PENDAHULUAN
Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima
pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau
membangkitkan. Oleh karena itu, peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah
interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai
penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.
Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan
belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Metode pengajaran yaitu, suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan. Karena metode mengajar
tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian
yang integral dalam suatu system pengajaran.
Dari definisi metode mengajar, maka metode latihan dapat digunakan sebagai suatu cara
mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Mananamkan kebiasaan
yang benar pada anak dengan usia yang belia tidak mudah. Pengulangan, penekanan, evaluasi
harus sering dilakukan sebab anak terutama anak usia sekolah dasar memiliki dunia sendiri yang
mengasikkan bagi mereka. Aktifitas motorik yang tinggi menjadikan aktifitas kognitif akademis
dapat tertekan, terlupakan, menanamkan kepedulian, motivasi, dan tekad untuk mempunyai
kebiasaan yang benar perlu dilakukan secara kontinyu, dengan sistematika proses yang panjang,
konsisten dan berulang.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Metode Ceramah
Menurut Djamarah (1997:108), metode latihan merupakan metode penyampaian materi
melalui upaya penanaman terhadap kebiasaa-kebiasaan tertentu. Melalui penanaman terhadap
kebiasaan-kebiasaan tertentu ini diharapkan siswa dapat menyerap materi secara lebih optimal.
Menurut Djamarah dan Zain (2006: 95) Metode latihan disebut juga metode training, adalah
suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang digunakan
untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Sama seperti yang
diungkapkan oleh Syaiful Sagala (dalam adhegora, 2012) bahwa Metode drill adalah metode
latihan, atau metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan, kesempatan dan keterampilan Sedangkan Roestiyah (2001: 125) mengungkapkan
metode latihan adalah cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar
siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Jadi, menurut beberapa pengertian metode latihan di atas,dapat disimpulkan bahwa
metode latihan adalah suatu cara mengajar yang dilakukan guru untuk menanamkan suatu
kebiasan-kebiasaan tertentu atau mengajarkan siswa melakukan suatu latihan-latihan. Hal ini
dilakukan supaya siswa dapat memperoleh suatu ketangkasan maupun keterampilan yang lebih
baik lagi.Mananamkan kebiasaan yang benar pada anak dengan usia yang belia tidak mudah.
Pengulangan, penekanan, evaluasi harus sering dilakukan sebab anak terutama anak usia sekolah
dasar memiliki dunia sendiri yang mengasikkan bagi mereka. Aktifitas motorik yang tinggi
menjadikan aktifitas kognitif akademis dapat tertekan, terlupakan, menanamkan kepedulian,
motivasi, dan tekad untuk mempunyai kebiasaan yang benar perlu dilakukan secara kontinyu,
dengan sistematika proses yang panjang, konsisten dan berulang.
Metode latihan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang telah nyata
diterima. Selain itu metode juga dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan, kesempurnaan dan keterampilan latihan tentang sesuatu yang dipelajari. Dengan
melakukan secara praktis pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan dikembangkan.
Dengan demikian metode latihan bukan hanya sekedar melaksanakan latihan secara membabi
buta, bukan hanya asal mengulang, tetapi melaksanakan latihan dengan pengertian yang
mempunyai tujuan tertentu.
II.2 Karakteristik metode latihan
Suatu metode pembelajaran tentunya terdapat suatu kelebihan maupun kelemahan dari
suatu metode itu sendiri. Begitu pula dengan metode latihan, kelebihan dan kelemahan metode
latihan sendiri yaitu;
Kelebihan metode latihan menurut Djamarah dan Zain (2006: 6):
a. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau
kalimat, membuat alat-alat, dan terampil menggunakan setiap peralatan.
b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti, perkalian, pembagian, penjumlahan,
pengurangan, tanda-tanda (simbolsimbol), dan sebagainya.
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-
huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,dan sebagainya.
d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan
pelaksanaan.
e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan adanya konsentrasi dalam
pelaksanaanya.
f. Pembentukan kebiasan-kebiasan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi
lebih otomatis.
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian
dan diarahkan jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulangulang merupakan hal yang
monoton, mudah membosankan.
d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
e. Dapat menimbulkan verbalisme.
a. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa
yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai.
b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama,
pelajar tidak berhasil maka guru harus mengadakan perbaikan lalu penyempurnaan.
c. Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari hal-hal bersifat
keterpaksaan.
d. Sifat latihan yang pertama, bersifat ketepatan, kemudian kecepatan, yang keduanya harus
dimiliki oleh peserta didik.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Langkah pembukaan
Dalam langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya
mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan.
2. Langkah pelaksanaan
a. Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu
b. Ciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan
c. Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut
d. Berikan kesempatan \kepada siswa untuk terus berlatih
3. Langkah mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan motivasi untuk siswa
terus melakukan latihan secara berkesinambungan sehingga latihan yang diberikan dapat
semakin melekat, terampil dan terbiasa.
c. Penutup
Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang dilaksanakan oleh siswa.
Memberikan latihan penenangan.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
metode latihan adalah suatu cara mengajar yang dilakukan guru untuk menanamkan suatu
kebiasan-kebiasaan tertentu atau mengajarkan siswa melakukan suatu latihan-latihan. Hal ini
dilakukan supaya siswa dapat memperoleh suatu ketangkasan maupun keterampilan yang lebih
baik lagi. Metode latihan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang telah nyata
diterima. Selain itu metode juga dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan, kesempurnaan dan keterampilan latihan tentang sesuatu yang dipelajari.
Tujuan metode latihan adalah : Memiliki ketrampilan motoris/gerak, Mengembangkan
kecakapan intelek, Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal
lain.
Kelebihan dan kekurangan metode latihan : Untuk memperoleh kecakapan motoris,
Untuk memperoleh kecakapan mental, Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi
yang dibuat, Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan
pelaksanaan, Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan adanya konsentrasi
dalam pelaksanaanya, Pembentukan kebiasan-kebiasan membuat gerakan-gerakan yang
kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis. Kekurangannya : Menghambat bakat dan inisiatif
siswa, Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, Kadang-kadang latihan yang
dilaksanakan secara berulangulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan,
Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis, Dapat menimbulkan verbalisme.
III.2 Saran
Dalam menggunakan metode latihan sebagai seorang guru hendaknya kita harus
memahami betul tentang metode latihan dan apa saja yang akan dilakukan pada saat
pembelajaran agar metode latihan yang digunakan dapat menyampaikan tujuan pembelajaran
dengan baik dan membuat pembelajaran lebih efektif dan efesien.
DAFTAR PUSTAKA
http://vainhadrami.blogspot.co.id/2015/05/makalah-metode-pembelajaran-drill-and.html.
Diakses pada tanggal 15 februari 2017.
http://very-fadly.blogspot.co.id/2011/08/makalah-metode-melatih.html. Di akses pada tanggal 15
februari 2017
https://trys99.wordpress.com/2013/05/07/metode-latihan/. Di akses pada tanggal 15 februari
2017
http://sarjanaspdi.blogspot.co.id/2013/05/metode-driil.html. Di akses pada tanggal 15 februari
2017
http://smoeland.blogspot.com/2012/11/metode-pembelajaran-latihan-praktik.html. Di akses pada
tanggal 15 februari 2017