domestik (Skala Kab.)

: 6.397 m/hari

Timbulan Sampah Pedesaan

: 4.961 m/hari

Sistem gali urug (pekarangan rumah)

: 4.018 m/hari

(81%)
-

Sistem Pengelolaan TPA Pedesaan

943 m/hari

(19%)
-

Timbulan Sampah Perkotaan

: 1.436 m/hari

Pelayanan oleh DCKTR

603.1

129.2

732.3

m/hari (42%)
-

TPS 3R (14 lokasi)


m/hari (9%)

Terkelola
m/hari (51%)

Pelayanan Mandiri (sistem gali urug)

: 636.1 m/hari

(44.3%)
-

Tidak terpantau/terkelola

67.5

m/hari (4.7%)
74.

Sampah yang diolah lebih lanjut adalah sampah domestik

rumah tangga dan pasar, tidak termasuk sampah kategori B3. Adapun
samapah-sampah tersebut berasal dari :
-

Kota Kepanjen,

IKK Dau

IKK Wagir

IKK Pakisaji

IKK Bululawang

IKK Gondanglegi

IKK Turen
2
1

IKK Dampit

6. Aspek Machine
75.

Peralatan dan mesin pendukung di TPA Talangagung

merupakan kombinasi antara cara otomatis dan manual. Adapun


peralatan dan mesing yang dipergunakan adalah :
a. Alat Berat : Excavator (3 unit) ;
b. Boldozer (60%) 2 unit :
c. Wheel Loader 1 unit
d. Arm-roll Truck 18 unit ;
e. Dum-truck 7 Unit ;
f. Sepeda motor roda tiga 6 unit
g. Mesin

pendorong

gas

hasil

penyulingan

(mesin

mobil

dimodifikasi)
h. Peralatan sederhana yang berupa meteran air, drum plastik serta
inverter gas yang dirakit sendiri.
7. Aspek Time
76.

Ditinjau dari aspek lamanya waktu yang diperlukan dalam proses

pengolahan sampah maka dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Penanganan sampah dilakukan setiap hari
b. Waktu fermentasi yang dibutuhkan paling cepat selama 5 hari untuk

menghasilkan biogas
c. Keseluruhan proses berlangsung setiap hari secara kontinu.

D. Industri Rumah Tangga Pembuatan Kripik Singkong dan Kripik


Pisang Cap Lumba-lumba.
1. Gambaran Umum
77.

Kecamatan Turen-Kabupaten Malang terkenal sebagai

daerah industri rumahan, terutama industri cemilan atau makanan


ringan. Salah satu cemilan yang terkenal dari Kecamatan Turen ini
adalah kripik singkong dan kripik pisang cap Lumba-lumba.
78.

Usaha ini dirintis oleh Bapak Sucipto pada tahun 1997

dan untuk Kabupaten Malang beliau termasuk yang pertama kali


mengembangkan Kripik Singkong dan Kripik Pisang pertama kali di
Kabupaten Malang. Bapak Sucipto memulai usaha setelah Lulus SMA,
2
2

dengan usaha secara mandiri dan level kecil dan awalnya hanya
melibatkan Isteri
79.

Selanjutnya

usaha

ini

semakin

berkembang

dan

menunjukkan hasil yang baik pada Tahun 2001 dab pada tahun 2004
dengan dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Malang usaha ini
mendapatkan sertifikasi merk produk Lumba-Lumba.
80.

Lokasi industri kripik ini tepatnya di Mentraman, yang

konon Pondok tua Mentraman ini adalah sebuah pondok pesantren,


dimana para santrinya diberdayakan untuk memproduksi kripik
singkong ini. Rasa kripik singkong yang ditawarkan ada dua rasa :
manis dan asin dengan kemasan besar atau kecil.
81.

Kripik singkong Cap Lumba-Lumba ini khas, karena tanpa

menggunakan bahan pengawet. Selain itu bukan hanya terasa gurih


dan manis, keripik singkong ini juga terasa renyah saat dikunyah,
sehingga menjadikan keripik ini banyak dikenal masyarakat Indonesia,
terutama yang berada di Jawa Timur.
2. Aspek Man
82.

Asal mula usaha Bapak Sucipto ini berawal dari

tirakatdimana ia memperoleh bisikan bahwa semua keuntungan dan


hartanya harus disumbangkan sampai habis, hingga tersisa rumah dan
selembar tikar saja. Lalu beliau mendapat petunjuk untuk membuka
usaha. makanan ringan dengan bumbu gula dan garam. Karena
banyak tanaman singkong di sekitar rumah yang merupakan milik
tetangga maka beliau berhutang mendapatkannya.
83.

Dalam mengembangkan usahanya beliau melaksanakan

hubungan kemitraan dengan petani untuk kerjasama penanaman


ketela dan pisang. Juga menjalin hubungan kemitraan dengan
pengusaha kecil di sekitarnya dalam rangka pengembangan pasar
84.

Saat ini karyawan berjumlah 150 orang untuk proses

produksi yang terdiri dari Tenaga Manajemen, Tenaga Produksi, dan


Tenaga Pemasaran. Hubungan kerja dengan karyawan dilakukan
secara kekeluargaan. Apabila ada karyawan yang sakit, mendapatkan
jaminan perawatan kesehatan dari pribadi Bapak Sucipto. Selain itu
2
3

Karyawan yang berkeinginan mendapatkan Jaminan dari BPJS juga


difasilitasi oleh Bapak Sucipto.
3. Aspek Money
85.
pribadi

Modal awal dari usaha kripik ini adalah hutang secara

(tetangga)

kemudian

dikembangkan

dengan

pinjaman

perbankan karena adanya perkembangan usaha dan permintaan pasar


(lebih dari Rp. 1 milyar)
86.

Adapun Gaji karyawan bervariasi ada yang harian,

borongan, mingguan, bulanan yang rata-ratahampir Rp. 2 juta per


bulan per orang (rata2), mendekati UMK Kabupaten Malang
4. Aspek Methode
87.

Setelah melaksanakan pemilihan jenis ketela dan pisang

yang sesuai dengan minat pasar, maka dilakukan pemotongan ketela


dan pisang menggunakan mesin listrik sehingga ukuran dan kecepatan
produksi dapat memenuhi permintaan pasar. Penggorengan dilakukan
setengah matang, kemudian diberikan bumbu dan gula cair sehingga
kualitas produk bersih dan higienis serta awet tanpa bahan pengawet
88.

Secara garis besar alur proses produksi keripik lumba-

lumba dapat digambarkan sebagai berikut :

2
4

89.

5. Aspek Material
90.

Untuk mengantisipasi besarnya permintaan ke depan,

Pak Sucipto memiliki lahan 250 Ha terdiri dari Lahan Pribadi dan Lahan
yang disewa dari Petani secara kemitraan. Lahan dipilih menurut jenis
tanah yang cocok yaitu tanah liat yang sedikit mengandung pasir. Jenis
ketela yang digunakan adalah jenis Ketan dan Mangu. Adapun jenis
pisang yang digunakan adalah jenis Kepok dan Tanduk
6. Aspek Machine
91.

Lokasi pabrik kripik Lumba-lumba merupakan satu

kesatuan terpadu mulai dari gudang, pengolahan, pengepakan dan


pemasaran.
92.

Alat utama produksi berupa mesin pemotong singkong

dan pisang yang dirakit sesuai INOVASI Bapak Sucipto. Alat pengupas
yang dirakit sendiri dari bambu secara tradisonal. Selain itu juga ada
alat penggorengan secara lengkap yang didistribusikan ke 6 Dapur
Produksi. Bumbu-numbu yang digunakan diracik sendiri tanpa
menggunakan bahan pengawet
2
5

93.

