POKOK BAHASAN
: OSTEO-MYOLOGI
SUBPOKOK BAHASAN
TANGGAL
: ...................................
1.1 TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
Buatlah tabel yang menyebutkan otot-otot pada ekstremitas superior berikut origoinsersi, fungsi, serta gerakan yang ditimbulkannya, dan inervasi berdasarkan regionya!
5.
6.
Sebutkan ligamentum yang memperkuat artikulasi pada regio bahu, siku, pergelangan
tangan dan tangan.
2.
3.
Gerakan-gerakan yang mungkin terjadi dan artikulasio pada ekstremitas superior dan
vertebra.
4.
Jaringan ikat yang turut memperkuat artikulasio pada ekstremitas superior dan
vertebra.
1.3 PENDAHULUAN
Topik ini membahas tentang anatomi sistem muskuloskeletal ekstremitas superior dan
vertebra, yang cakupannya dituangkan dalam sasaran belajar. Sehingga diharapkan
mahasiswa memiliki panduan dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum
ini merupakan salah satu strategi pembelajaran dalam mempelajari anatomi ekstremitas
superior berdasarkan pembagian regionya. Sistem muskuloskeletal alat gerak ini
memerlukan pemahaman yang baik, karena banyak kelainan dan tindakan klinis yang
berkaitan dengan gangguan pada fungsinya. Berdasarkan alasan tersebut, bagian Anatomi
merancang kegiatan praktikum agar pemahaman teoritis yang diperoleh pada saat kuliah
dapat ditunjang dengan visualisasi langsung pada cadaver, model artificial sehingga
: Praktikum
2. Tujuan
1)
2)
3)
4)
3. Cara kerja
1)
o Distal
Metacarpalia
Phalanges
2)
M. Levator scapula
M. Trapezius
M. Rhomboideus mayor
M. Rhomboideus minor
M. Serratus anterior
M. Serratus posterior
M. Pectoralis minor
M. Pectoralis mayor
M. Latissimus dorsi
M. Supraspinatus
M. Infraspinatus
M. Teres Mayor
M. Teres Minor
M. Subscapularis
M. Deltoideus
Anterior:
o
M. Coracobrachialis
M. Brachialis
Posterior:
o
Mm. Flexores:
o
Flexor manus:
M. Palmaris longus
Mm. Extensores:
o
Flexor phalanges:
Extensor antebrachii:
Extensor phalanges:
Extensor policis:
M. Pronator teres
M. Supinator
M. Pronator quadratus
Mm. Thenar:
o
M. Opponens policis
Mm. Hypothenar:
o
Mm. Lumbricales
4. Hasil Pemeriksaan :
1)
3)
Os. Humerus
4)
Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada potongan melintang lengan atas
setinggi 1/3 tengah!
5) Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada potongan melintang lengan bawah setinggi 1/3
tengah!
10
6)
11
12
No Nama Otot
Origo
Insersi
Fungsi
Otot-otot penghubung lengan atas dan columna vertebrae
1.
2.
3.
4.
5.
Otot-otot penghubung lengan atas dan dinding thoraks
1.
2.
3.
4.
Otot-otot Scapula
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Inervasi
No Nama Otot
Origo
Kelompok Anterior (Fleksor)
1.
2.
3.
4.
Kelompok Posterior (Ekstensor)
1.
a.
b.
c.
Insersi
Fungsi
Inervasi
13
No
Nama Otot
Origo
Insersi
Fungsi
Inervasi
Fungsi
Inervasi
Nama Otot
Origo
Insersi
14
No
Nama Otot
Origo
Insersi
Fungsi
Inervasi
Otot-otot Thenar
1.
2.
3.
4.
Otot-oto Hypothenar
1.
2.
3.
4.
Otot-otot metacarpal
1.
2.
3.
1.4.2 Vertebra
1. Metode
2. Tujuan
: Praktikum
:
1)
2)
3)
4)
5)
3. Cara Kerja :
1)
2)
b. Kifosis
15
d. Os. Sacrum
e. Os. Coccigys
3)
4)
5)
16
Hasil Pemeriksaan :
Sebutkan bagian-bagian pada tulang-tulang vertebra berikut ini!
A. Os. Atlas (Cervicalis I)
17
18
19
Vertebra
Cervicalis
Thoracalis
Lumbalis
Letak
Corpus
For. Vertebralis
Proc. Spinosus
Proc. Transversus
F.
20
No
Nama
1.
2.
3.
Lig. Flavum
4.
Lig. Interspinosum
5.
Lig. Supraspinosum
6.
Lig. Nuchae
Fungsi
21
PRAKTIKUM KEDUA
POKOK BAHASAN
: OSTEO-MYOLOGI
SUBPOKOK BAHASAN
: EXTREMITAS INFERIOR
TANGGAL
: ...................................
2.1 TUGAS
1.
2.
3.
Buatlah tabel yang menyebutkan otot-otot pada ekstremitas superior berikut origoinsersi, fungsi serta gerakan yang ditimbulkannya, dan inervasi berdasarkan regionya!
4.
Sebutkan jenis-jenis sendi yang terdapat pada ekstremitas inferior: sendi paha, lutut,
dan kaki.
5.
siku,
2.
3.
4.
Jenis-jenis sendi yang terdapat pada ekstremitas inferior: sendi paha, lutut, dan kaki
5.
2.3 PENDAHULUAN
Topik ini membahas tentang anatomi sistem muskuloskeletal ekstremitas inferior yang
cakupannya dituangkan dalam sasaran belajar, sehingga diharapkan mahasiswa memiliki
panduan dalam melaksanakan kegiataan praktikum. Kegiatan praktikum ini merupakan salah
satu strategi pembelajaran dalam mempelajari anatomi ekstremitas inferior berdasarkan
pembagian regionya. Sistem muskuloskeletal alat gerak ini memerlukan pemahaman yang
baik karena banyak kelainan dan tindakan klinis yang berkaitan dengan gangguan pada
fungsinya. Berdasarkan alasan tersebut, bagian Anatomi merancang kegiatan praktikum
agar pemahaman teoritis yang diperoleh pada saat kuliah dapat ditunjang dengan visualisasi
22
langsung pada cadaver dan model artificial sehingga memberikan pemahaman yang utuh
tentang sistem muskuloskeletal ekstremitas inferior.
2.4 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.4.1 Ekstremitas Inferior
1. Metode
: Praktikum
2. Tujuan
23
o M. Gamellus Inferior
o M. Quadratus Femoris
b. Regio Pelvis:
M. Quadratus Lumborum
M. Psoas Mayor dan Minor
M. Iliacus
c. Refio Femoris :
Anterior (Ekstensor/antefleksor):
o M. Quadriceps Femoris:
M. Rectus Femoris
M. Vastus Medialis
M. Vastus Intermedialis
M. Vastus Lateral
o M. Sartorius
Medial (Adductor)
o M. Adductor Brevis
o M. Adductor Longus
o M. Adductor Magnus
o M. Pectineus
o M. Gracilis
d. Regio Cruris
Anterior (Ekstensor/dorsofleksi peds)
o M. Tibialis Anterior
o M. Ekstensor Digitorum Longus
o M. Ekstensor Hallucis Longus
Peronea
o M. Peroneus Longus
o M. Peroneus Brevis
Posterior (Fleksor):
o Superfisialis:
M. Soleus
M. Gastrocnemius
24
M. Plantaris
o Profunda:
M. Tibialis Posterior
M. Fleksor Digitorum Longus
M. Fleksor Hallucis Longus
M. Popliteus
e. Regio Pedis:
Planta Pedis
o Lapisan Pertama:
M. abductor hallucis
M. flexor digitorum brevis
M. abductor digiti minimi
o Lapisan Kedua:
M. Quadratus Plantae
Mm. Lumbricales 1-4
o Lapisan Ketiga
M. flexor hallucis brevis
M. adductor hallucis
M. flexor digiti minimi brevis
Mm. interossei
Dorsum Pedis
o M.extensor digitorum brevis
o M. extensor hallucis brevis
o M. interossei dorsalis
3) Pelajarilah persendian pada derah panggul dan lutut!
25
(a)
26
(b)
Gambar 6. (a) dan (b) Persendian di daerah lutut
4. Hasil Pemeriksaan :
1) Sebutkan bagian-bagian tulang yang ditunjuk
Os. Coxae
27
Os. Femur
28
29
30
3) Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada potongan melintang tungkai atas setinggi
inguinal!
4) Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada potongan melintang tungkai atas setinggi
1/3 tengah!
5) Sebutkan nama otot pada region cruris yang ditunjuk!
31
32
33
6) Sebutkan nama otot yang ditunjuk pada potongan melintang tungkai bawah
setinggi 1/3 tengah!
34
35
Insersi
Fungsi
Inervasi
Fungsi
Inervasi
Insersi
36
Nama Otot
Origo
Insersi
Fungsi
Inervasi
Insersi
Fungsi
Inervasi
Nama Otot
Origo
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
37
PRAKTIKUM KETIGA
POKOK BAHASAN
SUBPOKOK BAHASAN
TANGGAL
...................................
3.1
TUGAS
1. Sebutkan karakteristik umum Staphylococcus dan Streptococcus !
2. Jelaskan sifat-sifat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Streptococcus sp pada
media perbenihan LAD !
3. Buat bagan identifikasi Famili Staphylococcaceae !
4. Buat bagan identifikasi Famili Streptococcaceae !
5. Jelaskan prinsip kerja tes katalase, koagulase dan DNAse !
3.2
SASARAN BELAJAR
Mahasiswa
setelah
menyelesaikan
praktikum
bakteri
penyebab
Osteomielitis
3.3
PENDAHULUAN
Staphylococcus
Staphylococcus adalah bakteri gram positif, tidak mampu membentuk spora dan tidak
bisa bergerak, diameter rata-rata 1 m dan biasanya membentuk formasi buah anggur.
Staphylococcus bersifat fakultatif anaerob dan tumbuh optimal pada suhu 37oC.
Terdapat 3 spesies staphylococcus yang penting dalam klinik, yaitu: Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus. Staphylococcus
aureus merupakan yang paling patogen diantara staphylococcus dan merupakan penyebab
utama infeksi piogenik.
Staphylococcus tersebar pada permukaan tubuh, udara dan debu. Habitat S. aureus
dapat ditemukan pada nares anterior 50-75% orang sehat, pada permukaan kulit (terutama
pada axilla dan perineum) serta pada membran mukosa (tenggorokan dan usus).
38
Sedangkan S. epidermidis merupakan flora normal pada kulit,juga ditemukan pada usus dan
saluran napas bagian atas.
Terdapat berbagai tes untuk mengidentifikasi Staphylococcus:
1. Tes katalase, untuk membedakan Staphylococcus dan Streptococcus.
2. Tes koagulase metode slide atau tube untuk membedakan S. aureus dengan
Staphylococcus lainnya. Staphylococcus aureus koagulase positif sedangkan S.
saprophyticus dan S. epidermidis negatif.
3. Tes DNAase, S. aureus menghasilkan DNAase sehingga mampu menghidrolisis
DNA sedangkan staphylococcus lainnya tidak.
4. Tes kepekaan terhadap novobiosin, bila sensitif S. epidermidis dan bila resisten S.
saprophyticus
Streptococcus
Streptococcus adalah gram positif kokus yang lonjong atau oval dan membentuk
formasi rantai atau berpasangan. Diameter rata-rata 0,7-0,9 m. Morfologi koloni sangat
kecil (pin point) dan bersifat fakultatif aerob.
Hemolisis
Tipe Hemolisis
Kelas Streptococcus
Komplit
S. pyogenes
Parsial
S. viridan,
S. pneumoniae.
Non
Enterococcus
Hemolisis
Identifikasi lain adalah secara serologis berdasarkan adanya antigen pada permukaan
streptococcus, cara ini disebut cara Lancefield. Berdasarkan cara ini streptococcus dibagi
menjadi 20 group, yaitu group A-H dan K-V.
3.4
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.4.1
Tes Katalase
3.4.1.1
Metoda
: Slide
3.4.1.2
Tujuan
39
3.4.1.3
3.4.1.4
Objek glass
Ose
Bunsen
Koloni bakteri
H2O2
Cara Kerja
Mengambil satu koloni biakan tersangka kemudian mencampurkan pada larutan H2O2
tadi
H2O + O2
Enzim katalase
3.4.2
Tes Koagulase
3.4.2.1
Metoda
: Slide
3.4.2.2
Tujuan
3.4.2.3
3.4.2.4
Objek glass
Ose
Bunsen
Suspensi bakteri
NaCl fisiologis
Cara Kerja
40
+
+
a. Tes Katalase
b. Tes Koagulase
Tes DNAse
3.4.3.1
Metoda
3.4.3.2
Tujuan
3.4.3.3
3.4.3.4
Ose
Bunsen
Suspensi bakteri
HCl 1 M
Cara Kerja
Hasil positif bila ada daerah bening (halo) di sekitar koloni Staphylococcus
41
Koloni Bakteri
Halo di sekitar
koloni bakteri
3.4.4
3.4.4.1
Metoda
3.4.4.2
Tujuan
3.4.4.3
Hemolisis
Hemolisis
Hemolisis
Gambar 25. Media Perbenihan Plate (a) Media LAD steril dan (b) Streptococcus
hemolisis (Media LAD)
42
Streptococcus pyogenes
Streptococcus viridians
Hemolisis beta ()
Hemolisis alpha ()
S. saprophiticus
Hemolisis gama ()
3.4.5
3.4.5.1
Metoda
3.4.5.2
Tujuan
3.4.5.3
43
3.5
HASIL PRAKTIKUM
1. Tes Katalase
Keterangan:
44
Tes Koagulase
Keterangan:
Tes DNAse
Keterangan:
45
Tes Optokhin
Tes Novobiosin
Keterangan :
Keterangan :
1. Koloni Staphylococcus :
-
..
..
..
..
..
46
2. Koloni Streptococcus :
-
..
..
..
..
..
Hemolisis
Hemolisis
Hemolisis
47
PRAKTIKUM KEEMPAT
POKOK BAHASAN
SUBPOKOK BAHASAN
TANGGAL
...................................
4.1 TUGAS
1.
Apa saja yang harus dipersiapkan untuk pengambilan sampel dari luka ?
2.
3.
Bakteri apa yang sering menjadi penyebab infeksi pada kulit ? bagaimana karakteristik
bakteri tersebut ?
Mengetahui persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum pengambilan sampel dari
luka.
b.
c.
Mengetahui bakteri yang sering menyebabkan infeksi pada kulit dan mengetahui
karakteristiknya.
4.3 PENDAHULUAN
Diagnosis laboratorium penyakit infeksi dimulai saat pengambilan spesimen.
Laboratorium akan mengerjakan apa yang diminta dokter yang merawat pasien. Peran
perawat di rumah sakit merupakan kunci keberhasilan pemeriksaan laboratorium, karena
pengumpulan dan pengambilan spesimen sangat tergantung cara, waktu, jumlah, serta
metode pengirimannya.
Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dari luka/abses yang diduga terinfeksi sangat penting, karena
akan menentukan jenis mikroorganisme penyebab infeksi tersebut. Karena itu pengambilan
sampel yang benar sangat penting, karena kesalahan dalam pengambilan sampel akan
mengakibatkan mikroorganisme yang diisolasi bukan mikroorganisme penyebab infeksi kulit
tersebut, melainkan flora normal kulit atau mungkin juga kontaminan yang berasal dari
lingkungan. Karena itu pada pengambilan sampel ada syarat-syarat yang harus dipenuhi,
antara lain :
48
Abses dieksisi dan dengan lidi kapas, ambil eksudat dari dasar abses dan
dinding abses
Semua dimasukkan media transport anaerob dan juga ambil lagi untuk aerob.
49
50
1. ABSES TERBUKA
o
Bersihkan eksudat
Buat hapusan dari dasar dan tepi luka menggunakan lidi kapas steril
Masukkan dalam media transport aerob. Jangan minta biakan anaerob pada
luka/ abses terbuka
2. LUKA BAKAR
o
Jika ada eksudat, ambil dengan swab, minta biakan aerob (bukan anaerob)
Ambil juga jaringan biopsi, dan kirim ke laboratorium untuk biakan anaerob.
