SEKOLAH BAHASA
1. Bahasa Kaili
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan etimologi dari kata Kaili, salah satunya
menyebutkan bahwa kata yang menjadi nama suku Kaili ini berasal dari nama pohon
dan buah Kaili yang umumnya tumbuh di hutan-hutan dikawasan daerah ini, terutama
di tepi Sungai Palu dan Teluk Palu. Pada zaman dulu, tepi pantai Teluk Palu letaknya
menjorok l.k.34 km dari letak pantai sekarang, yaitu di Kampung Bangga. Sebagai
buktinya, di daerah Bobo sampai ke Bangga banyak ditemukan karang dan
rerumputan pantai/laut. Bahkan di sana ada sebuah sumur yang airnya pasang pada
saat air di laut sedang pasang demikian juga akan surut pada saat air laut surut.
Menurut cerita (tutura), dahulu kala, di tepi pantai dekat Kampung Bangga tumbuh
sebatang pohon kaili yang tumbuh menjulang tinggi. Pohon ini menjadi arah atau
panduan bagi pelaut atau nelayan yang memasuki Teluk Palu untuk menuju pelabuhan
pada saat itu.
Suku Kalili atau etnik Kaili, merupakan salah satu etnik yang memiliki rumpun etnik
sendiri. untuk penyebutannya, suku Kaili disebut etnik kaili, sementara rumpun suku
kaili lebih dari 30 rumpun suku, seperti, rumpun kaili rai, rumpun kaili ledo, rumpun
kaili ija, rumpun kaili moma, rumpun kaili da’a, rumpun kaili unde, rumpun kaili
inde, rumpun kaili tara, rumpun kaili bare’e, rumpun kaili doi, rumpun kaili torai
Suku Kaili mengenal lebih dari dua puluh bahasa yang masih hidup dan dipergunakan
dalam percakapan sehari-hari. Uniknya, di antara kampung yang hanya berjarak 2 km
kita bisa menemukan bahasa yg berbeda satu dengan lainnya. Namun, suku Kaili
memiliki lingua franca, yang dikenal sebagai bahasa Ledo. Kata “Ledo” ini berarti
“tidak”. Bahasa Ledo ini dapat digunakan berkomunikasi dengan bahasa-bahasa Kaili
lainnya. Bahasa Ledo yang asli (belum dipengaruhi bahasa para pendatang) masih
ditemukan di sekitar Raranggonau dan Tompu. Sementara, bahasa Ledo yang dipakai
di daerah kota Palu, Biromaru, dan sekitarnya sudah terasimilasi dan terkontaminasi
dengan beberapa bahasa para pendatang terutama bahasa Mandar dan bahasa Melayu.
Huruf Vokal
Huruf a e i o u
Huruf Konsonan
huruf b c d f g h j k l
Bunyi [b] [ʧ] [d] [f] [g] [h] [ʤ] [k] [l]
huruf m mp mb n nd nt ng ngg ngk
Bunyi [m] [mP] [mb] [n] [nd] [nt] [ŋ] [ŋg] [ŋk]
huruf nj ny p q r s t v w
Bunyi [ŋj] [ɲ] [p] [k] [ɾ] [s] [t] [v] [w]
huruf x y z ‘
Bunyi [ks] [j] [z] [ʔ]
C. Angka bahasa Kaili
Ungkapan Arti
Nuapa kareba ? Apa kabar ?
Berimba kareba ? Bagaimana kabamu ?
Hau ri umba, mangge? Mau ke mana, Om?
Hau ri umba komiu? ‘Pergi ke mana kamu?’
bara Siapa tahu ?
Ee ranga Kasihannya
Ae-ii! Nuapa nipoviamu? ’Wah! Apa yang kau buat?
Ya’, nodava gaga. Saya tidak percaya, berbohong sekali.
Nee-nee, natantu tumai ia ngena Jangan bilang begitu, pasti ia akan ke sini nanti.
Nakavamo komiu, Kalian sudah datang
Tuumo masusa raramu Jangan lagi sedih.
Nokuya komiu? Buat apa kamu?
Sakuya alina? Berapa harganya?
Ante isema ia nakava? Dengan siapa dia datang?
Nee komiu mo-tingo-tingo, nee Jangan banyak bicara, jangan menegur [orang]
mang-onteaka
Peinta mbeli-mbeli-na-mo mata -na Lihatlah matanya melirik-lirik melihat kita
no-mpeinta kita
Po-nturo-mo le! Silahkan duduk !
bara ri umba barangkali di mana/ tidak tahu di mana
Nee-mo sampe manguli jarita to
Jangan sampai mengucapkan kata yang jahat.
[na-daa.]
Na-ria [anu ku- ulika ka komiu.] Ada [yang akan saya bicarakan kepada kalian.]
Nagasi-pa ia pade yaku Dia lebih cepat daripada saya.
Isema sanga miu ? Siapa nama mu (anda) ?
Ane mamala Kalau bisa
Nabelo mpu Bagus sekali/baik betul
Aga sampalai Hanya sebentar
Patuju nu rara Maksud hati
Bolimo ri situ Simpan saja disitu
Tongoraka ruru Tunggu dulu
Niuliku mami Suda saya katakan sebelumnya
Masipato mami Pantas saja (Pantasan/pantesan)
Temponamo Sudah waktunya
Mangelo belo Mencari baik (kebaikan)
Assalamualaiku, nuapa kareba, sangaku Yojo, yaku monturo ri jl. Kamonji, nomoro Taupu
bo papitu, umuruku Ruapu bo sangu mpae. Yaku mosikola ri perguruan tinggi.
Artinya :
Assalamualaiku, apa kabar, namaku Yojo, saya tinggal di jl. Kamonji, nomor tiga puluh tuju,
umurku duapuluh satu tahun, saya bersekola di perguruan tinggi.
2. Bahasa Bugis
Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara
setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata “Bugis” berasal
dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan “ugi” merujuk pada raja pertama
kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi.
Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka.
Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La
Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu,
ayah dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan
beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan
jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di
Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat
Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo
dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.
Etnik Bugis mempunyai bahasa tersendiri dikenali sebagai Bahasa Bugis (Juga dikenali
sebagai Ugi). Konsonan di dalam Ugi pula di kenali sebagai Lontara yang berdasarkan tulisan
Brahmi. Orang Bugis mengucapkan bahasa Ugi dan telah memiliki kesusasteraan tertulis
sejak berabad-abad lamanya dalam bentuk lontar. Bahasa Bugis tersebar di beberapa
kabupaten yaitu Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kota Pare-pare,
Kabupaten Pinrang, Kabupaten Enrekang, sebahagian kabupaten Majene, Kabupaten Luwu,
Kabupaten Sidenreng rappang, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone,
Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba, dan Kabupaten Bantaeng. Masyarakat Bugis
memiliki penulisan tradisional memakai aksara Lontara, sebuah sistem huruf yang berasal
dari Sanskerta. Seperti halnya dengan wujud-wujud kebudayaan lainnya. Penciptaan tulisan
pun diciptakan karena adanya kebutuhan manusia untuk mengabdikan hasil-hasil pemikiran
mereka.
Huruf a e é i o u
Bunyi [a] [e] [e] [i] [o] [u]
Huruf Konsonan
huruf b c d g h j k l P
Bunyi [b] [ʧ] [d] [g] [h] [ʤ] [k] [l] [p]
huruf r s t w y n n ?
Bunyi [ɾ] [s] [t] [w] [y] [ng] [ny] [k]
Aksara Lontara
Tulung/Ewaika’ Tolong
Addampengika’ Maaf
Artinya:
Apa kabar, saya akan memperkenalkan diri dalam bahasa bugis, nama lengkap saya
Temma, nama panggilan saya emma, saya tinggal di jl. Air Batu, umurku sebelas tahun.