Makalah Kayu
Makalah Kayu
A. Latar Belakang
Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha memilih bahan yang
tepat untuk membangun tempat tinggalnya dan peralatan-peralatan yang
dibutuhkan. Pemilihan atas
sifat teknis, ekonomis dan dari segi keindahan. Salah satu dari bahan
tersebut adalah kayu. Kayu merupakan bahan konstruksi yang dapat
diperoleh langsung dari alam. Bahan konstruksi pada saat ini
juga
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas adalah :
Bagaimana sejarah perkembangan penggunaan kayu?
Apa-apa aja mamfaat kayu?
Bagaimana cara pengawetan kayu?
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
adalah
himpunan
sel
yang
membentuk
membedakan
tiga
jaringan
kayu,
dapat
bagian:
"The Bone: biasanya terletak di bagian tengah bagasi. Ini terdiri dari sel-sel
yang lemah atau mati, kadang-kadang konsistensi periang. Its diameter
berkisar dari kurang dari satu milimeter untuk lebih dari satu sentimeter,
tergantung pada spesies."The heartwood: jantung juga disebut, adalah
wilayah di sekitar saraf tulang belakang. Hal ini gelap warna dan terdiri dari
sel-sel mati mengalami lignifikasi yang memberikan resistensi yang lebih
besar untuk serangan jamur dan serangga. proporsi mereka tergantung pada
spesies dan umur pohon."Setiap lapisan kayu ini: zona berwarna lebih jelas,
terdiri dari sel-sel muda. Presents kurang tahan terhadap serangan biologis.
setiap lapisan kayu ini lebih banyak, pohon muda itu.
biaya
danketersediaan,
serta
tujuan
penggunaan
Dalam
hari-hari
awal,
bagaimanapun,
kualitas
produk
pada
alat
yang
tersedia
untuk
pertukangan
Para
dan
terbentuk
penemuan
dari
kayu
untuk
memungkinkan
selama
periode
usia
mesin
tersebut. Di
itu
Eropa,
karena
meningkatnya
batas
tuntutan
pada
aksesibilitas
untuk
bahan
sebagai
bakar
dan
akibat
dari
bahan
dan
berbeda,
mencerminkan
permintaan
produk
baru
dan
dari
pertengahan
abad
6
kesembilan
belas. Uap
untuk
serta
budaya
dan
cara
hidup
orang
yang
digunakan
paling
sering
di,
utara
pusat,
dan
daerah
sebagai
bagian
dari
seni,
budaya
dan
teknis
oleh
pengembangan
penggunaan
kayu
alat
tersebut
tembaga. Efisiensi
didorong
oleh
dan
bertahap
telah
sangat
maju
seni
dalam
produk
kayu
rumah kayu memiliki kelemahan juga. Kelemahan utama dari setiap rumah
kayu bahaya kebakaran, sehingga kabel dan sistem pemanas, instalasi
kompor dan perapian di rumah kayu harus ekstra hati-hati dan bijaksana.
pembuatannya,
sehingga
10
ketahanan
bahan
kayu
dapat
Untuk pemilihan cat pada rumah kayu, lebih baik dipilih cat melamin
sehingga tetap dapat menonjolkan serat kayu alaminya.
Pembuatan rumah kayu, rumah pohon, atau gazebo harus dimulai
dengan gambar awal konsep desainnya, agar bentuknya dapat sesuai
dengan
tema
arsitektur
yang
diinginkan,
termasuk
fungsi
dan
11
12
pertama
yang
dibuat
dengan
titian
kayu
untuk
menyeberangi sungai. Ada juga orang yang menggunakan dua utas tali atau
13
rotan, yang diikat pada bebatuan di tepi sungai. Seterusnya, batu digunakan,
tetapi cuma sebagai rangka. Jembatan
Roma
juga
mempunyai
pengetahuan,
yang
14
uraian
sebelumnya,
perkembangan
teknologi
jembatan diawali dari proses cut and try. Selanjutnya dengan metode
empiris, dibuatlah beberapa pikiran intelegensi tentang kekuatan bahan
dalam membangun jembatan.
15
berharga
bagi
teknologi
jembatan.
Manusia
zaman
purba
segi
tiga
pada
bagan
huludan
dikenal
dngan
is
tilah
sebagai
pangkal
jembatan
Klasifikasi Jembatan:
16
dan
dibuat
lengkung
keuntungan
jembatan
dengan
bahan
kayu,
sebagai berikut :
Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah
dan dapat dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana. Pekerjaanpekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus
dan tenaga ahli yang tinggi.
pengaruhi
oleh
panjang
dan
kemampuan
bahan
kayu.
Masa kini telah jarang sekali ditemui rumoh Aceh yang dibangun
spesifik untuk rumah tinggal, godaan untuk tinggal di dalam rumah beton
mendorong mayoritas masyarakat Aceh melepas secara perlahan-lahan akan
warisan budaya arsitekturnya. Dan kontruksi bangunan rumah adat Aceh
bisa dibilang hampir sama dengan kontruksi pada saat ini, kita bisa
melihatnya dari cara pembuatannya seperti pada gambar diatas.
19
radial
Kayu terdiri dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan
hemiselulosa (unsur karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan
radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding
sel, bentuk menajang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu
vertikal dan horisontal pada batang pohon.
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat
kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban
dan suhu udara sekitarnya. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak
kayu, dapat juga terbakar, terutama bila kayu dalam keadaan kering.
Warna Kayu
Keawetan Alami
Berat Jenis
higroskopis
20
Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zatzat ekstraktif didalamnya. Termasuk dalam katagori kelas berat misalnya
kulim, sementara kayu bintangur termasuk dalam kelas agak berat. Kayu
pinus dan balsa masuk dalam kelompok kayu yang beratnya ringan.
Pada umumnya berat kayu berbanding lurus dengan kekerasannya.
Kayu yang masuk dalam katagori berat biasanya karateristik fisiknya keras.
Sebaliknya kayu yang ringan adalah kayu yang lunak.
Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu
tersebut arah melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh
kayu itu pada saat pemotongan dan kilapnya bidang potongan yang
dihasilkan.
21
Kesan raba suatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba
permukaan kayu tersebut. Ada kayu yang bila diraba memberikan kesan
kasar, halus, licin, dingin dan sebagainya.
Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap jenis-jenis kayu
tergantung dari; tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung dan kadar
zat ekstraktif yang ada didalam kayu. Kesan licin terasa apabila tekstur
kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin.
Demikian pula apabila tekstur kayunya kasar maka kesan rabanya
akan kasar pula. Kesan dingin akan terasa bila kita meraba kayu yang
mempunyai tekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas
apabila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Kayu jati memberikan
kesan agak berlemak atau berlilin kalau diraba; sedangkan kayu renghas
memberi kesan gatal pada kulit (alergi).
d. WARNA KAYU
Kayu mempunyai warna yang bermacam-macam. Kayu yang berwarna
putih misalnya kayu jelutung, kayu kempas dan renghas bewarna merah.
Perbedaan warna ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda. Ada banyak faktor yang mempengaruhi warna kayu, antara
lain: tempat didalam batang, umur pohon dan kelembaban udara. Kayu tersa
umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau lebih gelap daripada warna
bagian kayu gubal.
Kayu yang umurnya lebih tua umumnya berwarna lebih gelap daripada
kayu yang muda dari jenis yang sama. Kayu yang kering berbeda pula
warnanya dengan kayu yang basah. Demikian pula kayu yang lama berada
diluar kelihatan lebih gelap atau lebih pucat warnanya daripada kayu yang
segar dan kering udara.
kayu
didefinisikan
sebagai
ketahanan
kayu
terhadap
serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap,
bubuk, cacing laut dan makhluk lainnya dalam jangka waktu tahunan.
