MAKALAH AGAMA
Dalam Rangka Memenuhi Tugas Agama
Kelas XI Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun oleh:
Fista Elisabet Rus Pranawati
XI IPA 6 / 15
Mei 2012
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalur kehidupan manusia bergulir menuju arah yang luar biasa. Dari
kehidupan zaman pra sejarah yang belum mengenal tulisan berkembang pesat
sampai menduduki zaman modern atau era modern sekarang ini. Perkembangan
zaman ini jika diikuti oleh manusia yang intelektualitasnya meningkat.
Era modern yang sekarang ditapaki manusia menunjukkan kualitasnya
sebagai penjelajah dunia era modern ini. Berbagai macam hal yang ada di dunia ini
berbau modernisasi. Seperti teknologinya yang berkembang cukup maju di era
modern ini. Teknologi yang diciptakan oleh manusia mampu membantu manusia
dalam melakukan tugasnya menjadi lebih ringan. Malahan sekarang ini bukan
hanya tugas manusia menjadi diringankan tetapi tugas yang bisa dikerjakan
manusia menjadi serba instan. Ini merupakan salah satu bentuk contoh kualitas
kehidupan manusia semakin berkembang pesat. Di bidang lain misalnya dalam hal
sandang, pangan, dan papan. Semuanya identik sekali dengan kemodernan.
Sandang yang fungsi utamanya sebagai penutup tubuh, menjadi sebuah ajang gaya
yang unik dan nyentrik. Oleh karena itu, sekarang banyak muncul dunia fashion
yang beragam. Pangan yang fungsi utamanya sebagai pemenuhan gizi bagi tubuh,
menjadi banyak sekali model makanan yang bukan hanya enak dimakan tetapi enak
dilihat dan terkesan mewah, dan jarang dipentingkan nilai gizinya. Kemudian
papan, papan yang fungsi utamanya sebagai tempat pelindung saat terjadi hujan
maupun panas malah dibuat dengan model-model yang unik pula. Jadi, dapat
disimpulkan di sini bahwa semakin berkembangnya zaman, di situ pula banyak
sekali perkembangan pemikiran atau inovasi-inovasi baru dari manusia yang
memang sudah diciptakan Tuhan dengan akal budi.
Hal-hal di atas merupakan sisi positif dari perkembangan zaman yang kian
pesat ini. Zaman modern yang kita tapaki, tidak hanya memberikan dampak positif
yang maju untuk kita, melainkan juga beberapa dampak negatif yang seharusnya
kita waspadai jika ternyata itu terjadi dalam kehidupan kita.
Di dunia ini selalu ada kontradiksi. Begitu pula dengan perkembangan zaman.
Ada sisi positif tetapi juga ada sisi negatifnya. Salah satu contohnya adalah karakter
pribadi manusia. Keunggulan para intelek dalam menciptakan inovasi teknologi
yang baru merupakan pembentukan karakter yang sifatnya maju dan baik. Tetapi
tidak jarang ada yang memanfaatkan era modern yang serba instan ini kadang
membuat manusia menyepelekan kebudayaan nenek moyang dalam bidang
kemoralan.
Seiring perkembangan zaman, ada beberapa hal dalam kehidupan manusia
yang juga mengalami pergeseran. Terutama pergeseran budaya dan tingkah
lakunya. Pergeseran dalam budaya dan tingkah laku ini yang sebagian besar
mengalami kemerosotan. Manusia bisa sama sekali tidak mengerti tatanan nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat karena hidup di zaman yang serba instan.
Kemerosotan karakter inilah yang menyebabkan manusia menjadi korban era
modern yang berdampak negatif. Manusia mulai tidak mengerti tata nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat. Seakan tidak peduli lagi dengan sesamanya
sendiri. Ini yang disebut dengan dehumanisasi.
Dalam pandangan agama, ini merupakan efek yang buruk bagi manusia.
Bukan saja berdosa tetapi juga sangat menyakiti hati Tuhan. Padahal dalam agama
kita juga dituntun untuk selalu mengikuti norma dan nilai yang ada masyarakat
untuk membimbing kita menjadi manusia yang bijaksana.
Dari masalah di atas, penulis ingin membahas tentang dehumanisasi di era
modern dalam perspektif iman Kristen. Penulis juga sekaligus ingin berbagi cara
mengatasi masalah dehumanisasi yang terjadi di masyarakat yang bukan hanay
merugikan lingkungannya tetapi juga salah dalam pandangan iman Kristen.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui pengertian dehumanisasi dalam perspektif iman Kristen.
b. Mencari solusi akibat dehumanisasi di masyarakat.
1.3 Manfaat
a. Mendapat pengetahuan baru pandangan agama terhadap dehumanisasi di
masyarakat.
b. Menemukan solusi terhadap dehumanisasi yang terjadi di masyarakat.
ISI
2.1.
LANDASAN TEORI
Banyak gaya hidup modern bertentangan dengan iman-iman Kristiani.
Paham yang menurut kita menyimpang itu misalnya materialisme
(menempatkan materi sebagai hal dan tujuan tertinggi dalam hidup manusia),
konsumerisme (menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran
kebahagiaan), hedonisme (kesenangan adalah tujuan tertinggi segala usaha
manusia), liberalism (menekankan kebebasan yang seluas-luasnya bagi hidup
individu dan social), kapitalisme liberal (menumpuk modal sebanyakbanyaknya sebagai tujuan tindakan ekonomi manusia), elitism (kecenderungan
a.
b.
c.
d.
e.
1.
2.
3.
4.
utuh telah dipatahkan oleh manusia ketika manusia tidak lagi membutuhkan
Sang Penciptanya. Manusia telah menjadi pencipta bagi dirinya sendiri, ia
berkuasa atas dirinya dan yang lain. Tindakan dan sikap sebagai penguasa atas
yang lain inilah mengakibatkan rusaknya identitas atau dapat dikatakan krisis
identitas. C.S Song menyebut krisis ini sebagai "dehumanisasi" manusia:
manusia tidak lagi menjadi manusia sebagaimana citra dan fitrahnya sebagai
ciptaan, sebagai imago Dei, gambar Alah tetapi bukan Allah, melainkan
manusia ingin menjadi "big Boss" dari yang lain, ingin menindas yang lain:
Adam menuduh Hawa sebagai sumber dosa (pelanggaran) yang juga berarti
manusia secara tidak bertanggungjawab telah menjadikan sesamanya objek
kepuasan dirinya. Dehumanisasi manusia menjadikan manusia tidak
membutuhkan Allah, Pencipta karena manusia mengira ia mampu untuk
menjadi pencipta bagi dirinya sendiri.
2. Dehumanisasi manusia yang bermuara pada rusaknya hubungan relasional yang
utuh dan benar dengan Allah ini mengakibatkan pula rusaknya hubungan yang
utuh dan benar dengan sesamanya manusia. Keseimbangan dan kesetaraan
antarmanusia yang menjadi warna yang paling jelas dalam relasi manusia
dengan sesamanya di "Taman Eden" telah rusak oleh keinginan manusia untuk
menjadi superior dari yang lain. Sifat-sifat semacam ini melahirkan suatu
kehidupan yang berorientasi pada supremasi diri, golongan (suku, agama dan
ras) dan melihat manusia atau kelompok yang lain lebih rendah. Manusia Kain
(dalam kisah Kain dan Habel) tidak mampu menerima kelebihan sesamanya
(Habel), ia merasa berada pada subordinasi Habel oleh sebab itu ia mengambil
keputusan untuk mengakhiri hak kemanusiaan saudaranya untuk hidup, ia lalu
membunuh Habel. Kehidupan yang berdasar pada ketidakseimbangan inilah
yang melahirkan kebencian, permusuhan bahkan pembunuhan manusia oleh
manusia. Dengan kata lain dehumanisasi manusia menjadikan manusia tidak
menghargai manusia dan kemanusiaan sebagai karya cipta Allah yang mulia.
3. Akibat lain dari dehumanisasi manusia adalah rusaknya hubungan manusia
dengan alam lingkungan sekitar: "manusia tidak lagi bersahabat dengan alam"
dan sebaliknya. Mulai saat itu manusia mempergunakan (menyalahgunakan)
alam untuk kepuasaan dirinya. Alam dikorbankan demi untuk memenuhi
kepuasan kebutuhan manusia, alam dieksploitasi dan dijadikan objek
kehidupan luxurius. Dehumanisasi manusia menjadikan manusia tidak
menghargai ciptaan Allah lainnya. dengan demikian pula manusia menjadi "big
boss" atas ciptaan lainnya secara tidak bertanggungjawab, akhirnya ia terasing
dengan lingkungan dimana ia berada.
4. Dehumanisasi manusia mengakibatkan pula keterasingan diri manusia itu
sendiri, menjadikan manusia asing terhadap dirinya sendiri. Dalam kitab
kejadian dikisahkan bagaimana manusia setelah didapati melanggar tatanan
surgawi, manusia malu dan telanjang (kej. 3: 7) ini pertanda bahwa ketika
manusia menjadi asing dihadapan Allah melalui tindakan dehumanisasinya,
maka manusia menjadi asing bagi dirinya sendiri. Manusia kehilangan
hakekatnya sebagai gambar Allah, ia kehilangan gambar yang hendak
direpresentatifkan, ia malu dan telanjang!.
Dari hal tersebut di atas, kita dapat mengetahui bahwa sikap
dehumanisasi sangat ditentang oleh Tuhan.
2.2.
PENUTUP
3.1 Simpulan
a. Manusia yang diciptakan sebagai imago Dei sebagai khalifatullah diciptakan
untuk suatu maksud yang mulia yakni agar manusia menjadi manusia yang
hidupnya merepresentasikan Allah Sang Pencipta. Maksud ini terwujud dalam
hubungan relasional yang utuh dan benar terhadap Allah, sesamanya manusia,
terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
b. Namun dalam kenyataannya manusia telah mendehumanisasikan dirinya sendiri
yang mengakibatkan lahirnya kehidupan yang tidak merepresentasikan
kehendak Allah.
DAFTAR PUSTAKA
http://hendromuhaimin.com/2008/05/dehumanisasi-dan-perkembangannya/
http://www.scribd.com/doc/80232700/Pandangan-Iman-Kristen-Terhadap-GayaHidup-Modern
http://shindohjourney.wordpress.com/seputar-kuliah/makalah-masyarakat-moderndan-kebudayannya/
http://www.oaseonline.org/artikel/ati-manusia.htm
http://alkitab.sabda.org/bible.php?book=Rm&chapter=1