Disusun Oleh :
Luthfiyah Rachmawati
145060301111019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang elektronika
berjalan semakin lama semakin cepat. Ruang lingkup penerapan teknologi elektronika sangatlah
luas mencakup berbagai bidang kehidupan manusia.. Salah satunya dalam desain
mikroelektronika CMOS. Perkembangan ini dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu contohnya dalam hal komunikasi.
Dengan mendesain suatu CMOS untuk suatu sistem dapat menghasilkan CMOS yang
lebih efesien dan hemat daya. Contohnya desai CMOS untuk rangkaian logika mulai dari
gerbang dasar AND, OR, NOT sampai Rangkaian Kombinasional seperti Rangkaian Encoder,
Decocer, Adder dan lain lain.
Dengan latar belakang diatas, makalah ini dibuat untuk membahas bagaimana
merancang CMOS untuk rangkaian Decoder 2 to 4 bit.
1.2
Rumusan Masalah
Mengacu pada permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang, maka rumusan
Tujuan
Tujuan perancang pendeteksi api berbasis android ini adalah:
a.
b. Mengetahui perbedaan desain stick diagram antara gerbang logika awal dengan
gerbang logika modifikasi (menggunakan CMOS)
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Pengertian
Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah
sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven segmen. Output
dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin
merangkaian decoder dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder.
Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.
Beberapa rangkaian decoder yang sering kita jumpai saat ini adalah decoder jenis 3 x 8 (3
bit input dan 8 output line), decoder jenis 4 x 16, decoder jenis BCD to Decimal (4 bit input dan
10 output line) dan decoder jenis BCD to 7 segmen (4 bit input dan 8 output line). Khusus untuk
pengertian decoder jenis BCD to 7 segmen mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan
decoder decoder lainnya, di mana kombinasi setiap inputnya dapat mengaktifkan beberapa
2.2.
output linenya.
Tabel Kebenaran
Dibawah ini merupakan tabel kebenaran decoder 2 bit dimana A dan B merupakan
input decoder sedangkan Y0 , Y1 , Y2, dan Y3 adalah output dari decoder.
2.3.
Fungsi
Fungsi keluaran full subtractor adalah sebagai berikut:
Y0 = A.B
Y1=A.B
Y2=A.B
Y3=A.B
3
2.4.
Gerbang Logika
Dari fungsi diatas, maka kita bisa mendapatkan Gerbang logika full subtractor seperti
gambar dibawah ini
2.5.
Stick Diagram
Dengan menggunakan microwind, maka kita akan mendapatkan desain IC seperti
gambar berikut:
Biru
= Metal
Merah = Polisilicon
Kuning = P-MOS
Hijau = N-MOS
Putih
= Kontak
Pada
desain
IC
decoder
W (m)
0,240
0,240
0,240
0,240
0,240
0,240
0,240
L (m)
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
PMOS
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
W (m)
0,720
0,720
0,720
0,720
0,720
0,720
0,720
L (m)
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
4
N8
N9
N10
N11
N12
N13
N14
2.6.
0,240
0,240
0,240
0,240
0,240
0,240
0,240
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
0,720
0,720
0,720
0,720
0,720
0,720
0,720
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
0,120
Layout 3D
a) N-diffusion
e) Polysilicon deposition
f) N+ and P+ implant
g) Create contact
Timing Diagram
2.7.1.
Menggunakan DSCH
Dapat dilihat dari timing diagram diatas, logika yang dihasilkan sesuai dengan
tabel kebenaran.
Pada grafik karakteristik ID = f(VDS) dari N-MOS dapat aktif bila VGS dipicu oleh
tegangan yang positif, dapat dilihat di dalam grafik bahwa tegangan gate-source (VGS)
bernilai positif dari 0 sampai dengan 1,2 Volt.
Sedangkan unruk P-MOS hanya dapat aktif saat ia diberi tegangan VGS yang
negatif. Pada grafik karakteristik tegangan gate-source VGS P-MOS bernilai negatif yaitu
sebesar -0.4 sampai dengan -1.2 volt
.