Pecahkan pustula/ vesikel dengan jarum nomor 23 ( jika pustula besar, pakai
jarum nomor 18)
51
10/Nop/13; 12.00
Agus, laki-laki, 20 th
Abses; aerob & anaerob
24/Jan/14; 21.00
Wati, wanita, 45 tahun
Sputum ; biakan TBC
Abses tertutup
-
Abses dieksisi dan dengan lidi kapas, ambil eksudat dari dasar abses dan
dinding abses
Jika tidak bisa segera dikirim; sampel dimasukkan ke dalam media transfor
Abses terbuka
-
Mengoleskan swab steril ke bagian dasar dan tepi luka dengan cara diputar
Jika tidak bisa segera dikirim; sampel dimasukkan ke dalam media transfor
52
Api Bunsen
Desinfektan
Incubator 37oC
Siapkan media agar darah dan agar nutrient yang akan digunakan
Lakukan penanaman dari lidi kapas sampel dengan cara mengoleskan pada
media dengan metoda streak plate metode
53
4.5
HASIL PRAKTIKUM
HASIL PENGAMATAN :
-.
-.
-.
-.
-.
-.
-.
54
PRAKTIKUM KELIMA
POKOK BAHASAN
SUBPOKOK BAHASAN :
TANGGAL
: ...................................
5.1 TUGAS
Pelajari materi-materi di bawah ini:
1.
Morfologi kutu
2.
Morfologi tungau
3.
Morfologi pinjal
Pediculus sp.
TELUR
LARVA
Ukuran 1-2 mm, putih abu-abu, mengalami beberapa stadia sebelum menjadi
nympha.
NYMPHA
55
IMAGO
Spesies
Pediculus
humanus capitis
2 -3 mm
Tergantung warna
rambut dan tubuh
Langsing
Pediculus
humanus corporis
2,4-3,3 mm
Tergantung warna
rambut dan tubuh
Langsing
Tidak begitu jelas
Segmen abdomen
Jelas, bentuk
seperti festoon
Ada 7 psg
abdomen, 1 psg
spirakel
Taju lateral
Tidak ada
Tidak ada
Ukuran
Warna
Bentuk
Pleural plate
Ada 7 segmen
abdomen, 1 psg
spirakel
Phthirus pubis
1,5-2 mm
Putih, abu-abu
Seperti kepiting dan
melebar
Tidak nampak jelas
Segmen 3 s.d. 5
bersatu, ada 3 psg
spirakel; segmen
lain ada 1 psg
spirakel
Ada
56
Morfologi Tungau
Sarcoptes scabiei
Bentuk oval, bagian ventral tubuhnya pipih, bagian dorsal cembung (tortoise-like shape).
Kaki pertama, kedua betina dan kaki pertama, kedua & keempat jantan mempunyai
suckers yang berbentuk seperti cawan (disk/amburakral). Alat ini membantu tungau
menempel pada kulit inang dan memudahkan pergerakannya.
Bagian ventral betina ditutupi oleh stria transversa dan bagian dorsalnya terdapat banyak
duri (spine).
Sarcoptes scabiei dewasa berkaki 4 pasang sama dengan stadium nympha, sedangkan
stadium larva berkaki 3 pasang.
Baik jantan dan betina dapat membuat terowongan, tetapi yang paling sering membuat
terowongan permanen adalah yang betina.
Betina yang akan bertelur, memerlukan tempat hangat untuk meletakkan telurnya.
Kurang lebih 50 telur diletakkan oleh seekor tungau betina selama siklus hidupnya (4-6
minggu).
Tungau mempunyai tempat favorit untuk meletakkan telurnya, sehingga timbul kelainan
pada daerah tertentu pada kulit (predileksi). Mereka cenderung menghindari area yang
memiliki kepadatan yang tinggi seperti folikel pilosebaseus.
Tungau yang menginfestasi adalah tungau betina yang fertil, memerlukan waktu 1 jam
untuk membuat terowongan pada permukaan kulit yang hangat. Terowongan yang
dibentuk berkelok-kelok paralel dengan permukaan kulit. Kecepatan pembentukannya
bervariasi antara 0,5-5,0 mm per hari.
Tungau biasanya tetap tinggal di terowongan tersebut selama hidupnya, dan mengambil
makanan dari jaringan inang yang lisis.
Tungau dapat bergerak pada permukaan kulit yang hangat kurang lebih 2,5 cm dalam 1
menit.
57
Morfologi Pinjal
58
Ctenidium (-)
Ctenidium (+)
Genal comb
(+)
(-)
Pronotal comb
(+)
(+)
Spina 1 & 2
Perbandingan
1<2
1=2
1:1
2:1
panjang:lebar
kepala
Occular bristle
depan
bawah
mata
mata
(+)
(-)
Koma
Koma
terbalik
kepala di
Mesopleuron
(internal rod)
Spermateca
bawah
Species
Xenopsylla
Pulex
Ctenocephalides
Ctenocephalides
Nosopsyllus
cheopis
irritans
canis
felis
fasciatus
5.4.1
Metode
: Manual
5.4.2
Tujuan
Mikroskop
Viewer
Slide tungau
Minyak emersi
59
5.5
HASIL PRAKTIKUM:
60
Phthirus pubis
61
Sarcoptes scabiei
Xenopsylla cheopis
62
Pulex irritans
Ctenocephalides canis
63
Ctenocephalides felis
Nosopsyllus fasciatus
64
DAFTAR PUSTAKA
1.
Heelan, JS. Ingersoll, FW. 2002. Essensials of Human Parasitology. Delmar: New York.
2.
Hunters Tropical Medicine and Emerging Infectious Diseases. 2005. Ed: Strickland, GT.
8th Eds. WB Saunders Co:Philadelphia.
3.
Jeffrey & Leach. 1983. Atlas Helmintologi dan Protozoologi Kedokteran. Edisi 2.
Diterjemahkan oleh: Adji Darma. EGC: Jakarta.
4.
Mansons Tropical Disease. 2000. Ed: Cook, GC. 20thEds. WB Saunders Co:
Philadelphia.
5.
Natadisastra, Dj. dkk. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang
Diserang. EGC: Jakarta.
6.
65
LAMPIRAN
Lampiran 1
PANDUAN PRAKTIKUM KESATU
BLOK
: DERMATOMUSKULOSKELETAL
TOPIK
: OSTEO-MYOLOGI
SISTEMATIKA JALANNYA PRAKTIKUM
a. Tugas Mandiri
Setiap mahasiswa diberikan tugas mempelajari materi extremitas superior dan
vertebra:
1) Sebutkan pembagian regio pada ekstremitas superior!
2) Sebutkan tulang-tulang yang membentuk ekstremitas superior berdasarkan
regionya!
3) Sebutkan pembagian tulang-tulang vertebrae dan ciri-ciri dari masing-masing
bagian!
4) Sebutkan lengkungan-lengkungan yang terdapat pada vertebrae!
5) Buatlah tabel yang menyebutkan otot-otot pada ekstremitas superior berikut
berdasarkan regionya!
6) Sebutkan lingamentum yang memfiksasi bentuk vertebrae!
7) Sebutkan lingamentum yang memperkuat artikulasi pada regio bahu, siku,
pergelangan tangan dan tangan.
b. Pengantar (15 menit)
1) Penjelasan mengenai learning objective
2) Topik praktikum yang dijelaskan pada pendahuluan
c. Praktikum kelompok kecil (90 menit)
1) Seluruh mahasiswa dibagi atas 3 sub kelompok besar, yang terdiri dari @50
mahasiswa.
2) Setiap praktikum terdiri dari 1 sub kelompok besar yang dibagi ke dalam 5
kelompok kecil, masing-masing terdiri dari @ 9-10 mahasiswa.
3) Pembimbing membagikan tugas pada masing-masing kelompok, kemudian tiap
kelompok kecil mengerjakan praktikum sesuai topik praktikum hari itu.
4) Topik yang diberikan pada praktikum:
Osteo-myologi extremitas superior dan vertebrae
d. Diskusi
Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa berdiskusi mengenai topik praktikum
hari itu bersama dengan pembimbing.
e. Post test (10 menit)
Topik post test yang diberikan sesuai dengan topik praktikum pada hari itu.
Cimahi,
Agustus 2015
Kepala Laboratorium Anatomi
66
Lampiran 2
PANDUAN PRAKTIKUM KEDUA
BLOK
TOPIK
: DERMATOMUSKULOSKELETAL
: OSTEO-MYOLOGI
67
Lampiran 3
PANDUAN PRAKTIKUM KETIGA
BLOK
: DERMATOMUSKULOSKELETAL
TOPIK
68
Lampiran 4
PANDUAN PRAKTIKUM KEEMPAT
BLOK
: DERMATOMUSKULOSKELETAL
TOPIK
69
Lampiran 5
PANDUAN PRAKTIKUM KELIMA
BLOK
: DERMATOMUSKULOSKELETAL
TOPIK
Cimahi,
Agustus 2015
Kepala Laboratorium Parasitologi
70