Anda di halaman 1dari 4

Hallo teman-teman...

Assalamu’laikum.

Dewan juri yang bijaksana

Perkenalkan namaku Indra dari SDN Sukamaju Kecamatan Ngamprah Kabupaten


Bandung Barat.

Pada kesempatan ini Indra akan mendongeng “Anak yang Cerdik”

Dongeng ini diambil dari sebuah buku karangan Zuber Usman. Selamat mendengarkan.

Anak yang Cerdik

Ada seorang anak muda yang bernama Salam. Sebenarnya Salam itu baik hati,
tetapi terhadap orang jahat atau busuk ia tidak senang. Pamannya seorang yang sangat
loba (serakah). Ia sudah kaya, tetapi ingin bertambah kaya.

Suatu hari pamannya menyembelih seekor lembu. Sebagian dagingnya


dijualnya, sisanya dimakan sendiri. Keponakannya Salam tidak dibaginya. Adapun kulit
lembu tersebut dijemur di depan rumahnya. Maksudnya kelak akan dijual juga. Diam-
diam Salam mencuri kulit tersebut. Lalu ia memanjat ke pohon. Tidak lama kemudian
datanglah beberapa pencuri yang hendak membagi barang curiannya. Lalu Salam
menjatuhkan kulit lembu itu ke atas kepala pencuri itu. Mereka terkejut dan segera lari.
Barangnya ditinggalkannya begitu saja. Setelah itu Salam turun dari pohon dan
mengambil barang yang mahal-mahal itu.

“Haaa... sekarang aku jadi kaya. Lalu Salam menjual barang-barang itu, dan
ternyata laku 300 rupiah. Separo uangnya diletakkan di dekat pintu rumah pamannya
untuk pembayaran harga kulit lembu.

Ketika pagi-pagi pamannya melihat uang sebanyak itu bukan main senangnya.
Ia tahu yang mencuri kulitnya Salam. Tapi ia tidak mengira akan mendapatkan uang
sebanyak itu. Ia hendak mencari yang lebih banyak lagi, dengan tergesa-gesa semua
lembunya disembelihnya. Katanya,”kalau dengan kulit sehelai saya mendapatkan uang
150 rupiah, sebelas helai jadi 1.650 rupiah. Aduh alangkah banyaknya.”
Pamannya gembira sekali, perasaannya uang sebanyak itu tentu akan
diperolehnya. Tetapi apa jadinya? Bukan seratus lima puluh rupiah harga sehelai kulit di
pasar, melainkan hanya satu rupiah. Jadi dari semua kulit lembunya ia hanya akan
mendapatkan sebelas rupiah. Tentu saja pamannya itu sangat marah dan kecewa. Ia lalu
pergi ke rumah Salam, rumah itu dibakarnya sampai habis, Salam diam saja. Lalu
Salam mengumpulkan abu bekas rumahnya, kemudian naik lagi ke pohon seperti
dahulu. Maka kejadian pula seperti malam itu. Beberapa pencuri datang ke tempat itu
hendak membagi pendapatannya.

Salam lalu menjatuhkan abu itu ke bawah sehingga mengenai mata penjahat-
penjahat itu, mereka mengira ada hantu di pohon itu, lalu lari sekencang-kencangnya.
Salam turun dari pohon dan memperoleh harta benda yang amat banyak pula. Pamannya
lalu iri pula melihat Salam menjadi kaya. Ia bertanya kepada Salam apakah sebabnya?

“Hai Salam bagaimana kamu mendapatkan uang sebanyak itu?”

“Aku menjual abu dari rumah yang paman bakar”

Kemudian pamannya membakar rumahnya sendiri supaya lekas kaya, pikirnya.


Kemudian menjual abu itu ke pasar, di pasar abu itu hanya laku beberapa sen saja
karena abu itu hanya bisa digunakan untuk pembunuh semut merah.

Teman-teman....

Demikian dongeng Anak yang Cerdik yang dapat Indra sampaikan.

Adapun pesan moral dari dongeng tersebut adalah jangan menjadi orang yang
bodoh karena akan mudah dibohongi orang lain yang akhirnya rugi bahkan celaka.

Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai