Library
Seper Junior
himitsuqalbu
Mencoba memberi yang tebaik dengan cara terbaik
Latar Belakang
Salah satu ciri pembelajaran matematika masa kini adalah penyajiannya didasarkan pada
suatu teori psikologi belajar yang saat ini masih dikembangkan oleh ahli pendidikan.
Kemampuan memahami teori-teori belajar ini merupakan salah satu kompetensi pedagogik
guru, sehingga guru mampu mengembangkan pembelajaran yang memuat tiga macam
aktivitas, yaitu eksplorasi, klarifikasi, dan refleksi.
Secara garis ada dua arus besar dalam perkembangan teori belajar, yaitu aliran Behaviorisme
dan aliran Kognitif. Dua aliran ini memiliki dua pijakan berpikir yang sangat jelas
perbedaannya. Aliran behaviorisme memandang belajar sebagai perubahan tingkah laku,
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1. Mengetahui pengertian teori belajar.
2. Mengetahui teori belajar Jerome S. Bruner dalam pembelajaran matematika.
3. Mengetahui teori belajar Robert M. Gagne dalam pembelajaran matematika.
4. Mengetahui teori belajar Skiner dalam pembelajaran matematika.
5. Mengetahui teori belajar Van Hiele dalam pembelajaran matematika.
6. Mengetahui teori belajar Z. P. Dienes dalam pembelajaran matematika.
7. Mengetahui teori belajar W Brownell dalam pembelajaran matematika.
8. Mengetahui teori belajar Thorndike dalam pembelajaran matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Teori belajar atau teori perkembangan mental menurut Ruseffendi (1988) adalah berisi uraian
tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi terhadap mental peserta didik.
Sementara itu, pengertian tentang belajar itu sendiri berbeda-beda menurut teori belajar yang
dianut seseorang. Menurut pandangan modern menganggap bahwa belajar merupakan
kegiatan mental seseorang sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut dapat
dilihat ketika siswa memperlihatkan tingkah laku baru, yang berbeda dari tingkah laku
sebelumnya. Selain itu, perubahan tingkah laku tersebut dapat dilihat ketika seseorang
memberi respons yang baru pada situasi yang baru (Gledler, 1986). Hudoyo (1998)
menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam mental seseorang,
sehingga terjadi perubahan tingkah laku, di mana perubahan tingkah laku tersebut bergantung
kepada pengalaman seseorang.
2.2
Dalil Penyusunan. Konsep dalam matematika akan lebih bermakna jika siswa
mempelajarinya melalui penyusunan representasi obyek yang dimaksud dan dilakukan
secara langsung. Misalnya, jika seorang guru menjelaskan arti 9 (sembilan), maka
seyogianya guru meminta siswa untuk menyajikan sebuah himpunan yang jumlah
anggotanya sembilan. Dari beberapa pandangan tentang dalil penyusunan Bruner,
maka dapat disimpulkan bahwa siswa hendaknya belajar melalui partisipasi aktif
dalam memahami konsep, prinsip, aturan dan teori. Hal ini dapat diperoleh melalui
pengalaman dalam melakukan eksperimen atau percobaan yang memungkinkan siswa
untuk memahami konsep, prinsip, aturan dan teori itu sendiri.
Dalil Notasi. Notasi memiliki peranan penting dalam penyajian konsep. Penggunaan
notasi dalam menyatakan sebuah konsep tertentu harus disesuaikan dengan tahap
perkembangan mental anak. Penyajiannya dilakukan dengan pendekatan spiral,
dimana setiap ide-ide matematika disajikan secara sistematis dengan menggunakan
notasi-notasi yang bertiingkat.
Dalil Pengaitan. Materi dalam pelajaran matematika dikenal dengan hirarki yang
sangat ketat. Suatu topik akan menjadi sulit dipahami oleh siswa manakala belum
menguasai materi prasarat yang dibutuhkan. Dengan kata lain bahwa kaitan antara
satu konsep dengan konsep yang lain, satu dalil dengan dalil yang lain, satu topik
dengan topik yang lain dan satu teori dengan teori yang lain sangat erat. Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa siswa harus diberi kesempatan sebanyak-banyaknya
dalam melihat atau mengkaji kaitan antara suatu topik dengan topik yang lain atau
satu konsep dengan konsep yang lain, yang dipelajarinya.
