Anda di halaman 1dari 20

Aksara Nusantara

- Yaasmiin Nasywaa -
|| BAHASA JAKARTA / BETAWI ||

A. Sejarah Bahasa Betawi


Bahasa Betawi yang dipergunakan sejak abad ke-10, mendapat
pengaruh dari bahasa Portugis mulai abad ke-16. Pada awalnya Bahasa
Melayu digunakan oleh orang-orang atau penduduk asli Jakarta dan
menjadi dasar bahasa Indonesia.
Bahasa Betawi atau dapat disebut juga Bahasa Melayu Jakarta
adalah dialek bahasa Melayu yang dituturkan oleh orang Betawi yang
mendiami daerah Jakarta dan sekitarnya. Bahasa ini didasari pada ragam
Melayu Pasar yang menyerap berbagai kosakata dari beberapa bahasa
asing, seperti; Belanda, Portugis, Arab, Farsi, Hokkien, dan juga bahasa
Austronesia lainnya seperti Sunda, Jawa, dan Bali; imbas para imigran dan
pekerja multietnis yang didatangkan dari berbagai tempat ke Batavia oleh
VOC pada abad ke-16 hingga abad 18, serta perdagangan dan pertukaran
yang terjadi sejak ratusan tahun di bandar besar Sunda Kelapa.
Bahasa ini pun juga turut menjadi dasar atas bahasa gaul (ragam
Bahasa Indonesia tak-baku), yang digunakan oleh orang-orang di
Jabodetabek, dan menyebar ke seluruh Indonesia melalui penayangan
media yang jakartasentrik. Laras ini memiliki ciri khas, yaitu adanya
sebagian kosakata dengan fonem /a/ pada suku akhir tertutup berubah
menjadi /ə/ [e pepet], dan akhiran /-in/ untuk mengganti sufiks /-i/ dan /-
kan/ pada bahasa Indonesia.
B. Alphabet Bahasa Betawi
C. Angka Bahasa Betawi
0 = Kosong
1 = Atu
2 = Duwa
3 = Tige
4 = Mpat
5 = Lime
6 = Nem
7 = Tuju
8 = Lapan
9 = Mbilan
10 = Spuluh
Mungkin kalau kita mendengar kata CEPEK, GOPEK,PEKGO,
GOBAN terdengar familiar tapi untuk angka-angka selain itu mungkin
agak membingungkan.
Sebenarnya angka-angka tersebut adalah Bahasa Hokien (Tionghoa)
namun beberapa kata telah diadopsi oleh masyarakat Betawi dan Jakarta
pada umumnya.TapI tidak semua angka diadopsi sehingga ada angka
masih asing di telinga kita
ANGKA DALAM BAHASA HOKIEN
1 = it
2 = Ji/No (spesial untuk ratusan/ribuan/puluh ribuan/jutaan)
3 = sa
4 = si
5 = go
6 = lak
7 = cit
8 = pek
9 = kau
10= cap ( puluhan)
11 = cap it
12 = cap ji
13 = cap sa
14 = cap si
15 = cap go
16 = cap lak
17 = cap cit
18 = cap pek
19 = cap kau
20 = ji cap
21 = ji cap it
22 = ji cap ji
23 = ji cap sa
24 = Ji cap si
25 = ji go
50 = go cap
60 = lak cap
70 = cit cap
80 = pek cap
90 = kau cap
Ratusan = pek
100 = ce pek
D. Ungkapan Dasar Bahasa Betawi
Berikut kosa-kata bahasa Betawi:
ape = apa
gimane = bagaimana
nape = kenapa
ade = ada
aje = saja
gue/aye = saya
elo/lu = kamu
langgar = masjid
atu = satu
goceng = lima ribu
seceng = seribu
cawan = gelas
tisi = sendok
emang = memang
kagak = tidak
kayak/kek = seperti
bagen = biarkan
congor = mulut
gringsangan = tidak mau diam
babe = ayah
enyak = ibu
encang = kakak ayah/ibu
engkong = Kakek
Nyai = Nenek
Empok = Kakak Perempuan
Abang = Kakak Laki-Laki
encing = adik ayah/ibu
Tauke = Majikan/Penguasa
centong = sendok nasi
centeng = Penjaga
syahi =teh
Pangkeng = amar tidur
gulem = mendung
bupet = laci
kempek = tas
ponten = nilai
bikin = buat(membuat)
iye = iya(Baiklah)
danta = jelas
bego = dungu
songong = sombong
bahenol = cantik
ngejeplak = asal bicara
meledu = meledak
duit = uang

“bujug buneng” artinya adalah “busyet!, wah!” kata ini merupakan kata
yang mengekspresikan ketakjuban pada sesuatu hal tertentu

“dableg” artinya “keras kepala” biasanya dituturkan pada orang yang


susah untuk diberi pengarahan atau sulit untuk diberi nasihat

“bagenin” artinya “biarin saja” supaya tidak mengkhawatirkan sesuatu

“jabanin” berarti “layani” biasanya digunakan untuk mengiyakan suatu


tantangan

“goroh” artinya “bohong” kata sifat jika seseorang tidak mengatakan


sesuatu yang benar atau diragukan

“awang” artinya “malas” kata sifat untuk menolak atau tidak


menginginkan untuk pergi atau akan barang sesuatu

“kaga danta” memiliki arti “tidak jelas” untuk menunjuk pada suatu hal
yang belum pasti atau tidak jelas bagaimana.

