21
TARGET AUDIENCE
Pertama kali mendesain adalah: siapa yang diharapkan melihat desain
kita? Kita tidak bisa menjawab: Untuk semua orang! Karena orang disini
sangat beragam, mulai bayi sampai orang tua. Dengan mengetahui segmen /
audience yang dituju akan memudahkan memilih gaya / style dalam desain.
Berikut ini adalah klasifikasi segmentasi / target audience:
A. Geografi
Menentukan audience berdasar lokasi. Seperti negara, propinsi,
kabupaten, kota, wilayah atau kawasan. Dengan mengetahui lokasi target
audience, maka kita bisa menentukan budaya, bahasa, adat, agama dan
kebiasaan masyarakatnya.
22
B. Segmentasi Demografi
Menentukan audience berdasar :
Usia : Seperti Balita, Balita, Remaja, Usia Produktif atau Kaum Sepuh.
Pendidikan : Seperti TK,SD, Sekolah Menengah, Sekolah Tinggi atau
Pasca Sarjana
Jenis kelamin: Laki atau Perempuan
Status Perkawinan: Menikah, Belum menikah atau pernah menikah
Status Ekonomi : Ekonomi lemah, menengah atau Mampu
Suku : Sunda, Jawa, Padang, Keturunan Tionghoa dll
Agama : Islam, Kristen, Hindu atau Budha
C. Segmentasi Psikografi
Segmentasi psikografi membagi-bagi konsumen ke dalam kelompokkelompok yang didasarkan menurut status sosial, gaya hidup dan kepribadian,
yaitu:
a. Status sosial, misal: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite,
golongan menengah atau rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat atau
mewah.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu
produk.
Contoh kasus: Produsen handphone mendesain handphone berdasarkan
faktor gaya hidup dan kepribadian konsumen. Produsen mendesain
handphone layar lebar tanpa tombol untuk konsumen modern, handphone
mungil layar kecil yang mengutamakan kepraktisan.
23
D. Segmentasi Perilaku
Dibagi berdasarkan status pemakai, kejadian, tingkat penggunaan,
status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, sikap. Untuk mendapatkan data
tersebut biasa menggunakan jasa lembaga survey seperti AC Nielsen,
Lembaga Survey Indonesia (LSI), Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia
(BRTI) atau lembaga lembaga pemerintah. Dengan mengetahui perilaku
pasar, kita dapat memperkirakan posisi produk (product positioning).
Contoh: Sebuah lembaga survey mengumpulkan data tentang produk apa
saja yang sering dikonsumsi saat bulan ramadhan. Atau fitur apa saja yang
sering digunakan pada handphone. Dari hasil survey kita bisa menentukan
langkah apa yang akan diambil.
Dengan mengetahui klasifikasi klasifikasi tersebut maka desain kita bisa
lebih terarah dan tepat sasaran, bukan? Karena kita tidak bisa membuat
desain yang disukai semua orang.
KRITERIA
Konsep bisa didapatkan dari pihak nongrafis, antara lain : pakar ekonomi, politik,
hukum, budaya dll yang ingin
menterjemahkan keinginannya ke dalam
bentuk visual. Oleh karena itu desain grafis
lebih tepat namanya menjadi desain
komunikasi visual karena kerjanya
membuat solusi dalam bentuk visual.
Setelah mendengar masukan dari
berbagai pihak, kita akan tahu batasan &
syarat (kriteria) sebuah desain yang
diinginkan. Tahap ini bisa disebut product knowledge, yaitu mengetahui
keunggulan dan kelemahan produk yang akan kita kemas / visualisasikan.
24
Terlihat tujuan, ukuran yang disepakati, batasan isi / konten yang akan
diolah, batasan waktu, media yang digunakan dan yang penting biaya!
Dianjurkan pada tahap ini desainer / biro desain sudah membuat MOU (Memo
of Understanding) atau Surat Perintah Kerja yang ditandatangani kedua pihak
diatas materai secara hukum. Deal!
MEDIA
Untuk mencapai kriteria ke sasaran / segment
yang dituju, diperlukan studi pemilihan media
(Media Placement) yang cocok dan efektif untuk
produk kita. Media bisa berupa cetak, elektronik,
luar ruang atau pernak pernik (merchandise)
Contoh kasus: Setelah partai X dapat
menentukan segment pasar & kriteria yang ingin
dicapai, maka langkah selanjutnya adalah
menyampaikannya melalui media. Tidak akan
semua media akan dipakai karena akan
memerlukan biaya yang sangat besar, sehingga
25
26