Pengepakan produk dilksanakan di ruangan khusus yang

kemudian didistribusikan keberbagai tempat. Pengepakan selain


dengan plastik juga disediakan kardus dengan tampilan menarik untuk
oleh-oleh. Untuk distribusi produk Pak Sucipto sudah memiliki unit
transportasi sendiri.
7. Aspek Time
94.

Keseluruhan proses produksi kripik dari bahan mentah

dilaksanakan selama satu hari itu juga sehingga kualitas produk


terjamin.

Adapun

penyediaan

singkong

yang

ditanam

sendiri

memerlukan waktu satu tahun hingga siap dipanen. Saat dipasarkan


produk dapat bertahan hingga 3 bulan, namun biasanya selebelum
waktu tersebut produk telah laku terjual.

2
6

95. BAB III


96. ANALISIS NILAI KEUNGGULAN
97.
A. Identifikasi Nilai Keunggulan
98.

Pada bagian ini akan disampaikan analisis nilai keunggulan dari

masing- masing Lokus, berdasarkan hal-hal yang dapat diambil sebagaimana


pengamatan masing-masing peserta Diklat PIM III baik yang tampak secara fisik
maupun tidak.
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang (Program Sutera Emas)
99.

Beberapa

nilai keunggulan atau inovasi yang

didapatkan

pada lokus Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yaitu:


1. Lima pilar utama Sutera Emas : early case finding, early case
reporting, early case handling, real time activities, dan community
empowering. Dari lima pilar ini intinya adalah mempermudah dan
mempercepat identifikasi dan penanganan masalah secara terus
menerus melalui pemberdayaan masyarakat.
2. Penanaman sense of humanity, rasa empati dan simpati seiring
dengan pengalaman batin turut terlibat dalam penyelamatan nyawa
seseorang sehingga setiap kader memiliki integritas terhadap tugas
mereka walaupun dengan insentif yang kecil.
3. Integritas para stakeholder yang menyadari bahwa tugas mereka
benar-benar

bermanfaat

untuk

masyarakat,

tidak

sekadar

memenuhi ketentuan administratif birokrasi kesehatan.


4. Kreatif dan inovatif untuk menerapkan kemajuan teknologi informasi
dalam rangka peningkatan pelayanan.
2. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Malang
dengan Program Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan
Industri
100.

Beberapa

nilai keunggulan atau inovasi yang

didapatkan

pada lokus Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Malang


yaitu:
1. Peningkatan nilai tambah produk melalui sertifikasi label halal dan
pemberian sertifikasi dengan barcode

2. Pendirian Pusat Promosi Kendedes untuk mempromosikan produk


industri daerah
3. Ikut berpartisipasi dalam event-event untuk memperkenalkan produk
IKM yang potensial baik di dalam maupun luar negeri.
3. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang (TPA Wisata
Edukasi Talangagung)
101.

Beberapa

nilai keunggulan atau inovasi yang

didapatkan

pada lokus TPA Talangagung yaitu:


1. Inovasi Waste to Energy yaitu mengubah sampah dari masalah
menjadi berkah berupa energi biogas.
2. Kompensasi keberadaan TPA kepada masyarakat berupa bahan
bakar gas gratis sehingga tidak menolak keberadaan TPA
3. Pengembangan kemitraan secara nasional (Bappenas) dan
internasional
4. Implementasi nyata program 3R
5. Inovasi Penerapan Teknologi Tepat Guna dalam pemanfaatan limbah
6. Menjadikan lokasi TPA sebagai obyek wisata berbasis edukasi
4. Industri Rumah Tangga Pembuatan Kripik Singkong dan Kripik
Pisang Cap Lumba-lumba.
102.