“keduman” berarti “kebagian” contoh kalimatnya seperti “keduman kaga


lu?” yang berarti “kebagian tidak Anda?”

“purik” berarti “ngambek”

“bader” artinya “bandel” merupakan kata sifat orang yang tidak mau diatur
dan sangat nakal

“bodo nanan” berarti “bodo amat” dimana orang yang mengutarakan ini
artinya tidak mau tau akan berbagai hal baik sebab atau akibat dari sesuatu
tersebut

“gasik” berarti “cepet” kata seruan dan suruan untuk seseorang bisa
bergerak dengan cepat

“ilokan ah” artinya “masa sih?” untuk mendapatkan penjelasan kembali


akan apa yang dilihat dan didengar

“Juntrungan” berarti “sebab musabab”

“Ceban” berarti “sepuluh ribu” kata ini biasa digunakan dalam menghitung
ataupun dalam pembayaran

“cetek” artinya “dangkal”


E. Perkenalan Diri dalam Bahasa Betawi

-Mamat
"Pa kabar èntè?"

-Toha
"Baé, ngomong-ngomong èntè punya nama siapa ya?, genengan anè
baruan mengliat."

-Mamat
"Anè Mamat, barusan pinda'an dari Gabus."

-Toha
"Oh gitu, Anè Toha, orang sini asli, dari lahir udah tinggal di sini."

-Mamat
"Èntè ngaji di Ustad Darsip juga ga?"

-Toha
"Ho'oh, dari kecil pisan anè dah ngaji Iqro', enni hari anè udah ngaji
Qor'an nih."

-Mamat
"Alhamdulillah dah Toha, yodèh kalo gitu nanti kita ngobrol lagi dah di
pengajén ya."

-Toha
"Sip, dah baé-baé èntè."

-Mamat
"Yè."
Percakapan diatas Memiliki Artian

-Mamat
"Kamu apa kabar?"

-Toha
"Baik, ngomong-ngomong namamu siapa? aku sepertinya baru bertemu
denganmu."

-Mamat
"Namaku Mamat, aku baru saja pindah rumah dari Gabus."

-Toha
"Oh begitu, Namaku Toha, saya adalah orang asli kampong ini, saya sudah
tinggal dan menetap di sini semenjak saya lahir."

-Mamat
"Apakah kamu pun mengaji di Pengajian yang dibina oleh Ustad Darsip?"

-Toha
"Iya benar, Saya mengaji baca Iqra semenjak saya kecil di sana, saat ini
saya sudah mengaji membaca Quran."

-Mamat
"Alhamdulilah kalau begitu Toha, Saya pikir untuk melanjutkan
pembicaraan kita ini di pengajian ya."
-Toha
"Baiklah, sampai jumpa di pengajian."

-Mamat
"Sampai jumpa juga."
|| BAHASA INCUNG ||

A. Sejarah Bahasa Incung


Aksara Incung atau Rencong (bahasa Kerinci: Suhat Incoung)
adalah aksara yang digunakan untuk menulis Kerinci. Aksara ini
digunakan oleh suku Kerinci yang menghuni dataran tinggi Jambi,
Provinsi Jambi. Secara bahasa, incung artinya miring atau terpancung
dalam bahasa Kerinci. Aksara ini tersusun dari garis lurus, patah
terpancung, dan melengkung. Aksara Incung merupakan peninggalan
sejarah nenek moyang suku Kerinci kuno.
Aksara Incung adalah peninggalan nenek moyang Kerinci Kuno
yang kala itu digunakan untuk mendokumentasikan tentang sejarah, sastra,
hukum adat, dan mantra-mantra, konon berdasarkan sejarahnya, ada yang
mengatakan bahwa aksara ini sudah ada sejak abad ke-4 Masehi.
B. Alphabet Bahasa IIncung
C. Angka Bahasa Incung
1 = Satau
2 = Duea
3 = Tigea
4 = Mpak
5 = Limoa
6 = Nang
7 = Tujeuh
8 = D'lapang
9 = Sambileang
10 = Sapuloah
11 = Sa'bleh
12 = Duo Bleh
13 = Tigo Bleh
14 = Mpek Bleh
15 = Limo Bleh
16 = Nam Bleh
17 = Tujuh Bleh
18 = Dlapan Bleh
19 = Sambilan Bleh
20 = Duo Puluoah
30 = Tigo Puluoah
40 = Mpak Puluoah
50 = Limo Puluoah
60 = Nam Puluoah
70 = Tujuh Puluoah
80 = Dlapan Puluoah
90 = Sambilan Puluoah
100 = Saratauh
D. Ungkapan Dasar Bahasa Incung
E. Perkenalan Diri Dalam Bahasa Incung

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Namua Sayo Fathan


Sayo Lahir di Kerinci, Jambi
Sayo tinggal di Jalean Penjompongan
Sayo bersekulah di SDN Kosong Satau
Hobi Sayo Naik Kereta
Cito-cito Sayo Nak Jadi Tentara
Terimokasih

-Artinya...

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Nama Saya Fathan


Saya lahir di Kerinci, Jambi
Saya tinggal di Jalan Penjompongan
Saya bersekolah di SDN Kosong Satu
Hobi Saya naik Mobil
Cita-cita Saya ingin jadi Tentara
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai