Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PEUNDEUY
Jln Raya Peundeuy No 80 Tlp ( 0262 )
Kode Pos 44178 Email : pkm.peundeuy19@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LANSIA

I.

PENDAHULUAN
Pembinaan kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang harus terus
digalakkan untuk mewujudkan lansia sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi
kehidupan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan suatu upaya
menghadapi peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia yang

II.

memberikan dampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa.


LATAR BELAKANG
Lansia merupakan seorang dewasa sehat yang mengalami proses perubahan
menjadi seorang yang lemah dan rentan yang diakibatkan karena berkurangnya
sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap
berbagai penyakit dan kematian (Setiati et al, 2009). Menurut data dari Biro Pusat
Statistik (2012), di Indonesia jumlah penduduk 60 tahun ke atas (lanjut usia) menurut
kabupaten/kota dan Keadaan Kesehatan sebesar 15.454.360 dengan keadaan
kesehatan baik 39%, keadaan keadaan kesehatan cukup sebesar 43% dan dengan
keadaan kesehatan kurang sebesar 18%. Keberadaan lansia seringkali dipersepsikan
secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya serta
dianggap sebagai individu yang tidak mandiri. Kenyataan ini mendorong semakin
berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua identik dengan semakin banyaknya
masalah yang dialami oleh lansia. Lansia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih
dari sekelompok orang yang ketergantungan dengan orang-orang yang ada
disekitarnya (Huda, 2004). Kemandirian pada lansia dinilai dari kemampuannya untuk
melakukan aktivitas sehari-hari (Maryam, 2008). Menurut penelitian yang dilakukan 2
Suardana dan Ariesta pada tahun 2012 tentang karakteristik lansia dengan
kemandirian aktivitas sehari-hari didapatkan bahwa kemandirian aktivitas sehari-hari
dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, serta kondisi kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut, faktor yang masih dapat dimodifikasi atau dikontrol adalah

kondisi kesehatan. Secara umum, semakin menua seseorang, kondisi kesehatan juga
akan mengalami penurunan. Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) diketahui bahwa
prevalensi penyakit yang sering diderita lansia adalah hipertensi, penyakit radang
sendi, PPOK, kanker, dan diabetes melitus. Kondisi kesehatan seorang lansia selain
dipengaruhi oleh penyakit juga secara tidak langsung dipengaruhi oleh hal lain seperti
status gizi. Masalah gizi pada lansia perlu menjadi perhatian khusus karena
mempengaruhi status kesehatan dan mortalitas. Gizi kurang maupun gizi lebih pada
masa

dewasa

akan

memperburuk

kondisi

fungsional

dan

kesehatan

fisik

(McNaughton, 2012). Status gizi buruk atau kurang akan menyebabkan lansia sulit
dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Setiani, 2011).
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan Umum
Meningkatkan status kesehatan dan kualitas kehidupan lansia agar dapat
menikmati masa tua yang sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi diri, kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan lingkungannya.
2. Tujuan Khusus
a. Menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran lansia baik secara psikis

III.

maupun fisik.
b. Menjalin tali silaturahmi para lansia di desa gunungsari dan Pakuniran
c. Menjaga kestabilan psikologi dan psikososial para lansia
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pelayanan kesehatan di kelompok usia lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan
fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi
dini)

atau

ancaman

masalah

kesehatan

yang

dihadapi

dan

mencatat

perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemerilaharaan Kesehatan (BPPK) usia


lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di puskesmas. Jenis
pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut di puskesmas atau di
kelompok (Posyandu/karang lansia, dll) sebagai berikut :
1. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (Activity of daily living) meliputi
kegiatan dasar dalam kehidupan,seperti makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian,naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental.
Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional, dengan
menggunakan metode 2 menit pada KMS usia lanjut.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dapat dicatat pada grafik Indeks Massa Tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah dan penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan haemoglobin darah dengan menggunakan Talquist, Sahli atau
Cuprisulfat.

6. Pemeriksaan kadar gula dalam urine sebagai deteksi awal adanya penyakit
diabetes mellitus (DM)
7. Pemeriksaan kadar protein dalam urine urine sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
8. Pemeriksaan kolesterol, mata, telinga, tenggorokan, gigi dan mulut dll.
9. Melakukan rujukan bila mana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan dari
semua pemeriksaan di atas.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota Kelompok Usia
Lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (Public Health

Nursing). Kegiatan lain yang dapat dilakukan

sesuai kebutuhan dan kondisi setempat antara lain :


1. Pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan sebagai contoh menu
makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut
serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut.
2. Kegiatan olah raga antara lain senam usia lanjut, gerak jalan santai dan
IV.

lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran


CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di
kelompok, mekanisime pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah
sistem 5 tahapan (5 Meja) sebagai berikut :
1. Tahap pertama : pendaftaran usia lanjut sebelum pelaksanaan pelayanan.
2. Tahap kedua : pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia lanjut,
serta penimbangan badan dan pengukuran tinggi badan.
3. tahap ketiga : pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan
pemeriksaan status mental.
4. Tahap keempat : pemeriksaan haemoglobin, kadar gula dalam urine, protein
dalam urine dan pemeriksaan kadar kolesterol (laboratorium sederhana).
5. Tahap kelima : pemberian penyuluhan dan konseling.

V.

SASARAN
a. Kegiatan kegiatan pelayanan program sesuai dengan kebutuhanan harapan
masyarakat.
b. Kegiatan-kegiatan program dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di
masyarakat.

VI.
No

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan

kegiatan
1

1.
Membentuk panitia/tim KPRS
2.
Rapat koodinasi panitia/tim
3.
Menyusun pedoman KPRS.

10

11

12

4.

Menyusun form
pencatatan/pelaporan

5.
Melakukan analisis masalah
6.

Melakukan sosialisasi

7.

Penyusunan SOP insiden

8.

Pelatihan KP
VII.

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Dengan adanya Penyuluhan dan pemeriksaan ini diharapkan dapat menambah
antusiasme pra lansia dan lansia untuk datang ke posyandu serta meningkatnya
pengetahuan lansia tentang kesehatannya sehingga dapat tercipta kemandirian dan
peningkatan kesehatan lansia di wilayah puskesmas singgani

VIII.

PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan Pelaporan Untuk memudahkan dalam proses selanjutnya, baik
peningkatan dan pengembangan kegiatan di kelompok usia lanjut,perlu dilaksanakan
pencatatan

kegiatan

pada

kelompok

tersebut.

Hal-hal

yang

dicatat

adalah

pelaksanaan hasil kegiatan yang dilakukan oleh kelompok usia lanjut termasuk alat
penunjang, serta hal-hal lainnya sesuai kebutuhan. Pencatatan dilakukan oleh
Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten, sedangkan untuk pencatatan di tingkat
propinsi disesuaikan dengan kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai