PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori penyakit meliputi pengertian, klasifikasi jika ada, etiologi,
patofisiologi, WOC, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis ?
2. Bagaimana proses perawatan mulai dari pengkajian, rumusan diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada klien
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi hemoroid
2. Mengetahui dan memahami patofisiologi hemoroid
3. Mengetahui dan memahami WOC dari hemoroid
4. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada
klien dengan hemoroid
5. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hemoroid
6. Mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostic dari hemoroid
7. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hemoroid
1.2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teoritis
2.1.1 PENGERTIAN
Hemoroid (wasir) adalah pembengkakan submukosa pada lubang anus
yang mengandung pleksus pada lubang vena, dan arteri kecil. Hemoroid interna
hanya melibatkan jaringan lubang anus bagian atas (Grace. Pierce A). Hemoroid
dibedakan antara yang intern dan yang ekstern. Hemoroid intern adalah pleksus
vena hemoroidalis superior diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa.
Hemoroid intern ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa
pada rectum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer
yaitu kanan-depan, kanan-belakang, dan kiri-lateral. Hemoroid yang lebih kecil
terdapat diantara ketiga letak primer tersebut.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus, saling berhubungan secara
longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rectum
sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid intern mengalirkan darah ke vena
hemoroidalis superior dan selanjutnya ke vena porta.
2.1.2 ETIOLOGI
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang
memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan, dan obesitas. Peningkatan tekanan vena akibat mengedan
(diet rendah serat) atau perubahan hemodinamik (misalnya selama hamil)
menyebabkan dilatasi kronis dari pleksus submukosa. Beberapa faktor etiologi
diantaranya :
a. Konstipasi atau diare
b. Sering mengejan
c. Kongesti pelvis pada kehamilan
d. Pembesaran prostat
e. Fibroma uteri
f. Tumor rektum.
2.1.3 KLASIFIKASI
Hemoroid interna dikelompokan dalam 4 derajat :
a) Derajat satu
Tidak menonjol melalui anus dan hanya dapat ditemukan dengan protoskopi,
lesi biasanya terletak pada posterior kanan dan kiri dan anterior kanan,
3
mengikuti penyebaran cabang-cabang vena hemoroidalis superior dan
tampak sebagai pembengkakan globular kemerahan.
b) Derajat dua
Dapat mengalami prolapsus melalui anus saat defekasi hemoroid ini dapat
mengecil secara spontan atau dapat direduksi (dikembalikan ke dalam) secara
manual.
c) Derajat tiga
Mengalami prolapsus secara permanen (kadang dimana varises yang keluar
tidak dapat masuk kembali) dengan sendirinya tapi harus didorong. Dalam
hal ini mungkin saja varieses keluar dan harus didorong kembali tanpa
perdarahan.
d) Derajat empat
Akan timbul keadaan akut, dimana varieses yang keluar pada saat defekasi
tidak dapat didorong masuk kembali hal ini akan menimbulkan rasa sakit.
Biasanya ini terdapat trombus yang diikuti infeksi dan kadang-kadang timbul
peningkatan rektum.
2.1.4 PATOFISIOLOGI
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Defekasi dikendalikan
oleh sfingter ani eksterna dan interna. Pada waktu rektum yang mengalami
distensi berkontraksi, otot levator ani berelaksasi, sehingga menyebabkan sudut
dan anulus anorektal menghilang. Otot-otot sfingter interna dan eksterna
berelaksasi pada waktu anus tertarik ke atas melebihi tinggi feses. Defekasi
dipercepat dengan adanya peningkatan tekanan intra abdomen yang terjadi akibat
kontraksi voluntar otot-otot dada dengan glotis di tutup dan kontraksi secara
terus-menerus dari otot-otot abdomen. Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi
voluntar otot-otot sfingter eksterna dan levator ani. Dinding rektum secara
bertahap akan relaks dan keinginan untuk berdefekasi menghilang.
