Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN BAHAN BANGUNAN ARSITEKTUR DI INDONESIA

Dosen : Dr. Sherly Asriany ST. MT

Oleh :

Tiara Puput Andriani

(07262111006)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS KHAIRUN

TAHUN AJARAN 2022 - 2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangunan selalu di identifikasikan dengan rumah (hunian), gedung ataupun segala sarana, prasarana atau
infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti halnya
jembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi.

Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik bangunan atau infrastruktur nya
maupun sarana dan prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia dalam perjalanan
sejarahnya. Bahkan bahan konstruksi yang biasa dipakai di Indonesia banyak ragamnya, terutama untuk
bahan bangunan rumah ataupun gedung maupun bidang infrastruktur lainnya.Seperti yang kita ketahui
bahwa material bahan bangunan bisa berupa logam/besi, kayu maupun yang terbuat dari beton ataupun
beton bertulang.Jadi disini akan dijelaskan beberapa bahan material yang banyak digunakan untuk
bangunan gedung dan lain-lain. Juga dijelaskan unsur unsur yang digunakan untuk pembuat beton
maupun komponen bahan yang digunakan untuk membangun bangunan Teknik Sipil serta bahan untuk
finishingnya.

Karena bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dalam perjalanannya, manusia
memerlukan ilmu atau teknik yang berkaitan dengan bangunan atau yang menunjang dalam membuat
suatu bangunan. Perkembangan Ilmu pengetahuan tidak terlepas dari hal tersebut seperti halnya arsitektur,
teknik sipil yang berkaitan dengan bangunan.

Bahkan pada masa sekarang, bangunan bangunan berupa gedung tinggi dianggap merupakan ciri
kemajuan peradaban manusia.Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai
sarana dan prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua
sebagai tempat tinggal yakini arsitektur primitif. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai
bahan-bahan untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Kemudian setelah
ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang
sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam seperti mengolah batuan
kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat bahan bahan bangunan dari hasil
industri atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.
Bahan Bangunan
Bahan bangunan adalah prioritas utama atau komponen yang sangat penting dalam sebuah bangunan,
baik sebagai bahan utama ataupun sebagai bahan penunjang konstruksi. Dengan kata lain, suatu bangunan
pada dasarnya berkaitan erat dengan satu atau beberapa bahkan banyak jenis bahan bangunan yang
digunakan. Batu, tanah, logam dan juga kayu merupakan bahan bangunan yang sering digunakan pada
awal manusia mengenal alam. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih,
pengetahuan tentang bahan bangunan,berbagai formula baru, berbagai jenis bahan bangunan dapat
diproduksi dan diolah sendiri oleh manusia seperti satu, kayu, batu bata, besi,beton, kaca, plastik
(Tanubrata, 2015). Namun, tak hanya sampai situ saja, para peneliti dan para pemilik industri
semakin memberikan ide inovasinya untuk menjawab segala kebutuhan masyarakat yang sangat beragam
agar dapat menggunakan bahan bangunan yang lebih efektif, efisien, mudah ditemukan dan dengan
keunggulannya dari masing-masing bahan.
Dengan melihat perkembangan bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah, rata-rata saat
ini dinding rumah banyak yang menggunakan bata ataupun batako, sehingga perlu diperhatikan sekali
pengetahuan dasar dasar teknis cara membangun rumah yang benar. Berdasarkan pemaparan diatas,dapat
disimpulkan bahwa paradigma bahan Bangunan dari zaman ke zaman mulai mengalami perubahan.
Beberapa bahan bangunan terbaru dan modern mulai diciptakan se efisien, dan efektif dengan maksud
memenuhi kebutuhan akan hunian dan proyek-proyek pembangunan yang menjadi pusat kehidupan.
Pada abad 21 ini, bahan bangunan dibuat dengan berbagai macam kualifikasi dan keunggulan masing-
masing seperti bahan bangunan berbahan sintesis sudah mulai dapat diproduksi. Dengan berbagai
macam bahan bangunan yang semakin berkembang, maka bangunan dalam bentuk apapun dapat mudah
terwujudkan.

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui bahan bangunan yang biasa digunakan di didalam
bangunan dilihat dari perkembangan-Nya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Material Kayu

Kayu yang merupakan bahan alami dari batang pohon memiliki manfaat yang luar biasa bagi berbagai
macam kebutuhan manusia. Salah satu manfaat yang digunaan manusia adalah penggunaan kayu sebagai
bahan bangunan baik untuk bahan konstruksi, ornamen hingga asesories, perkakas, dan lain sebagainya.
Sebagai bahan bangunan, bukan bahan konstruksi, penggunaan kayu telah ditemukan antara tahun 665 s/d
57 SM SM. Penggunaan konstruksi sederhana mulai diterapkan disebuah dinasti di Jepang dimana secara
umum arsitektur jepang yang masih berhubungan dengan arsitektur korea memiliki kesamaan hubungan
kepercayaan. Beberapa bentuk yang digunakan dimasa itu adalah digunakan pada bangunan Kuil, Kedai
Minum Teh, Budhist Temple dan tempat peribadatan agama Shinto.

2.1.1 Komponen Perlengkapan Interior

Merupakan komponen bangunan untuk mengubah ruang dalam, mengisi dan memperlengkapi bangunan.
Antara lain : tempat tidur, lemari makan, lemari pakaian, lemari buku, meja tulis dan kursi, meja makan
dan kursi, meja tamu dan kursi, lemari buffet, sofa, dapur, tempat mencuci,dan pigura dinding. Kayu yang
biasa dipakai di Indonesia untuk furniture adalah kayu jati, kayu nyatoh, dan kayu sungkai dan beberapa
jenis kayu lainnya seperti mahoni, pinus, ramin dan cedar.

a. Kayu jati

merupakan kayu yang paling banyak diminati karena kualitasnya, ketahanannya terhadap kondisi
cuaca, tahan rayap, dan seratnya yang menarik. Kayu ini merupakan kayu kelas satu yang banyak
diolah menjadi furniture berkelas. Jenis furniture ini pun sangat diminati oleh penduduk mancanegara
sehingga permintaan eksport selalu meningkat dari tahun ke tahun. Warna kayu jadi adalah coklat
muda, coklat kelabu hingga coklat tua kemerahan. Sekalipun keras dan kuat kayu ini mudah dipotong
dan dibentuk. Agar keindahan serat dan urat kayu terlihat alami, finishing nya bisa menggunakan
politur, melamik atau PU (polyurethane).

b. Kayu sungkai
kini semakin popular penggunaannya sebagai pengganti kayu jati yang mahal. Seratnya lebih
lunak dan warnanya pun lebih terang dari kayu jati. Kayu sungkai cocok untuk furniture dalam
ruangan. Walaupun harganya lebih murah dari kayu jati tapi masih lebih mahal dari pada kayu
nyatoh.

c. Kayu nyatoh

biasa disebut kayu jati muda yang banyak terdapat di propinsi Riau. Serat kayunya berwarna
coklat muda dengan guratan yang khas. Kayu ini juga tahan terhadap serangan rayap dan tahan
lama. Bahan-bahan Konstruksi Dalam Konteks Teknik Sipil 149 (Maksum Tanubrata)

d. Kayu lapis ( plywood ) Kayu lapis merupakan kayu olahan yang biasa kita kenal dengan sebutan
tripleks atau mutipleks. Kayu lapis dibentuk dari beberapa lembaran kayu yang direkatkan
dengan tekanan tinggi. Ketabalanya bervariasi dari mulai 3 mm, 4 mm, 9 mm dan 18 mm dan
luasannya 244 x 122 cm. Ketebalan plywood menentukan kekuatan dan kestabilannya. Jenis kayu
ini paling banyak dipakai sebagai material pembuat kitchen set, lemari, meja, dan tempat tidur.
Oleh karena plywood mempunyai permukaan polos dan tidak memiliki serat yang khas maka
kadang perlu diberi pelapis tambahan seperti venner(irisan kayu tipis) PVC ataupun melaminto.
Harga kayu lapis lebih murah dari kayu solid tapi lebih mahal dari kayu olahan lainnya. e.
Blockboard Blockboard merupakan potongan kayu kotak kecil-kecil ( sekitar 2.5 - 5 cm ) yang
dipadatkan dengan mesin dan diberi pelapis venner di kedua sisinya sehingga menjadi sebuah
lembaran menyerupai papan. Ketebalannya bisa 12 mm, 15 mm dan 18 mm dan luasannya sama
dengan multipleks. Blockboard biasanya dibuat dari kayu lunak sehingga tidak sekuat plywood.
Harganya pun sedikit dibawah plywood. Jenis block board yang banyak tersedia adalah teakblok
(memakai lapisan venner kayu jati). Cukup baik untuk membuat rak, cabinet ataupun kitchen set.

e. Kayu MDF ( Medium Density Fibreboard ) MDF terbuat dari serbuk kayu halus dan bahan kimia
resin yang direkatkan dan dipadatkan dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Kayu yang dipakai
biasanya diambil dari kayu sisa perkebunan ataupun bamboo. Ini membuat MDF lebih ramah
lingkungan. Bentuknya berupa papan atau lembaran yan siap dipotong sesuai dengan kebutuhan.
Versi yang lebih padat dan lebih kuat dikenal dengan HDF (High Density Fibreboard). MDF
sangat fleksibel sehingga mudah dibentuk. Ukuran 150 Jurnal Teknik Sipil Volume 11 Nomor 2,
Oktober 2015 : 76-168 dan kekuatannya pun konsisten. Karena memakai bahan kimia resin, MDF
lebih berat dari Plywood dan particle board. Di pasaran MDF memiliki jenis finishing yang
sangat berfariasi dari cat kayu, venner, PVC, HPL ataupun paper laminate. Warna dan motifnya
pun dapat dibuat sangat beragam. Furniture yang memakai bahan MDF biasa dipakai untuk
furniture praktis yang diproduksi masal oleh pabrik. Sistem knock down digunakan hampir di
semua industry furniture dengan menggunakan dowel (batang kayu atau plastic kecil) atau
connecting bolt yang membuat produk dapat dibongkar pasang dengan mudah.

f. Partikel Board Particle board terbuat dari partikel sisa pekerjaan kayu seperti serbuk gergaji,
potongan kayu kecil, serpihan kayu dan bahan kimia resin yang direkatkan dengan tekanan tinggi
dan kemudian dikeringkan. Prosesnya kurang lebih hampir sama dengan MDF hanya bahan MDF
lebih halus dan seragam sedangkan partikel board lebih kasar dan tidak beraturan. Harga particle
board paling murah diantara kayu olahan lainnya. Musuh terbesarnya adalah air sehingga
mempunyai keterbatasan dalam pemakaiannya di rumah tangga. Jika bahan ini basah maka
kekuatannya akan hilang. Selain itu particle board juga dapat melengkung jika menahan beban
berat. Dalam proses finishingnya particle tidak bisa di cat atau di coating karena teksturnya yang
kasar. Sehingga untuk menutupi permukaannya dipakai lapisan veneer, laminate atau fancy paper
laminate yang direkatkan. Berhati hati juga karena partikel board tidak bisa digabungkan
memakai paku atau sekrup biasa. Biasanya pabrik menggunakan semacan perekat atau sekrup
khusus untuk menginstal furniture berbahan particle boar

2.1.2 Material Besi

Tanda-tanda awal penggunaan besi ditemukan diwilayah Sumeria dan Mesir, sekitar 4000 SM, benda
kecil, seperti mata lembing dan perhiasan, dihasilkan dari besi yang diperoleh dari material meteor.
Sekitar 3000 SM hingga 2000 SM, tercatat banyak objek besi yang diperoleh di Mesopotamia, Anatolia,
dan Mesir. Pada 1600 SM hingga 1200 SM, besi digunakan secara lebih meluas di Timur Tengah. Di
China besi pertama yang digunakan juga merpakan besi meteor, dengan bukti arkeologi mengenai besi
tempa muncul di barat laut, pada abad ke-8 SM. Benda2 tersebut dibuat dengan besi tempa, dibuat
melalui proses yang sama dengan yang dibuat di Timur Tengah dan Eropa. Pada tahun-tahun terakhir
Dinasti Zhou (550 BC), teknologi tanur (pembakaran dengan suhu tinggi mencapai 1300 derajat) mulai
berkembang hinga upaya untuk membuat besi tuang atau besi mentah sudah dapat. Perkembangan terus
bertambah hingga sekitar tahun 221 M di zaman dinasti Sinasti Qin. Sementara di wilayah Eropah,
kemampuan dalam teknologi peleburan besi masih jauh dibawah dinasti di China dimana mereka baru
mampu mencapai suhu sekitar 1000 derajat saja. Sebahagian besar penemuan besi di Abad Pertengahan,
di Eropa Barat, besi masih dibuat dengan metode penempaan. Sedangkan Contoh besi tuang yang paling
awal di Eropa dijumpai di Lapphyttan dan Vinarhyttan, wilyah Swedia antara tahun 1150 hingga 1350.
Bukti tersebut terlihat dari penemuan senjata seperti meriam dan peluru2nya. Pada akhir abad 17
pengembangan peleburan besi mencapai puncak awalnya di Eropa hingga terjadi revolusi Industri besar
besaran. Pemanfaatan besi pada bangunan masih sebatas pada keperluan pelengkap ataupun peralatan
bangunan. Tercatat penggunaan material besi masih sebatas sebagai bahan perlengkapan pintu dan
jendela sepeti engsel, kunci dan railing tangga atau balkon dsb (ironmongery) hingga abad 17. Sementara
penggunaan besi pada konstruksi bangunan dimulai pada akhir abad 17. Tercatat jembatan besi di buat
pada tahun 1779. Dan Kolom Cast Iron pada bangunan di Eropa di zaman Kerajaan Sir Goerge III pada
abad 18.

2.1.3 Batu Bata

Batu bata adalah bahan bangunan campuran yang pertama kali digunakan oleh manusia. Ada banyak
alasan mengapa batu bata telah bertahan dibuat dan digunakan sejak zaman Mesir. Secara ekonomi batu
bata memiliki harga yang relatif murah dan terjangkau, bahan baku pembuatannya pun sangat mudah
diperoleh, mudah diproduksi dengan jumlah banyak dengan standard yang sama, memiliki kemampuan
sebagai bahan bangunan yang tahan lama dan juga sebagai bahan pelapis insulasi. Yang lebih penting dari
itu adalah bahwa bahan material bangunan ini menjadi semakin dekat hubungannya dengan seluruh
lapisan masyarakat, baik masyarakat berstrata bangsawan maupun strata paling bawah. Semua manusia
mampu membuat tempat tinggalnya dengan mudah, murah dan efisien dengan skala yang lebih
proporsional seukuran kebutuhan manusia.

2.1.4 Kaca

Kaca alami sudah aja sejak awal kehidupan, berbentuk batuan yang meleleh karena fonomena suhu tinggi
yang dipengaruhi oleh proses vulkanik, petir dan juga meteor. Lalu berangsur-angsur mendingin. Obyek
kaca yang buatan manusia pertama kali umumnya berentuk manik-manik kaca non transparan ditemukan
di Mesir dan Mesopotamia Timur pada sekitar tahun 3500 SM. Pada milenium ketiga, di pusat
Mesopotamia, bahan baku dasar dari kaca digunakan untuk memproduksi pot dan vas bunga. Serpihan
kaca vas bunga tertua berasal yang berasal dari industri kaca hollow ditemukan di abad 16 di sekitar
Mesopotamia. Jenis kaca hollow ini juga berkembang pada rentang waktu yang sama di Mesir. bukti lain
juga ditemukan adanya bekas industri pembuatan kaca yang disinyalir merupakan industri rakyat di
Mycenae (Yunani), dan Cina dan Tyrol bagian utara. Setelah abad 15, Masyarakat di sekitar Mesir
berhasil menemukan cara meleburkan bahan kaca untuk bisa ditempelkan kedalam benda benda kerajinan
lainnya, pada bongkahan batu dan sebagainya yang biasa digunakan sebagai tanda kehormatan itu.
Contoh barang pecah belah Mesir yang paling awal adalah tiga vas bunga di zaman Firaun Thoutmosis III
(1504-1450 SM). Ada sedikit bukti lebih lanjut di abad ke-9 SM, dimana saat itu pengrajin kaca dari
Mesir kembali ke Mesopotamia. Kemudian selama kurun waktu 500 tahun berikutnya, produksi kaca
terpusat di Alessandria, kemudian menyebar sampai ke Italia. Buku manuskrip manual pengrajin kaca
ditemukan disekitar tahun 650 SM. Petunjuk tentang cara pembuatan kaca terdapat dalam tablet yang
disimpan di perpustakaan raja Assyrian Ashurbanipal (669-626 SM). Sebuah terobosan besar dalam
pembuatan kaca adalah penemuan glassblowing antara tahun 27 SM dan 14 M. Pemanfaatan logam
tabung panjang dan tipis sebagai alat bantu untuk proses meniup kaca tidak banyak berubah dalam kurun
waktu tersebut. Roma banyak menyebarkan teknologi pembuatan kaca. Dengan menawarkan hubungan
perdagangan, pembangunan jalan, politik dan ekonomi, Kerajaan Roma berhasil menyebarkan teknologi
pembuatan kaca ke seluruh wilayah Eropa barat dan Mediterania. Selama pemerintahan kaisar Augustus,
kaca mulai muncul di wilayah Italia, Prancis, Jerman dan Swiss. Kaca Roma bahkan telah ditemukan di
wilayah Cina, yang dikirim oleh para edagang di sepanjang rute sutra. Orang orang Romawi lah yang
mulai memperkenalkan kaca dan menggunakannya untuk keperluan arsitektur, dengan penemuan kaca
transparan (melalui pengenalan manganese oksida) di Alexandria sekitar 100 M. Digunakan kaca untuk
jendela, meski baru sebatas kualitas transparansi yang rendah. Namun kaca jenis inipun hanya dapat
ditemukan dalam bangunan penting di Roma dan bangunan-bangunan mewah di kota Herculaneum dan
Pompeii. Dengan pembagian geografis kerajaan-kerajaan yang ada, pengrajin kaca mulai bermigrasi, dan
barang pecah belah belahan timur dan barat secara bertahap mulai menunjukkan identitasnya masing-
masing. Penggalian arkeologi di Pulau Torcello dekat Venesia, Italia, telah menemukan benda-benda kaca
pada akhir tahun 7 dan awal tahun ke 8 Masehi yang menjadi bukti adanya produksi kaca di era
perubahan dari zaman kuno menuju abad pertengahan. Menjelang tahun 1000, perubahan teknik membuat
kaca secara signifikan terjadi di Eropa. Mengingat kesulitan dalam impor bahan baku, soda kaca secara
bertahap telah digantikan oleh kaca yang dibuat dengan garam abu hasil perolehan dari pembakaran
pohon. Abad ke-11 yang juga bersamaan dengan perkembangan produksi kaca di Jerman, ditemukanlah
teknik lembaran2 kaca. Dengan teknik ini, pengembangan lebih lanjut muncul dalam bentuk gabungan
antar lembaran dan umunya juga ditambahkan dengan berbagai jenis warna pada kaca. Sering disebut
sebagai kaca patri (perca) yang ber-glazur dan dianggap mewakili kemewahan, yang ditemukan pada
bangunan istana kerajaan dan gereja.

2.1.5 Material Plastik

Proyek Rumah Plasik pertama kali muncul di tahun 1953 ketika salah satu produsen plastik terbesar
Monsento Chemical Company memberikan sponsor penuh kepada para peneliti di Massaccusset Institute
untuk membuat sebuah bangunan yang memiliki bahan material utama dari plastik. Gambar 12 Para
perancang dan Model rancangan rumah plastik yang memperlihatkan bentuk 4 sayap kantilever melayang
dari pusat pondasi ditengah tengah bangunan Alasan utama penelitian tersebut adalah untuk memberikan
sentuhan bentuk serta ketahanan bangunan yang lebih lama, perawatan yang lebih mudah serta tentu saja
keuntungan financial dari produsen plastik sangat menggiurkan jika seandainya bahan ini menjadi modul
utama dalam rancangan bangunan rumah. Alasan lain adalah karena produk temuan dari bahan plastik
tengah menjadi trend dan mudah dibentuk dan diproduksi dengan cepat dan murah. Proyek tersebut
dinyatakan berhasil dan menjadi inspirasi untuk memahanfaatkan bahan plastik sebagai bahan bahan
pengganti kayu dan besi. Bahkan hingga saat ini keberadaan plastik dalam bangunan masih terasa.
Demikian juga bagi manusia modern yang kemudian merasa bahwa plastik merupakan bahan yang tidak
bisa terurai sehingga berdampak buruk bagi lingkungannya, mereka kemudian berusaha untuk
memanfaatkan bahan bahan plastik bekas untuk dijadikan sebagai bahan konstruksi pengganti bata.

2.1.6 Beton

Beton adalah material yang digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan, terdiri atas material padat
yang terbuat dari campuran kimiawi yang disebut aggregate (umumnya terdiri atas campuran kerikil dan
bermacam macam jenis pasir) yang dicampur bersama semen dan air. Masyarakat Assyrians dan
Babilonia menggunakan tanah liat sebagai bahan perekat (semen). Masyarakat Mesir menggunakan asam
dan gypsum. Pada tahun 1756, Seorang insinyur asal inggris, John Smeaton berhasil membuat beton
modern (semen hidrolik) dengan menambah campuran kimia agregat dan memcampur serbuk batu bata
ke dalam semen. Pada tahun 1824 seorang penemu dari Inggris, Joseph Aspdin menemukan semen
portland, sebagai bahan dasar campuran yang dominan sebagai pembentuk beton. Joseph Aspdin
menciptakan semen buatan dengan cara membakar batu cadas dengan tanah liat sekaligus. Proses
pembakaran mengubah partikel kimiawi dari material tersebut sehingga menghasilkan campuran semen
yang lebih kuat dari jenis semen biasa. Bahan campuran lain selain semen dalam beton adalah agregat.
Agregat terdiri atas pasir, pecahan batu kali, kerikil, abu, tanah liat yang dibakar. Agregat yang halus
biasanya digunakan untuk diterapkan pada konstruksi lantai (slab) atau untuk menghasilkan permukaan
beton yang halus. Sementara agregat yang kasar digunakan untuk konstruksi beton masif. Beton yang
dilengkapi dengan batangan besi disebut sebagai beton bertulang. Jenis beton bertulang ini dikembangkan
pada tahun 1849 oleh Joseph Monier, dan mendapatkan hak paten pada tahun 1867. Berkat temuannya lah
maka hingga saat ini bahan bangunan beton banyak digunakan untuk membuat konstruksi bangunan
dengan berbagai macam bentuk.

2.1.7 Komponen Pondasi Bangunan

Semen merupakan komponen kaki yang bertugas mendukung berdirinya bangunan di atas lokasi tanah
yang dikehendaki. Bahan-bahan yang diperlukan, yaitu: a. Semen Semen adalah suatu bahan perekat
hidrolis berupa serbuk halus yang dapat mengeras apabila tercampur dengan air. Semen terdiri dari batu
lapur / gamping yang mengandung kalsium oksida (CaO), tanah liat (lempung) yang mengandung silika
oksida (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3) dan gips yang berfungsi untuk
mengontrol pengerasan. Semen memiliki 4 unsur pokok, yaitu : 134 Jurnal Teknik Sipil Volume 11
Nomor 2, Oktober 2015 : 76-168 1.Batu kapur (Cao) sebagai sumber utama, terkadang terkotori oleh
SiO2, Al2O3, dan Fe2O3. 2.Tanah liat yang mengandung senyawa SiO2, Al2O3, dan Fe2O3. 3. Bila
perlu ditambahkan pasir kwarsa / batu silika, ini di tambahkan apabila pada tanah liat mengandung sedikit
SiO2. 4. Pasir besi / biji besi, ini ditambahkan apabila tanah liat mengandung sedikit Fe2O3. Tipe-tipe
semen, dan penggunaan sesuai tipenya:

1. Tipe I, merupakan semen yang digunakan untuk bangunan umum tanpa syarat khusus. Nama lain dari
semen ini adalah Ordinary Portland Cement (OPC).

2. Tipe II, dapat digunakan bila ada gangguan dari sulfat yang sedang dan panas hidrasi sedang.

3. Tipe III, semen ini memiliki proses pengerasan yang cepat. Biasanya digunakan untuk pembangunan
yang penyelesaiannya cepat atau di batasi waktu.

4. Tipe IV, semen yang panas hidrasinya rendah.

5. Tipe V, semen ini digunakan apabila pembangunan ada di sekitar tepian pantai atau bangunan tersebut
memiliki gangguan sulfat yang tinggi.

Jenis-jenis semen yang sering digunakan yaitu :

1. Semen Portland Pozolan (SPP) Semen ini merupakan hasil dari semen Portland di tambah dengan
pozolan, yang mana pozolan yang di tambahkan bekrisar 10-30%. Nama lain dari semen ini Traz Portland
Cement, semen ini sering dipakai di Negara Jerman. Tras yang di gunakan adalah Tras Andernach.

