10 Kiat Sukses PDF
10 Kiat Sukses PDF
KATA PENGANTAR
Kiat-kiat kuno biasanya dianggap ketinggalan zaman dan tidak bisa dipakai lagi.
Namun buku saku The Greatest Salesman in the World menceritakan dengan
manisnaya sepuluh kiat mencapai sukses di bidang bisnis.
Kesepuluh kiat yang berasal dari zaman kelahiran Yesus Kristus ini ternyata
masih relevan untuk diterapkan di zaman sekarang. Dan tidak hanya di bidang bisnis,
tapi di segala bidang.
Selamat membaca dan semoga bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari,
yang pada gilirannya akan mampu membuka pintu kesuksesan bagi Anda semua.
Semoga
ii
_____________________________________________________________DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
Akhir yang Mengawali Segalanya 1
Menyingkap Rahasia .................................................................................................. 4
Hambatan Adalah Bantuan........................................................................................ 8
Bayi di Kandang ....................................................................................................... 11
Peti Berharga ............................................................................................................ 13
Petunjuk pertama .................................................................................................... 15
Petunjuk kedua........................................................................................................ 16
Petunjuk ketiga ....................................................................................................... 16
Petunjuk keempat.................................................................................................... 18
Petunjuk kelima ...................................................................................................... 18
Petunjuk keenam..................................................................................................... 20
Petuniuk ketujuh ..................................................................................................... 21
Petunjuk kedelapan ................................................................................................. 22
Petunjuk kesembilan ............................................................................................... 23
Petunjuk kesepuluh ................................................................................................. 24
Apakah yang Ditunggu Akan Datang? .................................................................... 27
iii
__________________________________________________________O.G. MANDINO
Hafid mengangguk, Jangan membeli apa-apa lagi. Batalkan segera semua
rencana, juallah semua hartaku dan tukarkan dengan talenta emas!
Erasmus membuka mulutnya namun suaranya tak juga terdengar. Hampir saja ia
pingsan mendengar kata-kata tuannya. Baru setelah kekuatannya terkumpul kembali ia
terabata-bata menjawab, Maafkan hamba, Tuan. Hamba tak mengerti apa yang baru
saja Tuan katakan. Tahun ini adalah tahun keberuntungan. Semua pusat perniagaan
memberikan laporan yang menggembirakan. Penjualan jauh lebih meningkat
dibandingkan tahun lalu. Bahkan kini legiun Romawi pun mulai menjadi pembeli yang
setia. Bukankah hanya dalam waktu dua minggu saja kita berhasil menjual dua ratus
ekor kuda kepada penguasa di Yerusalem? Maafkan kelancangan hamba karena telah
berani menyangsikan keputusan yang Tuan berikan.
Hafid tersenyum. Dengan lembut ia menepuk-nepuk tangan Erasmus.
Sahabatku yang setia. Kuharap kau masih ingat kata-kataku pada hari pertama
kedatanganmu di rumah ini puluhan tahuan yang lalu?
Sejenak Erasmus mengernyitkan keningnya. Wajahnya kemudian tampak berseriseri. Pada waktu itu Tuan memerintahkan agar setengah dari keuntungan yang kita
terima, diberikan kepada orang-orang miskin.
Bukankah pada waktu itu kau menganggapku tolol?
Hanya karena ketidak tahuan hamba sajalah, hamba berani menyangka
demikian.
Kembali Hafid mengangguk lalu dengan tangannya menunjuk ke bangunan di
hadapannya. Bukankah perkiraanmu sama sekali keliru?
Benar, Tuan!
Itu sebabnya ku harap kali ini pun kau mau menuruti kemauanku ini. Baru
setelah itu akan aku jelaskan rencanaku yang lain. Kau tahu, aku sekarang sudah tua.
Kebutuhanku hampir tak ada lagi. Semenjak Lisha meninggal, satu-satunya keinginan
yang memenuhi hati dan pikiranku adalah membagikan kekayaan yang kumiliki kepada
orang-orang miskin di kota ini. Yang kuperlukan adalah uang sekedarnya, agar aku
dapat menjalani sisa hidupku tanpa harus mengganggu orang lain.
Hafid kemudian menyuruh Erasmus menyiapkan surat-surat pemindahan
kepemilikan emporium-emporiumnya berikut uang sebanyak lima ribu talenta emas
bagi para pengelola sebagai imbalan atas kesetiaan dan kerja sama yang mereka
berikan. Dengan uang itu Hafid berharap mereka akan dapat memulai usaha secara
mandiri.
2
__________________________________________________________O.G. MANDINO
Menyingkap Rahasia
Beberapa saat kemudian dari arah Damaskus tampaklah iring-iringan kafilah yang
membawa surat-surat pemindahan kekuasaan serta uang talenta emas yang akan
dibagikan kepada para pengelola emporium yang dimiliki Hafid. Dari Obed di Joppa
hingga Reuel di Petra, kesepuluh pengelola yang mendengar niat Hafid, hanya
termangu-mangu, tak mampu berkata-kata. Tinggal emporium di Antipatris dan tugas
Erasmus pun selesai sudah.
Kini jaringan perdagangan yang selama ini sangat berpengaruh hanya tinggal
cerita.
Dengan hati yang terbebani oleh kesedihan, Erasmus melapor kepada tuannya
bahwa seluruh gudang telah kosong dan semua emporium tak lagi mengibarkan panjipanji yang selama ini sangat mereka banggakan. Kepada sang kurir Hafid berkata agar
Erasmus segera menemuinya di dekat air mancur di taman bagian dalam istana.
Hafid menatap Erasmus dan bertanya, Sudah selesai?
Erasmus mengangguk perlahan.
Jangan bersedih, sahabatku. Mari ikut aku.
Hanya suara sandal mereka sajalah yang terdengar menggema, ketika Hafid
membimbing Erasmus menuju ke tangga pualam di ujung ruangan maha luas yang
hampir kosong, tak lagi dipenuhi oleh berbagai perabotan yang serba mewah. Langkah
Hafid melambat ketika ia tiba di dekat sebuah jambangan yang ditaruh di atas
penyangga dari kayu jeruk. Ia tersenyum saat cahaya matahari seakan mengubah warna
jambangan yang putih menjadi keunguan.
Kedua sahabat itu kemudian mulai menaiki anak tangga yang menuju ke menara.
Erasmus segera menyadari bahwa kedua penjaga bersenjata yang biasanya bertugas di
kaki tangga tidak lagi terlihat.
Hafid mengambil sebuah kunci kecil dari kantong ikat pinggangnya. Ia memutar
kunci pintu yang terbuat dari kayu ek yang tebal itu, mendorong kedua daun pintu yang
tebal dengan tubuhnya, hingga akhirnya berdecit, dan membuka perlahan. Dengan
khidmat ia melangkah ke dalam ruangan yang selama lebih dari 30 tahun tertutup bagi
orang lain.
Sinar keabuan menerpa masuk. Tanpa sadar Erasmus memegang Hafid selama
matanya belum terbiasa oleh keremangan ruangan. Tak ada sesuatu pun di sana, kecuali
__________________________________________________________O.G. MANDINO
Terpana oleh suara tuannya yang bergetar, Erasmus beringsut ke belakang lalu
bertanya, Inikah rahasia yang Tuan katakan itu? Adakah kaitannya antara lemari ini
dengan janji yang selama ini Tuan pendam sendirian?
Jawabnya ya untuk kedua pertanyaan.
Erasmus mengusap keningnya yang berkeringat lalu menatap tuannya dengan
pandangan tak percaya.
Apa yang tertulis dalam gulungan kulit ini hingga nilainya melebihi bongkahan
intan berlian?
Semua gulungan ini berisi hukum, pedoman hidup dan kebenaran yang paling
mendasar, ditulis dalam bahasa yang sederhana, agar mudah dipahami pembacanya.
Untuk dapat menguasai seni berdagang, orang harus mempelajari dan mempraktekkan
rahasia dari setiap gulungan yang sekarang kau lihat. Baru setelah mampu menguasai
semua rahasianya, yang bersangkutan akan dapat memetik kekayaan sebanyak yang ia
inginkan.
Erasmus memandang gulungan kulit yang tua itu dengan sorot mata yang
menunjukkan keragu-raguan.
Sekaya Tuan?
Bahkan lebih kaya, kalau ia mau.
Tuan berkata bahwa semua gulungan ini berisi pedoman berdagang. Lalu apa
yang tertulis dalam gulungan yang terakhir?
Gulungan terakhir yang kau maksudkan adalah gulungan pertama yang harus
dibaca. Isinya adalah rahasia-rahasia yang hanya diketahui oleh segelintir manusia
bijaksana yang pernah hidup sepanjang zaman. Sesungguhnya pedoman yang tersurat
dalam gulungan yang pertama merupakan cara yang paling efektif untuk mempelajari
pedoman-pedoman lainnya.
Apakah semua orang akan mampu menguasainya?
Sesungguhnya ya, kalau saja yang bersangkutan mau menyisihkan waktu dan
memusatkan perhatiannya untuk mendalami setiap pedoman hingga menyatu dalam
kepribadiannya, menjadi kebiasaan hidupnya.
Semoga Tuan berkenan memaafkan kelancangan hamba. Izinkanlah hamba
bertanya. Mengapa Tuan tidak berkenan berbagi rahasia dengan orang lain, terutama
mereka yang telah bekerja bertahun-tahun membantu Tuan? Selama ini Tuan selalu
menunjukkan sikap dermawan. Mengapa Tuan tidak memberikan kesempatan agar
mereka dapat memiliki harta sebanyak yang Tuan miliki?
6
__________________________________________________________O.G. MANDINO
__________________________________________________________O.G. MANDINO
yang lalu aku berhasil menjual ratusan mantel kepada para gembala. Tinggallah di
Bethlehem hingga kau berhasil menjual mantel ini.
Hafid mengangguk. Berapa harga yang harus hamba minta?
Satu dinar perak. ltu harga yang kuberikan. Tentu saja boleh kau naikkan sesuka
hatimu. Ambillah sisanya sebagai keuntungan bagi dirimu sendiri.
Pathros kemudian meletakkan tangannya di pundak Hafid. Jangan pernah merasa
malu untuk mencoba dan jangan gentar untuk menghadapi kegagalan. Mereka yang tak
pernah gagal adalah mereka yang tak pernah mencoba. Ingatlah. Kegagalan tak akan
membuatku patah semangat karena keinginanku untuk meraih keberhasilan jauh lebih
besar.
10
Bayi di Kandang
Hafid menolak sisa potongan roti dengan punggung tangannya. Dalam hati ia
menyesali nasibnya. Mantel yang dipercayakan tuannya masih teronggok di atas
punggung keledainya yang ia tambatkan di belakang penginapan.
Empat hari sudah ia mencoba namun hanya kekecewaan sajalah yang ia dapatkan.
Sesaat terbersit dalam pikirannya untuk menyingkirkan angan-angannya menjadi
pedagang dan kembali menekuni tugasnya sebagai penjaga onta.
Namun mendadak wajah Lisha terbayang kembali, begitu pula wajah ayahnya,
Calneh yang penuh wibawa itu. Semua keraguan segera musna. Terpupuk kembali
semangat dan keberaniannya. Diputuskannya untuk menyimpan tenaga, beristirahat di
perbukitan, agar esok hari ia kuat berkeliling menjajakan dagangannya, dan sekaligus
dapat menghemat uang sakunya.
Ketika ia baru saja melangkah keluar, dilihatnya pijaran cahaya temaram dari arah
kandang. Sesaat ia gemetar membayangkan pencuri tengah menggerayangi keledai
miliknya. Namun kecemasannya sirna setelah ia datang mendekat.
Apa yang dilihatnya benar-benar menimbulkan rasa haru. Di dalam palungan
tempat para gembala menaruh makanan bagi ternaknya, tampak seorang bayi mungil
tengah lelap tidur. Di sampingnya, seorang lelaki berjenggot duduk berdekapan dengan
seorang wanita muda. Dari kulitnya yang masih kerut merut dan kemerahan, Hafid tahu
bahwa bayi itu baru saja dilahirkan. Untuk melindungi sang jabang bayi dari hawa
dingin yang menggigit, keduanya duduk merapat ke palungan agar pinggiran pakaian
yang mereka kenakan dapat menutup tubuh mungil sang bayi merah. Dilihatnya wanita
itu menggigil kedinginan. Pakaiannya yang tipis tak mampu menahan lembabnya gua.
Lelaki itu mengangguk kepada Hafid, sementara sang wanita beringsut untuk
memeluk bayinya. Tak seorang pun berkata-kata.
Hafid kembali melihat ke arah si bayi. Mulutnya yang mungil sejenak membuka
lalu menutup kembali, seolah-olah tersenyum kepadanya. Rasa aneh menyusup dalam
hatinya. Sejenak pikirannya melayang membayangkan Lisha ketika dilihatnya tubuh
wanita itu kembali menggigil. la tersadar dari lamunannya.
Setelah beberapa waktu menimbang-nimbang, Hafid kemudian keluar untuk
mengambil mantel yang masih teronggok di atas punggung keledainya. Dibelainya
11
__________________________________________________________O.G. MANDINO
kainnya, sementara matanya tak henti memandang gambar bintang bujur sangkar serta
lingkaran kecil di salah satu pinggirnya.
Hafid menutup matanya sambil menghela napas dalam-dalam. Dengan langkah
cepat ia kemudian berjalan mendekati palungan, mengangkat sang bayi dan
menyelimuti tubuhnya yang mungil dengan mantel titipan milik tuannya.
Ia segera membalikkan tubuhnya lalu keluar dari kandang. Tiba-tiba muncul
sebuah bintang yang bersinar terang menuntun perjalanannya
Pathros, majikannya...
12
kembali ke rumah
Peti Berharga
Sambutan ramah sang tuan menyingkirkan semua rasa takutnya. Cerita tentang
kegagalan yang ia temui semenjak awal langkahnya sebagai pedagang serta kisah sang
jabang bayi di palungan bukannya ditanggapi dengan cemooh atau olok-olok,
melainkan dengan pujian dan kekaguman.
Betapa terkejut hati Hafid, ketika dua minggu kemudian ia dipanggil menghadap.
Tubuh tuannya yang perkasa, kini terbaring lemah, tak berdaya.
lnilah yang disebut kehidupan, Hafid. Lihat dan amatilah diriku. Semenjak
bertahun-tahun aku disebut sebagai seorang pedagang yang berhasil, namun sekarang
terbukti bahwa aku gagal menjual kematianku. Kematian itu bagaikan seekor anjing
kelaparan yang menunggu di luar pintu dapur, siap menyeruak masuk manakala
penjaganya terlena.
Dengan napas tersengal-sengal kemudian Pathros menyuruh Hafid mengambil
sebuah peti kecil, disamping tempat tidurnya.
Puluhan tahun sudah aku menyimpan peti yang berharga ini, dan selama itu pula
aku tak henti mencari seseorang yang pantas kutunjuk sebagai pewarisnya. Kisah
perjalananmu beberapa waktu berselang menggugah perasaanku dan meyakinkan diriku
bahwa kaulah orang yang selama ini kucari. Dengarkan baik-baik anakku, karena aku
tak akan kuat lagi mengulangi kata-kataku.
Mata Hafid merebak. Dicondongkannya tubuhnya agar rangkaian kalimat tuannya
yang terputus-putus dapat lebih jelas terdengar.
Ambillah peti ini dan pergilah ke Damaskus. Di sana kau dapat memulai
usahamu sebagai pedagang seperti yang kau cita-citakan. Selain uang seratus talenta
emas, di dalam peti ini dapat kau temukan petunjuk dan ajaran yang bila kau jalankan
dengan seksama akan menjadikan dirimu sebagai seorang pedagang yang berhasil,
seperti yang kau idam-idamkan. Namun ada tiga syarat yang harus kau penuhi. Yang
pertama, kau harus bersumpah untuk mentaati semua petunjuk yang akan kau temukan
di dalamnya. Apakah kau akan sanggup melaksanakannya?
Ya, Tuan.
Baik! Syarat yang kedua, kau harus bersedia menyisihkan setengah dari
pendapatanmu untuk mereka yang kurang beruntung. Apakah kau setuju?
Ya, Tuan!
13
__________________________________________________________O.G. MANDINO
Yang ketiga adalah syarat yang terpenting. Kau tak boleh menyerahkan patokan
dan ajaran ini kepada sembarang orang, sampai datangnya pertanda yang kau anggap
layak. Bagiku, petunjuk itu berupa bintang terang yang tiba-tiba muncul di langit serta
tindak kemanusiaan seperti yang kau lakukan terhadap sang bayi di kandang. Kelak,
setelah kau berhasil menemukan orang yang kau anggap pantas mewarisinya, yang
bersangkutan dapat menyebarluaskan isinya kepada siapa pun yang menghendakinya.
Apakah kau sanggup mentaatinya?
Ya, Tuan!
Pathros menghela napas kelegaan. Kemudian ia menganggukkan kepala sambil
mengangkat tangannya, seolah mengucapkan selamat berpisah. Airmata yang semula
menggenang di pelupuk mata Hafid, kini menggulir deras membasahi pipinya...
Seperti yang dipesankan tuannya, Hafid segera menuju Damaskus. Setelah
beristirahat semalaman, dengan penuh rasa haru ia membuka peti yang telah
dipercayakan kepadanya, mengambil gulungan yang pertama dan mulai membaca...
14
Petunjuk pertama
Hari ini aku memulai hidup baru; hari ini aku lahir kembali.
Kutinggalkan kulitku yang telah aus oleh kegagalan, kulepaskan pakaianku yang
telah koyak oleh rasa rendah diri.
Hari ini aku memulai hidup baru; hari ini aku lahir kembali.
Jalan hidupku yang kini kutempuh sarat oleh kesempatan; oleh karenanya aku tak
ingin gagal lagi. Kegagalan tak kan lagi kugunakan sebagai tanda pembayaran dalam
perjuangan hidupku, karena hari ini aku memulai hidup baru; hari ini aku lahir kembali.