22
Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu (zat
ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak
kayu,
sehingga
perusak
tersebut
tidak
sampai
masuk
dan
tinggal
kayu
seperti
ini
dinamakan
kandungan
air
kesetimbangan
23
menahan muatan dari luar. Yang di maksud dengan muatan dari luar ialah
gaya-gaya diluar benda yang mempunyai kecendrungan untuk mengubah
bentuk dan besarnya benda.kekuatan kayu memegang peranan penting
dalam penggunaan kayu untuk bangunan ,perkakas dan lain penggunaan.
a. KEKUATAN TARIK
Kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu tsb.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah pada sejajar arah serat.
24
Kekuatan tarik tegaklurus arah serat lebih kecil dari kuat tarik sejajar serat
dan keteguhan tarik ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu
terhadap pembelahan
b. KEKUATAN TEKAN
Kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu tsb dipergunakan utk suatu
konstruksi. Ada 2 mcm; kuat tekan sejajar dan tegak lurus arah serat. Kuat
tekan sejajar > tegak lurus arah serat. Kuat tekan sejajar menetukan
kemampuan kayu dalam menahan beban.
MACAM MACAM MODEL GAYA TEKAN
c. KEKUATAN GESER
Kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang
membuat suatu bagian kayu tsb bergeser atau bergelincir dari bagian lain
didekatnya
25
Ada 3 macam gaya geser yaitu; gaya geser sejajar arah serat, tegak lurus
arah serat dan keteguhan geser miring. Kuat geser tegaklurus serat > sejajar
arah serat.
d. KEKUATAN LENTUR
Kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha untuk melengkungkan
kayu atau untuk menahan beban-beban mati maupun hidup selain beban
pukulan yang harus dipikul oleh kayu tsb, misalnya blandar.
26
e. KEKUATAN BELAH
Kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.
Tegangan belah adl tegangan yg terjadi krn adanya gaya yg berperan
sebagai baji.
Keteguhan belah yg rendah cocok utk pembuatan sirap atau kayu bakar.
Sementara keteguhan belah yang tinggi sangat baik utk pembuatan
kerajinan ukir-ukiran seperti patung dan hiasan dinding.
f. KEKUATAN PUNTIR
Kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha memilin atau memuntir
kayu sehingga serat-serat kayu berubah orientasi. Dalam kondisi ekstrim
serat kayu menjadi patah yg akhirnya menurunkan daya dukung.
Biasanya
ini
terjadi
pada
konstruksi-konstruksi
27
yang
menggantung
(kantilever) dimana salah satu ujung batang dalam posisi bebas dan diberi
muatan.
3. SIFAT KIMIA KAYU
28
2) LIGNIN
Kadar lignin pada kayu gubal lebih tinggi daripada kayu teras (kadar
selulosa sebaliknya)
3) ZAT EKSTRAKTIF
29
4) ABU
Kadarnya bervariasi antara 0,2 1,0 % dari berat kayu. Sifat Umum
Kayu
5) HEMISELULOSA
C. Pengawetan Kayu
Keawetan
kayu
berhubungan
erat
dengan
pemakaiannya.
Kayu
dikatakan awet bila mempunyai umur pakai lama. Kayu berumur pakai lama
bila mampu menahan bermacam-macam factor perusak kayu. Dengan kata
lain: keawetan kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap factor-faktor
perusak yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri. Kayu diselidiki
keawetannya pada bagian kayu terasnya, sedangkan kayu gubalnya kurang
diperhatikan. Pemakaian kayu menentukan pula umur keawetannya. Kayu,
yang awet dipakai dalam konstruksi atap, belum pasti dapat bertahan lama
bila digunakan di laut, ataupun tempat lain yang berhubungan langsung
dengan tanah. Demikian pula kayu yang dianggap awet bila dipakai di
Indonesia. Serangga perusak kayu juga berpengaruh besar. Kayu yang
mampu menahan serangga rayap tanah, belum tentu mampu menahan
serangan bubuk. Oleh karena itu tiap-tiap jenis kayu mempunyai keawetan
yang berbeda pula. Misalnya keawetan kayu meranti tidak akan sama
dengan keawetan kayu jati. Ada kalanya pada satu jenis kayu terdapat
keawetan yang berbeda, disebabkan oleh perbedaan ekologi tumbuh dari
pohon tersebut.
