Anda di halaman 1dari 5

Azolla berasal dari bahasa latin azollaceae, yang merupakan tanaman paku air yang termasuk

ordo Salviniales, family Azollaceae.Azollamempunyai beberapa spesies yaitu A. caroliniana, A.


filiculoides, A. mexicana, A. microphylla, A. rubra, A. nilotica, dan A. Pinnata. Spesies yang banyak
terdapat di Indonesia terutama di pulau Jawa adalah Azolla pinnata. Azolla banyak tumbuh di lahan
sawah atau pada ketebalan air optimal 3-5 cm maupun pada permukaan tanah yang lembab.
Selama hidupnya azolla bersimbiosis mutualistis dengan ganggang hijau biru (Anabaena azollae),
yang mampu memfiksasi nitrogen (N2). Kemampuan simbiosis azolla anabaena untuk mereduksi
nitrogen dari atmosfer menjadi amonia melalui enzim denitrogenase cukup efektif (Kuncarawati,
2005).
Jumlah unsur nitrogen yang dapat ditambat melalui simbiosis Azolla-Anabaena azollae cukup tinggi.
Besarnya aktivitas penambatan nitrogen (N2) adalah 7,2 - 7,8 mg N2 per gram berat/kering
(Kuncarawati, 2005). Pada kondisi pertumbuhan azolla yang baik dapat dihasilkan 335 - 675 kg
N2/Ha/th atau setara dengan 333 ton berat basah Azolla sp, dengan kandungan nitrogen sebesar
840 kg per hektar luas tanah (Sugiharto dalam Maftuchah,1998 ).
Azolla merupakan salah satu sumber bahan organik bagi lahan sawah. Biomassa azolla dapat
dijadikan sebagai pupuk organik sumber Nitrogen (N) yang sangat cocok dikembangkan oleh para
petani karena aplikasinya sangat mudah dan murah. Penggunaan azolla pada lahan sawah bisa
dengan disebar langsung ataupun dibenamkan.
Sebelum digunakan, azolla terlebih dahulu diperbanyak pada kolam. Bibit yang dipakai adalah yang
masih muda (umur 2 minggu), hal ini mempengaruhi pada proses produktifitas. Pemberian pupuk
tambahan seperti N, P dan K sangat penting untuk memacu pertumbuhan bibit azolla.
Setelah jumlahnya cukup, azolla disebar atau dibenamkan di sawah dengan frekuensi empat kali
yaitu pada saat pengolahan tanah pertama dan kedua, saat penyiangan kesatu dan kedua. Setelah
dibenamkan azolla segar terdekomposisi dan melepaskan hara nitrogen dan hara lainnya. Dengan
cara demikian dapat menghemat pupuk Urea 60 - 80% dari total kebutuhan pertumbuhan padi.
Selain sebagai sumber N, azolla juga sebagai tanaman penutup (lapisan azolla) yang juga
berpotensi untuk meningkatkan produksi padi.
Beberapa keuntungan penggunaan azolla pada padi sawah: 1) Mengurangi penggunaan pupuk
kimia khususnya pupuk N, 2) Meningkatkan pendapatan petani karena lebih efisien dalam biaya
pengelolaan budidaya padi sawah, 3) Meningkatkan kualitas mutu gabah, 4) Dalam jangka panjang
akan menguntungkan kondisi tanah menuju sistem pertanian yang berkelanjutan.
Tabel 1. Susunan hara Azolla (%) berdasarkan Berat Kering

Unsur

Kandungan

Unsur

Kandungan

Abu

10,50

Magnesium

0,5-0,6

Lemak kasar

3,0-3,30

Mangan

0,11-0,16

Protein kasar

24-30

Zat Besi

0,06-0,26

Nitrogen

4,5

Gula Terlarut

3,5

Fosfor

0,5-0,9

Kalsium

0,4-1,0

Kalium

2-4,5

Serat Klorofil

9,1

Pati

6,54

Klorofil

0,34-0,55

Sumber : Maftuchah,1994
Pengganti Urea
Berdasarkan komposisi kimia, azolla sangat efektif digunakan sebagai pupuk organik untuk
mempertahankan kesuburan tanah, setiap hektar sawah memerlukan azolla sejumlah 20 ton dalam
keadaan kering. Bila azolla diberikan setiap musim tanam, maka tingkat pemakaian pupuk buatan
akan semakin berkurang. Hal ini dikarenakan pada pemberian pertama seperempat bagian unsur
yang dikandung azolla langsung dimanfaatkan oleh tanah. Seperempat bagian ini, setara dengan 65
kg pupuk urea. Pada musim tanam ke-2 dan ke-3, azolla mensubsitusikan seperempat sampai
sepertiga dosis pemupukan. Penggunaan azolla sebagai pupuk, selain dalam bentuk segar,
baik juga dalam bentuk kering dan kompos.
Azolla sebagai Bahan Pakan
Sebagai pakan ternak, kandungan gizi azolla cukup tinggi. Kandungan protein mencapai 31,25 %,
lemak 7,5 %, karbohidrat 6,5 %, gula terlarut 3,5 % dan serat kasar 13 %. Untuk pakan bebek,
penggunaan azolla segar yang masih muda (umur 2 - 3 minggu) dicampur dengan ransum pakan
bebek. Berdasarkan hasil penelitian, campuran Azolla 15 % ke dalam ransum, terbukti tidak
berpengaruh buruk pada bebek. Produksi telur, berat telur dan konversi pakan juga tetap normal. Ini
berarti penggunaana azolla bisa menekan 15 % biaya pembelian pakan bebek.Hal ini tentunya
menguntungkan bagi peternak karena bisa mengurangi biaya pembelian pakan.
Tabel 2. Sifat pupuk kandang kambing dan azolla
Parameter

Satuan

Kambing

Azolla

Kadar Air

16.63

37.16

pH H20

8.47

8.06

pH KCL

6.66

6.78

DHL

dS m-1

0.85

0.89

Bahan Organik

70.12

87.97

C-Organik

30.06

31.38

KPK

Cmol (+) kg-1

54.05

N Total

1.49

1.98

Nisbah C/N

20.31

15.77

P Total

0.53

1.24

K Total

3.58

1.22

Sumber: Utami, S.N.H, 2012


Penambahan nitrogen dengan pemberian bahan organik dapat dilakukan melalui pemberian pupuk
kandang dan azolla. Kemampuan azolla menambat N mencapai 1,4 kg N/ha/hari (Sri Nuryani
Hidayah Utami, 2012). Pemberian dosis pupuk nitrogen sebanyak 50 % (100 kg/ ha) dan pemberian
Azolla michrophylla sebanyak 1,13 ton/ ha memberikan hasil yang baik pada parameter tinggi
tanaman 2-6 MST, jumlah anakan 2-7 MST (Nurmayulis dkk, 2011).

Menurut (Haryanto, 2008) pemupukan dengan pupuk buatan yang dikombinasikan dengan azolla
dapat meningkatkan produksi sekitar 10-30 % dibandingkan dengan pemupukan dengan pupuk
urea pada takaran rekomendasi. BATAN menambahkan bahwa penggunaan azolla dapat
menghemat penggunaan pupuk Nitrogen anorganik sebanyak 25-50 %.

Tyasmoro (2006), menyatakan bahwa pemberian azolla mengakibatkan peningkatan pertumbuhan


tanaman padi. Untuk komponen luas daun dan berat kering total tanaman juga lebih tinggi dibanding
perlakuan azolla tanpa urea dan urea tanpa azolla (Rahmatika, 2009). Perhitungan nilai R/C ratio
tertinggi terdapat pada perlakuan 75% N azolla + 25% N urea yakni sebesar 4,96 artinya setiap
rupiah investasi pada usaha tani ini menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 4,96,-.
Pemberian bahan organik dapat meningkatkan luas daun dan berat kering tanaman. Nitrogen yang
cukup tersedia pada fase vegetatif menghasilkan jumlah anakan yang banyak dan luas daun yang
lebih tinggi. Unsur N, P dan K yang cukup tersedia pada perlakuan kombinasi persentase N azolla
dan N urea menghasilkan luas daun dan indeks luas daun yang tinggi. Seiring dengan peningkatan
luas daun, maka produk biomassa yang dihasilkan juga tinggi.
Lapisan azolla di atas permukaan lahan sawah dapat menghemat penggunaan urea sebanyak 50
kg/ha, jika perkembangan azolla sangat tinggi bisa menghemat penggunaan pupuk urea sampai 100
kg/ha (Kusumo, 2008). Selanjutnya pemberian kompos azolla dengan dosis 6 ton/ ha memberikan
hasil terbaik tanaman padi sawah sebesar 12,05 ton/ ha atau meningkatkan berat produksi gabah
sebesar 21,03% (Kaimuddin, Bachrul Ibrahim dan Lina Tangko. 2008; Anna Hedhiati. 2008 dalam
Gunawan, 2014).
Jumlah anakan pada umur umur 6 minggu tertinggi juga dicapai pada pemberian azolla sebanyak
400 gr/pot yaitu sebanyak 24 anakan, sementara berat kering brangkasan tertinggi juga pada
pemberian azolla sebanyak 400 gr/ pot yaitu sebesar 62,93 gram (Gunawan, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Badan Tenaga Nuklir Nasional, Kelompok Pemupukan dan Nutrisi Tanaman. PATIR-BATAN. Jakarta
(2010),www.batan.go.id/patir/pert/pemupukan/pemupukan.html. Diakses tanggal 13 -03-2010.
Gunawan, I., 2014. Kajian Peningkatan Peran Azolla Sebagai Pupuk Organik Kaya Nitrogen pada
Padi Sawah. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 14 (2): 134-138. Politeknik Lampung.
Haryanto, Rasjid, H., Dan Sisworo, E.L., 2008. Azolla sumber N terbarukan bagi padi sawah,
Prosiding Simposium dan Pameran teknologi Aplikasi Isotop dan Radiasi, Batan. Jakarta,145
149.
http://sholihnugroho.blogspot.com/2011/03/manfaat-tanaman-azolla-azolla-pinnata-r.html. Diakses
tanggal 27-01-2015.
http://dkwek.com/1551/membuat-pupuk-cair-dan-kompos-dari-azolla-microphylla/. Diakses tanggal
9-2-2015.

Kuncarawati, I,.L., Husen, S., dan Rukhiyat, M., 2005. Aplikasi Teknologi Pupuk Organik Azolla Pada
Budidaya Padi Sawah Di Desa Mandesan Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar. Jurnal Dedikasi
Volume 3. 10-16 hal.
Kusumo, D. 2008. Beberapa hasil penelitian tentang
azolla. http://kolamazolla.blogspot.com/2009/10/penelitian-azolla-di-faperta-ugm.html.
Maftuchah, 1994. Asosiasi Azolla Dengan Anabaena Sebagai Sumber Nitrogen Alami Dan
Manfaatnya Sebagai Bahan Baku Protein. Pusat Bioteknologi Pertanian. Universitas
Muhammadiyah Malang.
Nurmayulis, Utama, P., Firnia, D., Yani, H, dan Citraresmini, A., 2011. Respons Nitrogen dan Azolla
terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Varietas Mira I dengan Metode SRI.Jurnal Ilmiah Aplikasi
Isotop dan Radiasi. 115-129 hal.
Nurmansyah. 2009. Aplikasi azolla sebagai upaya mitigasi gas metan pada lahan padi sawah
beririgasi. Institut Pertanian Bogor.
Rahmatika,W., 2010. Pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa.L) akibat pengaruh persentase N
(azolla dan urea). Primordia Volume 6 No.2. Kediri. 84-88 hal.
Tyasmoro, S.Y. 2006. Sinergi Unsur Hara Fosfat dan Molibdenum pada Penyediaan N- Azolla (Azolla
mycorphylla L.) untuk Padi Sawah dalam Upaya Efisiensi Penggunaan Pupuk Nitrogen (Urea).
Disertasi S3 Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang.
Utami, S.N.H., Purwanto, B.H. dan Putra R.C. 2012. Pengaruh pupuk kandang kambing dan azolla
terhadap beberapa sifat tanah dan serapan padi di sawah organik Sambirejo, Sragen. UGM.
Yogyakarta. 105-117 hal.

Anda mungkin juga menyukai