Anda di halaman 1dari 70

PRAKTIKUM KESATU

POKOK BAHASAN

: OSTEO-MYOLOGI

SUBPOKOK BAHASAN

: EXTREMITAS SUPERIOR DAN VERTEBRA

TANGGAL

: ...................................

1.1 TUGAS
1.

Sebutkan pembagian regio pada ekstremitas superior!

2.

Sebutkan tulang-tulang yang membentuk ekstremitas superior berdasarkan regionya!

3.

Sebutkan pembagian tulang-tulang vertebra dan ciri-ciri dari masing-masing bagian!

4.

Sebutkan lengkungan-lengkungan yang terdapat pada vertebra!

5.

Buatlah tabel yang menyebutkan otot-otot pada ekstremitas superior berikut origoinsersi, fungsi, serta gerakan yang ditimbulkannya, dan inervasi berdasarkan regionya!

5.

Sebutkan ligamentum yang memfiksasi bentuk vertebra!

6.

Sebutkan ligamentum yang memperkuat artikulasi pada regio bahu, siku, pergelangan
tangan dan tangan.

1.2 SASARAN BELAJAR


Setelah menyelesaikan praktikum sistem muskuloskeletal, mahasiswa mendapat
gambaran yang jelas tentang:
1.

Pembagian regio pada ekstremitas superior dan bagian-bagian dari vertebra.

2.

Gambaran sistem muskuloskeletal pada ekstremitas superior dan vertebra.

3.

Gerakan-gerakan yang mungkin terjadi dan artikulasio pada ekstremitas superior dan
vertebra.

4.

Jaringan ikat yang turut memperkuat artikulasio pada ekstremitas superior dan
vertebra.

1.3 PENDAHULUAN
Topik ini membahas tentang anatomi sistem muskuloskeletal ekstremitas superior dan
vertebra, yang cakupannya dituangkan dalam sasaran belajar. Sehingga diharapkan
mahasiswa memiliki panduan dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum
ini merupakan salah satu strategi pembelajaran dalam mempelajari anatomi ekstremitas
superior berdasarkan pembagian regionya. Sistem muskuloskeletal alat gerak ini
memerlukan pemahaman yang baik, karena banyak kelainan dan tindakan klinis yang
berkaitan dengan gangguan pada fungsinya. Berdasarkan alasan tersebut, bagian Anatomi
merancang kegiatan praktikum agar pemahaman teoritis yang diperoleh pada saat kuliah
dapat ditunjang dengan visualisasi langsung pada cadaver, model artificial sehingga

memberikan pemahaman yang utuh tentang sistem muskuloskeletal ekstremitas superior


dan vertebra.
1.4 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.4.1 Ekstremitas Superior
1. Metode

: Praktikum

2. Tujuan

1)

Mengetahui pembagian regio pada ekstremitas superior.

2)

Mengetahui tulang-tulang dan otot-otot yang membentuk ekstremitas superior.

3)

Mengetahui dan menjelaskan gerakan-gerakan yang mungkin timbul pada


ekstremitas superior.

4)

Mengetahui dan menunjukkan jaringan penunjang artikulasio pada ekstremitas


superior.

3. Cara kerja
1)

Pelajarilah tulang-tulang pada ekstremitas superior beserta bagian-bagiannya:


a. Ossa cinguli membri superioris:
Scapula
Clavicula
b. Ossa membri superioris libera:
Humerus
Radius
Ulna
Ossa Carpalis:
o Proksimal

: scaphoid, lunatum, triquetrum, pusiform

o Distal

: trapezium, trapezoid, capitatum, hamatum

Metacarpalia
Phalanges

2)

Pelajarilah otot-otot pada ekstremitas superior:


a. Mm. Cinguli membri superioris/Gelang bahu:
Ventral, disebut juga region pectoralis
Dorsal, terdiri dari:
o Regio scapularis
o Regio interscapularis
o Regio lumbalis

Otot-otot di daerah gelang bahu terbagi dalam beberapa kelompok:

Otot dari batang badan ke scapula:


o

M. Levator scapula

M. Trapezius

M. Rhomboideus mayor

M. Rhomboideus minor

M. Serratus anterior

M. Serratus posterior

M. Pectoralis minor

Otot dari batang badan ke clavicula: M. Subclavius

Otot dari batang badan ke humerus:

M. Pectoralis mayor

M. Latissimus dorsi

Otot dari scapula ke humerus:


o

M. Supraspinatus

M. Infraspinatus

M. Teres Mayor

M. Teres Minor

M. Subscapularis

M. Deltoideus

b. Mm. Regio Brachii/Lengan Atas:

Anterior:
o

M. Biceps brachii cap. Longum

M. Biceps brachii cap. Breve

M. Coracobrachialis

M. Brachialis

Posterior:
o

M. Triceps brachii cap longum

M. Triceps brachii cap mediale

M. Triceps brachii cap laterale

c. Mm. Regio Antebrachii/Lengan Bawah:

Mm. Flexores:
o

Flexor antebrachii: M. Brachioradialis

Flexor manus:

M. Flexor carpi ulnaris

M. Flexor carpi radialis

M. Palmaris longus

M. Flexor digitorum superior

M. Flexor digitorum profundus

M. Felxor policis longus

Mm. Extensores:
o

Flexor phalanges:

Extensor antebrachii:

M. Extensor carpi radialis longus

M. Extensor carpi radialis brevis

M. Extensor carpi ulnaris

Extensor phalanges:

M. Extensor digitorum communis

M. Extensor indicis propius

M. Extensor digiti minimi

Extensor policis:

M. Abductor policis longus

M. Extensor policis longus

M. Extensor policis brevis

Otot pemutar radius:


o

M. Pronator teres

M. Supinator

M. Pronator quadratus

d. Mm. Regio Manus/Tangan:

Mm. Thenar:
o

M. Abductor policis brevis

M. Flexor policis brevis

M. Opponens policis

Mm. Hypothenar:
o

M. Abductor digiti minimi

M. Flexor digiti minimi brevis

M. Opponens digiti minimi

Mm. Lumbricales

Mm. Interossei volares

Mm. Interossei dorsales

3. Pelajarilah persendian pada derah bahu, siku, dan pergelangan tangan!

Gambar 1. Persendian di daerah bahu

Gambar 2. Persendian di daerah siku

Gambar 3. Persendian di daerah pergelangan tangan

4. Hasil Pemeriksaan :

1)

Sebutkan nama bagian-bagian Os. Scapula yang ditunjuk!

2) Sebutkan nama otot yang melekat pada daerah yang ditunjuk!

3)

Sebutkan bagian-bagian tulang yang ditunjuk!

Os. Humerus

Os. Radius dan Os. Ulna

4)

Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada potongan melintang lengan atas
setinggi 1/3 tengah!

5) Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada potongan melintang lengan bawah setinggi 1/3
tengah!

10

6)

Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada manus!

11

12

Isilah Tabel Berikut!!

A. Otot-otot Gelang Bahu (Cinguli Membri Superior)

No Nama Otot
Origo
Insersi
Fungsi
Otot-otot penghubung lengan atas dan columna vertebrae
1.
2.
3.
4.
5.
Otot-otot penghubung lengan atas dan dinding thoraks
1.
2.
3.
4.
Otot-otot Scapula
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Inervasi

B. Otot Regio Brachii (Lengan Atas)

No Nama Otot
Origo
Kelompok Anterior (Fleksor)
1.
2.
3.
4.
Kelompok Posterior (Ekstensor)
1.
a.
b.
c.

Insersi

Fungsi

Inervasi

13

C. Otot Regio Antebrachii (Lengan Bawah)

No

Nama Otot

Origo

Insersi

Fungsi

Inervasi

Fungsi

Inervasi

Kelompok Anterior (Fleksor) Superfisialis


1.
2.
3.
4.
5.
No

Nama Otot

Origo

Insersi

Kelompok Anterior (Fleksor) Profunda


1.
2.
3.
Kelompok Posterior (Ekstensor) Superfisialis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelompok Posterior (Ekstensor) Profunda
1.
2.
3.
4.
5.

14

D. Otot Regio Manus (Tangan)

No

Nama Otot

Origo

Insersi

Fungsi

Inervasi

Otot-otot Thenar
1.
2.
3.
4.
Otot-oto Hypothenar
1.
2.
3.
4.
Otot-otot metacarpal
1.
2.
3.

1.4.2 Vertebra
1. Metode
2. Tujuan

: Praktikum
:

1)

Mempelajari curvatura vertebra

2)

Mempelajari ciri khas vertebra

3)

Mempelajari sendi pada vertebra

4)

Mempelajari ligamen dan otot yang melekat pada vertebra

5)

Mempelajari gerakan pada vertebra

3. Cara Kerja :
1)

2)

Pelajarilah curvatura pada vertebra:


a. Lordosis

: pada segmen ............. dan ...............

b. Kifosis

: pada segmen ............. dan ...............

Pelajarilah ciri khas tulang-tulang vertebra:


a. Os. Vertebra cervicalis
b. Os. Vertebra thoracalis
c. Os. Vertebra lumbalis

15

d. Os. Sacrum
e. Os. Coccigys
3)

Pelajarilah persendian pada vertebra:


a. Antara cranium dengan vertebra
b. Antara vertebra bagian cranial dengan vertebra bagian distalnya
c. Antara vertebra dengan costa

4)

Pelajari ligamentum pada vertebra

5)

Pelajari kemungkinan gerak yang terjadi pada collumna vertebra.

16

Hasil Pemeriksaan :
Sebutkan bagian-bagian pada tulang-tulang vertebra berikut ini!
A. Os. Atlas (Cervicalis I)

17

B. OS. Axis (Cervicalis II)

C. Os. Vertebra Cervicalis

18

D. OS. Vertebra Thoracalis

E. Os. Vertebra Lumbalis

19

Perbedaan Struktur dan Fungsi Vertebra

Vertebra
Cervicalis

Thoracalis

Lumbalis

Letak
Corpus
For. Vertebralis
Proc. Spinosus
Proc. Transversus

F.

Ligamentum pada collumna vertebralis

20

No

Nama

1.

Lig. Longitudinalis Anterior

2.

Lig. Longitudinalis Posterior

3.

Lig. Flavum

4.

Lig. Interspinosum

5.

Lig. Supraspinosum

6.

Lig. Nuchae

Fungsi

21

PRAKTIKUM KEDUA
POKOK BAHASAN

: OSTEO-MYOLOGI

SUBPOKOK BAHASAN

: EXTREMITAS INFERIOR

TANGGAL

: ...................................

2.1 TUGAS
1.

Sebutkan pembagian regio pada ekstremitas inferior!

2.

Sebutkan tulang-tulang yang membentuk ekstremitas inferior berdasarkan regionya!

3.

Buatlah tabel yang menyebutkan otot-otot pada ekstremitas superior berikut origoinsersi, fungsi serta gerakan yang ditimbulkannya, dan inervasi berdasarkan regionya!

4.

Sebutkan jenis-jenis sendi yang terdapat pada ekstremitas inferior: sendi paha, lutut,
dan kaki.

5.

Sebutkan lingamentum yang

memperkuat artikulasi pada regio bahu,

siku,

pergelangan tangan dan tangan.

2.2 SASARAN BELAJAR


Setelah menyelesaikan praktikum ekstremitas inferior, mahasiswa mendapat gambaran yang
jelas tentang:
1.

Pembagian regio pada ekstremitas inferior.

2.

Gambaran sistem muskuloskeletal pada ekstremitas inferior.

3.

Gerakan-gerakan yang mungkin terjadi dan artikulasio pada ekstremitas inferior.

4.

Jenis-jenis sendi yang terdapat pada ekstremitas inferior: sendi paha, lutut, dan kaki

5.

Jaringan ikat yang turut memperkuat artikulasio pada ekstremitas inferior.

2.3 PENDAHULUAN
Topik ini membahas tentang anatomi sistem muskuloskeletal ekstremitas inferior yang
cakupannya dituangkan dalam sasaran belajar, sehingga diharapkan mahasiswa memiliki
panduan dalam melaksanakan kegiataan praktikum. Kegiatan praktikum ini merupakan salah
satu strategi pembelajaran dalam mempelajari anatomi ekstremitas inferior berdasarkan
pembagian regionya. Sistem muskuloskeletal alat gerak ini memerlukan pemahaman yang
baik karena banyak kelainan dan tindakan klinis yang berkaitan dengan gangguan pada
fungsinya. Berdasarkan alasan tersebut, bagian Anatomi merancang kegiatan praktikum
agar pemahaman teoritis yang diperoleh pada saat kuliah dapat ditunjang dengan visualisasi

22

langsung pada cadaver dan model artificial sehingga memberikan pemahaman yang utuh
tentang sistem muskuloskeletal ekstremitas inferior.
2.4 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.4.1 Ekstremitas Inferior
1. Metode

: Praktikum

2. Tujuan

1) Mengetahui pembagian regio pada ekstremitas inferior.


2) Mengetahui tulang-tulang dan otot-otot yang membentuk ekstremitas inferior.
3) Mengetahui dan menjelaskan gerakan-gerakan yang mungkin timbul pada
ekstremitas inferior.
4) Mengetahui dan menunjukkan jaringan penunjang artikulasio pada ekstremitas
inferior.
3. Cara kerja

1) Pelajarilah tulang-tulang pada ekstremitas inferior beserta bagian-bagianya:


a. Ossa cinguli membri inferioris (Gelang panggul):
Os. Coxae
b. Ossa membri inferioris libera:
Os. Femur
Os. Tibia
Os. Fibula
Ossa Tarsalia:
o thalus, calcaneus, naviculare, cuboid, cuneiform medial, intermedia, dan
lateral
Ossa Metatarsalia
Ossa Phalanges
2) Pelajarilah otot-otot pada ekstremitas inferior:
a. Regio Glutea
Kelompok gluteus, terdiri dari:
o M. Gluteus Maximus
o M. Gluteus Medius
o M. Gluteus Minimus
o M. Tensor Fascia Latae
Kelompok rotator lateral (Triceps Coxae), terdiri dari:
o M. Piriformis
o M. Gamellus Superior

23

o M. Gamellus Inferior
o M. Quadratus Femoris
b. Regio Pelvis:
M. Quadratus Lumborum
M. Psoas Mayor dan Minor
M. Iliacus
c. Refio Femoris :
Anterior (Ekstensor/antefleksor):
o M. Quadriceps Femoris:
M. Rectus Femoris
M. Vastus Medialis
M. Vastus Intermedialis
M. Vastus Lateral
o M. Sartorius

Posterior (Fleksor/Hamstring Muscle):


o M. Biceps femoris
o M. Semitendinosus
o M. Semimembrabosus

Medial (Adductor)
o M. Adductor Brevis
o M. Adductor Longus
o M. Adductor Magnus
o M. Pectineus
o M. Gracilis

d. Regio Cruris
Anterior (Ekstensor/dorsofleksi peds)
o M. Tibialis Anterior
o M. Ekstensor Digitorum Longus
o M. Ekstensor Hallucis Longus
Peronea
o M. Peroneus Longus
o M. Peroneus Brevis
Posterior (Fleksor):
o Superfisialis:
M. Soleus
M. Gastrocnemius

24

M. Plantaris
o Profunda:
M. Tibialis Posterior
M. Fleksor Digitorum Longus
M. Fleksor Hallucis Longus
M. Popliteus
e. Regio Pedis:
Planta Pedis
o Lapisan Pertama:
M. abductor hallucis
M. flexor digitorum brevis
M. abductor digiti minimi
o Lapisan Kedua:
M. Quadratus Plantae
Mm. Lumbricales 1-4
o Lapisan Ketiga
M. flexor hallucis brevis
M. adductor hallucis
M. flexor digiti minimi brevis
Mm. interossei
Dorsum Pedis
o M.extensor digitorum brevis
o M. extensor hallucis brevis
o M. interossei dorsalis
3) Pelajarilah persendian pada derah panggul dan lutut!

Gambar 4. Persendian di daerah panggul

25

Gambar 5. Persendian di daerah panggul

(a)

26

(b)
Gambar 6. (a) dan (b) Persendian di daerah lutut

4. Hasil Pemeriksaan :
1) Sebutkan bagian-bagian tulang yang ditunjuk
Os. Coxae

27

Os. Femur

28

Os. Tibia-Fibula dan Os. Rgio Pedis

29

2) Sebutkan nama otot yang ditunjuk!

30

3) Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada potongan melintang tungkai atas setinggi
inguinal!

4) Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada potongan melintang tungkai atas setinggi
1/3 tengah!
5) Sebutkan nama otot pada region cruris yang ditunjuk!

31

32

33

6) Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada potongan melintang tungkai bawah
setinggi 1/3 tengah!

7) Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada region pedis!

34

35

Isilah Tabel Berikut!!

Klasifikasi Otot Berdasarkan Kerjanya Pada Sendi


A. Otot-otot yang bekerja pada sendi panggul
No Nama Otot
Origo
Kelompok Gluteal
1.
2.
3.
4.
Kelompok Rotator Lateral
1.
2.
3.
4.
Kelompok Adduktor
1.
2.
3.
4.
5.
Kelompok Iliopsoas
1.
2

Insersi

Fungsi

Inervasi

Fungsi

Inervasi

B. Otot yang menggerakkan tungkai bawah


No Nama Otot
Origo
Kelompok Fleksor Tungkai Bawah
1.
2.
3.
4.
5.
Kelompok Ekstensor Tungkai Bawah
1.
2.
3.
4.

Insersi

36

C. Otot penggerak kaki dan jari kaki


No

Nama Otot

Origo

Insersi

Fungsi

Inervasi

Insersi

Fungsi

Inervasi

Kelompok Penggerak Tumit


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kelompok Penggerak Jari Kaki
Fleksor Jari
1.
2.
Ekstensor Jari
1.
2.

D. Otot intrinsik pada kaki


No

Nama Otot

Origo

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

37

PRAKTIKUM KETIGA

POKOK BAHASAN

BAKTERI PENYEBAB OSTEOMIELITIS


(STAPHYLOCOCCUS DAN STREPTOCOCCUS)

SUBPOKOK BAHASAN

Identifikasi Stapylococcaceaea dan Streptococcaceae

TANGGAL

...................................

3.1

TUGAS
1. Sebutkan karakteristik umum Staphylococcus dan Streptococcus !
2. Jelaskan sifat-sifat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Streptococcus sp pada
media perbenihan LAD !
3. Buat bagan identifikasi Famili Staphylococcaceae !
4. Buat bagan identifikasi Famili Streptococcaceae !
5. Jelaskan prinsip kerja tes katalase, koagulase dan DNAse !

3.2

SASARAN BELAJAR
Mahasiswa

setelah

menyelesaikan

praktikum

bakteri

penyebab

Osteomielitis

(Staphylococcus dan Streptococcus) dapat :


1. Mengetahui Karakteristik umum genus Staphylococcus dan Streptococcus.
2. Mengetahui media perbenihan yang digunakan untuk isolasi Staphylococcus dan
Streptococcus, dan mengetahui sifat-sifat pertumbuhannya.
3. Melakukan tes katalase, tes koagulase, dan tes DNAse sebagai identifikasi awal
Genus Staphylococcus dan Streptococcus.

3.3

PENDAHULUAN
Staphylococcus
Staphylococcus adalah bakteri gram positif, tidak mampu membentuk spora dan tidak

bisa bergerak, diameter rata-rata 1 m dan biasanya membentuk formasi buah anggur.
Staphylococcus bersifat fakultatif anaerob dan tumbuh optimal pada suhu 37oC.
Terdapat 3 spesies staphylococcus yang penting dalam klinik, yaitu: Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus. Staphylococcus
aureus merupakan yang paling patogen diantara staphylococcus dan merupakan penyebab
utama infeksi piogenik.
Staphylococcus tersebar pada permukaan tubuh, udara dan debu. Habitat S. aureus
dapat ditemukan pada nares anterior 50-75% orang sehat, pada permukaan kulit (terutama
pada axilla dan perineum) serta pada membran mukosa (tenggorokan dan usus).

38

Sedangkan S. epidermidis merupakan flora normal pada kulit,juga ditemukan pada usus dan
saluran napas bagian atas.
Terdapat berbagai tes untuk mengidentifikasi Staphylococcus:
1. Tes katalase, untuk membedakan Staphylococcus dan Streptococcus.
2. Tes koagulase metode slide atau tube untuk membedakan S. aureus dengan
Staphylococcus lainnya. Staphylococcus aureus koagulase positif sedangkan S.
saprophyticus dan S. epidermidis negatif.
3. Tes DNAase, S. aureus menghasilkan DNAase sehingga mampu menghidrolisis
DNA sedangkan staphylococcus lainnya tidak.
4. Tes kepekaan terhadap novobiosin, bila sensitif S. epidermidis dan bila resisten S.
saprophyticus
Streptococcus
Streptococcus adalah gram positif kokus yang lonjong atau oval dan membentuk
formasi rantai atau berpasangan. Diameter rata-rata 0,7-0,9 m. Morfologi koloni sangat
kecil (pin point) dan bersifat fakultatif aerob.

Klasifikasi streptococcus berdasarkan pada kemampuan menghemolisis.

Hemolisis

Gambaran pada agar darah

Tipe Hemolisis

Kelas Streptococcus

Komplit

Sekitar koloni jernih

S. pyogenes

Parsial

Sekitar koloni kehijauan

S. viridan,
S. pneumoniae.

Non

Tidak ada tanda hemolisis

Enterococcus

Hemolisis

Identifikasi lain adalah secara serologis berdasarkan adanya antigen pada permukaan
streptococcus, cara ini disebut cara Lancefield. Berdasarkan cara ini streptococcus dibagi
menjadi 20 group, yaitu group A-H dan K-V.
3.4

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.4.1

Tes Katalase

3.4.1.1

Metoda

: Slide

3.4.1.2

Tujuan

: Untuk mengetahui dan membedakan genus Staphylococcus dan


Streptococcus

39

3.4.1.3

Alat dan Bahan :

3.4.1.4

Alas berwarna gelap (hitam)

Objek glass

Ose

Bunsen

Koloni bakteri

H2O2

Cara Kerja

Menyediakan gelas objek

Meneteskan 1-2 tetes H2O2 3% pada permukaan gelas objek

Mengambil satu koloni biakan tersangka kemudian mencampurkan pada larutan H2O2
tadi

Dikatakan positif jika terbentuk gelembung-gelembung, karena :


H2O2

H2O + O2

Enzim katalase
3.4.2

Tes Koagulase

3.4.2.1

Metoda

: Slide

3.4.2.2

Tujuan

: Untuk mengetahui dan membedakan Staphylococcus aureus


dengan spesies Staphylococcus yang lain

3.4.2.3

3.4.2.4

Alat dan Bahan :


-

Alas berwarna gelap (hitam)

Objek glass

Ose

Bunsen

Suspensi bakteri

NaCl fisiologis

Plasma darah manusia/kelinci yang telah dicampur sitrat

Cara Kerja

Menyediakan gelas objek

Membuat suspensi bakteri dari koloni tersangka dengan NaCl fisiologis

Menyediakan plasma darah manusia / kelinci yang telah dicampur sitrat

Mencampurkan plasma dengan suspense bakteri

Tes dikatakan positif bila terbentuk gumpalan-gumpalan

40

+
+

a. Tes Katalase

b. Tes Koagulase

Gambar 7 (a) Tes Katalase dan (b) Tes Koagulase


3.4.3

Tes DNAse

3.4.3.1

Metoda

3.4.3.2

Tujuan

: Untuk mengetahui dan membedakan Staphylococcus aureus


dengan spesies Staphylococcus yang lain

3.4.3.3

3.4.3.4

Alat dan Bahan :


-

Media perbenihan yang mengandung DNA

Ose

Bunsen

Suspensi bakteri

HCl 1 M

Cara Kerja

Menyediakan perbenihan lempeng yang mengandung DNA sebagai substrat

Menanam Staphylococcus pada permukaan media

Setelah 24 jam tuangkan larutan HCl 1 M pada koloni yang tumbuh

Hasil positif bila ada daerah bening (halo) di sekitar koloni Staphylococcus

Tes ini digunakan sebagai alternatif tes koagulase metode slide

41

Koloni Bakteri

Halo di sekitar
koloni bakteri

Gambar 8. Tes DNAse

3.4.4

Demo Media Perbenihan Staphylococcus dan Streptococcus

3.4.4.1

Metoda

: Media perbenihan plate

3.4.4.2

Tujuan

: Mengetahui sifat-sifat koloni Staphylococcus dan Streptococcus


pada media perbenihan

3.4.4.3

Alat dan Bahan : Berbagai media perbenihan Staphylococcus dan Streptococcus

Hemolisis

Hemolisis

Hemolisis

a. Media LAD steril

b. Streptococcus hemolisis (Media LAD)

Gambar 25. Media Perbenihan Plate (a) Media LAD steril dan (b) Streptococcus
hemolisis (Media LAD)

42

Streptococcus pyogenes

Streptococcus viridians

Hemolisis beta ()

Hemolisis alpha ()

S. saprophiticus
Hemolisis gama ()

3.4.5

Demo Tes Novobiosin dan Tes Optokhin

3.4.5.1

Metoda

: Media perbenihan plate

3.4.5.2

Tujuan

: Mengetahui hasil tes Novobiosin dan Tes Optokhin untuk


identifikasi Staphylococcus dan Streptococcus

3.4.5.3

Alat dan Bahan :


-

Media perbenihan LAD yang telah ditanami Genus Staphylococcus dan


Streptococcus

Cakram Novobiosin dan opthokin

43

Gambar 9. Tes optokhin

3.5

HASIL PRAKTIKUM

1. Tes Katalase

Keterangan:

44

Tes Koagulase

Keterangan:

Tes DNAse

Keterangan:

45

Tes Optokhin

Tes Novobiosin

Keterangan :

Keterangan :

Sifat-sifat Koloni Staphylococcus dan Koloni Streptococcus:

1. Koloni Staphylococcus :
-

..

