Pengolahan Air Limbah Nata de Coco PDF
Pengolahan Air Limbah Nata de Coco PDF
Oleh :
Kelompok III
Kelas B
Siska Fiany
Eni Iswati
Ajeng Prastiwi Suci
Kania Ulfah
Nurendah Agung P.
Yola Ending Nafiah
Rizky Utami
Indri Nur Oktaviani
Doni Juliana
Nadia Ade P.
G1B011006
G1B011010
G1B011019
G1B011023
G1B011040
G1B011042
G1B011053
G1B011062
G1B011068
G1B011076
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arah pembangunan jangka panjang Indonesia adalah pembangunan
ekonomi
dengan
bertumpukan
pada
pembangunan
industri.
Pesatnya
perkembangan industri dari kelas rumah tangga sampai dengan kelas menengah
memiliki dampak negatif salah satunya terhadap permasalahan lingkungan apabila
pengolahan limbah pada industri tersebut tidak dilakukan dengan baik.
Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah satunya adalah limbah cair.
Limbah cair yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak negatif pada perairan,
khususnya sumber daya air (Disperindag, 2007).
Salah satu industri di Indonesia memanfaatkan bahan baku buah kelapa.
Buah kelapa banyak dibudidayakan di Indonesia, umumnya adalah kelapa dalam
dan kelapa hibrida. Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit
daging (testa), daging buah, air kelapa dan lembaga. Air kelapa dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan nata de coco. Akhir-akhir ini
pemanfaatan bahan baku air kelapa untuk argoindustri nata de coco mengalami
peningkatan. Perkembangan jumlah argoindustri nata de coco akan mengakibatkan
semakin besarnya limbah yang dihasilkan dari industri ini (Hakimi dan Daddy,
2006).
Sebuah pabrik nata de coco terdapat di desa Kalisube Kecamatan
Banyumas
Limbah yang dihasilkan dari aktivitas industri nata de coco sulit dihindari,
sebaiknya mempunyai sarana penanganan limbah, terutama untuk limbah air yang
digunakan dalam proses perendaman. Limbah air ini bersifat asam karena
mengandung asam asetat dalam konsentrasi tinggi (Pambayun, 2002). Oleh karena
itu, pengolahan limbah industri perlu dilakukan sebelum dibuang ke badan air agar
mencegah terjadinya pencemaran air yang dapat merugikan manusia dan
lingkungan. Penanganan limbah biasanya memerlukan biaya yang besar, sehingga
banyak perusahaan yang mengabaikan penanganan limbah ini (Hakimi dan Daddy,
2006). Dalam pengolahan limbah industri diperlukan suatu alat pengolahan limbah
yang dirancang sesuai dengan jenis dan karakter limbah yang dihasilkan. Selain itu
alat yang dirancang sebaiknya efektif dan ekonomis. Hal ini bertujuan agar limbah
yang mengandung bahan-bahan berbahaya dapat diminimalisir dan aman untuk
dibuang ke lingkungan (Disperindag, 2007).
B. Tujuan
1. Membuat prototype yang sesuai dengan dengan karakteristik limbah cair
industri Nata de coco.
2. Mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri
Nata de coco.
C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Prototype dapat dijadikan masukan sebagai contoh sistem pengelolaan limbah
terutama pada pabrik Nata de coco untuk meminimalisir pencemaran limbah
cair yang dihasilkan.
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan keterampilan mahasiswa dan mengaplikasikan ilmu yang didapat
dari mata kuliah pengelolaan limbah
3. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat
Prototype ini dapat dijadikan media pembelajaran untuk mahasiswa khususnya
mata kuliah pengelolaan limbah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Tahap Tersier
Tahap ini merupakan metode fisikokimia atau biologis dengan
menggunakan suatu bioreaktor, pengendapan, filtrasi atau khlorinasi. Metode
ini hampir sama dengan metode pemurnian air minum. Tujuan utama tahap ini
adalah untuk mereduksi polutan anorganik, seperti fosfat, nitrit dan nitrat dari
efluen tahap akhir. Tahap ini biasanya juga dilakukan dengan menggunakan
radiasi ultraviolet dan ozone.
B.
pencemar dalam limbah terikat melalui reaksi kimia dan akan menghilangkan
atau mengurangi bahan kimia pencemar dalam air limbah (Azamia, 2012).
3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Metode pengolahan sekunder mencakup proses biologi utnuk mengurangi
bahan-bahan organik melalui mikroorganisme yang ada didalamnya, yaitu
melakukan kontak perlakuan limbah cair dengan mikroba agar terjadi
biodegradasi senyawa organik dalam limbah cair menjadi produk tanpa
pencemar, seperti air, karbon dioksida, dan lumpur (Suharto, 2011).
