Oleh:
DINI TIAN PUSPITA
157835065
menyambut kehadirannya. Akan tetapi, Dewi Candra Kirana tidak kelihatan dalam
penyambutan tersebut.
"Kenapa ia tak datang menyambutku?" tanya Raden Inu Kertapati.
"Kanda Dewi Candra Kirana sakit ingatan dan telah lama pergi dari istana," jawab
Dewi Ajeng.
Mendengar keterangan tersebut seketika Raden Inu Kertapati kaget dan jatuh pingsan.
Ia segera dibawa masuk ke dalam istana. Dewi Liku ternyata mempunyai kekuatan sihir. Atas
desakannya maka Raja Kediri memutuskan untuk menikahkan Raden Inu Kertapati dengan
Dewi Ajeng. Dewi Ajeng sangat gembira sekali, dia membayangkan alangkah bahagianya
jika dia dapat bersanding dengan Raden Inu Kertapati yang tampan itu.
Raja Kediri memerintahkan seluruh punggawa kerajaan untuk memepersiapkan pesta
pernikahan Raden Inu Kertapati dengan Dewi Ajeng. Gapura pintu gerbang dihias seindah
mungkin, panggung kesenian segera didirikan. Di sepanjang jalan menuju istana dihias
dengan umbul-umbul dan aneka ragam bunga warna-warni. Berbagai jenis makanan dan
minuman disediakan. Kamar pengantin dihias dengan indah dan diberi minyak wangi dari
jenis yang terbaik. persiapan benar-benar telah sempurna.
Tetapi rencana jahat Dewi Liku untuk menjodohkan Raden Inu Kertapati dengan
putrinya Dewi Ajeng tidak berjalan mulus. Tiba-tiba saja terjadi kebakaran hebat yang
menghanguskan seluruh persiapan pesta. Di tengah-tengah kekacauan ini nampak rombongan
Raden Inu Kertapati menaiki kuda dan bergerak meninggalkan istana. Di tengah perjalanan,
barulah sihir Dewi Liku lenyap dari pikiran Raden Inu Kertapati.
Raden Inu Kertapati sadar dan teringat kembali pada kekasihnya, Dewi Candra
Kirana. Wajah kekasihnya tak jauh berbeda dengan wajah Panji Semirang. Dia menduga
jangan-jangan Panji Semirang itu adalah kekasihnya yang sedang menyamar. Ia dan
rombongannya lalu bergerak menuju negeri Asmarantaka untuk mencari Panji Semirang.
Namun ternyata, Panji Semirang sudah meninggalkan negeri itu. Raden Inu Kertapati
memerintahkan anak buahnya untuk terus mencari ke semua penjuru, namun hasilnya tetap
sama saja. Pencarian terus dilakukan, hingga mereka sampai di negeri Gegelang. Raja negeri
Gegalang masih kerabat dekat Raja Jenggala. Maka Raden Inu Kertapati dan rombongannya
disambut dengan baik.
Pada saat itu negeri Gegalang sedang diganggu oleh gerombolan perampok sakti yang
dipimpin oleh Lasan dan Setegal. Raden Inu Kertapati dan rombongannya bersedia untuk
memberantas para perampok itu, mereka bekerja sama dengan prajurit kerajaan Gegelang.
Hingga pada suatu hari Raden Inu Kertapati memergoki gerombolan perampok itu di sebuah
desa.
"Kalian boleh pilih, menyerah atau kami binasakan!" seru Raden Inu Kertapati.
"Hahahaha..anak muda, lebih baik aku mati daripada aku menyerahkan diri
kepadamu," jawab ketua gerombolan perampok itu.
Tanpa buang waktu lagi pasukan yang dipimpin Raden Inu Kertapati segera bergerak
menyerbu. Terjadilah pertempuran sengait, dan korban terus berjatuhan dari kedua belah
pihak. Raden Inu Kertapati berhadapan langsung dengan Lasan dan Setegal. Pangeran muda
ini bertempur dengan gagah berani dan mengeluarkan segenap kesaktian yang dia miliki. Tak
lama kemudian kedua pemimpin rampok itu roboh ke tanah, lalu tewas. Para prajurit kerajaan
Gegelang bersorak sorai atas kemenangan Raden Inu Kertapati dan rakyat menyambutnya
dengan gembira.
Raja gegelang mengadakan pesta tujuh hari dan tujuh malam lamanya untuk
menyambut kemanangan yang diperoleh Raden Inu Kertapati yang telah berhasil membasmi
gerombolan perampok. Sampai pada malam ketujuh pesta itu, Raja Gegelang memanggil
seorang ahli pantun. Ahli pantun itu adalah seorang pemuda namun tubuhnya lemah gemulai.
Ia membawakan pantun yang ternyata menceritakan kisah perjalanan hidup Dewi Candra
Kirana dan Raden Inu Kertapati. melihat hal itu, raden Inu Kertapati menjadi penasaran dan
langsung saja ia teringat kekasihnya. Segera saja Raden Inu Kertapati menghampiri pemuda
pembawa pantun itu, dan ternyata pemuda itu adalah Panji Semirang alias Dewi Candra
Kirana yang selama ini dia cari.
Sepasang kekasih itu saling melepas rindu. Dewi Candra Kirana bercerita bahwa
Dewi Liku yang membuatnya hilang ingatan dan ia terusir dari istana. Untunglah ada seorang
pertapa sakti yang mau mengobati Dewi Candra Kirana sehingga ia sembuh dan mulai
berkelana dari satu negeri ke negeri lainnya. Raden Inu Kertapati terharu mendengar kisah
calon istrinya itu. Keesokan harinya mereka berdua berangkat ke Negeri Jenggala dan
melangsungkan sebuah pernikahan yang mewah. Mereka lalu menjadi sepasang suami istri
yang bahagia selama-lamanya.
pergi
10. Pencuri sepakat untuk memutuskan membalas
11. Ksatria meninggalkan rumah
12. Ksatria diuji, ditanya, diserang dan lain-lain yang menggiring ksatria ke arah
penerimaan yang sama ada sesuatu alat magis atau pembantu.
13. Ksatria membalas tindakan orang yang memberi sesuatu tersebut
14. Ksatria memperoleh agen sakti
15. Ksatria dipindahkan, diantar atau dipadu ke tempat-tempat objek yang dicari
16. Ksatria dan penjahat terlibat dalam pertarungan
17. Ksatria ditandai
18. Penjahat dibunuh
19. Kecalakaan atau kekurangan awal diatasi
20. Ksatria pulang
21. Ksatria dikejar
22. Ksatria diselamatkan
23. Ksatria yang tidak dikenali, tiba ke negerinya atau ke negeri lain
24. Ksatria palsu yang menyampaikan tuntutan palsu
25. Tugas berat diemban oleh ksatria
26. Tugas dapat diselesaikan
27. Ksatria dikenali
28. Ksatria palsu atau penjahat terbuka
29. Ksatria menjelma dengan wajah yang baru
30. Penjahat dihukum
31. Ksatria menikah dan naik tahta
Berdasarkan cerita Panji Semirang di atas, ditemukan sepuluh fungsi yang sesuai dengan
teori Propp. Berikut dijelaskan fungsi-fungsi tersebut:
1. Seorang anggota keluarga meninggalkan rumah
Pada suatu hari Raden Inu Kertapati bermaksud mengunjungi tunangannya di
Kediri, ia diiringi oleh pengawal yang membawa perbekalan yang lengkap.
2. Penjahat mencoba mendatangi