Anda di halaman 1dari 26

ASMA BRONKIAL

Batasan dan Uraian Umum


Penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang ditandai dengan obstruksi jalan nafas
yang dapat hilang dengan atau tanpa pengobatan akibat hiperreaktivitas bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang melibatkan sel-sel dan elemen seluler terutama mastosit, eosinofil,
limfosit T, makrofag, neutrofil dan epitel.
Asma terdapat pada semua umur terutama usia dini. Kira-kira separuh timbul sebelum
usia 10 tahundan sepertiga kasus timbul sebelum usia 40 tahun. Rasio anak laki-laki :
perempuan = 2 : 1, yang menjadi sama pada usia dewasa atau 30 tahun. Penyakit asma anak
di Indonesia sekitar 10% pada anak usia 6-7 tahun dan sekitar 6,5% pada anak usia <14
tahun.
Kriteria Diagnosis
Episode berulang sesak nafas, dengan atau tanpa mengi dan rasa berat di dada akibat
faktor pencetus
Tatalaksana: a.Titik utama

: Dingchuan (Ex-B1), Tiantu (CV 22), Danzhong (CV 17),


Feishu (BL 13)
b. Titik tambahan : Fenglong (ST 41), Zusanli (ST 36), Hegu (LI 4)
c. Asma kronis : Shensu (BL 23), Gaohuangshu (BL 43)

Teknik : Setiap kali terapi pilih 2-4 titik. Lama 20-30 menit, manipulasi setiap 5-10 menit.
Terapi diberikan seminggu minimal 2 kali, satu seri terapi terdiri dari 12 kali
pengobatan. Bila belum dapat hasil yang memuaskan dapat diulang seri berikutnya
dengan interval 1-2 minggu
Moksibusi : Dazhui (CV 14), Fengmen (BL 12), Feishu (BL 13), Danzhong (CV 17). Setiap
10 hari sampai 3 kali
Mekanisme kerja :
- Memiliki efek regulasi pada mukosa dan imunitas seluler pada pasien dengan alergi
asma, melalui perubahan kadar imunoglobulin, eosinofil, dan limfosit T
- Mengurangi peradangan bronkial yang dimediasi oleh imunitas, khususnya melalui
keseimbangan antara T helper 1 dan 2 sel dan sitokin terkait
- Meningkatkan sekresi ACTH dan kortikosteroid, sehingga mengurangi peradangan

Outcome : Keluhan dan frekwensi sesak berkurang setelah satu seri terapi

Daftar Pustaka:
1

1. Supriyanto B : Tatalaksana serangan asma pada anak, Subbag Pulmonologi Resp


IKA FKUI-RSCM.
2. Xinnong, Ced Chinese Acupuncture and MoxibustionFirst Edition Beijing Foreign
Languages Press, 1987:385-88
3. Tse CS, Wangsasaputra E, Wiran S, Budi H, Kiswops, Ilmu Akupunktur, Unit
Akupunkutur RSCM, Jakarta, 1985
4. McCarney RW, Brinkhaus B, Lasserson TJ, Linde K. Acupuncture for chronic
asthma. Cochrane Database of Systematic Review 2009, Issue 3. Art. No:
CD000008
5. Yang YQ, Chen HP, Wang Y, Lin LM, Xu YD, Ran J. Considerations for use
acupuncture as supplemental therapy for patients with allergic asthma. Clin Rev
Allergy Immunol. 2013 Jun;44(3):254-61