30
31
I
8 tahun
II
5 tahun
III
3 tahun
10
tahun
IV
Sangat
pendek
beberap
a tahun
V
Sangat
pendek
sangat
pendek
20
tahun
15
tahun
tidak
terbata
s
tidak
terbata
s
tidak
tidak
terbata
s
tidak
terbata
s
jarang
sangat
lama
beberap
a tahun
pendek
tidak
terbata
s
agak
cepat
hampir
tidak
20 tahun
tahun
sangat
cepat
tidak
seberap
a
sangat
cepat
sangat
cepat
tidak
tidak
32
remanen
atau
sementara
(prophylactis
treatment)
untuk
pengawetan
remanen
(sementara).
Pengawetan
33
dengan
peralatan
yang
mahal
(modern).
34
retensi yang diperlukan. Agar diperoleh hasil pengawetan yang baik perlu
diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Kayu
harus
cukup
kering
sebelum
diawetkan,
terutama
bila
35
atau rendaman panas dan dingin lazim dilakukan dalam bak dari logam. Bila
jumlah kayu yang akan diawetkan cukup banyak, perlu disediakan dua bak
rendaman (satu bak untuk merendam dan bak kedua untuk membuat
larutan bahan pengawet, kemudian diberi saluran penghubung). Setelah
kayu siap dengan beban pemberat dan lain-lain, maka bahan pengawet
dialirkan ke bak berisi kayu tersebut. Cara rendaman panas dan dingin lebih
baik dari cara rendaman panas atau rendaman dingin saja. Penetrasi dan
retensi bahan pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke dalam kayu.
Larutan bahan pengawet berupa garam akan memberikan hasil lebih baik
daripada bahan pengawet larut minyak atau berupa minyak, karena proses
difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat digunakan untuk
bangunan di bawah atap dengan penyerang perusak kayunya tidak hebat.
b. Cara pencelupan
kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan
konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit
bahkan detik. Kelemahan cara ini: penetrasi dan retensi bahan pengawet
tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis, tidak
berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara ini
umumnya dilakukan di industri-industri penggergajian untuk mencegah
serangan
jamur
blue
stain.
Bahan
pengawet
yang
dipakai
Natrium
Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik baila kayu yang
akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan
lebih dahulu.
c. Cara pemulasan dan penyemprotan
cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yang sederhana.
Bahan pengawet yang masuk dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila
dalam kayu terdapat retak-retak, penembusan bahan pengawet tentu lebih
dalam. Cara pengawetan ini hanya dipakai untuk maksut tertentu, yaitu : a.
Pengawetan sementara (prophylactic treatment) di daerah ekploatasi atau
kayu-kayu gergajian untuk mencegah serangan jamur atau bubuk kayu
basah. b. Untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang belum banyak
36
dan belum merusak kayu (represif). c. Untuk pengawetan kayu yang sudah
terpasang. Cara pengawetan ini hanya dianjurkan bila serangan perusak
kayu tempat kayu akan dipakai tidak hebat (ganas).
d. Cara pembalutan
cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiangtiang dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat,
yang dilaburkan/diletakkan pada permukaan kayu yang masih basah.
Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-lahan
ke dalam kayu.
e.
kelas I dan II), dan semua kayu yang tidak jelas jenisnya. Bahan kayu yang
akan diawetkan harus melalui proses vakum tekan, proses rendaman,
permukaan kayu harus bersih dan siap pakai.