4. Pengolahan Tersier (Tertiery Treatment)
Metode ini digunakan pada pengolahan limbah dengan konsentrasi bahan
pencemar tinggi atau jenis parameter bervariasi dengan volume yang relative
besar serta masih terdapat bahan berbahaya yang terkandung dalam limbah
dari pengolahan primer dan sekunder. Salah satu cara yang sering digunakan
adalah penambahan karbon aktif, yang biasanya digunakan sebagai penyerap
untuk mengurangi kekeruhan dari suatu cairan karena memiliki luas
permukaan yang cukup besar pada setiap unitnya. Selain itu mempunyai
rongga-rongga sehingga akan menyaring partikel-partikel kecil yang masih
terdapat di dalam limbah cair. Penggunaan karbon diperuntukkan mengurangi
kadar dari senyawa organik terlarut dalam limbah cair (Azamia, 2012).
C. Proses Pembuatan Nata De Coco dengan HACCP
Proses pembuatan Nata de Coco
2.
Bak Screen
Bak screen merupakan suatu bak yang berisi screen, yang berfungsi
untuk pemisahan padatan yang terdapat dalam air limbah. Air limbah setelah
mengalami proses pemisahan padatan selanjutnya dipompa menuju bak
equalisasi.
3.
Bak Equalisasi
Bak equalisasi merupakan proses awal pengolahan air limbah, pada bak
ini dapat diisi mikroorganisme maupun tidak. Fungsi bak equalisasi adalah
mengendalikan pH air limbah, mengurangi fluktuasi debit air, sehingga bahan
homogen secara merata atau teratur diatur pengalirannya menuju proses
Bak Kontak
Bak kontak ini merupakan proses utama pengolahan air limbah industri
nata de coco, pada bak ini diisi mikroorganisme dan injeksi udara. Pada bak
kontak diinjeksikan udara yang akan mengakibatkan terjadinya penguraian
bahan pencemar menjadi bahan yang lebih sederhana dan tidak berbahaya.
Gas yang dihasilkan biasanya terbuang langsung ke lingkungan. Pada bak ini
terjadi penurunan konsentrasi COD dan BOD kurang lebih 90-95%. Air
limbah
pada
bak
ini
selanjutnya
dialirkan
menuju
bak
pemisah
mikroorganisme (pengendapan/clarifier).
5.
6.
7.
Bak Stabilisasi
Mikroorganisme dalam bak stabilisasi ini, distabilkan dengan cara
menginjeksikan udara kedalam bak stabilisasi, mikroorganisme yang telah
BAB III
DESAIN DAN RINCIAN BIAYA
A. Desain
B. Rincian Biaya
1
Lem Bakar
1 x @Rp. 20.000
= Rp. 20.000
Triplek berlapis
1 x @Rp. 105.000
= Rp. 105.000
Pipa bening 2 m
1 x @Rp. 15.000
= Rp. 15.000
Pipa L
1 x @Rp
5.000
= RP
5.000
Dakron
8 x @Rp. 4.500
= Rp
36.000
Carbon Aktif
1x @ Rp 15.000
= Rp
15.000
Kincir Air
2 x @Rp. 15.000
= Rp. 30.000
NaOH 10 ml
1 x @Rp. 5.000
= Rp.
5 000
Asam sulfat 10 ml
1 x @Rp. 5.000
= Rp.
5.000
Ikan
1 x @Rp. 10.000
= Rp.
10.000
10 PH indikator
10 x @Rp. 1 000
= Rp.
10.000
11 Toples besar
1x @Rp 9.000
= Rp
9.000
12 Toples sedang
4x@Rp 8.000
= Rp
32.000
12 Zeolit
2x @ Rp 3.500
= Rp
7.000
TOTAL
= Rp 304.000
DAFTAR PUSTAKA
Azamia, M. 2012. Pengolahan limbah cair laboratorium kimia dalam penurunan
kadar organik serta logam berat Fe, Mn, Cr dengan Metode Koagulasi dan
Adsorpsi. Skripsi. Program Studi Kimia. Universitas Indonesia, Depok.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2007. Pengelolaan Limbah Industri
Pangan. Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah. Jakarta.
Santi, Devi.N. 2004. Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Penyamakan Kulit
Industri Pulp Dan Kertas Industri Kelapa Sawit. e-journal. Kesehatan
Lingkungan. USU.
Santoso, S. 2014. Pengolahan Air Limbah Domestik Secara Fisika, Kimia, dan
Biologi. Makalah disampaikan pada acara Penyuluhan kepada masyarakat
Desa Kejawar tanggal 9 Agustus 2014 di Posdaya Tunas bangsa Desa
Kejawar, Kec. Banyumas
Sari, M. 2009. Pengendalian Limbah Cair di Pabrik Benang Karet PT Industri Karet
Nusantara Medan. Karya Ilmiah. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Suharto. 2011. Limbah kimia dalam pencemaran udara dan air. Yogyakarta: Andi
Offset
Departemen Industri. 2007. Pengelolaan Limbah Industri Pangan. Direktorat
Jenderal Industri Kecil Menengah. Jakarta.
Pambayun, R. 2002. Teknologi pengolahan nata de coco. Kanisius. Yogyakarta.
Hakimi, Rini dan Daddy Budiman. 2006. Aplikasi Produksi Bersih (Cleaner
Production) pada Industri Nata De Coco. Jurnal Teknik Mesin. Vol 3 (2) hal:
90-98.