Kegagalan pengosongan rektum pada saat terjadinya peristaltik massa merupakan
penyebab umum dari konstipasi. Bila defekasi tidak sempurna, rektum relaksasi
dan hasrat untuk defekasi hilang. Air tetap terus diabsorpsi dari massa feses,
menyebabkan feses menjadi keras, sehingga defekasi selanjutnya lebih sukar.
Akibat tekanan feses berlebihan menyebabkan kongesti vena hemoroidalis interna
dan eksterna yang akhirnya bisa menyebabkan terjadinya hemoroid. Selain itu,
hemoroid dapat juga diakibatkan oleh adanya anastomosis antara vena
hemoroidalis superior, media dan interna, sehingga peningkatan tekanan portal
4
dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam vena-vena ini dan mengakibatkan
terjadinya hemoroid.
Hemoroid atau wasir merupakan vena varikosa pada anus. Secara kasar
hemoroid biasanya dibagi dalam dua jenis, hemoroid interna dan eksterna.
Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media.
Sesuai istilah yang digunakan, maka hemoroid eksterna timbul disebelah luar otot
sfingter ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah dalam sfingter. Kedua jenis
hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk yang
berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi
dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.
5
Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum. Pada
hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak
cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri.
2. Anoskop
Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol keluar.
3. Proktosikmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau
proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
6
dimasukkan sambil jahitan tadi diikat kencang. Stapler di tarik untuk memberi
tempat ikatan betul-betul kencang. Setelah itu stapler dimasukkan maksimal,
kemudian dilakukan stapling/pemotongan. Setelah stapling selesai, evaluasi
pada staper line, jika masih ada perdarahan lakukan penjahitan. Tapi jika
dilihat perdarahan tidak ada, operasi dinyatakan selesai. ( Syamsuhidajat,
1997)
7
Dikaji apakah sebelumnya pernah mengalami gangguan seperti susah BAB.
Biasanya klien BAB tidak teratur. Kaji juga penggunaan obat-obatan dan apakah
pernah dirawat di rumah sakit?.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang pernah masih diderita anggota keluarga, penyakit menular,
keturunan, jika ada penyakit yang diturunkan buat genogramnya.
Faktor kongenital
B. WOC
Tumor, obesitas, tidak ada katup Sering mengejan,
di sistem portal, penyakit hati duduk terlalu lama,
kronik, hipertensi kronik, diare, prostate membesar,
Dinding pembuluh
konstipasi, kongesti pelvis
darah yang lemah
Hemoroid
Nyeri akut
Gangguan pola
eliminasi Gangguan Kelemah
integritas kulit an
Intoleran
aktivitas
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien yang menerima perawatan pada gangguan daerah
rectal meliputi :
D. Intervensi
N Diagnosa
Intervensi Rasional
o Keperawatan
1 Nyeri akut 1. Dorong pasien untuk 1. Mencoba untuk
berhubungan dengan melaporkan nyeri mentoleransi nyeri dari
intasi kulit/jaringan pada meminta analgesik
usus
2. Kaji laporan nyeri catat 2. Perubahan pada
lokasi, lamanya intensitas karakteristik nyeri dapat
9
(skala 0-10) selidiki dan menunjukkan terjadinya
laporkan perubahan komplikasi seperti
karakteristik nyeri perforasi, toksik.
8. Kolaborasi dalam
pemberian obat seperti :
Analgesik
Anodin supositoria
2 Gangguan pola Catat adanya distensi Distensi dan hilangnya
abdomen dan auskultasi peristaltik usus
eliminasi
peristaltik usus merupakan tanda bahwa
berhubungan fungsi defekasi hilang
Anjurkan minum 2000-2500 yang kemungkinan
dengan konstipas i
ml/hari kecuali bila ada berhubungan dengan
kontra indikasi kehilangan persarafan
parasimpati usus besar
Berikan diet rendah sisa, dengan tiba-tiba.
tinggi serat, lunak sesuai 1.
toleransi Membantu memperbaiki
konsistensi feses bila
Kolaborasi dalam konstipasi.
pemberian pelunak feses.
Anjurkan defekasi sesegera Mempermudah defekasi
mungkin bila dorongan bila konstipasi terjadi
terjadi
Makanan rendah sisa
tinggi serat membantu
10
memperbaiki konsistensi
feses
Mempermudah defekasi
bila konstipasi terjadi
11
4 Gangguan 1. Observasi kemerahan, Area ini meningkat
pucat, ekskoriasi dan risikonya untuk kerusakan
integritas kulit
pruritus dan memerlukan
berhubungan
pengobatan lebih intensif.
Gunakan krim kulit/ minyak
dengan adanya
sesuai yang Meningkatkan sirkulasi
pruritus pada direkomendasikan oleh
dan perfusi kulit dengan
dokter
daerah anus mencegah tekanan lama
Diskusikan pentingnya pada jaringan hemoroid
perubahan posisi yang
sering, perlu untuk 2.
mempertahankan aktifitas
5 Intoleransi 1. Berikan tindakan 1. Aktifitas, jenis prosedur
pengamanan sesuai indikasi yang kurang berhati-hati
aktivitas
dengan situasi yang spesifik akan meningkatkan
berhubungan 2. kerusakan daerah
Catat respon-respon haemoroid
dengan adanya
emosi/perilaku pada
massa atau prolaps imobilisasi. Berikan Imobilisasi yang
aktivitas yang sesuai dengan dipaksakan dapat
pada anus ditandai
pasien memperbesar kegelisahan.
oleh pasien sulit Aktivitas pengalihan
Kolaborasi dalam membantu dalam
untuk berjalan
pemberian obat analgetik + memfokuskan kembali
maupun duduk 30 menit sebelum perhatian pasien dan
melakukan aktifitas meningkatkan koping
dengan keterbatasan
Berikan perawatan tersebut.
hemoroid dengan baik
Menurunkan resiko iritasi
pada hemoroid
12
6 Resiko tinggi
3. Pertahankan catatan intake 2.
dan output yang akurat
kekurangan cairan
tubuh berhubungan Monitor vital sign
dengan anemia
Monitor masukan makanan/
cairan dan hitung intake
kalori harian
Kolaborasi pemberian
cairan IV
E. Implementasi
Lakukan implementasi sesuai intervensi yang akan diberikan
F. Evaluasi
- Dx 1
Karakteria hasil yang diharapkan :
1) Pasien melaporkan nyeri hilang/terkontrol
2) Pasien mampu mengungkapkan metode yang memberi
penghilangan
3) Pasien mampu mendemonstrasikan penggunakan
intervensi terapeutik (misalnya keterampilan relaksasi dan
menjaga kebersihan rektal untuk mencegah ekskoriasi)
4) Pasien tampak rileks
- Dx 2
Kriteria hasil yang diharapkan :
1) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus
- Dx 3
Kriteria hasil yang diharapkan :
1) Meningkatkan penyembuhan iritasi pada daerah anus,
bebas tanda infeksi dan mengurangi/menghilangkan
inflamasi
2) Pasien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh
3) Tanda-tanda s yok septik tidak terjadi
- Dx 4
Kriteria hasil yang diharapkan :
1) Pasien mengungkapkan rasa gatal pada anus berkurang atau
hilang
2) Pruritas dan kemerahan pada area anus tidak ada
13
- Dx 5
Kriteria hasil yang diharapkan :
1) Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
2) Mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri
3) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang
diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid
lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid
adalah timbulnya rasa tidak nyaman. Hemoroid mengakibatkan komplikasi,diantaranya
adalah terjadi trombosis, peradangan, dan terjadi perdarahan. Hemoroid juga dapat
menimbulkan cemas pada penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit dan
pengobatannya.
15