Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konflik adalah perselisihan atau perjuangan yang timbul ketika keseimbangan dari perasaan,
hasrat, pikiran, dan perilaku seseorang terancam. Perjuangan ini dapat terjadi didalam individu
atau di dalam kelompok. Pemimpin dapat menggerakkan konflik kehasil yang destruktif atau
konstruktif. Mendefinisikan konflik sebagai suatu perselisihan atau perjuangan yang timbul
akibat terjadinya ancaman ke seimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat dan perilaku
seseorang. Douglass & bevis (1979). Mengartikan konflik sebagai suatu bentuk perjuangan
diantara kekuatan interdependen. Perjuangan tersebut dapat terjadi baik di dalam individu
(interpersonal conflict) atau pun di dalam kelompok (intragroup conflict).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik terjadi akibat adanya pertentangan
pada situasi keseimbangan yang terjadi pada diri individu taupun pada tatanan yang lebih luas,
seperti antar-individu, antar-kelompok, atau bahkan antar-masyarakat. Konflik dianggap sebagai
suatu bentuk perjuangan maka dalam penyelesaian konflik seharusnya diperlukan usaha-usaha
yang bersifat konstruktif untuk menghasilkan pertumbuhan positif individu atau kelompok,
mpeningkatan kesadaran, pemahaman diri dan orang lain, dan perasaan positif kearah hasil
interaksi atau hubungan dengan orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen konflik
2. Jelaskan katagori manajemen konflik
3. Jelaskan apa yang di maksud tahap proses konflik
4. Jelaskan langkah-langkah penyelesaian konflik
5. Apa yang dimaksud dengan strategi penyelesaian konflik
6. Jelaskan tentang negosiasi

Manajemen Konflik 1

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui tentang manajemen konflik dan bagaimana kita bisa menyelesaikan
masalah/ konflik yang terjadi pada saat ini.
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang manajemen
konflik dan cara penyelesaiannya.

Manajemen Konflik 2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Konflik
Konflik adalah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan
pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari dua orang atau lebih. (Marquis & Huston 1998).
Konflik dapat di kategorikan sebagai suatu kejadian atau proses. Sebagai suatu kejadian, konflik
terjadi dari suatu ketidak setujuan antara dua orang atau organisasi dimana seseorang tersebut
menerima sesuatu yang akan mengancam kepentingannya. Sebagai proses, konflik di
manifestasikan sebagai suatu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh dua orang atau kelompok
berusaha menghalangi atau mencegah kepuasan diri seseorang.
Konflik adalah suatu hal yang penting dan secara aktif mengajak organisasi untuk terjadinya
suatu konflik yang berarti juga sebagai pertumbuhan produksi. Teori ini menekankan bahwa
konflik dapat berakibat pertumbuhan produksi dan kehancuran organisasi, tergantung bagaimana
manajer mengolahnya. Karena konflik adalah suatu yang tidak dapat dihindarkan dalam suatu
organisasi, maka manajer harus mengolahnya dengan baik.
2.2 Katagori Manajemen Konflik
Konflik dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
2.2.1 Intrapersonal
Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Keadaan ini merupakan masalah internal untuk
mengklarifikasikan nilai dan keinginan dari konflik yang terjadi. Hal ini sering di manifestasikan
sebagai akibat dari kompetisi peran. Misalnya, manajer mungkin merasa konflik intrapersonal
dengan loyalitas terhadap profesi keperawatan, loyalitas terhadap pekerjaan dan loyalitas kepada
pasien.
2.2.2 Interpersonal
Konflik yang terjadi antar dua orang atau lebih dimana nilai, tujuan dan keyakinan
berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara konstan berinteraksi dengan orang
lain sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan. Manajer sering mengalami konfik dengan teman
sesama manajer, atasan dan bawahannya.
2.2.3 Intergroup ( Antar Kelompok )

Manajemen Konflik 3

Konflik terjadi antara dua atau lebih dari kelompok orang, departemen atau organisasi.
Sumber jenis konflik ini adalah hambatan dalam mencapai kekuasaan dan otoritas ( kualitas jasa
layanan), keterbatasan prasarana. Konflik yang terjadi pada suatu organisasi merefleksikan
konflik intrapersonal, interpersonal dan antar kelompok. Tapi dalam organisasi konflik
dipandang sebagai konflik secara vertikal dan horizontal. Konflik vertikal terjadi atasan dan
bawahan. Konflik horizontal terjadi antara staf dengan kedudukan atau posisi yang sama.
Misalnya konflik horizontal ini meliputi wewenang, keahlian dan praktik.
2.2.4 Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk
mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai
contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena
ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
2.2.5 Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi.
Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang
konflik antar kelompok.
2.2.6 Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap
sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini
berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk
baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara
lebih efisien.
2.3 Tahap Proses Konflik
2.3.1 Tahap I Potensi Oposisi dan Ketidakcocokan
Kondisi yang menciptakan terjadinya konflik meskipun kondisi tersebut tidak mengarah
langsung ke konflik. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh :
a. Komunikasi yg kurang baik dalam organisasi shg menimbulkan
Ketidaknyamanan antar anggota organisasi.
b. Struktur Tuntutan pekerjaan menyebabkan ketidaknyamanan antar anggota organisasi
c. Variabel Pribadi
Ketidaksukaan pribadi atas individu lain
2.3.2 Tahap II Kognisi dan Personalisasi
Apabila pada tahap I muncul kondisi yang negatif, maka pada tahap ini kondisi tersebut
didefinisikan, sesuai persepsi pihak yang berkonflik.

Manajemen Konflik 4

a. Konflik yang dipersepsikan : kesadaran satu pihak atau lebih atas adanya konflik yang
menciptakan peluang terjadinya konflik
b. Konflik yang dirasakan : keterlibatan emosional saat konflik yang menciptakan kecemasan,
ketegangan, frustasi, atau kekerasan.
2.3.3 Tahap III Maksud
Keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu
a. Persaingan : keinginan memuaskan kepentingan seseorang, tidak mempedulikan dampak pada
pihak lain dalam konflik.
b. Kolaborasi : situasi yg di dalamnya pihak-pihak yang berkonflik sepenuhnya saling
memuaskan kepentingan semua pihak.
c. Penghindaran : keinginan menarik diri dari konflik
d. Akomodasi : kesediaan satu pihak dlm konflik untuk memperlakukan kepentingan pesaing di
atas kepentingannya sendiri.
e. Kompromi : satu situasi yang di dalamnya masing-masing pihak yang berkonflik bersedia
mengorbankan sesuatu.
2.3.4 Tahap IV Perilaku
Pada tahap ini konflik tampak nyata, mencakup pernyataan, tindakan dan reaksi yang dibuat
pihak-pihak yang berkonflik.
2.3.5 Tahap V Hasil
Pada tahap ini konflik dapat ditentukan apakah merupakan konflik fungsional atau konflik
disfungsional.

2.4 Langkah-Langkah Penyelesaian Konflik


2.4.1 Pengkajian
a. Analisa situasi
Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan. Setelah fakta dan
memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam. Kemudian siapa yang terlihat
dan peran masing-masing. Tentukan jika situasinya bisa berubah.
b. Analissa dan mematikan isu yang berkembang
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah utama yang
memerlukan suatu penyelesaian dimulai dari masalah tersebut. Hindari penyelesaian semua
masalah dalam satu waktu.

Manajemen Konflik 5

c. Menyusun tujuan
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.
2.4.2 Identifikasi
a. Mengelola perasaan
Hindari suatu respon emosional : marah, dimana setiap orang mempunyai respon yang
berbeda terhadap kata-kata, ekspresi dan tindakan.
2.4.3 Intervensi
a. Masuk pada konflik
Diyakini dapat diselesaikan dengan baik.

2.5 Strategi Penyelesaian Konflik


Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi 6 :
2.5.1 Kompromi atau Negosiasi
Suatu srtategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling menyadari dan
sepakat tentang keinginan bersama. Penyelesaian seperti ini sering diartikan sebagai lose-lose
situation kedua unsur yang terlibat menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Didalam
manajemen keperawatan strategi ini sering digunakan oleh midle dan top manajer
keperawatan.
2.5.2 Kompetisi
Strategi ini dapat diartikan sebagai win-lose penyelesaian konflik. Penyelesaian ini
menekankan

bahwa

hanya

ada

satu

orang

atau

kelompok

yang

menang

tanpa

mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan, putus asa dan
keinginan untuk perbaikan da masa mendatang.
2.5.3 Akomodasi
Istilah yang lain sering digunakan adalah cooprative. Konflik ini berlawanan dengan
kompetisi. Pada strategi ini seseorang berusaha mengakomodasi permasalahan-permasalahan dan
memberi kesempatan orang lain untuk menang. Masalah utama pada strategi sebenarnya tidak
terselesaikan. Strategi ini biasanya sering digunakan dalam suatu politik untuk suatu kekuasaan
dengan berbagai konsekwensinya.
2.5.4 Smoothing

Manajemen Konflik 6

Penyelesaian konflik dengan mengurangi komponen emosional dalam konflik. Pada strategi
ini individu yang terlibat dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan dari pada perbedaan
dengan penuh kesadaran dan introspeksi diri. Strategi ini bisa ditetapkan pada konflik yang
ringan, tetapi untuk konflik yang besar misalnya persaingan pelayanan/hasil produksi dan tidak
dapat dipergunakan.
2.5.5 Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang masalah yang
dihadapi tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalahnya. Strategi ini
dipilih bila ketidaksepakatan adalah membahayakan kedua pihak,biaya penyelesaian lebih besar
dari pada menghindar, atau maslah perlu orang ketiga dalam menyelesaikannya atau jika masalah
dapat terselesaikan dengan sendirinya.
2.5.6 Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi win-win solution pada koloaborasi kedua unsur terlibat
menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Karena keduanya
meyakini akan mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, masing-masing meyakininya.
Strategi kolaborasi tidak akan berjalan jika kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi
tersebut, kelompok yang terlibat tidak memiliki kemampuandalam menyelesaikan masalah dan
tidak adanya kepercayaan dari kedua kelompok / seorangan (Bowditch & Buono, 1994).

