Anda di halaman 1dari 12

1.

Celit = pelit
Perkara beda huruf di awal ya. Medan memang selalu menyebut orang yang pelit sebagai celit.
Namun istilah ini mulai jarang dijumpai di Medan wilayah perkotaan, namun untuk Medan
pinggiran istilah ini masih banyak digunakan.
Coki : Cok, bagilah bombon kau itu. Kok kek enak kali ku liat lah
Ucok : ah, gak mau aku bagi-bagi sama mu, aku aja kurang
Coki : Celit kali kau, bagi sikit aja pun
2. Kreak = belagu
Orang Medan memang terkenal dengan sifat kerasnya. Tapi sebenarnya itu hanyalah ciri khas
dari Medan itu sendiri karena Medan didominasi oleh Suku Batak dan Melayu, di mana Batak
memiliki sifat keras dan bervokal suara besar.
Tak jarang sesama orang Medan sering membully satu sama lain dengan bahasa yang kasar. Nah
biasanya, di Medan untuk menyebut orang-orang yang belagu, digunakanlah kata kreak.
Kurang paham? Coba saja gunakan kata ini kalau jumpa orang dari Medan di daerahmu, pasti dia
akan tersenyum dan paham maksudnya.
Ucok : Hoi, anak sapa kau, kreak kali ku tengok, kencang-kencang bawa kreta
Coki : Anak mamakku lah coy, buru-buru ini. Udah ya (sambil lanjut pergi)
3. Congok = Rakus
Kalau menjumpai orang yang banyak makan, maka orang Medan akan menyebut orang tersebut
dengan kata congok.
Coki : Congok kali kau makan ya, sampek makanan jatah aku pun kau makan. Belom makan
aku bengak!
Ucok : eh belom makan kau ki? Ih minta maaf kali lah aku ya, lapar kali aku tadi
4. Getek = genit
Getek di sini bukan berarti alat transportasi untuk menyeberangi sungai ya! Kalau di Medan,
getek berarti sebutan untuk tingkah genit, biasa sih disertai colek-colek dengan sapaan yang
menggoda.
Ucok : Ki, liat si lena itu. Makin pendek ku rasa roknya lah, makin getek pulak ku tengok dia
samamu pun
Coki : Ah biarlah, gak selera pun aku sama dia
5. Tokoh = bohong
Ini juga, kalau Bahasa Indonesia tokoh itu artinya seseorang yang penting di kalangan
masyarakat, kalau di Medan artinya bisa jauh berbeda yaitu dibohongi.
Contoh kalimatnya,
Ucok : Oalah, kan udah ku bilang dia itu bukan dukun asli, palsu dia itu, percaya pulak kau
sama dia sampek ngasih uang gitu ah, ditokohi itu kau
Coki : Iya, sial kali aku lah
6. Kombur = gosip

Kalau menjumpai seseorang yang sering bergosip baik itu ibu rumah tangga atau siapa saja maka
itu bisa dikatakan sebagai kombur. Tapi kombur lebih kepada sifat seseorang yang suka
bercakap-cakap dengan topik yang nyata maupun hanya sekadar topik hiburan.
Kalau di Medan, jika ada orang yang banyak bicara pun bisa disebut sebagai banyak kombur.
Ku tengok dari tadi bekombur aja sama tetangga depan sana. Bukannya masak si mamak ini
7. Eskete = tidak berteman lagi
Entah kalau di daerah lain, namun orang Medan menyebut tidak berteman lagi dengan kata
eskete. Jadi semisal ada dua orang yang berteman sedang berselisih hingga memutuskan untuk
tidak berteman lagi dan marah terhadap temannya maka kata eskete- lah yang keluar dari
mulut.
Eskete kita lah, nggak kau aja aku makan-makan pas ulang tahunmu
8. Kedan = teman akrab
Untuk kata kedan ini bersifat sangat akrab dan paham satu sama lain. Jadi kalau ada yang saling
mencaci dan membully temannya sendiri namun tetap akrab dan sudah seperti saudara maka itu
bisa dikatakan kedan.
Coki : Kita kan kedan, pinjamlah duitmu seribu, mau jajan aku
Ucok : GAK ADA!!
9. Mentel = bergaya
Kalau di Jawa sedang tren cabe-cabean, nah di Medan sendiri hanya ada istilah anak mentel.
Sifat dari cabe-cabean itulah yang dikatakan mentel.
Mentel-mentel kali ku tengok anak SD sekarang ya, udah pande pake gincu semua, sepatu pun
tinggi-tinggi hak nya, maen kali lah sekarang
10. Bereng = melirik sinis
Kata bereng sebenarnya berasal dari bahasa Batak, ya pahamlah kenapa kata ini banyak
digunakan di Medan mengingat Medan didominasi etnis Batak. Namun arti kata bereng untuk
orang batak artinya lihat. Sedangkan orang Medan pada umumnya menyebutkan kata bereng
dengan makna yang sama namun lebih negatif, yaitu melirik sinis.
Apa kau bereng-bereng! Gak senang? Maen kita?
11. Galon = pom bensin
Orang Medan menyebut galon sebagai kata tempat, sedangkan bahasa Indonesia menyebut galon
sebagai kata benda. Jadi kalau ada yang bilang mau ke galon minyak itu berarti dia mau ke
pom bensin. Lalu kalau galon air mineral sebutannya apa? Ya galon juga! Bagaimana, bingung
kan?
Antarkan dulu uwak ke galon depan lah cokada janji jumpa sama namborumu di sana
12. Mancis = korek/pematik
Kalau mau membeli pematik api di warung-warung yang ada di Medan, sebutkan kata Mancis,
karena mereka tidak paham dengan kata pematik atau bisa juga tambahkan kata korek di depan
kata mancis.
Wak, beli mancis yang ada senternya, satu aja

13. Becak mesin = becak motor


Kami orang Medan tidak mengenal kata motor, yang kami kenal itu kreta. Nah, kalau becak
motor biasa Anda sebut dengan becak mesin.
Ucok : ke mana kau ki?
Coki : Narek becak mesin dulu aku, mau bantu bapakku yang lagi sakit
14. Pajak = pasar
Jangan terkejut kalau orang Medan menyebut pasar tradisional dengan kata pajak.
Mamak : Cok, belikan dulu mamak ayam sekilo di pajak sukarame ya
Ucok : Alah mamak, jauh kali, nanti lah dulu, masih maen pilem dragon bol ini.
Mamak : Kau mau pigi sekarang atau gak makan kau nanti ku buat?
15. Pasar = jalan raya
Sedangkan kata pasar sendiri berarti jalan raya. Bingung? Udah jangan dibuat bingung, dihapal
aja kata-katanya hahaha
Mamak : Jangan maen-maen kelen di pasar, ketabrak truk itu nanti kelen
Ucok : Ih mamak doain yang gak enak, pinggirlah kita yok ki
Coki : Iya cok, seram aku
16. Bengak = bego
Kita biasa mendengar istilah bego, kalau di Medan lebih sering mendengar kata bengak. Dan
Anda harus paham arti kata ini ketika seseorang mengataimu dengan kata bengak.
Ucok : 4+4 itu sama dengan 8 ki, bukan 16 bengak!
Coki : Tahu aku, Cuma aku kan lagi becanda sama ibu guru, jadi ku tulis 16
17. Cak = coba
Bukan tari kecak yang ada di Bali ya, tapi orang Medan memang sering menyingkat kata coba
menjadi cak.
Eh apa itu yang di tanganmu? Cak liat lah?!
***
Nah, sudah mengerti? Karena jika dijelaskan melalui rangkaian kata memang agak sulit
dimengerti atau kalau orang Karo bilang La terkataken, pal.
Tambahan lagi bahwa orang-orang Medan juga selalu mengubah kata yang berakhiran vokal ai
menjadi e contohnya:
Pantai = pante
Cabai = cabe
Sungai = sunge
Logat orang-orang Medan selalu terdengar kasar dan diakhiri dengan penekanan konsonan k
sehingga semua kata akan otomatis berakhiran konsonan k, contohnya:
Gigi = gigik
Pula = pulak
Dan hal terakhir buat kawan-kawan yang berkeinginan untuk berkunjung ke Medan atau
memiliki teman orang Medan, jangan terkejut dengan vokal kami yang berbicara seperti
membentak-bentak, memang sudah seperti itu dari sananya, tak bisa lagi diubah, paham kau
kan lek?