Waktu telah memberikan pelajaran yang sangat berharga untukku. Kini, seperti
alam, aku tak mau lagi terburu-buru. Bukankah untuk menjadi rimbun pohon beringin
memerlukan waktu puluhan tahun? Mengapa pula aku terburu-buru?
Hari ini aku memulai hidup baru; hari ini aku lahir kembali.
Berbeda dengan semua satwa di rimba raya, alam telah memberikan pengetahuan
serta kepekaan kepadaku. Pantaskah bila aku menyia-nyiakan karunia sebesar ini? Dan
pengalaman hidup tak kan lagi kuagung-agungkan. Bukankah di dunia ini semua yang
dianggap berhasil dan disanjung hari ini hanya akan dipandang sebelah mata esok hari?
Hari ini aku memulai hidup baru; hari ini aku lahir kembali.
Hanyalah keyakinan hati serta pendirian teguh tak lekang oleh perjalanan waktu.
Dan aku bersyukur memiliki keduanya. Bukankah lebih baik mencegah terjadinya
kegagalan daripada membanting tulang mengejar keberhasilan?
Hari ini aku memulai hidup baru; hari ini aku lahir kembali.
Dalam kehidupan manusia, perbedaan antara mereka yang gagal dan yang
berhasil hanyalah pada kebiasaan yang mereka lakukan. Kebiasaan baik merupakan
kunci keberhasilan, sementara yang buruk membuka peluang bagi kegagalan. Oleh
karena itu pulalah mulai hari ini aku akan membuat kebiasaan yang baik dan
menjadikan diriku sebagai budaknya yang setia.
Hari ini aku memulai hidup baru; hari ini aku lahir kembali.
Kulitku yang tua dan keriput biarlah menjadi debu. Dengan kelahiranku kembali
aku melangkah tinggi diantara mereka yang tak akan lagi mengenali diriku. Hari ini aku
adalah orang baru, dengan kehidupan serta kebiasaan baru.
Hari ini aku memulai hidup baru; hari ini aku lahir kembali.
15
__________________________________________________________O.G. MANDINO
Petunjuk kedua
Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta.
Dengan cinta akan kubuka hati manusia, dengan cinta akan kuterpa hati durhaka.
Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta.
Aku cinta matahari karena ia menghangatkan tubuhku; aku cinta hujan karena ia
membasuh dunia; aku cinta cahaya karena ia menerangi perjalananku; aku cinta
kegelapan karena ia membuatku mencari bintang.
Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta.
Dengan cinta akan kubuka hati manusia, dengan cinta akan kuterpa hati durhaka.
Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta.
Aku cinta matahari karena ia menghangatkan tulang-tulangku, aku cinta hujan
karena ia membasuh semangatku. Aku cinta cahaya karena ia menerangi jalanku, aku
cinta kegelapan karena ia membuatku mencari bintang.
Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta.
Akan kusanjung musuhku. Kujadikan ia sahabatku. Akan kusemangati kerabatku,
kujadikan ia saudaraku. Pujian akan meluncur dari mulutku, bukan cemoohan. Cercaan
kujauhi, hinaan kuhindari.
Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta.
Dengan cinta kedengkian serta kebencian akan kukoyakkan. Dengan cinta dinding
kecurigaan musuh akan kuhancurkan. Aku mencintai kegairahan karena ia memberikan
semangat hidup, aku mencintai kegagalan karena ia membuatku waspada. Dan meski
mulutku rapat menutup, mataku akan bersinar oleh cinta, kemerut di keningku akan
sirna oleh cinta, dan senyuman akan kusungging di bibirku karena cinta.
Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta.
Tak kan lagi kumanjakan diriku dengan kegetiran hidup serta kerdilnya hati,
melainkan dengan kehangatan dan lembutnya cinta.
Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta.
Dengan cinta akan kutaklukan dunia, dengan cinta aku perkasa.
Petunjuk ketiga
Dengan keteguhan hati keberhasilan akan kunikmati.
16
17
__________________________________________________________O.G. MANDINO
Petunjuk keempat
Aku ini keajaiban dunia.
Semenjak lahirnya waktu, tak pernah ada hati, mata, telinga, bibir seperti milikku.
Tak pula sekarang, tak pula esok, tak pula lusa. Walau semua orang adalah saudaraku
namun aku berbeda dari mereka.
Aku ini keajaiban dunia.
Tak seorang pun dapat menyamai gayaku, coretan tanganku, pahatanku, tak
seorang pun mampu meniru bicaraku, tak seorang pun memiliki kemampuan seperti
kemampuanku.
Aku ini keajaiban dunia.
