Anda di halaman 1dari 9

METODE STATIONER

RESKY IRFANITA_101214025

ngukuran Konduktivitas Termal


FISIKA | Karakterisasi Bahan

K
Puji

dan

ata Pengantar
syukur

kehadirat

Allah

Swt.

yang

telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penuntun ini


dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Penuntun ini dibuat berdasarkan referensi dari beberapa
jurnal, artikel, dan buku. Penuntun ini dibuat agar pembaca dapat
mengetahui tentang konduktivitas termal dari suatu bahan
dengan metode plat tunggal.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis hanturkan
kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberi
sumbangan pemikiran dalam penyelesaian penuntun ini.
Penulis

menyadari, bahwa penuntun ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran


dari pembaca yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
penuntun ini selanjutnya.

Makassar,

Maret 2014

Penuli
s

engukuran

Konduktivitas
dengan
Stationer

Termal
Metode

Tujuan:
Percobaan ini dirancang untuk:
1. Mengetahui konduktivitas termal dari suatu bahan
dengan metode Stationer
Alat dan Bahan
Untuk

melaksanakan

percobaan

ini

dibutuhkan

seperangkat alat, sebagai berikut :


1. Plat besi, 1 buah
2. Plat aluminium, 1 buah
3. Kawat nikel
2 buah
4. Air
5. Sumber tegangan(power supply)
penghubung
6. Ampere meter, 1 buah
Teori Singkat

7. Stopwatch
8. Voltmeter
9. Thermocouple,
10. Kayu
11.Kabel
12. Wadah (kaca)

Salah satu karakteristik material adalah konduktivitas termalnya,


yaitu kemampuan yang dimiliki bahan untuk menghantarkan
panas. Panas berpindah dengan tiga cara, yaiitu:

1. Perpindahan Panas secara Konduksi


Konduksi

yaitu

perpindahan

panas

dimana

panas

mengalir dari daerah bersuhu lebih tinggi ke daerah


bersuhu lebih rendah dalam satu medium

atau antara

medium-medium berlainan yang bersinggungan secara

langsung. Persamaan yang digunakan dalam penguukuran


konduktivitas termal secara konduksi adalah :
2. Perpindahan Panas secara Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui media gas
atau

cairan

seperti

udara

dalam

es

atau

air

yang

dipanaskan di dalam ceret. Udara bersinggungan dengan


pipa-pipa Evaporator yang dingin di dalam lemari.
3. Perpindahan Panas secara Radiasi
Perpindahan panas secara pancaran atau radiasi adalah
perpindahan kalor suatu benda ke benda yang lain melalui
gelombang elektromagnetik tanpa medium perrantara. Bila
pancaran kalor menimpa suatu bidang, sebagian dari kalor
pancaran yang diterima benda tersebut akan dipancarkan
kembali, dipantulkan dan sebagian dari kalor akan diserap.
Energi termal dihantarkan dalam suatu zat padat dengan dua
cara yaitu melalui getaran kisi atau melalui elektron bebas.
Elektron

dapat

membawa

muatan

listrik

dan

dapat

pula

membawa energi termal dari daerah bersuhu tinggi ke daerah


bersuhu rendah. Elektron juga sering disebut sebagai gas
elektron energy karena dapat pula berpindah sebagai energi
getaran dalam struktur kisi bahan. Namun pada umumnya,
perpindahan energi melalui getaran kisi tidak sebanyak jika
melaui elekton bebas. Karena itu, penghantar listrik yang baik
selalu merupakan penghantar kalor yang baik pula seperti halnya
tembaga, perak, dan aluminium.
Secara analisis total panas yang ditransfer diberikan oleh
persamaan :
Q=

kA ( 21 ) t
d

Dimana,

k = konduktivitas termal (kal.C/cm.det)


Q = total kalor yang ditransfer
T = waktu yang diperlukan untuk terjadinya
perubahan suhu
pada kedua
sisi (det)
A = luas penampang (cm2)
(2
1)/d = gradien suhu (C/cm)
pengukuran konduktivitas termal pada logam yang berbentuk
batang telah di ukur dengan menggunakan metode forbes. Pokok
pengukuran ini terdiri atas (a). pemanasan salah satu ujungnya
dengan listrik (b). pendinginan ujung lain dengan sirkulasi air,
sehingga keluarannya bisa di ukur. Ini akan lebih kecil dibanding
dengan input, sehingga apabila kehilangan kalor pada kedua
ujungnya maka kalor yang hilang itu dapat dicari.
Metode yang digunakan untuk mengukur konduktivitas panas
dibagi menjadi dua, yaitu metode steady-state dan metode
transien. Metode steady-state mengacu pada suhu sampel yang
konstan di setiap titik dan tidak bergantung waktu, sedangkan
metode

transien

bergantung

pada

waktu

untuk

setiap

pemanasan dan pendinginan. Dalam percobaan ini pengukuran

konduktivitas panas dilakukan dengan metode transien. Metode

- +dengan membaca sinyal panas


transien melakukan pengukuran

yang dikeluarkan sampel. Pengukuran dilakukan, ketika sampel


telah mencapai keadaan setimbang dengan lingkungan. Ketika
sampel dipanaskan maka perubahan suhu dengan selang waktu
tertentu

dicatat

yang

selanjutnya

akan

digunakan

dalam

menetukan kondutivitas termalnya.


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
metode pengukuran konduktivitas termal antara lain :
1).

Bentuk sumber panas (bentuk linier, titik, luasan atau

volume)
2). Bentuk sampel (bidang sejajar, silinder atau steris)
Sehingga konduktivitas termal di rumuskan menjadi :
k=

Q
L
x
t A xT

k =V . I x

L
A x T

Dimana :
k = Konduktivitas termal (W/mC)
Q/t = Total kalor yang ditransfer yang tidak lain adalah hasil
kali antara V.I (W)
L = Jarak antar titik (cm)
A = Luas penampang (cm2)
T = Perbedaan suhu (C)
Prosedur Kerja
1. Merangkai alat seperti pada skema berikut :
2.
-

3.

Mengisi wadah yang di sebelah kiri dengan air (pendingin),

usahakan agar ujung sampel mengenai air (pendingin).


4. Sumber tegangan di on-kan agar sisi lain sampel menjadi
panas.
5. Mencatat perubahan suhu dengan selang waktu tertentu
misalnya interval 0-5 menit.
6. Mengulang prosedur ke 2 sampai 3 setelah plat kembali ke
suhu semula (suhu kamar).
7. Mengulang percobaan 2 sampai 3 kali.
8. Mengganti sampel dengan bahan lain (mis: besi & aluminium)
Analisis
1. Analisis tabel
Percoba
an

waktu
(menit)

T1 (C)

T2 (C)

T3 (C)

T4 (C)

I
II
Referensi
Bambang, Y., 2008. Pengujian Konduktivitas Termal Material
Padat Silinder Untuk Kondisi Steady Satu Dimensi
Menggunakan Akuisisi Data. Rotasi, Volume 10 No. 4, pp.
19-25.
Foyn Eithun, C., 2012. Development of a thermal conductivity
apparatus: Analysis and design. Norwegia: Department of
Energy and Process Engineering, Norwegian University of
Science and Technology .

Halauddin, 2006. Pengukuran Konduktivitas Termal Bata Merah


Pejal. Jurnal Gradien, Vol. 2 No. 2(0216-2393), pp. 152155.

Anda mungkin juga menyukai