..

..

..

..

46

2. Koloni Streptococcus :
-

..

..

..

..

..

Hemolisis

Hemolisis

Hemolisis

47

PRAKTIKUM KEEMPAT
POKOK BAHASAN

BAKTERI PENYEBAB INFEKSI KULIT


(STAPHYLOCOCCUS DAN STREPTOCOCCUS)

SUBPOKOK BAHASAN

Pengambilan specimen dari kulit untuk pemeriksaan


mikrobiologi dan penanaman pada media kultur.

TANGGAL

...................................

4.1 TUGAS
1.

Apa saja yang harus dipersiapkan untuk pengambilan sampel dari luka ?

2.

Bagaimana prosedur pengambilan sampel dari luka terbuka dan tertutup ?

3.

Bakteri apa yang sering menjadi penyebab infeksi pada kulit ? bagaimana karakteristik
bakteri tersebut ?

4.2 SASARAN BELAJAR


Mahasiswa setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan dapat :
a.

Mengetahui persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum pengambilan sampel dari
luka.

b.

Mengetahui prosedur pengambilan sampel dari luka untuk pemeriksaan mikrobiologi.

c.

Mengetahui bakteri yang sering menyebabkan infeksi pada kulit dan mengetahui
karakteristiknya.

4.3 PENDAHULUAN
Diagnosis laboratorium penyakit infeksi dimulai saat pengambilan spesimen.
Laboratorium akan mengerjakan apa yang diminta dokter yang merawat pasien. Peran
perawat di rumah sakit merupakan kunci keberhasilan pemeriksaan laboratorium, karena
pengumpulan dan pengambilan spesimen sangat tergantung cara, waktu, jumlah, serta
metode pengirimannya.
Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dari luka/abses yang diduga terinfeksi sangat penting, karena
akan menentukan jenis mikroorganisme penyebab infeksi tersebut. Karena itu pengambilan
sampel yang benar sangat penting, karena kesalahan dalam pengambilan sampel akan
mengakibatkan mikroorganisme yang diisolasi bukan mikroorganisme penyebab infeksi kulit
tersebut, melainkan flora normal kulit atau mungkin juga kontaminan yang berasal dari
lingkungan. Karena itu pada pengambilan sampel ada syarat-syarat yang harus dipenuhi,
antara lain :

48

1. Sebelum mendapat obat anti mikroba


2. Alatyang digunakan dan tempat penampung mikroorganisme harus steril
3. Diambil dari tempat yang diduga banyak mikroba penyebab dan menghindari
mikroorganisme kontaminan
4. Jumlah cukup banyak sesuai jenis pemeriksaan
5. Waktu pengambilan sesuai perjalanan penyakit
6. Diberi label identitas pasien yang lengkap, tanggal dan jam
7. Dikirim secepatnya ke laboratorium.disertai formulir permintaan pemeriksaan yang
sudah diisi lengkap

Syarat pengiriman spesimen :


a. Pengiriman bahan pemeriksaan secepat mungkin
b. Pengiriman dalam waktu lama dapat menggunakan media transport :
Media stuart Pus, usapan/swab ( 48 jam ) nasopharynk / oropharynk, cairan

eksudat, cairan sekresi


Media Cary-blair feses, usap rektum ( 78 jam )

Cara Pengambilan specimen pada kulit :


1. ABSES TERTUTUP
o

Jelaskan apa yang akan dilakukan pada pasien

Siapkan formulir permintaan pemeriksaan

Jangan menggunakan swab pada permukaan kulit

Desinfeksi kulit abses dengan povidonn I0DIN 10 % dan alkohol 70 %

Aspirasi cairan abses dengan semprit steril

Abses dieksisi dan dengan lidi kapas, ambil eksudat dari dasar abses dan
dinding abses

Semua dimasukkan media transport anaerob dan juga ambil lagi untuk aerob.

49

Gambar 10. Cara pengambilan spesimen pada abses tertutup

50

1. ABSES TERBUKA
o

Bersihkan permukaan luka (eksudat yang mengering dan kotoran) dengan


kain kasa steril yang dibasahi dengan aquades atau NaCl fisiologis steril.

Bersihkan eksudat

Buat hapusan dari dasar dan tepi luka menggunakan lidi kapas steril

Masukkan dalam media transport aerob. Jangan minta biakan anaerob pada
luka/ abses terbuka

Gambar 11. Cara pengambilan spesimen pada abses terbuka

2. LUKA BAKAR
o

Lakukan debrimen dan desinfeksi luka

Jika ada eksudat, ambil dengan swab, minta biakan aerob (bukan anaerob)

Ambil juga jaringan biopsi, dan kirim ke laboratorium untuk biakan anaerob.

3. PUSTULA DAN VESIKEL


o

Bersihkan permukaan pustula/vesikel dengan kapas alkohol

Pecahkan pustula/ vesikel dengan jarum nomor 23 ( jika pustula besar, pakai
jarum nomor 18)

Dengan swab, ambil eksudat dengan memutar-mutar swab didasar luka

51

4.4 PELAKSANAAN PRAKTIKUM


4.1.1 Pengambilan sample dari kulit
4.1.1.1 Alat dan Bahan yang diperlukan
- Manekin lengan dengan luka abses tertutup dan terbuka
- Kain kassa steril
- NaCl fisiologis steril
- Povidon iodine 10% dan Alkohol 70%
- Spuit 3cc steril
- Pisau insisi
- Swab steril
- Tabung steril berisi media transfort
3.1.1.2 Cara melakukan pengambilan sampel
- Menyediakan tabung steril yang berisi media transfort, dengan identitas yang
jelas dan lengkap (nama, umur, jenis kelamin, jenis pemeriksaan yang
diminta/biakan apa, jam dan tanggal pengambilan sampel)

10/Nop/13; 12.00
Agus, laki-laki, 20 th
Abses; aerob & anaerob

24/Jan/14; 21.00
Wati, wanita, 45 tahun
Sputum ; biakan TBC

Abses tertutup
-

Informed consent pada pasien

Desinfeksi kulit abses dengan povidonn I0DIN 10 % dan alkohol 70 %

Aspirasi cairan abses dengan semprit steril

Abses dieksisi dan dengan lidi kapas, ambil eksudat dari dasar abses dan
dinding abses

Segera kirim ke laboratorium, jaga agar swab tidak kering

Jika tidak bisa segera dikirim; sampel dimasukkan ke dalam media transfor

Abses terbuka
-

Menbersihkan luka dengan NaCl fisiologis steril, untuk menghilangkan


kotoran/flora normal/eksudat

Mengoleskan swab steril ke bagian dasar dan tepi luka dengan cara diputar

Segera kirim ke laboratorium, jaga agar swab tidak kering

Jika tidak bisa segera dikirim; sampel dimasukkan ke dalam media transfor

52

4.1.1 Penanaman pada media agar


4.1.1.1 Alat dan Bahan yang diperlukan
-

Media Lempeng agar darah (LAD) dan Agar Nutrient (AN)

Api Bunsen

Desinfektan

Incubator 37oC

4.1.1.2 Cara Penanaman pada media agar


-

Siapkan media agar darah dan agar nutrient yang akan digunakan

Lakukan penanaman dari lidi kapas sampel dengan cara mengoleskan pada
media dengan metoda streak plate metode

Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

Setelah inkubasi selama 24 jam lakukan pengamatan morfologi koloni yang


terbentuk, jenis hemolisis yang terbentuk,serta tes katalase, kemudian
tentukan kemungkinan koloni bakteri apa yang tumbuh pada media tersebut.

53

4.5

HASIL PRAKTIKUM

HASIL PENGAMATAN :

Morfologi koloni yang terbentuk :


-.

-.

-.

-.

-.

-.

-.

-.

Tipe Hemolisis yang terbentuk : ..


Tes Katalase : .

54

PRAKTIKUM KELIMA
POKOK BAHASAN

SUBPOKOK BAHASAN :

Kutu, Tungau, Pinjal


1. Pediculus humanus corporis
2. Pediculus humanus capitis
3. Phthirus pubis
4. Sarcoptes scabiei
5. Xenopsylla cheopis
6. Pulex irritans
7. Ctenocephalides canis
8. Ctenocephalides felis
9. Nosopsyllus fasciatus

TANGGAL

: ...................................

5.1 TUGAS
Pelajari materi-materi di bawah ini:
1.

Morfologi kutu

2.

Morfologi tungau

3.

Morfologi pinjal

5.2 SASARAN BELAJAR


Mahasiswa setelah menyelesaikan praktikum dapat:
Mengetahui dan membedakan morfologi serta klasifikasi kutu, tungau, pinjal.
5.3 PENDAHULUAN
Topik ini membahas tentang morfologi kutu, tungau, dan pinjal penting yang menjadi vektor
maupun penyebab penyakit parasit.
Morfologi Kutu

Pediculus sp.
TELUR

Melekat pada rambut, ukuran 1 mm, putih jernih, memiliki korona.

LARVA

Ukuran 1-2 mm, putih abu-abu, mengalami beberapa stadia sebelum menjadi
nympha.

NYMPHA

Bentuk mirip imago hanya alat kelamin belum sempurna.

55

IMAGO

Ukuran, 2-3 mm, warna coklat hitam

Tubuh bilateral simetris, tidak bersayap, memiliki spirakel di dorso ventral.

Ada yang memiliki pleural plate, ada yang tidak.

Mulut bertipe penusuk dan pengisap.

Tubuh terdiri dari kepala, thorax dan abdomen.

Spesies

Pediculus
humanus capitis
2 -3 mm
Tergantung warna
rambut dan tubuh
Langsing

Pediculus
humanus corporis
2,4-3,3 mm
Tergantung warna
rambut dan tubuh
Langsing
Tidak begitu jelas

Segmen abdomen

Jelas, bentuk
seperti festoon
Ada 7 psg
abdomen, 1 psg
spirakel

Taju lateral

Tidak ada

Tidak ada

Ukuran
Warna
Bentuk
Pleural plate

Ada 7 segmen
abdomen, 1 psg
spirakel

Phthirus pubis
1,5-2 mm
Putih, abu-abu
Seperti kepiting dan
melebar
Tidak nampak jelas
Segmen 3 s.d. 5
bersatu, ada 3 psg
spirakel; segmen
lain ada 1 psg
spirakel
Ada

Gambar 12. Morfologi Pediculus sp.

56

Morfologi Tungau
Sarcoptes scabiei

Bentuk oval, bagian ventral tubuhnya pipih, bagian dorsal cembung (tortoise-like shape).

Tubuhnya dipenuhi oleh dorsal scales dan bristles.

Sarcoptes scabiei betina (0,3-0,4mm) lebih besar daripada jantan (0,2mm).

Kaki pertama, kedua betina dan kaki pertama, kedua & keempat jantan mempunyai
suckers yang berbentuk seperti cawan (disk/amburakral). Alat ini membantu tungau
menempel pada kulit inang dan memudahkan pergerakannya.

Bagian ventral betina ditutupi oleh stria transversa dan bagian dorsalnya terdapat banyak
duri (spine).

Sarcoptes scabiei dewasa berkaki 4 pasang sama dengan stadium nympha, sedangkan
stadium larva berkaki 3 pasang.

Baik jantan dan betina dapat membuat terowongan, tetapi yang paling sering membuat
terowongan permanen adalah yang betina.

Betina yang akan bertelur, memerlukan tempat hangat untuk meletakkan telurnya.
Kurang lebih 50 telur diletakkan oleh seekor tungau betina selama siklus hidupnya (4-6
minggu).

Tungau mempunyai tempat favorit untuk meletakkan telurnya, sehingga timbul kelainan
pada daerah tertentu pada kulit (predileksi). Mereka cenderung menghindari area yang
memiliki kepadatan yang tinggi seperti folikel pilosebaseus.