Beberapa

nilai keunggulan atau inovasi yang

didapatkan

pada lokus Industri Rumah Tangga Kripik Cap Lumba-lumba yaitu:


1. Mementingkan sifat kejujuran, kerja keras, dan ikhlas yang
merupakan faktor kunci keberhasilan.
2. Membangun networking secara vertikal (spiritual) dan horisontal
(membangun budaya kerja yang humanis)
3. Penggunaan teknologi yang sederhana, tepat guna dengan biaya
murah dan menghasilkan produk yang berkualitas.
4. Pemanfaatan momentum yang tepat saat memulai usaha ketika
kompetitor masih sedikit.
5. Pengendalian mutu dilaksanakan secara langsung oleh owner
sehingga kualitas tetap terjaga.
103.
104.

105.
106.
107.
108.
B. Implementasi Nilai Keunggulan (Inovasi) Ke
Dalam Proyek Perubahan
109.

Dari semua lokus di atas, dapat diungkap beberapa nilai

keunggulan yang dapat diadopsi maupun diadaptasi dalam proyek perubahan


yaitu :
1. Kreatif dan Inovatif dalam mencari ide dan mengupayakan implementasi
pelaksanaannya
2. Kolaborasi dan koordinasi antar unit/instansi/SKPD
3. Integritas tinggi dalam menjalankan tugas serta kewajiban
4. Merangkul serta bersahabat dengan mitra kerja
5. Inovasi yang berlangsung terus menerus untuk meningkatkan kinerja
orgasnisasi.
6. Pentingnya mencari solusi inovasi yang sederhana namun efektif dalam
mengatasi permasalahan.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.

BAB IV

126.

KESIMPULAN

127.
128.

129. Kemajuan Kabupaten Malang sangat terkait dengan adanya


komitmen dan dukungan dari Bupati Malang serta didukung sepenuhnya
oleh SKPD dan masyarakat. Beberapa inovasi yang dikembangkan oleh
empat lokus tersebut secara umum yaitu :
1. Inovasi Dinas Kesehatan dalam implementasi Sutera Emas merupakan
suatu kegiatan preventif (early warning system) yang mendekatkan dan
mempercepat pelayanan kesehatan pada mayarakat sehingga diharapkan
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
2. Inovasi yang dilakukan Dinas Perindag dan Pasar adalah memberikan
kemudahan dalam perijinan serta pembinaan UMKM
3. Inovasi yang dilakukan Dinas Cipta Karya dalam rangka pengelolaan
sampah yang lebih baik adalah dengan menggunakan teknologi yang
menghasilkan nilai tambah, ramah lingkungan, berbasis masyarakat, dengan
biaya yang lebih murah.
4. Inovasi yang dilakukan Pak Sucipto adalah penggunaan teknologi yang
sederhana, tepat guna dengan biaya murah dan menghasilkan produk yang
berkualitas.
130. Berbagai inovasi dari berbagai aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya diharapkan dapat

diadopsi dan diadaptasi peserta dan

diiImplementasi pada proyek perubahan. Hal ini dapat dilakukan dengan


mempersiapkan

komitmen

serta

dukungan

penuh

dari

pimpinan,

usaha/strategi untuk melaksanakan perubahan, penyiapan serta seleksi


SDM dan payung hukum sebagai dasar untuk meningkatkan kinerja SKPD.

131.

LAMPIRAN (DOKUMENTASI KEGIATAN)


132.

3
1
133.

Peserta Diklat Pim III tiba di Aula Kantor Bupati Malang

134.

135.

136.

Pemaparan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang (Lokus 1)

3
2

137.

138.
Plh Sekda Kabupaten Malang, Pembimbing Kegiatan Benchmarking
dan Peserta sedang menyimak Paparan Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Pasar Kab. Malang (Lokus 2)

139.

3
3

140.

141.

Peserta tiba di TPA Wisata Edukasi Talangagung (Lokus 3)

142.
143.

3
4

144.

145.

Pengolahan kripik di Unit Usaha Kripik Lumba-lumba

146.

3
5

147.

148.

Bapak Sucipto Pengusaha Kripik Lumba-lumba sedang beraudiensi


dengan peserta

3
6

Anda mungkin juga menyukai