Peralatan yang digunakan dalam pengawetan dengan proses vakum
tekan adalah tangki pengawet, tangki pengukus, tangki persediaan, tangki
pencampur, pompa vacum, pompa tekan hidrolik, bejana vakum, pompa
pemindah larutan, kompresor, manometer, termometer, hidrometer, gelas
ukur 100 mL dan timbangan. Untuk proses, rendaman diperlukan peralatan
yaitu bak pencampur, tangki persediaan, bak pengawet, pompa pemindah
larutan, gelas ukur, hidrometer termometer, timbangan, dan manometer.
Sedangkan untuk rendaman panas dingin digunakan peralatan yang sama
seperti rendaman dingin tanpa timbangan dan ditambah tungku panas.
Cara pengawetan sebagai berikut: Pembuatan bahan larutan, dan
persiapan kayu yang akan diawetkan. Pelaksanaan pengawetan dengan cara
vacum tekan, rendaman dingin atau rendaman panas-dingin. Setelah kayu
diawetkan maka kayu disusun secara teratur dengan menggunakan ganjal
yang seragam (1,5 - 2,0) x (2,5 - 3,0) cm, dan lindungi kayu dari pengaruh
hujan dan matahari secara langsung sampai kering udara.
38
menit.
Bahan pengawet dimasukkan ke dalam tangki sampai penuh.
Tekanan ditingkatkan sampai 7-8 atmosphere selama 2 jam.
Tekanan dihentikan, bahan pengawet dikeluarkan
Dilakukan vakum terakhir 60 cm/Hg 10 menit untuk
membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet.
kayu
dari
larutan
bahan
pengawet.
39
Syarat-syarat kesehatan.
Pada kayu yang akan digunakan di tempat yang lembab dengan resiko
serangan perusak kayu yang hebat, perlu diambil bahan pengawet yang
tidak mudah luntur dan cukup beracun bagi jamur. Bagi kayu untuk
bangunan di bawah atap, perlu adanya bahan pengawet yang tidak
mengganggu kesehatan manusia, tidak mempengaruhi cat, politur, dan lainlain. Untuk kayu yang dipakai di luar ruangan, digunakan tipe bahan
pengawet larut air tapi tidak mudah mengubah warna kayu tersebut. Bahan
pengawet yang mengandung garam arsen umumnya digenakan untuk
serangan serangga yang hebat. Kayu yang akan digunakan di tempat yang
berhubungan dengan air laut umumnya diawetkan dengan penggunaan tipe
CCA (tembaga-chroom-arsen) atau dengan creosot, carbolineum, yang
memiliki
kadar
racun
yang
tinggi.
Kayu yang sudah diawetkan masih dapat di-finishing (politur atau cat)
setelah kayu tersebut dikeringkan terlebih dahulu.
Mudah luntur.
Jenis ini baik digunakan untuk mengawetkan kayu yang akan
(rata-rata
41
5-10%).
Mudah terbakar.
42
lain
dalam
arti
mudah
dan
praktis.
pengeringan
kayu
setelah
diawetkan,
dapat
digunakan
kiln).
Sebab
dengan
pengeringan
yang
mendadak,
bahan
43
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kayu
B. Saran
Marilah Kita jaga dan Lestarikan setiap apa yang telah bangun dan
ciptakan. Kita Haruslah bersyukur karena Allah telah memberikan kita hasil alam
yang sangat melimpah. Seperti halnya untuk bahan Agregat. Dialam nusantara
kita ini banyak sekali terdapat bahan agregat hingga kepelosok-pelosok. Tanpa
adanya bahan agregat infrastruktur di negara-negara luar maupun dinegara kita
sendiri tak akan bisa terpenuhi dan tercapai. Sehingga seorang engineer dituntut
untuk lebih kreatif lagi untuk menemukan material campuran beton tanpa
menguras habis sumber daya yang ada di bumi kita ini. Oleh dari itu marilah kita
mamfaatkan hasil bumi kita dengan sebaik-baiknya.
44
Daftar pustaka
www.ilmusipil.com/beton
wancik.wordpress.com/.../material-beton
Beton - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
2002.
Kehutanan
UGM. Yogyakarta.
45