10 Ciri Khas Orang Batak


Orang Batak, bagi masyarakat suku lain di belahan lain selain pulau Sumatra, mungkin gampang dan mudah
dikenal, karena memiliki beberapa ciri khas yang menonjol dan agak berbeda dan suku-suku lain di Indonesia.
Di bawah ini adalah 10 ciri khas yang menjadi pertanda bahwa anda adalah orang Batak.
Kalaupun anda tidak termasuk dalam kategori di bawah ini, bukan berarti anda bukan Batak kok.

10. Suara Keras


Orang Batak pada umumnya (kebanyakan), kalau berbicara pasti dengan volume suara yang keras, sehingga
membuat orang lain langsung menoleh, (mungkin dikira sedang berkelahi atau bertengkar). Hal ini dikarenakan
karena pemukiman asli orang Batak yang tinggal di daerah pegunungan, rumah berjauhan dan banyak dilalui
oleh angin yang kencang, sehingga orang Batak harus berbicara keras-keras agar terdengar oleh lawan
bicaranya. Jadi jangan heran, ketika seseorang berbicara dengan anda, langsung bertanya "orang Batak ya ?",
soalnya kentara kali logat kau itu .. he he
Tapi jangan salah, karena saat ini juga banyak orang Batak yang berbicara pelan dan terdengar lembut,
mungkin karena sudah terasimilasi dengan karakter budaya daerah kelahirannya, seperti lahir di pulau Jawa
atau di daerah lain yang karakter penduduknya tergolong lemah lembut.
Tapi jangan laa sampek ilang pulak ciri-ciri Bataknya woii?

9. Logat Kental
Rupanya orang Batak agak sulit melepaskan logat khasnya yang kental, terutama yang BTL (he he .. Batak
Tembak Langsung) he he .. sorry jan tesinggung kelen ya ?
Orang Batak, mungkin hampir mirip dengan orang Jawa, yaitu apabila berbicara bahasa Indonesia, pasti
terlihat dengan jelas dialek kentalnya. Sehingga orang lain yang mendengar orang Batak berbicara pasti terus
tahu kalau yang sedang berbicara itu "halak hita". apalagi terselip kata "bah" nya ...
Ada beberapa orang Batak yang mencoba menghilangkan logat aslinya, dengan mempelajari dialek-dialek
yang sedang tren di Televisi saat ini, seperti dialek betawi-jakarta. Bisa juga yaa.., tapi ah, sayang lah, lebih
sedap kok dialek Batak itu kedengarannya.

8. Muka (Wajah) Segi Empat


Awalnya bingung juga, mendengar istilah muka segi empat ini, ternyata menurut orang-orang, kalau orang
Batak itu mukanya kotak alias segi empat. Benarkah ? he he .. ah ada-ada aja orang itu ya ...
Tapi kalau dilihat dan diperhatikan ada benarnya juga ya, soalnya mukak awak pun agak-agak segi opat .. he
he.. Jadi kata orang, kalau bentuk wajah segi empat pasti orang Batak. Ah kaget juga dengarnya ...
Walaupun iya, tapi nggak juga ah, soalnya banyak juga kok orang Batak yang wajahnya tidak kotak dan bagus,
jadi artis-artis keren, lihat saja, Momo (vocalis Geisha), Donnie Sibarani vocalis Ada Band, Anisa Pohan
menantunya Presiden SBY, Nadya Hutagalung model cantik Internasional, dan banyak lagi tak bisa disebutkan
semua, karena pasti penuh pulak halaman posting ini nantinya.

7. Rambut Acak-Acakan Tak Disisir


Ada lagi yang entah benar, entah tidak. Katanya orang Batak rambutnya jarang disisir, jadi terlihat acak-acakan
dan dibiarkan, sehingga menimbulkan kesan kayak preman lah katanya .. he he .. Ah, kalau ini awak tak terima
lah, soalnya awak aja rambutnya rapi terus kok, pakek tancho jadi mantap punya ... he he ..
Mungkin yang dimaksud orang itu, halak hita yang banyak berprofesi di terminal-terminal bus atau angkot,
yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya yaa ... ah entah lah itu .. biar pembaca aja yang meneruskannya...
Padahal kenyataannya orang Batak sekarang banyak kok yang keren-kerena dan rapi, penampilan sopan dan
terpelajar.

6. Kasar
Istilah kasar, ini sepertinya agak salah, karena pada dasarnya orang Batak tidak kasar. Hanya saja, mungkin
karena suara keras dan ceplas ceplos. Sehingga orang-orang sering mengatakan kalau orang Batak tidak
sopan. Beberapa istilah batak yang sering terucap, juga hanya spontanitas, dengan tidak , memikirkan

langsung artinya, seperti dari halak Toba "te mi", "baba ni amam", "bodat ho", "buj*** inam", "babi", "ur*k ni
amam" atau yang dari kalak Karo, "ti** nandem", "n*tu". Hanya saja suara keras orang Batak terdengar seperti
sentakan, sehingga kadang membuat orang enggan terlibat obrolan dengan kalangan Batak. Tapi benarkah
orang Batak kasar ? sebenarnya tidak, yang bisa dikatakan kasar itu sebenarnya adalah orang-orang Batak
jebolan kota Medan, karena biasanya di kota Medan orang-orang biasa berkata-kata kasar, yang menjadi hal
biasa karena diucapkan dan menjadi bagian percakapan bahasa dialek di kota Medan.

5. Tak Sopan
Masalah sopan santun, mungkin setiap daerah memiliki takaran sopan yang berbeda-beda. Mungkin bagi
orang Jawa, orang Batak tidak sopan, karena bersikap sesukanya, seperti duduk sambil naik kaki, tak pake
"permisi", atau "kulo nuwun" di jawa, atau "punten" di sunda, atau juga tak pakai membungkuk-membungkuk
apabila berpapasan dan bersalaman dengan orang tua. Yah .. kalau ini yang dikatakan tidak sopan, biar aja lah
... karena dalam adat Batak memang tidak dianjurkan untuk memberi hormat yang berlebihan seperti itu. Bagi
orang Batak dengan tidak menghina atau melecehkan orang lain, adalah penghargaan terhadap orang lain
yang paling baik. Jadi tidak perlu pakai bungkuk-bungkuk lah...

4. Menang Sendiri
Salah satu karakter orang Batak yang memang menonjol adalah rasa ingin menang sendirinya, yang berarti
tidak mau kalah, kalau pun kalah, pasti banyak bikin alasan... he he he ... benar nggak ?

3. Mendominasi
Lalu ada satu lagi karakter orang Batak yaitu mendominasi. Hal ini terlihat ketika orang Batak terlibat dalam
suatu obrolan dengan beberapa orang. Apabila diperhatikan, biasanya orang Bataknya lah yang paling banyak
bicara, dan sepertinya pendapat dia lah yang paling benar. Walaupun begitu, ada juga kok orang Batak yang
lebih suka menjadi pendengar.

2. Berani Tampil
Orang Batak, punya perasaan pede (percaya diri) yang tinggi, (bukan berarti tak tau malu .. hehe) sehingga
dalam segala hal suka berada di depan (kecuali menghadapi harimau lah yaa ?)