2. Semen Putih Campuran semen ini memiliki kadar Fe2O3-nya rendah, karna warna abu-abu pada semen
portland disebabkan oleh serbuk besi. Semen ini dibuat dari batu kapur dan tanah liat putih (kaolin), kadar
Fe2O3 tidak Bahan-bahan Konstruksi Dalam Konteks Teknik Sipil 135 (Maksum Tanubrata) boleh lebih
dari 1,5%. Pengolahannya sama dengan pengolahan semen biasa, tapi tidak menggunakan alat-alat yang
mengandung besi.

3. Mansory cement Semen ini berfungsi untuk pasangan tembok dan plasteran. Semen ini dibuat dari
semen Portland dan di campur dengan hasil gilingan batu kapur. Namun semen tipe I lebih baik
dibandingkan dengan semen ini.
4. Semen sumur minyak Berfungsi untuk menyemen pipa pengeboran minyak, melapisi bocoran air atau
gas. Semen ini di pakai dalam bentuk bubur cair yang di pompakan dengan tekanan tinggi yang mencapai
1200 kg/cm2 dengan suhu rata-rata lebih dari 170o dalam keadaan belum mengeras.

5. Hidropobic cement Klinker yang di giling dengan tambahan asam oleat atau asam streat.

6. Waterproofed cement Semen yang digunakan di Inggris yang terbuat dari semen Portland yang
ditambahkan calsium, aluminium, atau sterat logam lainnya.

7. Semen alumina Tebuat dari batu kapur dicampur dengan bauksit dengan kadar campuran 60-70% (batu
kapur), dan 30-40% (bauksit). Campuran dibakar pada suhu 1600o C dalam tungku listrik sampai cair,
kemudian hasil baker tadi di tambahkan gips.

Kapur

Kapur termasuk bahan bangunan yang penting. Bahan ini telah dipakai sejak zaman kuno. Orang-orang
Mesir kuno memakai kapur untuk memplester bangunan. Di Indonesia, kapur dikenal sebagai bahan ikat,
dalam pembuatan tembok, pilar dan sebagainya. Sifat-sifat kapur sebagai bahan bangunan (bahan ikat)
yaitu:

1. Mempunyai sifat plastis yang baik (tidak getas)

2. Sebagai mortel, member kekuatan pada tembok.

3. Dapat mengeras dengan cepat dan mudah.

4. Mudah dikerjakan.

5. Mempunyai ikatan yang bagus dengan batu atau bata.

Kapur dapat dipakai untuk keperluan sebagai berikut:

1. Sebagai bahan ikat pada mortel

2. Sebagai bahan ikat pada beton. Bila dipakai bersama-sama Semen Portland, sifatnya menjadi lebih baik
dan dapat mengurangi kebutuhan semen Portland.

3. Sebagai batuan jika berbentuk batu kapur.

4. Sebagai bahan pemutih. Kapur dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Kapur tohor (CaO)


2. Kapur padam (Ca(OH)2)

3. Kapur udara

4. Kapur hidrolis

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana ataupun
infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai tempat tinggal. Kemudian
memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat infrastruktur seperti halnya
batu, tanah dan kayu.layak-Nya perkembangan disetiap beradam zaman mengimprovisasi bentuk
bangunan dari bahan bangunan-nya,dinotasikan sebagai form dalam dunia arsitektur yang efesien dalam
menciptakan arsitektur yang layak disepanjang masa.
DAFTAR PUSTAKA

Microsoft Word - v https://media.neliti.com/media/publications/143850-ID-bahan-bahan-konstruksi-


dalam-konteks-tek.pdf11n2_4_Maksum.doc (neliti.com)

Microsoft Word - 87 - ARS - Gatot Suharjanto_setting (neliti. Microsoft Word - 87 - ARS - Gatot
Suharjanto_setting (neliti.com)com)

PERKEMBANGAN BPERKEMBANGAN BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA. | waiful431


(wordpress.com)AHAN BANGUNAN DI INDONESIA. | waiful431 (wordpress.com)

3. BAB 1.pdf (uny. https://eprints.uny.ac.id/32318/2/3.%20BAB%201.pdfac.id)

Anda mungkin juga menyukai