Tungau yang menginfestasi adalah tungau betina yang fertil, memerlukan waktu 1 jam
untuk membuat terowongan pada permukaan kulit yang hangat. Terowongan yang
dibentuk berkelok-kelok paralel dengan permukaan kulit. Kecepatan pembentukannya
bervariasi antara 0,5-5,0 mm per hari.

Tungau biasanya tetap tinggal di terowongan tersebut selama hidupnya, dan mengambil
makanan dari jaringan inang yang lisis.

Tungau dapat bergerak pada permukaan kulit yang hangat kurang lebih 2,5 cm dalam 1
menit.

57

Gambar 13. Morfologi Sarcoptes scabiei

Morfologi Pinjal

Gambar 14. Morfologi Pinjal

58

Ctenidium (-)

Ctenidium (+)

Genal comb

(+)

(-)

Pronotal comb

(+)

(+)

Spina 1 & 2
Perbandingan

1<2

1=2

1:1

2:1

panjang:lebar
kepala
Occular bristle

depan

bawah

mata

mata

(+)

(-)

Koma

Koma

terbalik

kepala di

Mesopleuron
(internal rod)
Spermateca

bawah
Species

Xenopsylla

Pulex

Ctenocephalides

Ctenocephalides

Nosopsyllus

cheopis

irritans

canis

felis

fasciatus

5.4 PELAKSANAAN PRAKTIKUM

5.4.1

Metode

: Manual

5.4.2

Tujuan

: Mengetahui dan membedakan morfologi parasit yang termasuk kutu,


tungau, pinjal

5.4.3 Alat dan Bahan

Mikroskop

Viewer

Preparat kutu, tungau, pinjal

Slide tungau

Minyak emersi

5.4.4 Cara Kerja

Mengatur penggunaan mikroskop dengan pembesaran 1000x dan viewer

Melihat preparat/slide demo yang disediakan

Menggambar morfologi parasit

Menuliskan keterangan mengenai morfologi parasit pada gambar

59

5.5

HASIL PRAKTIKUM:

Pediculus humanus corporis

60

Pediculus humanus corporis

Phthirus pubis

61

Sarcoptes scabiei

Xenopsylla cheopis

62

Pulex irritans

Ctenocephalides canis

63

Ctenocephalides felis

Nosopsyllus fasciatus

64

DAFTAR PUSTAKA

1.

Heelan, JS. Ingersoll, FW. 2002. Essensials of Human Parasitology. Delmar: New York.

2.

Hunters Tropical Medicine and Emerging Infectious Diseases. 2005. Ed: Strickland, GT.
8th Eds. WB Saunders Co:Philadelphia.

3.

Jeffrey & Leach. 1983. Atlas Helmintologi dan Protozoologi Kedokteran. Edisi 2.
Diterjemahkan oleh: Adji Darma. EGC: Jakarta.

4.

Mansons Tropical Disease. 2000. Ed: Cook, GC. 20thEds. WB Saunders Co:
Philadelphia.

5.

Natadisastra, Dj. dkk. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang
Diserang. EGC: Jakarta.

6.

Silbernagle S, Lang F. Color Atlas of Pathophysiology. New York: Thieme, 2000.

65

LAMPIRAN

Lampiran 1
PANDUAN PRAKTIKUM KESATU
BLOK
: DERMATOMUSKULOSKELETAL
TOPIK
: OSTEO-MYOLOGI
SISTEMATIKA JALANNYA PRAKTIKUM
a. Tugas Mandiri
Setiap mahasiswa diberikan tugas mempelajari materi extremitas superior dan
vertebra:
1) Sebutkan pembagian regio pada ekstremitas superior!
2) Sebutkan tulang-tulang yang membentuk ekstremitas superior berdasarkan
regionya!
3) Sebutkan pembagian tulang-tulang vertebrae dan ciri-ciri dari masing-masing
bagian!
4) Sebutkan lengkungan-lengkungan yang terdapat pada vertebrae!
5) Buatlah tabel yang menyebutkan otot-otot pada ekstremitas superior berikut
berdasarkan regionya!
6) Sebutkan lingamentum yang memfiksasi bentuk vertebrae!
7) Sebutkan lingamentum yang memperkuat artikulasi pada regio bahu, siku,
pergelangan tangan dan tangan.
b. Pengantar (15 menit)
1) Penjelasan mengenai learning objective
2) Topik praktikum yang dijelaskan pada pendahuluan
c. Praktikum kelompok kecil (90 menit)
1) Seluruh mahasiswa dibagi atas 3 sub kelompok besar, yang terdiri dari @50
mahasiswa.
2) Setiap praktikum terdiri dari 1 sub kelompok besar yang dibagi ke dalam 5
kelompok kecil, masing-masing terdiri dari @ 9-10 mahasiswa.
3) Pembimbing membagikan tugas pada masing-masing kelompok, kemudian tiap
kelompok kecil mengerjakan praktikum sesuai topik praktikum hari itu.
4) Topik yang diberikan pada praktikum:
Osteo-myologi extremitas superior dan vertebrae
d. Diskusi
Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa berdiskusi mengenai topik praktikum
hari itu bersama dengan pembimbing.
e. Post test (10 menit)
Topik post test yang diberikan sesuai dengan topik praktikum pada hari itu.
Cimahi,
Agustus 2015
Kepala Laboratorium Anatomi

Z.J Manoe, dr, AIA

66

Lampiran 2
PANDUAN PRAKTIKUM KEDUA
BLOK
TOPIK

: DERMATOMUSKULOSKELETAL
: OSTEO-MYOLOGI

SISTEMATIKA JALANNYA PRAKTIKUM


a. Tugas Mandiri
Setiap mahasiswa diberikan tugas mempelajari materi extremitas Inferior:
1) Sebutkan pembagian regio pada ekstremitas inferior!
2) Sebutkan tulang-tulang yang membentuk ekstremitas inferior berdasarkan
regionya!
3) Buatlah tabel yang menyebutkan otot-otot pada ekstremitas superior berikut
origo-insersi, fungsi serta gerakan yang ditimbulkannya, dan inervasi berdasarkan
regionya!
4) Sebutkan jenis-jenis sendi yang terdapat pada ekstremitas inferior: sendi paha,
lutut, dan kaki.
5) Sebutkan lingamentum yang memperkuat artikulasi pada regio bahu, siku,
pergelangan tangan dan tangan.
b. Pengantar (15 menit)
1) Penjelasan mengenai learning objective
2) Topik praktikum yang dijelaskan pada pendahuluan
c. Praktikum kelompok kecil (90 menit)
1) Seluruh mahasiswa dibagi atas 3 sub kelompok besar, yang terdiri dari @50
mahasiswa.
2) Setiap praktikum terdiri dari 1 sub kelompok besar yang dibagi ke dalam 5
kelompok kecil, masing-masing terdiri dari @ 9-10 mahasiswa.
3) Pembimbing membagikan tugas pada masing-masing kelompok, kemudian tiap
kelompok kecil mengerjakan praktikum sesuai topik praktikum hari itu.
4) Topik yang diberikan pada praktikum:
Osteo-myologi extremitas Inferior
d. Diskusi
Setelah menyelesaikan praktikum, mahasiswa berdiskusi mengenai topik praktikum
hari itu bersama dengan pembimbing.
e. Post test (10 menit)
Topik post test yang diberikan sesuai dengan topik praktikum pada hari itu.
Cimahi,
Agustus 2015
Kepala Laboratorium Anatomi

Z.J Manoe, dr, AIA

67

Lampiran 3
PANDUAN PRAKTIKUM KETIGA

BLOK

: DERMATOMUSKULOSKELETAL

TOPIK

: BAKTERI PENYEBAB OSTEOMIELITIS (STAPHYLOCOCCUS


DAN STREPTOCOCCUS)

SISTEMATIKA JALANNYA PRAKTIKUM


a. Tugas Mandiri
Setiap mahasiswa diberikan tugas menjawab pertanyaan yang ada pada buku
praktikum.
b. Pretest 10 menit
c. Pengantar (15 menit)
- Penjelasan mengenai learning objective
- Topik praktikum yang dijelaskan pada pendahuluan
c. Praktikum Kelompok Kecil (90 menit)
1) Seluruh mahasiswa dibagi atas 3 sub kelompok besar, yang terdiri dari @ 50
mahasiswa
2) Setiap praktikum terdiri dari 1 subkelompok besar yang dibagi dalam 8 kelompok
kecil, masing-masing terdiri dari @ 6 7 mahasiswa.
3) Pembimbing membagikan tugas pada masing-masing kelompok, kemudian tiap
kelompok kecil mengerjakan praktikum sesuai topic praktikum hari itu.
4) Topik yang diberikan pada praktikum : Identifikasi genus Staphylococcus dan
Streptococcus
d. Diskusi (35 menit)
Setelah mengerjakan praktikum, mahasiswa berdiskusi mengenai topik praktikum
hari itu bersama dengan pembimbing.
e. Post Test (10 menit)
Topik post test yang diberikan sesuai dengan topik praktikum hari itu.

Cimahi, Agustus 2015


Bagian Mikrobiologi FK-UNJANI

Ania Kurniawati PD, dr. MKes

68

Lampiran 4
PANDUAN PRAKTIKUM KEEMPAT

BLOK

: DERMATOMUSKULOSKELETAL

TOPIK

: BAKTERI PENYEBAB INFEKSI KULIT (STAPHYLOCOCCUS


DAN STREPTOCOCCUS)

SISTEMATIKA JALANNYA PRAKTIKUM


a. Tugas Mandiri
Setiap mahasiswa diberikan tugas menjawab pertanyaan yang ada pada buku
praktikum.
b. Pretest 10 menit
c. Pengantar (15 menit)
- Penjelasan mengenai learning objective
- Topik praktikum yang dijelaskan pada pendahuluan
f. Praktikum Kelompok Kecil (90 menit)
1) Seluruh mahasiswa dibagi atas 3 sub kelompok besar, yang terdiri dari @ 50
mahasiswa
2) Setiap praktikum terdiri dari 1 subkelompok besar yang dibagi dalam 8 kelompok
kecil, masing-masing terdiri dari @ 6 7 mahasiswa.
3) Pembimbing membagikan tugas pada masing-masing kelompok, kemudian tiap
kelompok kecil mengerjakan praktikum sesuai topic praktikum hari itu.
4) Topik yang diberikan pada praktikum : Pengambilan specimen dari kulit untuk
pemeriksaan mikrobiologi dan penanaman pada media kultur.
g. Diskusi (35 menit)
Setelah mengerjakan praktikum, mahasiswa berdiskusi mengenai topik praktikum
hari itu bersama dengan pembimbing.
h. Post Test (10 menit)
Topik post test yang diberikan sesuai dengan topik praktikum hari itu.

Cimahi, Agustus 2015


Bagian Mikrobiologi FK-UNJANi

Ania Kurniawati PD, dr. MKes

69

Lampiran 5
PANDUAN PRAKTIKUM KELIMA

BLOK

: DERMATOMUSKULOSKELETAL

TOPIK

: KUTU DAN TUNGAU

SISTEMATIKA JALANNYA PRAKTIKUM


a. Tugas Mandiri
Setiap mahasiswa diberikan tugas menjawab pertanyaan yang ada pada buku
praktikum dan dikumpulkan sebelum praktikum berlangsung!
b. Pretest (10 menit)
Topik pretest yang diberikan sesuai dengan topik praktikum pada hari itu.
c. Pengantar (20 menit)
Penjelasan mengenai learning objective
d. Praktikum (90 menit)
a. Seluruh mahasiswa dibagi atas 3 sub kelompok besar, yang terdiri dari @50
mahasiswa.
b. Setiap praktikum terdiri dari 1 sub kelompok besar yang dibagi ke dalam 2 kelas,
masing-masing terdiri dari @ 25 mahasiswa.
c. Setiap kelas dibagi lagi menjadi 2 kelompok kecil, masing-masing kelompok
terdiri atas @ 12-13 mahasiswa.
d. Praktikum dibimbing oleh dosen pembimbing yang bertanggung jawab di masingmasing kelas.
e. Topik yang diberikan pada praktikum: kutu dan tungau.
e. Responsi (20 menit)
Setelah mengerjakan praktikum, mahasiswa mengumpulkan buku praktikum dan
melaksanakan responsi yang dibimbing oleh dosen pembimbing kelas.
f.

Post test (10 menit)


Topik post test yang diberikan sesuai dengan topik praktikum pada hari itu.

Cimahi,
Agustus 2015
Kepala Laboratorium Parasitologi

Lutfhi Nurlaela Fuadi, dr., M.Kes

70

Anda mungkin juga menyukai