Anda di halaman 1dari 6

Home

Daftar Isi
Privacy Policy
Contact Us
RSS :

Posts

Comments

Email

Home
Public Health
Gizi Masyarakat
Midwifery
Kesling
Nursing
Type and hit e

Written on 14/02/2014 AT 12:05 PM by KESMAS

Public Health Home Metode Asuhan Keperawatan

Metode Asuhan Keperawatan


Filed under PERAWAT INDONESIA{NO COMMENTS}

Berbagai Metode Asuhan


Keperawatan
Menurut PPNI (2006), pelayanan keperawatan adalah salah satu faktor terpenting dalam pemberian
pelayanan kesehatan klien di rumah sakit, oleh karena itu profesi keperawatan harus sejalan dengan
kualitas asuhan yang diberikan. Pengembangan ilmu dan teknologi memungkinkan perawat untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka menerapkan asuhan bagi klien dengan
kebutuhan yang kompleks. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan secara menyeluruh yang merupakan salah satu tolak ukur bagi keberhasilan
pencapaian tujuan rumah sakit. Pelaksanaan pelayanan keperawatan suatu rumah sakit tak akan
berjalan dengan baik apabila proses keperawatan yang dilaksanakan tidak terstruktur dengan baik
pula
Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode kasus, metode fungsional,
metode tim, metode keperawatan primer, metode modular, metode differentiated practice dan
manajemen kasus.

Metode Kasus: Menurut Sitorus (2006), pada metode ini satu perawat akan memberikan asuhan
keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang dirawat
oleh satu perawat bergantung pada kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya kebutuhan klien.
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien pada saat dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.Sementara menurut Nursalam (2007), metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolasi, intensive care.

Metode Fungsional: Menurut Arwani & Supriyatno (2005), metode fungsional ini efisien, namun
penugasan seperti ini tidak dapat memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat.
Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bisa dicapai dengan metode ini karena
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien terpisah-pisah sesuai dengan tugas yang
dibebankan kepada perawat. Di samping itu, asuhan keperawatan yang diberikan tidak profesional
yang berdasarkan masalah pasien. Perawat senior cenderung akan sibuk dengan tugas-tugas
administrasi dan manajerial, sementara asuhan keperawatan kepada pasien dipercayakan kepada
perawat junior.

Metode Tim: Metode tim merupakan pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Namun pada metode ini,
kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal sehingga para pakar mengembangkan metode
keperawatan primer (Douglas,1992).

Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan menurut Arwani & Supriyatno (2005),
adalah untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga
pasien merasa puas. Selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi perawat
dalam melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowledge dan transfer of experiences
di antara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Metode Keperawatan Primer: Menurut Nursalam (2007), metode penugasan di mana satu orang
perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat
dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

Keuntungan yang dirasakan klien ialah mereka merasa lebih dihargai sebagai manusia karena
terpenuhi kebutuhannya secara individu, asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan tercapainya
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Metode itu
dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan karena:
1. Hanya ada satu perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan koordinasi asuhan
keperawatan

2. Jangkauan observasi setiap perawat 4-6 klien

3. Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam

4. Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal

5. Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan parallel

Menurut Sitorus (2006), staf medis juga merasakan kepuasan dengan metode ini karena senantiasa
mendapat informasi tentang kondisi klien yang mutakhir dan komprehensif.

Metode Modular: Menurut Gillies (1994), metode modular merupakan bentuk variasi dari metode
keperawatan primer, dengan perawat profesional dan perawat non-profesional bekerja sama dalam
memberikan asuhan keperawatan, disamping itu karena dua atau tiga orang perawat bertanggung
jawab atas sekelompok kecil pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan
metode modifikasi primer , satu tim terdiri dari 2 hingga 3 perawat memiliki tanggung jawab penuh
pada sekelompok pasien berkisar 8 hingga 12 orang (Arwani & Supriyatno, 2005)

Berbagai keuntungan metode modular menurut Sumijatun (2008), diantaranya dapat memfasilitasi
pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik dengan pertanggungjawaban yang jelas,
konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat tim yang juga efektif untuk
pembelajaran, memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan
efektif dan aman serta produktif karena adanya kerjasama dan komunikasi.

Refference, antara lain:


Arwani dan Supriyatno, H .2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. EGC; Nursalam. 2007.
Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika;
Sumijatun (2008) Manajemen Keperawatan Metode Penugasan dalam library.usu.ac.id; Sitorus, R.
2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Penataan struktur dan Proses (Sistem)
Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat. EGC

Next postPrevious post


kesmas tagged this post with: Metode Asuhan Keperawatan, Metode Fungsional, Metode Kasus, Metode Keperawatan
Primer, Metode Modular, Metode TimRead 400 articles by kesmas

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *

Name *
Email *

Website

Comment

Post Comment

Daily Update Article


Survei Akreditasi UKP Puskesmas
Surveilans Leptospirosis
Pelaksanaan Survei Akreditasi Puskesmas
Indikator Kualitas Air Limbah
Seri Akreditasi Puskesmas
Dasar Hukum Akreditasi Puskesmas
Surveilans Diare
Penilaian Risiko MERS -CoV
Update Vaksin Polio
Tata Laksana Pemberian PMT

Free Update Kesmas Disini


Enter your email address:

Subscribe
Delivered by FeedBurner

Tweet oleh @Kesmas

New Mobile Info

Public Health YouTube

PH-Corner
Centers for Disease Control and Prevention
Environmental Health
Environmental ProtectionAgency
Sanitation Inspection
Stay Public Health
World Health Organization

Recent Comments
yenny on Pengertian Kesehatan Lingkungan
amran halim on Indikator Kualitas Air Limbah
Widodo on Surveilans Diare
Menda sebayang on Update Vaksin Polio
Polio End Game Pekan Imunisasi Nasional Polio | Promosi Kesehatan onPenyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi

Sexy Article
Vaksin Pentavalen

Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya

Pengertian Kesehatan Lingkungan


Surveilans Epidemiologi Kematian Ibu

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Pencemaran Detergen Sumur Gali

Environmental Health here

Theme SWIFT by Satish Gandham, a product of SwiftThemes.Com


Copyright 2011 The Indonesian Public Health Portal | Entries (RSS) and Comments (RSS)powered by WordPress [Back to
top ]

Advertising in
Powered by OffersWizard

5
CANCEL

Anda mungkin juga menyukai