1. Suka Menolong
Katanya, menurut pendapat orang-orang, bahwa orang Batak suka menolong. Betul nggak nya ? Hal tolong
menolong memang sudah menjadi sifat dan karakter orang Batak. Apalagi melihat orang lain mendapat
kesusahan, biasanya orang Batak berusaha mencoba menolong, sebatas yang dia mampu lakukan.
Benar atau tidaknya hal ini, biarlah pembaca yang menilainya.
Ke 10 point di atas, dibuat berdasarkan tanya sana dan tanya sini, jadi mengenai benar atau tidaknya,
tergantung dari penilaian kita masing-masing.
Apabila ada tulisan yang menyinggung perasaan, penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

DIALEK BAHASA BATAK TOBA


By: Wendy Hutahaean

Pembinaan dan pembangunan kebudayaan nasional dalambidang kebahasaan dan


kesastraan merupakan salah satu masalah kebudayaan nasional yang perlu di bahas
dan disosialisasikan dengan sungguh-sungguhdan berencana, sehingga tujuan akhir
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, termasuk
sastranya dapat tercapai Sebagaimana kita ketahui Budaya bangsa Indonesia cukup
kaya dan beragam terutama dalam sastra dan bahasanya.

Van der tuuk telah menulis tentang Tata bahasa Batak Toba dan kamus Bahasa Batak
Toba, seabad yang lalu dalam bukunya "A Grammar of Toba Batak", disusul William
K.Percival juga menyusun buku nama nya sama denga tulisan Van der tuuk "A
Grammar of Batak Toba" pada tahun 1964, dan kemudian penelitian-penelitian
oleh P.W.J.Nababan dengan bukunya berjudul "Toba Batak a Grammatical Description
pada tahun 1966, dan banyak lagi tokoh-tokoh penulis dan peneliti Batak dan yang
orang asing yang mencintai budaya Batak. Namun didalam pensosialisasian sangatlah
minim, meskipun didalam pemerintahan ada suatu lembaga yang menangani masalah
kebudayaan.

A. Penggunaan Bahasa Batak Toba


Dalam kenyataan dapat peroleh gambaran bahwa jumlah dialek yang terdapat dalam
bahasa Batak Toba cukup beragam. Peranan dan Kedudukan Bahasa bagai Orang
Batak toba sangatlah komunikatif terutama dalam bahasa pargaulan sehari-hari dan
upacara adat, maksudnya didalam pembicaraan sehari hari atau pembicaraan upacara
adat sesama orang batak, sangatlah terasa kekeluargaan kalau mereka memakai
bahasa Batak, sesuai dengan prinsip "Dalihan Natolu".
1. Bahasa Batak Toba dalam Upacara Adat

Dalam penggunaan bahasa pada masyarakat Batak umumnya dan Batak Toba
Khususnya, akan terlihat keindahan penyajiaan bahasa tersebut, unsur-unsur sastranya

akan lebih menonjol, setiap perkataan selalu diselingi dengan umpama (pepatah)
danumpasa (pantun), dan disajikan penuh dengan tata kerama (Dalihan Natolu)
2. Bahasa Batak Toba dalam pergaulan sehari-hari

Bahasa BAtak Toba dalam kesehariannya sangatlah fungsional. Pemakaiannya


meliputi lingkungan yang sangat luas, hampir disemua tempat dan situasi. Penggunaan
Bahsa dalam pergaulan sehari-hari tidaklah sekaku dalam pemakaian dalam Upacara
Adat istiadat. Saya katakan kaku, banyak yang pintar berbicara bahasa batak toba
belum tentu dapat berbicara di forum upacara adat.

B. Sastra Batak

Sastra Batak terdiri dari sastra Tulisan dan sastra lisan. Yang termasuk sastra
Lisan adalah pemakaian bahasa yang bersifat puitis hal ini dapat ditemui dalam
upacara Adat: Perkawinan, kematian memindahkan tulang belulang leluhur, dll. Dimana
akan ditemui kata-kata dalam kalimat yang sangat puitis, didalam meratapi orang
meninggal dia akan berkisah dengan kata-kata yang membuat orang terhanyut sedih
karenanya. Juga Umpa dan umpasa akan ditemui disetiap acara adat sebagai contoh;
1. Umpama

" tedek songon indahan dibalanga"


artinya seperti nasi dalam kuali, maksudnya adalah bahwa semua yang telah
diutarakan tidak adalagi yang tersembunyi
2. Umpasa:

Margondang sitidaon, mangan hoda sigapiton. Tu jolo nilangkahon, tupudi


sinarihon.
artinya :Bergendang sitidaon,makan kuda sigapiton, Melangkah kedepan, kebelakang
dipikirkan"
3. Mantera:

"Tul tanjung holi ampe


toh,lah,lah,lah,lah,lah,lah"

tu

bulung

bira,

bisa

ni

tano

bisa

ni

langit

artinya: Luka pada tulang-tulang ditimpa kedaun talas,bisa tanah,bisa langit menjadi
hilang,berkat
Allah"

4. Tonggo-tonggo:

Tonggo-tonggo adalah Mantera memanggil arwah nenek moyang untuk meminta berkat
dan restu, menunjukkan kebenaran dan arti dari suatu kejadian.

"Hujou,hutonggo hupangalu-alui, sahala ni daompung boru Saniang naga,


saniang naga tunggal, saniang naga jae, saniang naga di julu, partintinnaruminis,
parsanggul na lumobi,...tumpak ma hami horas,maduma jala gabe"
artinya: " KAmi memanggil, mengundang, dan menjemput semangat dan arwah nenek
boru saniang naga(dewa danau toba dan pengairan), saniang naga yang tunggal,
saniang naga yang yang berada di hilir dan dihulu yang bercincin banyak dan berkode
rapi, berkatilah kami selamat dan bahagia."
5. Andung-andung

Andung-andung (bahasa ratapan , bentuk ini dipakai pada waktumeratapi orang yang
meninggal.Kata-kata yang dipergunakan lain dari yang dipakai sehari-hari.
Kata anak disebut menjadi Sinuan tunas artinya Putra
---- boru ---------------- Sinuan beu artinya Putri
---- amang -------------- Parsinuan artinya Ayah
---- inang -------------- Pangintubu artinya Ibu
Di sisi lain, Sastra tertulis itu adalah berupa ilmu perbintangan atau astronomi,
Tarombo (silsilah), ramuan pengobatan tradisional, turi-tirian (cerita dongeng mitos),
tulisan tersebut ditulis dengan aksara Batak.

C. Dialek
Yang dimaksud dengan dialek adalah ditandai dengan ciri-ciri khas dalam tata bunyi,
kata-kata, ungkapan-ungkapan dan lain-lain. Bahasa adalah rangkaian tutur kata ,
mangandung makna yang dapat dipahami oleh penuturnya, sedangkan dialek
merupakan varian suatu bahasa. Dialek dalam fungsinya ditengah masyarakat
merupakan bahasa setempat, dialek yang merupakan bahasa setempat itu bersifat
turun temurun. Dialek ini terjadi karena adanya isolasi alami dalam jangka waktu yang
lama.
Dialek Bahasa Batak Toba dapat dibagi 5 dialek yaitu :
1. Dialek Silindung.

Dipergunakan diwilayah : Kecamatan Tarutung, Sipoholon ,Pahae Julu,Pahae JAe,


Sipahutar, Pangaribuan dan GAroga. Sedang di Adiankoting dipergunakan dialek
Sibolga.
2. Dialek Humbang.

Dipergunakan oleh wilayah Siborong-borong, Dolok sanggul, Lintong ni huta, Muara,


Parmonangan, dan Onan Ganjang.Sedangkan di Parlilitan dan Pakkat sebagian
mempergunakan bahasa pakpak dairi dan sebagian lagi mempergunakan dialek
humbang.
3. Dialek Toba.

Dipergunakan diwilayah Toba: Balige, Laguboti, Porsea, Lumbanjulu, Silaen, dan


Parsoburan.
4. Dialek Samosir.

Dipergunakan di wilayah Samosir yaitu: Palipi, Pangururan, Onan Runggu, Simanindo,


dan Harian.
5. Dialek Sibolga.

Dipergunakan di Sibolga dan sebagian wilayah Silindung.

Traditional Clotes of Batak Toba

D. Perbedaan-Perbedaan dialek:
1. Perbedaan Fonologis

Kata "amang,
Among,
Apang"=
Ayah. Amang (dialek
Silindung,
Humbang), Among (dialek Toba, dan Samosir), Apang (dialek Sibolga).

dan

"Inang, Inong" = Ibu. Inang (dialek Silindung, Humbang, dan Sibolga), Inong (dialek
Toba,
dan
Samosir).
"Tu, Hu"= Ke. Tu (dialek Silindung, Humbang, Toba, dan Sibolga). Hu (dialek Samosir).
Pada dialek humbang konsonan /r/sebagai apiko alveolar diucapkan menjadi [R] velar.
Jadi konsonan /r/ itu lebih dekat kepada /g/ dan /h/, yaitu dibentuk pada rongga tekak
misalnya (disaRat-saRat? uRsa ReRe tu RuRa, dari contoh itu tampak bahwa
perbedaan fonologis itu dapat terjadi, baik pada vokal maupun konsonan.

2. Perbedaan lafal (ucapan)


Perbedaan itu berada pada bahasa, ,lafal dialek Silindung dan Sibolga halus dan
lembut, Lafal dialek Humbang agak halus, Lafal dialek Toba dan Samosir agak keras.

3. Perbedaan Semantis (menurut ilmu arti kata)


Kata Lae /ipar dipergunakan pada dialek Silindung, Toba, Samosir, dan Sibolga,
sedangkan pada dialek Humbang kata Lae berarti saudara perempuan ayah.
Untuk panggilan pada anak saudara laki-laki ibu pada dialek Toba dan Samosir disebut
Opung, sedangkan di Humbang, Silindung dan Sibolga untuk anak saudara laki-laki
ibu dipakai kata Tunggane.Disamping itu kata tunggane dipakai juga untuk
mengatakan saudara laki-laki istri.
Untuk mengatak belum lagi pada dialek Toba, Silindungdan Sibolga dipergunakan
kata ndang do pe, pada dialek Humbang dipergunakan kata ndang kede, dan pada
dialek Samosir dipergunakan kata ndang poso atau ndang koso.
Kata Puang panggilan kepada orang kedua yang menunjukkan hubungan akrab,
dipergunakan pada dialek Silindung,Sibolga dan Humbang, sedangkan pada dialek
Toba dipergunakan kata kedan dan puan. Pada dialek Samosir kata kedua ini
dianggap kasar, hanya dipergunakan kepada orang kedua yang statusnya jauh lebih
rendah daripada kita.
E. Watas Isoglos diantara dialek-dialek Bahasa Batak Toba
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa Isoglos( kesamaan dialek), garis watasvkata
hdala garis yang memisahkan setiapgejala bahasa dari dua lingkungan kata atau
bahasa berdasarkan wujud atau sistem kedua lingkungan itu yang berbeda, yang
dinyatakan pada peta bahasa. Garis watas kata itu Madang-kadang juga disebut
heteroglos. Oleh karena itu untuk memperoleh gambaran yang benar mengenai batasbatas dialek, harus dibuat watas kata yang menerangkum segala segi kebahasan dari
hal-hal yang diperkirakan akan memberikan hasil yang memuaskan.
Dari garis watas kataitu akan terlihat bahtidakakan adasatupun diantara anasir yang
memberikan garis yang benar-benar sama sehingga akan selalu terdapat beberapa
perbedaan. Walaupundemikian pada garis besarnya akan terlihat adanya suatu irama
atau gerak garis itu yang sama sehingga dapat diperkirakan dimana batas-batas dialek
yang dimaksud itu. Dalam bahasa Toba watas kata diantara dialek-dialek itu dapat
dilihat pada peta berikut ini.

Anda mungkin juga menyukai