RHINITIS ALERGIKA
2

Batasan dan Uraian Umum


Rhinitis alergika merupakan reaksi alergi dari mukosa hidung yang sensitif, dengan
gejala yang khas berupa bersin, rhinore, dan hidung tersumbat, dengan IgE sebagai mediator
perantara.
Manifestasi Klinis
Bersin-bersin , hingus encer banyak, hidung tersumbat dan gatal. Gejala tersebut
bersifat manahun dan hilang timbul terkait dengan paparan alergen, perubahan musim, suhu
udara dan kelembaban, penciuman menjadi berkurang/menghilang, lendir di belakang
tenggorokan, dan batuk-batuk.
Pemeriksaan
Mukosa hidung dan konkha tampak edema, licin, pucat dan basah. Kadang-kadang
disertai polip dan sering dijumpai pada anak.
Tatalaksana :
- Titik yang dipilih : Yintang (ExHN-3), Fengchi (GB 20), Hegu (LI 4), Yingxiang
(LI 20),
Feishu (BL 13), Taiyuan (LU 9), Zusanli (ST 36), Baihui (GV 20),
Shangxing (GV 23), Fenglong (ST 40), Danzhong (CV 17), Geshu (BL 17), Taixi
(KI 3), Taibai (SP 3)
- Pengobatan lain : Moksa pada Feishu (BL 13), Pishu (BL 20), Zusanli (ST 36)
Metode : Terapi diberikan seminggu minimal 2 kali, lamanya 30 menit. Satu seri terapi
terdiri dari 12 kali pengobatan. Bila belum didapat hasil yang memuaskan dapat diulang seri
berikutnya dengan interval 1-2 minggu.
Mekanisme Kerja :
- Regulasi kadar IgE dan sitokin, yang merupakan mediator pada reaksi alergi terhadap
alergen dari luar
- Mengurangi peradangan dan edema mukosa nasal dengan meningkatkan sekresi
ACTH dan kortikosteroid
- Memberikan efek antihistamin, dengan mengurangi sinyal dari reseptor TRPV1
- Mengurangi kadar sitokin pro peradangan dan meningkatkan sitokin anti peradangan,
mempengaruhi keseimbangan Th1/Th2
Output : Rhinitis Quality of Life Questionnaire dan Total Nasal Symptom Scale

Daftar Pustaka
1. Ganglin, Zhenghualiu. Advanced Modern Chinese Acupuncture Therapy First
Edition: New World Press, 2000;501-5

2. Sri Lestari A. Disertasi Efek akupunktur Terhadap Rhinitis Alergika. Bag


Akupunktur, RSCM Jakarta 1996;5-14
3. Lee MS et al. Acupuncture for Allergic Rhinitis: A Systematic Review. Annals for
Allergy, Asthma and immunology 2009; 102: 269-79
4. Xiao L et al. Systematic evaluation of the randomized controlled trials about
acupuncture and moxibustion treatment for allergic rhinitis. Chinese acupuncture
& moxibustion 2009; 29: 512-6

NYERI PUNGGUNG BAWAH


Batasan dan Uraian Umum
Nyeri punggung bawah adalah kelainan pada jaringan fibromuskular daerah pinggang
dengan gejala nyeri, nyeri tekan dan kekakuan. Kebiasaan hidup yang tidak teratur sehingga
menimbulkan keluhan nyeri, rasa kebal, berat dari anggota gerak dan sendi serta terbatasnya
anggota gerak. Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat terujuk ke daerah lain atau
sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (referred
pain).
Nyeri punggung bawah bisa disebabkan oleh: kelainan muskuloskeletal, system
syaraf, vaskuler, visceral, dan psikogenik.
Manifestasi Klinis :
1. Nyeri punggung bawah akut :
Nyeri punggung bawah terjadi secara tiba-tiba, keterbatasan anggota gerak di daerah
lumbal, nyeri bertambah bila bergerak
2. Nyeri punggung bawah kronik, terdiri atas :
Tipe 1
Daerah lumbal terasa sangat nyeri dan dingin, nyeri bertambah bila tubuh bergerak
berbaring atau waktu cuaca dingin, selaput lidah putih keabuan
Tipe 2
Sangat nyeri di daerah lumbal, nyeri biasanya hanya di daerah tertentu, nyeri
bertambah dengan penekanan, saat membungkuk ke depan dan ke belakang, lidah
berwarna ungu gelap atau tampak ekimosis
Tipe 3
Nyeri dan lemah di daerah lumbal, nyeri bertambah bila lelah dan berkurang dengan
istirahat, lidah pucat, nadi lemah
Tatalaksana :
- Akut : Renzhong(GV 26), Ouxi (SI 3), Weizhong (BL 40), Ashi Point
Teknik penjaruman : gunakan jarum halus, manipulasi jarum selama 2-3 menit sampai
adanya sensasi penjaruman, diamkan selama 10 menit, kemudian ulangi sampai nyeri
berkurang
- Kronik : penusukan dengan menggunakan rangsangan sedang
Titik utama : Shenshu (BL 23), Weizhong (BL 40), Yanglingquan (GB 34), Ashi Point
Titik tambahan : Tipe 1 : Fengfu (GV 16), digunakan juga moksa
Tipe 2 : Geshu (BL 17) dan Ciliao (BL 32)
Tipe 3 : Taixi (KI 3) dan Mingmen (GV 4)
Teknik : Frekwensi 2x seminggu, 1 seri 12 kali
Mekanisme Kerja :
- Akupunktur memfasilitasi penyembuhan dan merangsang penghambatan jalur nyeri
- Melepaskan pemendekan otot melalui rangsangan intramuskuler
5

Menghilangkan nyeri dengan merangsang syaraf yang terletak di otot dan jaringan
lainnya, akupunktur menyebabkan pelepasan endorfin dan faktor neurohumoral
lainnya
Mengubah pengolahan rasa nyeri di otak dan sumsum tulang belakang
Mengurangi peradangan dengan meningkatkan sekresi ACTH dan kortikosteroid
Memperbaiki kekakuan otot dan sendi dengan meningkatkan mikrosirkulasi lokal

Output : VAS turun 2 setelah tindakan


Daftar Pustaka :
1. Lewis K, Abdi S. Acupuncture for lower back pain: A Review. Clinical Journal of
Pain. 2010;26(1)(pp 60-69)
2. Yuan J, Purepong N, Kerr DP, Park J et al. Effectiveness of acupuncture for lower bac
pain: a systematic review. Spine. 2008 Nov 1;33(23) : E887-900
3. Xinnong C. Chinesse acupuncture and moxibustion, first edition, foreign Language
Press, Beijing, 1987;437-39
4. Tse CS, Wangsa Saputra, Wiran S Budi H, Kiswojo, Ilmu Akupunktur, unit
Akupunktur RSCM, 1987;336-40
5. Ganglin Yin, Zhanghua Liu, Advanced Modern Chinese Acupuncture Therapy, New
World Press, Beijing, 2000;424-26

DYSPEPSIA

Batasan dan Uraian Umum


Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri atas nyeri ulu hati,
mual, kembung, muntah, rasa penuh atau cepat kenyang dan sendawa. Dalam popupasi
umum prevalensi dyspepsia sekitar 25%, Jepang 35-42%.
Kriteria Diagnosis
Nyeri ulu hati, rasa mual dan muntah, perut kembung, rasa penuh di ulu hati, rasa
cepat kenyang. Gejala bisa berhubungan atau tidak berhubungan dengan makanan.
Tatalaksana :
- Titik utama
: Neiguan (PC 6), Zusanli (ST 36)
- Titik tambahan: Zhangmen (LR 13), Qimen (LR 14), Xingjian (LR 2), Xuehai (SP
10), Sanyinjiao (SP 6), Hegu (LI 4), Quchi (LI 11)
Metode : Diberikan rangsang sedang kuat. Jarum ditinggal selama 30 menit. Terapi
diberikan minimal 2x seminggu, satu seri terapi terdiri dari 10-12x terapi, bila
belum didapatkan hasil yang memuaskan dapat diulang seri berikutnya dengan
interval 1-2 minggu
Mekanisme kerja :
- Melalui refleks Somato-parasympathetic dengan memperbaiki pengosongan lambung
melalui aktivitas vagus
- Mengurangi sekresi asam lambung
- Melindungi mukosa lambung dari kerusakan melalui sekresi vasoaktif intestinale
peptide dan pembentukan somatostatin
- Mengurangi kerusakan mukus dengan meningkatkan sintesis NO (nitric oxide), E2
prostaglandin dan epidermal growth factor
Outcome : Nepean Dispepsia Index Score
Daftar Pustaka:
1. Zheng et al. Acupuncture as a treatment for functional dyspepsia: design and methods
of a randomized controlled trial. Trial 2009, 10-75
2. Lan L, Zeng F, Liu GJ, Ying L, Wu X, Liu M, Liang FR. Acupuncture for functionla
dyspepsia. Cochrane Database Syst Rev. 2014 Oct 13;10:CD008487.
Doi:10.1002/14651858.CD008487.pub2