2.8.2. log (ID) vs VGS
a. Grafik Karateristik N-MOS
Transisi dari keadaan ON ke kondisi OFF secara bertahap dapat dilihat lebih jelas
ketika ID diplot pada skala logaritmik.
2.8.3. Treshold Voltage
a. Grafik N-MOS
b. Grafik P-MOS
Qd
C ox
dimana,
VTH
= tegangan treshold
Vfb
= tegangan flat-band
Qd
Cox
Grafik tersebut didapatkan dari panjang MOS yang digunakan adalah 10 m dan
lebar MOS yang digunakan adalah 0.12 m.
2.8.4. Capacitance
a. Grafik karateristik N-MOS
10
Inversi terjadi pada saat tegangan gate melewati tegangan threshold, sehingga
akan terjadi perubahan pembawa muatan di bawah lapisan oxide (muncul layer inversi).
Perubahan ini terjadi akibat pembawa minoritas yang ditarik oleh tegangan positif pada
gate. Akibat pengaruh tegangan gate, terjadi perubahan nilai kapasitif. Nilai kapasitansi
dapat dicari dengan menggunakan rumus:
( kappa )=
s
C ox
=
V C ox +C dep
dimana
Cox
Cdep
= potensial permukaan
11
Grafik
2.9.1.
Idd(max) = 0.619 mA sedangkan Idd(avr) = 0.518 mA, dan Vdd sebesar 1.2
volt. Grafik Arus terhadap waktu semakin lama semakin mengalami peningkatan
jumlah arus. Sedangkan pada grafik tegangan terhadap waktu, besar tegangan
cenderung konstan.
2.9.2. Voltage vs voltage
Grafik diatas menunjukkan frekuensi yang dihasilkan oleh and untuk output
Y3. Dimana tidak ada frekuensi yang muncul hingga detik ke 14,5 ms
2.9.4.
Eye Diagram
13
2.10.
Keterangan Grafik
ketebalan
gerbang
oksida,
PHI
adalah
VMAX
14
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
Dalam perancangan desain IC Decoder 2 bit ini, pada gerbang logika penulis hanya
menggunakan gerbang NAND dan NOT saja, sehingga didapatkan hasil rancangan sebagai
berikut:
3.1.Fungsi
Y3= A.B
Y2=A.B
Y1=A.B
Y0=A.B
3.2.Gerbang Logika
3.3.Tabel Kebenaran
A
Y3
Y2
Y1
Y0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
Pada desain transistor CMOS diatas, terdiri atas transistor PMOS: 10 buah dan
transistor NMOS:10 buah
3.5.Stick Diagram
Biru
= Metal
Merah
= Polisilicon
Kuning = P-MOS
Hijau
= N-MOS
Putih
= Kontak
NMOS
N1
N2
W (m)
1,020
1,020
L (m)
0,102
0,102
PMOS
P1
P2
W (m)
1,980
1,980
L (m)
0.120
0.120
16
N3
N4
N5
N6
N7
N8
N9
1,020
1,020
1,020
1,020
1,020
1,020
0,102
0,102
0,102
0,102
0,102
0,204
0,102
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
1,980
1,980
1,980
1,980
1,980
1,980
1,980
0.120
0.120
0.120
0.120
0.120
0.120
0.120
1,020
0,102
P10
1,980
0.120
2,040
N10
3.6. Layout 3D
a. N-diffusion
17
e. Polysilicon deposition
f. N+ and P+ implant
g. Create contact
18
19
Dapat dilihat dari keseluruhan timing diagram diatas, logika yang dihasilkan sesuai
dengan tabel kebenaran. Hanya saja pada timing diagram dari transistor CMOS, keluaran
20
borrow out dan difference memiliki daerah berwarna abu-abu, daerah abu-abu tersebut
timbul karena adanya delay saat transisi logika dari 0 ke 1 dan dari 1 ke 0.
Sedangkan timing diagram dari stick diagram CMOS, lamanya delay dijelaskan pada
timing diagram diatas, seperti pada output difference, 130 ps (picosecond), 257 ps dan
sebagainya.
3.8.
3.8.1
Grafik karakteristik
Bila dibandigkan grafik karakteristik pada gerbang modifikasi dengan gerbang
aslinya, maka hasil grafik karakteristiknya sama.
ID = f(VDS)
a. Grafik Karateristik N-mos
Pada grafik karakteristik ID = f(VDS) dari N-MOS dapat aktif bila VGS dipicu oleh
tegangan yang positif, dapat dilihat di dalam grafik bahwa tegangan gate-source (VGS)
bernilai positif dari 0 sampai dengan 1,2 Volt.
Sedangkan unruk P-MOS hanya dapat aktif saat ia diberi tegangan VGS yang
negatif. Pada grafik karakteristik tegangan gate-source VGS P-MOS bernilai negatif yaitu
21
sebesar -0.4 sampai dengan -1.2 volt. Bahwa arus arus maksimum yang digunakan adalah
350 uA. Untuk Grafik PMOS memiliki hsil yang berbeda dengan grafik pada subbab
2.2.8.1
3.8.2
ID = f(VGS)
a. Grafik Karateristik N-MOS
Pada NMOS, ketika VGS sebesar 0 Volt tegangan threshold ditunjukan pada label
VTH. Yaitu sebesar -1.00 Volt. Saat VGS bertambah positif, maka tegangan threshold juga
akan bertambah positif.
Pada PMOS, VGS sebesar 0 Volt tegangan threshold ditunjukan pada label V TH
yaitu 2.20 Volt. Saat VGS bertambah negatif, maka VTH akan bertambah negatif. Kedua
grafik diatas sama dengan grafik pada subbab 2.2.8.2.
3.8.3
22
b. Grafik P-MOS
23
Panjang MOS yang digunakan adalah 10 m dan lebar MOS yang digunakan adalah
0.12 m. Grafik yang dihasilkn sama dengan grafik pada subbab 2.2.8.4
3.8.5 Capacitance
a. Grafik karateristik N-MOS
Panjang MOS yang digunakan adalah 10 m dan lebar MOS yang digunakan
adalah 0.12 m. Hasil Grafik ini berbeda dengan grafik karateristik MOSFET
menguunakan gerbang logika seberti di subbab 2.2.8.5
3.9 Grafik
Bila dibandingkan grafik pada gerbang modifikasi dengan grafik pada gerbang
3.9.1
24
Idd(max) = 2.059 mA sedangkan Idd(avr) = 0.403 mA, dan Vdd sebesar 1.2 volt.
Pada grafik arus, aus yang mengalir tidak konstant, terjadi penurunan serta pertambahan,
berbeda dengan grafik pada subbab 1.2.9.1 bahwa grafik semakin bertambah seiring
berjalannya waktu. Pada grafik tegangan digambarkan bahwa tegangan yang keluar
3.9.2
cenderung konstant.
Frequency vs Time
Grafik diatas menunjukkan frekuensi yang dihasilkan oleh nmos. Tidak ada frekuensi
3.9.3
sepanjang 19,5 ms
Voltage vs Voltage
25
Dilihat
dari
kedua
gambar
VMAX
26
b.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Terdapat perbedaan dalam stickdiagram dari rangkaian asli dan modifikasinya.
Perbedaannya yaitu jumlah MOS yang dipakai dalam gerbang modifikasi lebih sedikit
daripada gerbang asli. Selain itu grafik karateristik gerbng modifikasi juga berbeda.
Grafik Modifikasi cenderung menggunakan tegangan yang sedikit dan ukurannya
juga lebih kecil sehingga daya yang digunakan dalam grafik modifikasi juga lebih
kecil dibandingkan gerbang aslinya.
Jadi akan lebih baik jika merancang CMOS Decoder dengan menggunakan
4.2.
DAFTAR PUSTAKA
Liu, Shih Chii. 2002. Analog VLSI: Circuits and Principles. London: The MIT Press.
Sicard, Etienne. 2010. Microwind & DSCH Users Manual. France: INSA Toulouse.
Singh, Vanshikha, 2015. Design And Perfrmance Analysis Of Area Efficient CMOS Decoder
Circuit. Departmant of Electronics & Communication Engineering NITTTR : India
http://ondyx.blogspot.co.id/2014/02/pengertian-encoder-dan-decoder.html,
tanggal 3 Juni 2016
diakses
pada