2.3
Pandangan Gagne tentang belajar dikelompokkan menjadi 8 tipe. Kedelapan tipe tersebut
adalah belajar dengan: (1) isyarat (signal), (2) stimulus respons, (3) rangkaian gerak (motor
chaining), (4) rangkaian verbal (verbal chaining), (5) memperbedakan (discrimination
learning), (6) pembentukan konsep (concept formation), (7) pembentukan aturan (principle
formation) dan (8) pemecahan masalah (problem solving) (Ruseffendi, 1988).
Terdapat 2 di antara 8 tipe belajar yang dikemukakan oleh Gagne yang erat kaitannya dengan
pendekatan pengajuan masalah matematika, yaitu: (1) rangkaian verbal (verbal chaining) dan
(2) pemecahan masalah (problem solving).
Menurut Gagne belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung. objek
tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah,
ketekunan, ketelitian, disiplin diri, bersikap positif terhadap matematika. Sedangkan objek tak
langsung berupa fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip.
Keterampilan (Skill) adalah suatu prosedur atau aturan untuk mendapatkan atau
memperoleh suatu hasil tertentu. contohnya, keterampilan melakukan pembagian
bilangan yang cukup besar, menjumlahkan pecahan dan perkalian pecahan desimal.
Para siswa dinyatakan telah memperoleh keterampilan jika ia telah dapat
menggunakan prosedur atau aturan yang ada dengan cepat dan tepat.keterampilan
menunjukkan kemampuan memberikan jawaban dengan cepat dan tepat.
Prinsip adalah pernyataan yang memuat hubungan antara dua konsep atau lebih.
Prinsip merupakan yang paling abstrak dari objek matematika yang berupa sifat atau
teorema. Contohnya, teorema Pytagoras yaitu kuadrat hipotenusa pada segitiga sikusiku sama dengan jumlah kuadrat dari dua sisi yang lain. Untuk mengerti teorema
Pytagoras harus mengetahui konsep segitiga siku-siku, sudut dan sisi. Seorang siswa
dinyatakan telah memahami prinsip jika ia dapat mengingat aturan, rumus, atau
teorema yang ada; dapat mengenal dan memahami konsep-konsep yang ada pada
prinsip tersebut; serta dapat menggunakannya pada situasi yang tepat.
2.4
Ia berpendapat bahwa dalam eksperimen Pavlov seharusnya setelah anjing diberi stimulus
berupa bunyi bel, anjing tersebut seharusnya bisa mengambil makanan sendiri. Dalam
matematika; untuk merangsang siswa mau belajar maka diberi reward & funishment dalam
kegiatan tanya-jawab (stimulus-respon), kemudian diberi penguatan/reinforcement berupa
penjelasan teoritis materi pelajaran yang ditanyakan tersebut (tanya-jawab) pada siswa.
2.5
Dua tokoh pendidikan matematika dari Belanda, yaitu Pierre Van Hiele dan isterinya, Dian
Van Hiele-Geldof, pada tahun-tahun 1957 sampai 1959 mengajukan suatu teori mengenai
proses perkembangan yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri. Tahapan berpikir atau
tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri, menurut Van Hiele adalah
sebagai berikut:
Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini, siswa memandang sesuatu
bangun geometri sebagai suatu keseluruhan (wholistic). Pada tingkat ini siswa belum
memperhatikan komponen-komponen dari masing-masing bangun. Dengan demikian,
meskipun pada tingkat ini siswa sudah mengenal nama sesuatu bangun, siswa belum
mengamati ciri-ciri dari bangun itu. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa tahu suatu bangun
bernama persegipanjang, tetapi ia belum menyadari ciri-ciri bangun persegipanjang tersebut.
Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini siswa sudah mengenal bangunbangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing bangun. Dengan kata lain, pada
tingkat ini siswa sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan
mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut
Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada tingkat ini, siswa
sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada sesuatu
bangun. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu
segiempat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang.
Di samping itu pada tingkat ini siswa sudahmemahami pelunya definisi untuk tiap-tiap
bangun. Pada tahap ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara bangun yang satu
dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini siswa sudah bisa memahami bahwa setiap
persegi adalah juga persegipanjang, karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegipanjang.
Pada tingkat ini siswa sudah memahami perenan pengertian-pengertian pangkal, definisidefinisi, aksioma-aksioma, dan terorema-teorema dalam geometri. Pada tingkat ini siswa
sudah mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini
siswa sudah memahami proses berpikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu
menggunakan proses berpikir tersebut.
Tingkat ini disebut juga tingkat metamatematis. Pada tingkat ini, siswa mampu melakukan
penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika (termasuk sistem-sistem
geometri), tanpa membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada tingkat ini,
siswa memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri.
2.6
Dienes (dalam Ruseffendi, 1992) berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat
dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan di antara
struktur-struktur dan mengkategorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur.
Seperti halnya dengan Bruner, Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip
dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan
baik. Ini mengandung arti bahwa jika benda-benda atau objek-objek dalam bentuk permainan
akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.
Menurut Dienes, permainan matematika sangat penting sebab operasi matematika dalam
permainan tersebut menunjukkan aturan secara kongkret dan lebih membimbing dan
menajamkan pengertian matematika pada anak didik. Dapat dikatakan bahwa objek-objek
kongkret dalam bentuk permainan mempunyai peranan sangat penting dalam pembelajaran
matematika jika dimanipulasi dengan baik. Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi
tahap, yaitu :
1)
Dalam setiap tahap belajar, tahap yan paling awal dari pengembangan konsep bermula dari
permainan bebas. Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktifitasnya tidak
berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kebebasan untuk mengatur benda. Selama
permainan pengetahuan anak muncul. Dalam tahap ini anak mulai membentuk struktur
mental dan struktur sikap dalam mempersiapkan diri untuk memahami konsep yang sedang
dipelajari. Misalnya dengan diberi permainan block logic, anak didik mulai mempelajari
konsep-konsep abstrak tentang warna, tebal tipisnya benda yang merupakan ciri/sifat dari
benda yang dimanipulasi.
2)
Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan keteraturan
yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep
tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Menurut Dienes, untuk membuat
konsep abstrak, anak didik memerlukan suatu kegiatan untuk mengumpulkan bermacammacam pengalaman, dan kegiatan untuk yang tidak relevan dengan pengalaman itu. Contoh
dengan permainan block logic, anak diberi kegiatan untuk membentuk kelompok bangun yang
tipis, atau yang berwarna merah, kemudian membentuk kelompok benda berbentuk segitiga,
atau yang tebal, dan sebagainya. Dalam membentuk kelompok bangun yang tipis, atau yang
merah, timbul pengalaman terhadap konsep tipis dan merah, serta timbul penolakan terhadap
bangun yang tipis (tebal), atau tidak merah (biru, hijau, kuning).
3)
Dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat
kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih dalam mencari kesamaan
sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka dengan menstranslasikan kesamaan struktur
dari bentuk permainan lain. Translasi ini tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang
ada dalam permainan semula. Contoh kegiatan yang diberikan dengan permainan block logic,
anak dihadapkan pada kelompok persegi dan persegi panjang yang tebal, anak diminta
mengidentifikasi sifat-sifat yang sama dari benda-benda dalam kelompok tersebut (anggota
kelompok).
4)
Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Para siswa
menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu. Setelah mereka berhasil
menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu.
Representasi yang diperoleh ini bersifat abstrak, Dengan demikian telah mengarah pada
pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak yang terdapat dalam konsep yang
sedang dipelajari.
5)
Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini siswa-siswa
dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan sifat-sifat baru
konsep tersebut, sebagai contoh siswa yang telah mengenal dasar-dasar dalam struktur
matematika seperti aksioma, harus mampu merumuskan teorema dalam arti membuktikan
teorema tersebut. Contohnya, anak didik telah mengenal dasar-dasar dalam struktur
matematika seperti aksioma, harus mampu merumuskan suatu teorema berdasarkan aksioma,
dalam arti membuktikan teorema tersebut Misalnya bilangan bulat dengan operasi
penjumlahan peserta sifat-sifat tertutup, komutatif, asosiatif, adanya elemen identitas, an
mempunyai elemen invers, membentuk sebuah sistem matematika.
2.7
2.8
Menurut Thorndike dalam Ruseffendi (1993:117) menyatakan bahwa pada hakekatnya belajar
merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Dalam hukum ini ada
tiga hal yaitu hukum kesiapan,hukum latihan,dan hukum akibat.
2.9
Gestalt menyatakan bahwa penguasaan akan diperoleh apabila ada prasyarat dan latihan hafal
atau drill yang diulang-ulang sehingga tidak mengherankan jika ada topic-topik di tata secara
urut seperti perkalian bilangan cacah kurang dari sepuluh ( Rosseffendi,19993:115-116).
2.10
mereka miliki,
2)
3)
4)
Siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan
sendiri,
2)
4)
Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa,
5)
6)
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu
kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam
mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang
telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.
BAB III
PENUTUP
3.1
1)
Kesimpulan
Teori belajar adalah berisi uraian tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan
struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari
hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu.
3)
Menurut Gagne, belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak langsung.
objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah,
ketekunan, ketelitian, disiplin diri, bersikap positif terhadap matematika. Sedangkan objek tak
langsung berupa fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip.
4)
Menurut Skiner , dalam matematika; untuk merangsang siswa mau belajar maka diberi
5)
Menurut Pierre Van Hiele, proses perkembangan yang dilalui siswa dalam mempelajari
geometri adalah Tingkat Visualisasi, Tingkat Analisis , Tingkat Abstraksi , Tingkat Deduksi
Formal dan Tingkat Rigor.
6)
Menurut Dienes, pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang
Menurut Brownell, belajar matematika merupakan belajar bermakna dan pengertian hal
ini sesuai dengan teori Gestalt yang menyatakan bahwa latihan hafal atau drill sangat penting
dalam kegiatan pembelajaran yang diterapkan setelah tertanamnya pengertian.
8)
antara stimulus dan respon. Dalam hukum ini ada tiga hal yaitu hukum kesiapan,hukum
latihan,dan hukum akibat.
9)
Menurut Gestalt, penguasaan akan diperoleh apabila ada prasyarat dan latihan hafal atau
drill yang diulang-ulang sehingga tidak mengherankan jika ada topic-topik di tata secara urut.
10) Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada
kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka.
3.2
Saran
Sebagai guru kita harus mengetahui tentang teori belajar khususnya dalam pembelajaran
matematika , sehingga kita mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
hendak dikembangkan, level pengetahuan siswa, dan teori belajar yang dirujuk.
Dalam penulisan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan
keterbatasan pengalaman, kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dan
kelengkapan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unsri.ac.id/widyastuti/pendidikan/teori-belajar-bruner-dandienes/mrdetail/14369/
http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar-teori.html
http://suchaini.wordpress.com/2008/12/15/teori-belajar-matematika-david-ausubel/
http://suciptoardi.wordpress.com/2010/10/27/teori-belajar-gagne/
http://www.mathematic.transdigit.com/mathematic-article/pembelajaran-matematikadengan-teori-belajar-konstruktivisme.html
Share
this:
Tentang
iklan-iklan ini
Memuat...
Terkait
P os Se bel umny a
TEORI BELAJAR
P os Be ri kutnya
6 Komentar
1.
aivarahma
/ 16 Februari 2016
Jazakillah..
2.
uqon
/ 3 November 2014
3.
CiiNana Mosna
/ 11 November 2012
mkci
sangat membantu aq dm nyelesain tgas q
4.
cutiekyubi
/ 11 September 2012
himitshuqalbu
/ 3 Maret 2012
6.
yvonnemaparivo
/ 2 Maret 2012
Tinggalkan Balasan
DU NIA KIT A
Matematika
Kuliah
FKIP UNRI
Strategi Pembelajaran
Cuap-Cuap
Fanfiction
Mirna
Super Junior
Note
S EA RCH. .
Cari untuk:
VIEWERS
FO LLOW BLOG
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima
pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.
Bergabunglah dengan 13 pengikut lainnya
Follow my w ord
MY AGEND A
Okt
Des
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
November 2011
T ERBA RU
Bahan Ajar Bangun Ruang Sisi Datar (Unsur-Unsur Prisma) [Slide Show PPt]
o
o
o
Bahan Ajar Bangun Ruang Sisi Datar (Unsur-Unsur Kubus) [Slide Show PPt]
[Statistika] Contoh Soal Distribusi Peluang Diskrit
Trans Audi Magazine Interview [Siwon Super junior]
MY TWEET
Error: Twitter did not respond. Please wait a few minutes and refresh this page.
K YUHYU N CHO
SU NGMIN LEE
o
o
o
o
o
o
o
o
A RS IP
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
About Me
Library
Seper Junior
SU JU CHIBI
K LAS IF IKA SI
Agama (5)
AL-QUR'AN (2)
Bahan Ajar (3)
Balok (1)
Bangun Ruang (3)
Belajar (1)
Bimbingan Konseling (10)
BIrthday (1)
Cuap-Cuap (22)
Curcol (8)
DDPMIPA (3)
Defenisi (2)
Distribusi (1)
Donghae SuJu (2)
Fanfiction (10)
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
341,166 Viewers
CHO KYUHYU N
CHO KYUHYU N
CHO KYUHYU N
LEE SU NGMIN
MINNIE MING
BLOG DI WORDPRESS.COM.