Dengan keajaiban yang kumiliki, aku tak akan lagi meniru yang lain. Akan
kuberikan tempat yang khusus bagi keajaibanku. Akan kuperjelas perbedaanku,
kusamarkan kesamaanku. Karena aku langka, aku berharga.
Aku ini keajaiban dunia.
Akan kuhimpun semua tenaga dan kekuatan untuk mengatur dan mengendalikan
waktu. Tak ada ruangan bagi permasalahan rumah tanggaku di tempat kerja, tak ada
ruangan bagi permasalahan di tempat kerja di rumahku. Aku harus mampu memisahkan
yang satu dengan yang lain walau aku tetap terikat dengan keduanya. Demikianlah yang
senantiasa akan kulakukan, bila aku tak ingin gagal.
Aku ini keajaiban dunia.
Berbeda dengan satwa, tumbuhan, angin, hujan, batu karang dan danau, hanya
akulah yang dilahirkan ke dunia karena cinta. Keberadaanku bukan pula tanpa tujuan
dan karena aku punya tujuan, aku akan menang.
Aku ini keajaiban dunia, dan dunia tak mengenal kekalahan.
Petunjuk kelima
Hari ini akan kulalui seolah hari akhirku. Aku tak akan membuang waktu untuk
menyesali kekalahan, kepedihan hati serta ketidakberuntungan di hari yang telah lalu.
Mengapa pula aku harus membuang yang baik dan memetik yang buruk? Bukankah
matahari tak akan terbit di tempat ia terbenam? Bukankah kesalahan yang kulakukan
kemarin tak mungkin kuperbaiki hari ini? Bukankah aku tidak lebih muda dibandingkan
18
19
__________________________________________________________O.G. MANDINO
Petunjuk keenam
Hari ini aku adalah majikan bagi diriku sendiri.
Matahari terbit, matahari terbenam. Bulan purnama, bulan sirna. Bunga mekar,
bunga layu. Dan karena aku bagian dari alam, seperti halnya air pun, sesekali suasana
hatiku pasang, sesekali surut.
Hari ini aku adalah majikan bagi diriku sendiri.
Sungguh pun sulit dipahami, hari ini alam membangunkan diriku dengan suasana
hati yang berbeda dengan yang kurasakan kemarin. Yang sangat membahagiakan
kemarin, terasa getir hari ini. Yang getir hari ini, mungkin membahagiakan esok hari. Di
dalam diriku ada sejenis roda yang tak berhenti berputar, dari kesedihan ke
kegembiraan; dari kebahagiaan ke kemurungan. Seperti sekuntum bunga, hari ini mekar
esok mungkin akan layu. Sekalipun demikian aku pun tahu bahwa bunga yang mati hari
ini mungkin saja meninggalkan benih yang suatu waktu akan mekar.
Hari ini aku adalah majikan bagi diriku sendiri.
Bagaimana aku melakukannya? Bila hati murung, akan mampukah aku
menghasilkan sesuatu? Bila pepohonan menggantungkan mati hidupnya kepada alam,
bukan demikian halnya dengan diriku, karena suasana hati selalu kubawa ke mana pun
aku pergi. Bila di tempat kerja aku membawa hujan, kabut dan kegelapan, mereka pun
akan menyuguhkan hujan, kabut dan kegelapan. Tetapi bila aku membawa
kegembiraan, tawa dan kecerahan hati, mereka pun akan memberikan kegembiraan,
tawa dan kecerahan hati. Dengan suasana hati yang demikian aku akan mampu memetik
hasil, dan lumbung emasku pun akan semakin menggunung.
Hari ini aku adalah majikan bagi diriku sendiri.
Bagaimana agar setiap hari terasa membahagiakan sehingga aku dapat bekerja dan
memetik hasil yang menguntungkan? Orang disebut lemah bila ia membiarkan pikiran
mengendalikan perbuatannya; disebut kuat bila ia mampu memaksa tindakannya untuk
mengendalikan pikirannya. Setiap hari bila aku bangun, sebelum kesedihan, keinginan
untuk mengasihani diri sendiri serta kegagalan sempat memperangkap diriku, akan
kudengungkan baris- baris kalimat berikut ini:
Dalam kemurungan, aku berkidung,
dalam kesedihan, aku tersenyum,
dalam ketakutan, aku meloncat ke depan,
dalam keraguan, aku berteriak,
20
Petuniuk ketujuh
Semenjak hari ini, akan kusapa dunia dengan tawa.
Tak satu pun makhluk di dunia ini dapat tertawa kecuali manusia. Pohon dapat
meneteskan getah bila terluka, satwa dapat melolong bila kelaparan, namun hanya aku
yang memiliki karunia untuk tertawa, kapan saja aku menghendakinya.
Semenjak hari ini, akan kusapa dunia dengan tawa.
Bila aku tersenyum, tubuhku terasa sehat; bila aku terkekeh, bebanku diringankan;
bila aku tertawa, hidupku semakin panjang. Inilah rahasia dunia yang semenjak hari ini
akan kujadikan kebiasaanku yang baru.
Semenjak hari ini akan kusapa dunia dengan tawa.
Tentu saja aku juga akan tertawa pada diriku sendiri. Sekalipun aku adalah
keajaiban dunia, bukankah aku hanyalah sebutir benih yang melayang-layang ditiup
angin? Mengapa pula aku harus larut dalam kesedihan oleh suatu kejadian yang sepele,
yang sesungguhnya tak berarti?
Semenjak hari ini akan kusapa dunia dengan tawa.
21
__________________________________________________________O.G. MANDINO
Bagaimana aku dapat tertawa bila perbuatan orang lain melukai hatiku dan
membuatku menangis atau ingin memaki? Ada sebuah kalimat yang selalu kuucapkan
setiap kali kebahagiaan seakan tak mau lagi tinggal dalam hatiku. Kalimat itu adalah:
Segala-galanya akan berakhir.
Semenjak hari ini akan kusapa dunia dengan tawa.
Bukankah segala yang ada di dunia ini suatu hari akan berakhir? Bila aku
dirundung duka akan kuhibur diriku dengan kalimat yang satu ini, Segala-galanya akan
berakhir. Begitu pula bila suatu hari aku dilambung kegembiraan dan membuatku
hampir terlena, akan kubisikkan pula kalimat ini, Segala-galanya akan berakhir.
Semenjak hari ini akan kusapa dunia dengan tawa.
Ke manakah perginya mereka yang telah mampu mendirikan piramida yang
perkasa itu? Ke tanah, jauh di bawah bangunan menjulang, yang pernah ia dirikan. Bila
segala-galanya akan berakhir, mengapa pula aku harus hanyut oleh keremehan hari ini?
Semenjak hari ini akan kusapa dunia dengan tawa.
Akan kulukis hari ini dengan tawa; akan kubingkai malam ini dengan lagu.
Selama aku dapat tertawa, aku tak akan berkekurangan. Dan karena aku bahagia, aku
berhasil, dan perkasa.
Petunjuk kedelapan
Hari ini akan kulipatgandakan usahaku seratus kali.
Dari sehelai daun murbei tercipta sutera. Dari tanah liat, tercipta istana. Dari bulu
domba, tercipta busana raja. Bila daun murbei, tanah liat dan bulu domba dapat dihargai
sedemikian tinggi berkat tangan-tangan cekatan manusia, mengapa pula diriku yang
manusia tak mampu melipatgandakan kemampuan dan usaha diriku seratus atau seribu
kali?
Hari ini akan kulipatgandakan usahaku seratus kali.
Bagi bulir-bulir gandum, tersedia tiga pilihan masa depan. Dikarung dan disimpan
dalam gudang untuk kemudian dijadikan makanan babi; ditumbuk dan ditepung untuk
kemudian dijadikan roti; ditabur di tanah subur untuk kemudian tumbuh dan
menghasilkan ribuan benih yang baru.
Berbeda dengan bulir gandum yang tak dapat menentukan pilihannya, aku dapat
dan mampu memilih masa depanku. Aku tak akan membiarkan kehidupanku hilang
22
Petunjuk kesembilan
Hari ini aku akan bertindak.
Apa gunanya impian, rencana, cita-cita, bila semua itu tak disertai oleh perbuatan?
Hanya perbuatan atau tindakan sajalah yang bagai makan dan minuman dalam tubuhku,
dapat menopang keberhasilanku.
Hari ini aku akan bertindak.
Bukankah penangguhan atau penundaan menunjukkan adanya keraguan? Aku tak
akan lagi menangguhkan tugas hari ini ke esok hari, karena aku tahu esok hari tak
pernah ada. Akan kubiarkan diriku bertindak walau mungkin ia tak begitu saja
membawa kebahagiaan atau keberhasilan bagiku. Bukankah lebih baik berbuat sesuatu
namun gagal daripada berpangkutangan dan menyesalinya? Dalam kenyataan hidup,
kebahagiaan bukanlah buah yang dipetik dari pohon perbuatan kendati tanpa perbuatan
semua buah akan mati di batangnya.
Hari ini aku akan bertindak.