2.6 Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah proses di mana dua atau lebih pihak bertukar barang atau jasa
dan berusaha untuk menyepakati nilai tukar untuk mereka. BATNA yaitu Alternatif Terbaik
Untuk Perjanjian Negosiasi; nilai terendah yang dapat diterima (hasil) kepada individu untuk
perjanjian yang dinegosiasikan.
Proses Negosiasi
1. Persiapan dan perencanaan
Kita harus mencari tahu hal apa yang membawa kita dalam memunculkan negosiasi. Siapa
saja yang terlibat dan apa peresepsi mereka, apa yang ingin kita dapatkan dari negosiasi.
Manajemen Konflik 7

2. Definisi aturan-aturan dasar


Kita sudah merencanakan dan mengembangkan strategi maka kita siap untuk menjalankan
aturan-aturan dasar dan prosedur terkait dengan pihak-pihak dalam negosiasi.
3. Klarifikasi dan pembenaran
Pihak kita dengan pihak lain akan menjalaskan lebih jelas dan lebih dalam lagi mengenai
permintaan yang diajukan. Ini adalah kesempatan untuk saling memberitahu satu dengan yang
lain mengenai permasalahan-permasalahan yang penting mengenai permintaan yang diajukan.
Ini adalah titik dimana kita untuk menyediakan apapun jenis dokumentasi yang bisa membantu
dalam posisi kita terhadap pihak lain.
4. Tawar menawar dan pemecahan masalah
Ini adalah titik dimana pihak-pihak yang terkait saling memberi kelonggaran terhadap
sesama pihak negosiasi.
5. Penutupan dan implementasi
Pihak yang melakukan negosiasi sudah menyetujui

kesepakatan bersama dan

mengembangkan prosedur sesuai perjanjian tersebut melalui implementasi dan saling


mengawasi.

Manajemen Konflik 8

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpukan bahwa hubungan kerja perawat dan personel yang lain, pasien dan
keluarga dapat menimbulkan potensial konflik. Dalam hal ini manajer perawat harus menguasai
bagaimana mengelola konflik. Penyebab-penyebab konflik termasuk perilaku menentang, stres,
ruang yang penuh sesak, kewenangan dokter, serta ketidak cocokan nilai dan sasaran. Konflik
dapat dicegah atau diatasi dengan disiplin, mempertimbangkan tahap kehidupan, komunikasi
termasuk mendengarkan secara aktif, penggunaan lingkaran kualitas, dan ketetapan tentang
latihan asertif bagi manajer perawat.
Tujuan dari manajemen konflik termasuk memperluas tentang masalah, meningkatkan
alternatif pemecahan, dan mencapai kesepakatan dalam keputusan yang dapat dilaksanakan serta
keikhlasan terhadap keputusan yang dibuat. Strategi khusus termasuk menghindar, akomodasi,
kompetisi, kompromi, dan kerja sama. Selain itu manajer perawat dapat mempelajari dan
menggunakan keterampilan khusus untuk mencegah dan mengelola konflik. Manajemen konflik
menjaga meluasnya konflik, membuat kerja lebih produktif, dan dapat membuat konflik sebagai
suatu kekuatan yang positif dan membangun.

4.2 Saran
Konflik adalah sebuah kemutlakan, pemimpin harus belajar untuk secara efektif
memfasilitasi penyelesaian konflik di antara orang-orang agar tujuan dapat tercapai. Dari hasil
pembahasan di atas, diharap para pembaca baik yang merupakan calon pemimpin atau pun yang
telah menjadi pemimpin, agar dapat memanajemen institusi atau organisasinya dengan baik agar
terbebas dari konflik yang ada.

Manajemen Konflik 9

DAFTAR PUSTAKA
Satria negara M fais, & siti saleha.2009.Buku Aajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Jakarta.salemba medika.
Swanburg,

Russel

C.2000.Pengantar

Kepemimpinan

dan

Manajemen

Jakarta:EGC
Hendriks, William. 2001. Bagaimana Mengelola Konflik. Jakarta: Bumi Aksara.
Konflik-manajemen-dan-dampaknya-terhadap-organisasi.pdf.

Manajemen Konflik 10

Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai