Bahasa Palembang Alus (Bebaso) merupakan tingkatan dari Bahasa Palembang yang biasanya dituturkan
oleh dan untuk orang-orang yang dihormati atau yang usianya lebih tua. Seperti dipakai oleh anak kepada
orang tua, menantu kepada mertua, murid kepada guru, atau antar penutur yang seumur dengan maksud untuk
saling menghormati, karena Bebaso artinya berbahasa sopan dan halus.
Perkembangan
Bahasa Palembang Alus merupakan bahasa asli Palembang yang beberapa kosakatanya mempunyai kesamaaan
dengan bahasa Jawa. Namun, bukan berarti bahasa ini berasal dari Bahasa Jawa. Hal ini lebih disebabkan oleh
hubungan kemasyarakatan (kultural) antara masyarakat Palembang (Sriwijaya saat itu dan kemudian
Palembang Darussalam) dan masyarakat Jawa, sehingga terjadi akulturasi antara kedua kebudayaan
masyarakat tersebut (termasuk bahasa).
Bahasa Palembang Alus sendiri mulai berkembang seiring dengan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya hingga
berdirinya Kerajaan Palembang yang kemudian berubah menjadi Kesultanan Palembang Darussalam.
Dimasa Kesultanan Palembang Darussalam, Bahasa Palembang Alus mulai menyerap beberapa kosakata dari
bahasa lain, seperti Jawa, Arab, Tionghoa, Inggris, Belanda, dan lain-lain.
Saat Kesultanan Palembang Darussalam dihapuskan oleh Belanda, bahasa Palembang Alus masih digunakan
oleh keturunan Sultan beserta kerabat dan masyarakat penuturnya, hingga bahasa ini berkembang menjadi
bahasa yang dianggap sopan dan dituturkan untuk berbicara kepada orang lain dengan maksud saling
menghormati. Ketika Bahasa Melayu modern (Bahasa Palembang Sari-Sari) makin mendominasi
di Palembang, bahasa Palembang Alus makin tergeser keberadannya dan sempat menghilang pada abad ke-20.
Kemudian karena kesadaran masyarakat Palembang akan kebudayaan Palembang yang semakin terpinggirkan,
bahasa ini pun diangkat kembali melalui radio lokal di Palembang dan beberapa situs di internet. Sampai saat
ini, Bahasa Palembang Alus masih dapat bertahan dan menjadi kebudayaan Palembang yang patut dilestarikan.
Anom = Muda
Alit = Kecil
Ayn = akan; mau
Anya = Baru
Angsal = Boleh
B
Belimban = Pinjam Meminjam
Beembk = Musyawarah
Baul = Kencing
Baito = Perahu
Beunang = Bakul
Betos = Bercerita
Blk = Kamar
Besebangun = Berpacaran
Benjang = Besok
C
Ceios = Berbicara; Berbincang
D
Dados; Dades = Jadi
Damel = Kerja
Didi = Bukan
Dng = Belum
Diatui = Dipersilahkan
Domik = suami
Daha = makan
E
Engg = Iya
Embil = Ambil
Emo/Ema = Bapak
G
Gaang = Teras (rumah)
awuh = Datang
edano = uang
ncang = teman
ompok = Rumah
Je = Dalam
K
Kampang = Mudah; gampang; wadon ~ = Wanita murahan (pelacur); budak wadon ~ = anak pelacur (anak
haram)
Kelambi = Baju
Kesah = Pergi
Kiang = Kurang
Kngkn/kongkon = Suruh/Perintah
Katah = Banyak
Kebutian = Ketahuan
Kulo = saya
L
Luan = di depan
Lese = benar
Lali = Lupa
Lambat = Lama
Lunyu = licin
M
Mntp = Muncul
Male = Masih
Mengkn = Nanti
N
Nano = Tidak
Nami = Nama
Nedo = Makan
Niki = ini
Niku = itu
P
Pundi = Mana, di~ ; ing~; nge~ = dimana, Mak~ = Bagaimana
Pangkng = kamar
Pawon = Dapur
Pinten = Berapa
Penet = Sehat
S
Sa' = baik,bagus
Selua = celana
Sinten = Siapa
Sios = satu
Saos = saja
Sampn = Sudah
Sami = Sama
T
Tilem = Tidur
Tebh = Jauh
Toyo = Banyu
W
Wikan = tau
Wngkeng = belakang
Wau = tadi
Walit = Bapak; wali laki-laki
Wnten = Ada
Catatan:
= bunyi/pelafalan r khas Palembang. Diambil dari alfabet latin-Turki yang memiliki bunyi pelafalan yang
mirip dengan pelafalan r di Palembang yang tidak menggeletar seperti dalam bahasa Indonesia. (Dalam bahasa
Palembang: Bedet).
Penggunaan Kata
Bilangan
Sios = satu
Kal = dua
Telu = tiga
Sekawan = empat
Gangsal = lima
Genep = enam
Pitu = tujuh
Wolu = delapan
Songo = sembilan
Sedoso = sepuluh
Mamang = Paman
Bibik = Bibi
Ck = Panggilan untuk sesama orang Palembang, biasanya ditambahkan "Mang" atau "Bik"
Yai = Kakek
Nyai = Nenek
Pelestarian Bebaso
Bebaso agak lebih sulit dan berbeda sekali istilahnya dengan bahasa sehari-hari. Oleh sebab itu bebaso ini
harus dibiasakan dalam pergaulan sehari-hari kepada siapapun sebab di dalamnya terdapat norma, adab dan
sopan santun, sehingga bila dibiasakan akan mendatangkan kebaikan dan besar kemungkinan terhindar dari
salah paham, tersinggung, cekcok, dan sebagainya. Bebaso juga enak didengar dan dipandang mata, karena
penyampaiannya secara sopan dan halus, nada suaranya tidak tinggi, lambat, serta dengan sikap merendah.
Beberapa contoh penggunaan bahasa asli Palembang , aku cuplikkan sebagai berikut :
1. Leser Beboso Plembang = Benar Berbahasa Palembang
2. Angsal Nano Kulo Betaken ? = Boleh Tidak Saya Bertanya ?
3. Angsal Saos = Boleh Saja
4. Nikoh Ayun Ke Pundi ? = Kamu Mau Kemana ?
5. Sampun Nedoh = sudah Makan
6. Wenten Napi ? = Ada Apa ?
7. Tingali = Lihat/Lihatlah
8. Nano Wenten = Tidak Ada
9. Tumbas = Untuk
10. Bedamel = Bekerja
11. Nano Bedamel = Tidak Bekerja
12. Sampun Lambat = Sudah Lama
13. Saek = Baik
14. Sampun Cindo = Sudah Bagus/Sudah Cantik
15. Maleh = Masih
16. Kelab Sinten ? = Kata Siapa ?
17. Mentari Sampun Mencereng = Matahari Sudah terbit
18. Didinyo = Katanya
19. Pangkeng = Kamar
20. Kengken/Kongkon = Suruh
21. Kulo = Saya
22. Enggeh = Iya
23. Cindo nian = Cantik sekali
24. Niki = ini
25.Rompok = rumah