23
__________________________________________________________O.G. MANDINO
Kalimat ini akan kuucapkan berkali-kali, setiap saat, setiap waktu, setiap hari
hingga menjadi kebiasaan seperti halnya napasku. Dengan kalimat ini kukendalikan
pikiranku agar tindakan yang kulakukan akan membuahkan keberhasilan. Dengan
kalimat ini pula akan kuhadapi semua tantangan, dan kegagalan pun akan menghindar.
Hari ini aku akan bertindak.
Hanya tindakan sajalah yang akan dapat mengangkat dan melipatgandakan
harkatku di tempat kerja dan karenanya aku akan melipatgandakan tindakanku. Aku
akan bertindak sekarang ini juga karena esok hari diperuntukkan bagi orang pemalas.
Padahal aku bukan pemalas. Apalagi karena esok hari yang lemah tampak kuat. Padahal
aku tidak lemah. Apalagi esok hari yang gagal tampak berhasil. Padahal aku tak ingin
gagal.
Hari ini aku akan bertindak.
Bila singa lapar, ia akan makan; bila haus, ia minum. Tanpa tindakan ia akan mati.
Demikian pula diriku. Aku lapar keberhasilan, aku haus kebahagiaan serta ketenangan
hati. Tanpa berbuat sesuatu hidupku hanya akan diliputi kegagalan, kesengsaraan dan
kemurungan.
Hari ini aku akan bertindak.
Keberhasilan tak pernah mau menunggu. Bila aku menunda-nunda, ia akan
meninggalkan diriku selama-lamanya.
Sekarang juga aku akan bertindak.
Petunjuk kesepuluh
Adakah orang yang tak meneriakkan Tuhannya bila dilanda kesusahan? Kendati
ia mungkin tak percaya bahwa Ia sungguh ada, namun bila ditimpa bahaya, kematian
atau peristiwa di luar nalar, ia akan mengaduh dan memanggil-Nya. Darimana asal
jeritan yang meluncur lepas dari mulut setiap manusia pada saat-saat semacam ini?
Cobalah gerakkan tanganmu tiba-tiba di depan mata seseorang dan pelupuknya
akan terpejam. Ketuklah tiba-tiba lututnya, dan kakinya pun pasti terlonjak. Kejutkan ia
saat berada di kegelapan dan dari mulutnya akan terlontar kalimat, Ya, Tuhan!
Bukankah jeritan ini adalah sebentuk doa? Sepantasnyalah bila aku pun berdoa,
walau jeritan yang kulontarkan bukanlah sekedar jeritan kosong karena yang aku
24
25
__________________________________________________________O.G. MANDINO
Basuhlah diriku dengan kebiasaan yang terpuji, agar yang buruk pun akan larut
dari kehidupanku. Berkatilah diriku agar memiliki rasa iba terhadap sesamaku.
Tolonglah aku agar selalu menyadari bahwa segala-galanya akan berakhir. Ingatkanlah
diriku agar tak pernah lupa menghitung semua rahmat yang Kau karuniakan kepadaku.
Isilah kehidupanku dengan cinta, agar musuh mau berteman dengan diriku.
Bukalah mataku lebar-lebar, ya, Tuhan Allahku, agar aku selalu dijauhkan dari
kebencian.
Namun segala-galanya menurut kehendak-Mu, ya, Tuhan Allahku. Walau aku ini
kecil, Kau buat diriku lain dari mereka. Bukankah itu berarti bahwa bagiku telah Kau
sediakan tempat serta tugas yang khusus pula?
Oleh karena itu, ya Tuhanku, bimbinglah tanganku; tunjukkan padaku jalan yang
terbaik. Biarlah aku menjadi seperti rencana-Mu; biarlah benih yang Kau tanam dan
Kau pilih berkembang di seluruh kebun anggur dunia.
Tolonglah aku, ya, Allah Tuhanku!
26
27
__________________________________________________________O.G. MANDINO
pandangan mataku jernih dan otakku pun tetap sigap. Aku yakin aku masih sanggup
memasuki kehidupanku yang kedua!
Erasmus memandang ke langit. Bukankah ini keajaiban? Setelah bertahun-tahun
hamba cemas melihat keadaan Tuan, hamba bersyukur doa hamba akhirnya terkabul.
Bukankah Tuan masih berniat menunggu pewaris peti berharga yang beberapa tahun
lalu pernah Tuan perlihatkan kepada hamba? Bila Tuan kehendaki, hamba akan selalu
setia menemani Tuan sampai ia benar-benar datang.
Hafid tersenyum.
(disarikan oleh Rahartati Bambang dari buku The Greatest Salesman in the World
karangan O.G. Mandino. Sumber: Bonus Femina No. 41/XVIII 18-24 Oktober 1990)
28