TENSION HEADACHE

Batasan dan Uraian Umum


Tension headache atau tension tipe headache adalah nyeri kepala bilateral yang
menekan, mengikat, tidak berdenyut, tidak dipengaruhi dan tidak diperburuk oleh aktivitas
fisik, bersifat ringan hingga sedang, tidak disertai mual dan/ atau muntah, serta disertai
fotofobia dan fonofobia.
Tension tipe headache dibedakan menjadi 3 subklasifikasi :
- TTH episodik yang jarang : 1 serangan perbulan atau kurang dari 12x per
tahun
- TTh episodik yang sering : 1-14 serangan per bulan atau antara 12-180 hari
per tahun
- TTH menahun : lebih dari 15 serangan atau 180 hari per tahun
Tatalaksana :
- Titik utama
: Fengchi (GB 20), Jianjing (GB 21), Taichong (LR 3)
- Titik tambahan :
- Sakit kepala daerah frontal : Hegu (LI 4), Shangxing (GV 23), Yintang (EXHN3), Taiyang (EX-HN5), Neiting (ST 44), Tinghui (GB 2)
- Sakit kepala daerah vertex : Baihui (GV 20), Shangxing (GV 23), Sishencong
(EX-HN1)
- Sakit pada leher : Tianzhu (BL 10), Kunlun (BL 60), Shenmai (BL 62), Dazhui
(GV 14), Houding (GV 19), Houxi (SI 3), Yanglao (SI 6)
- Lebih sakit bila musim dingin atau hujan : Hegu (LI 4), Dazhui (GV 14),
Shangguan (GB 3), Zhigou (TE 6), Xuanzhong (GB 39)
Mekanisme Kerja :
- Menghambat pengolahan nyeri, mempengaruhi neurotransmitter yang memodulasi
nyeri seperti substansi P dan met-enkephalin
- Merangsang syaraf yang terletak di otot dan jaringan lain untuk melepaskan endorfin
dan faktor neurohormonal lainnya
- Meningkatkan mikrosirkulasi lokal
Output : VAS turun 2 setelah tindakan
Daftar Pustaka :
1. Dita Anurogo, Neuroscience Departement, Brain and Circulation Institue of Indonesia
Surya Universitas
2. Linde K, Allais G, Brinkhaus B, Manheimer E, Vickers A, White AR. Acupuncture for
tension-type headache. Cochrane Database of Systematic review 2009, Issue 1. Art.
No: CD007587. DOI:10.1002/14651858.CD007587
3. Sun Y, Gan TJ. Acupuncture for the management of chronic headache: a systematic
review. Anesth Analg 2008; 107: 2038-47

MIGRAIN
Batasan dan Uraian Umum

Migrain adalah nyeri kepala sedang hingga parah yang terasa berdenyut yang
umumnya hanya mengenai sebelah sisi kepala saja. Penyakit ini lebih sering diidap wanita
dibandingkan pria. Aktivitas fisik seperti olahraga, bahkan hal yang sederhana sekalipun,
misalnya berjalan atau menaiki tangga dapat memicu migrain. Pada sebagian orang, serangan
migrain dapat muncul hanya beberapa kali dalam setahun. Akan tetapi, pada penderita
lainnya, migrain dapat muncul hingga beberapa kali dalam seminggu. Pada kasus tertentu,
nyeri dapat muncul di kedua sisi kepala dan bahkan menyerang leher penderita.
Tatalaksana :
- Titik utama : Taiyang (EX-HN5) tusuk ke arah Jiaosun (TE 20) dan Qiuxu (GB 40)
tusuk ke arah Shenmai (BL 62) pada sisi yang sakit
- Titik tambahan : Bilateral pada Fengchi (GB 20) dan Hegu (LI 4)
Metode : Jarum dimanipulasi dengan diputar dan ditinggalkan selama 30 menit. Terapi
dilakukan setiap hari selama 5 kali
Mekanisme Kerja :
- Menghilangkan nyeri dengan merangsang saraf yang terletak di otot dan jaringan
lainnya. Akupunktur menyebabkan pelepasan endorfin dan faktor neurohumoral
lainnya
- Mengurangi peradangan
- Mengurangi tingkat penyebaran depresi di korteks (gelombang listrik dalam otak yang
berhubungan dengan migrain) dan kadar plasma kalsitonin gen terkait peptida dan
substansi P
- Memodulasi aliran darah ekstrakranial dan intrakranial
- Mempengaruhi kadar serotonin (5-hydroxytriptamine) di otak
Output : VAS turun 2 setelah tindakan
Daftar Pustaka :
1. Linde K et al. Acupuncture for migraine prophylaxis. Cochrane Database of
Systematic
Review
2009
Issue
1.
Art.No:
CD001218.
DOI:10.1002/14651858.CD001218.pub2
2. Shi H, Li JH, Ji CF, Shang HY, Qiu EC et al. Effect of electroacupuncture on cortical
spreading depression and plasma CGRP and substance P contents in migraine rats.
Zhen Ci Yan Jiu. 2010 Feb;35(1):17-21

NEURALGIA POST HERPETICA


Batasan dan Uraian Umum
9

Neuralgia post herpetica adalah komplikasi yang serius dari Herpes Zoster, yang
sering terjadi pada orang tua. Neuralgia ini dikarakteristikkan sebagai nyeri seperti terbakar,
teriris atau nyeri disetetik yang bertahan selama berbulan-bulan bahkan sampai tahunan.
Neuralgia post herpetica merupakan nyeri neuropatik yang sangat mengganggu akibat infeksi
Herpes Zoster. Sejumlah pendekatan dilakukan untuk mengatasi nyeri akibat Zoster,
menghambat progresivitasnya menuju Neuralgia Post Herpetica dan mengatasi Neuralgia
Post Herpetica.
Tatalaksana :
- Elektroakupunktur pada titik Jiaji (EX-B2), titik tambahan sesuai lokasi yang terkena
Mekanisme Kerja :
- Mengurangi hipersensitivitas yang diinduksi oleh ligasi saraf spina, yang efeknya
bergantung pada sistem opioid
- Menghambat hiperalgesia melalui reseptor opioid spina
- Meningkatkan pelepasan adenosin, yang memiliki sifat anti nosisepsi
- Mengurangi peradangan dengan meningkatkan sekresi ACTH dan kortikosteroid
Output : VAS turun 2 setelah tindakan
Daftar Pustaka :
1. Martin, Ilmiah : Neuralgia Pasca Herpetica. 2008
2. Li W, Peng W, Zhou J, Liu Z. Acupuncture for postherpetic neuralgia: a systematic
review protocol BMJ Open 2014;4:e005725doi:10.1136/bmjopen-2014-005725

INSOMNIA
Batasan dan Uraian Umum

10

Insomnia adalah gangguan kesehatan dimana penderitanya mengalami kesulitan


untuk tidur. Ini berarti penderita mengalami kesulitan untuk memulai atau tetap tidur
sehingga menghasilkan kualitas tidur yang buruk. Menurut National Institue of Health,
sekitar 30% dari total populasi memiliki gejala dari gangguan tidur ini, dengan wanita lebih
banyak mengalami gangguan dibandingkan pria, biasanya karena perubahan hormon.
Insomnia dapat menjadi primer atau sekunder. Insomnia primer terjadi saat tidak
terdapat faktor lain yang menjadi penyebab kondisi tersebut, sedangkan insomnia sekunder
terjadi disebabkan oleh atau bersamaan dengan penyakit lainnya. Insomnia dapat berlangsung
sementara (kurang dari 1 minggu), akut (kurang dari 1 bulan), kronis (lebih dari 1 bulan)
Tatalaksana :
- Titik Sishenchong (EX-HN1), Xinshu (BL15), Shenshu (BL23), Pishu (BL20),
Taichong (LR3), Zusanli (ST36), Qihai (CV6), Neiguan (PC6), Shenmen (HT7),
Neiting (ST44), Sanyinjiao (SP6)
- Pada keadaan sakit kepala, pusing dan pandangan kabur diberikan Fengchi (GB20)
- Pada kasus yang berat ditambahkan Shenting (GB24)
Mekanisme Kerja :
- Meningkatkan sekresi melatonin endotel nokturnal
- Merangsang produksi opioid (terutama endorfin) dan aktivitas reseptor opioid
- Meningkatkan aktivitas sintesis nitrit oksida yang mendorong fungsi normal jaringan
otak yang membantu regulasi tidur
- Meningkatkan aliran darah otak
- Mengurangi aktivitas sistem saraf simpatis dan regulasi serotonin, noradrenalin,
dopamine, GABA dan neuropeptide Y sehingga merangsang relaksasi

Outcome : Setelah 4 minggu keluhan berkurang

Daftar Pustaka :
1. Sun J L et al. Effectiveness of acupressure for residents of long-term care facilities
with insomnia : A randomized controlled trial. International Journal of Nursing
Studies 47 (2010), 798-805. Cao H, Pan X, Li H, Liu J
2. Acupuncture for treatment of insomnia: a systematic review of randomized controlled
trials. J Alterm Complement Med. 2009 Nov;15(11):1171-86

BELLS PALSY
Batasan dan Uraian Umum
Bells palsy adalah kelumpuhan atau kelemahan pada salah satu sisi otot di wajah.
Konsisi ini menyebabkan salah satu sisi dari wajah akan terlihat melorot. Gangguan yang
11

terjadi hanya melibatkan otot dan saraf di wajah. Kondisi ini tidak berdampak kepada kinerja
otak atau bagian tubuh lainnya. Hingga kini, belum diketahui dengan pasti apa yang
menyebabkan terjadinya Bells Palsy. Kondisi ini dipercaya muncul ketika saraf yang
mengendalikan otot pada wajah tertekan atau mengganggu. Selain itu, kelumpuhan juga
diduga disebabkan karena peradangan infeksi virus. Salah satu virus yang diperkirakan
menyebabkan Bells Palsy adalah virus herpes.

Tatalaksana :
- Titik Yangbai (GB14), Tongziliao (GB1), Jingming (BL1), Quanliao (SI18), Jiache
(ST6), Yingxiang (LI20), Dicang (ST4), Fengchi (GB20), Yifeng (TE17), Hegu (LI4),
Sanyinjiao (SP6), Zusanli (ST36), Yanglingquan (GB34), Yinlingquan (SP9), Taixi
(KI3)
Metode :
- Penjaruman dilakukan selama 20 menit diarahkan ke wajah yang sakit
- Frekuensi 2x seminggu
Mekanisme Kerja :
- Mengurangi peradangan, dengan mendorong pelepasan pembuluh darah dan faktor
imunomodulator lainnya
- Meningkatkan mikrosirkulasi lokal, dengan meningkatkan diameter dan kecepatan
aliran darah arteri perifer
- Stimulasi saraf dan otot
Outcome : Keluhan berkurang berupa bisa menutup mata, mulut simetris dan dahi bisa
mengkerut setelah satu seri terapi
Daftar Pustaka :
1. Chen N, Zhou M, He L, Zhou D, Li N. Acupuncture for Bells Palsy. Cochrane
Database of Sytematic Reviews 2010 Aug 4;(8):CD002914
2. Tong FM, Chow SK,Chan PY, Wong AK, Wan SS, Ng RK, Chan G, Chan WS, Ng A,
Law CK. A prospective randomised controlled study on efficacies of acupuncture and
steroid in treatment of idiopathic perpheral facial paralysis. Acupunct Med. 2009
Dec;27(4):169-73

FROZEN SHOULDER
Batasan dan Uraian Umum
Frozen Shoulder yang disebut juga adhesive capsulitis adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan kekakuan dan nyeri pada sendi bahu. Keadaan ini bisa menjadi lebih buruk
yang ditandai dengan luas pergerakan bahu yang berkurang. Frozen shoulder biasanya terjadi
pada satu bahu, tetapi dapat berlanjut pada sisi bahu yang lain. Gangguan pada sendi bahu
12

yang berupa nyeri baik pada gerakan aktif maupun pasif dan terbatasnya ruang gerak akan
mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Sampai sekarang penyebabnya masih belum diketahui, biasanya dapat terjadi setelah
trauma pada bahu atau immobilisasi yang lama pada bahu, misalnya setelah operasi atau
fraktur pada lengan. Faktor risiko lain yang turut mempengaruhi adalah usia diatas 40 tahun,
diabetes melitus, penyakit sistemik seperti hiper/hipotiroid, penyakit Parkinson
Tatalaksana :
- Titik Jianjing (GB21), Jianyu (LI15), Binao (LI14), Quchi (LI11), Jianliao (TE14),
Jianzhen (SI9), Hegu (LI4), Tiakou (ST38), Zusanli (ST36), Yanglingquan (GB34)
Mekanisme Kerja :
- Merangsang saraf yang terletak di otot dan jaringan lain, yang mendorong pelepasan
endorfin dan faktor neurohumoral lain
- Mengubah proses nyeri di otak dan sumsum tulang belakang
- Mengurangi peradangan
- Meningkatkan mikrosirkulasi lokal, dengan meningkatkan diameter dan kecepatan
aliran darah arteri perifer
Outcome : VAS turun 2 setelah tindakan dan ROM (range of movement) meningkat
Daftar Pustaka :
1. Kartika Dewi, Akupunktur sebagai terapi pada Frozen Shoulder, Bagian
Akupunktur/Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha, Juli 2011
2. Green S et al. Acupuncture for shoulderpain. Cochrane Database Syst rev
2005;18:CD005319
3. Cheing GL et al. Effectiveness of electroacupuncture and interferential electrotherapy
in the management of frozen shoulder. J Rehabil Med 2008;40:166-70

TRIGEMINAL NEURALGIA
Batasan dan Uraian Umum
Trigeminal neuralgia merupakan suatu kumpulan gejala yang ditandai dengan
serangan sakit yang hebat secara mendadak disertai spasme wajah dalam waktu singkat.
Insiden kejadian penyakit ini berkisar 70 dari 10.000 populasi dan paling sering ditemukan
pada orang berusia lebih dari 50 tahun atau lanjut usia. Insiden akan meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia dan jarang ditemukan pada usia muda.
Gejala dan tanda dari trigeminal neuralgia adalah rasa nyeri berupa nyeri neuropatik,
yaitu nyeri berat paroksismal tajam, yang terbatas di daerah dermatom nervus trigeminus
13

yang berlangsung singkat beberapa detik sampai beberapa menit, tiba-tiba dan berulang.
Diantara serangan biasanya ada interval bebas nyeri dan umumnya unilateral.
Tatalaksana:
- Tian Guirong (2002) memakai titik Kuangshang sebagai titik utama, dan Yintang
(EX-HN3), Yangbai (GB14) menuju Yuyao (EX-HN4), dan Taiyang (EX-HN5)
sebagai titik tambahan. Penjaruman dengan teknik jarum dicabut setelah diperoleh
sensasi acuestesia
- Qi Xilin dkk (2002) memakai foramen orbital (EX-HN4) dekat Yuyao sebagai titik
utama dan Yangbai (GB41) menuju Yintang (EX-HN3) sebagai titik tambahan.
Penjaruman sedalam 1-1,5 cm manipulasi memutar setelah itu jarum dicabut.
Pengobatan diberikan sekali sehari dan 5 kali pengobatan dalam satu seri terapi
dengan interval 3 hari antar seri terapi
Mekanisme Kerja :
- Mengurangi hipersensitivitas yang diinduksi oleh ligasi saraf spina, yang efeknya
bergantung pada sistem opioid
- Menghambat hiperalgesia melalui reseptor opioid spina
- Meningkatkan pelepasan adenosin, yang memiliki sifat anti-nosisepsi
- Mengurangi peradangan dengan meningkatkan sekresi ACTH dan kortikosteroid
Outcome : VAS turun 2 setelah tindakan
Daftar Pustaka :
1. Lucky Irawan, drg,SP.BM, Terapi Medikamentosa Pada Trigeminal Neuralgia, Des
2007,Hal 1-2
2. K. Chauduri, R. Abhisek. Effect of Acupuncture in Trigeminal Neuralgia. Medical
Acupuncture. December 2008; 20 (4): 231-237.doi10.1089/acu.2008.0640

HIPERTENSI
Batasan dan Uraian Umum
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg.
Berdasarkan penyebabnya dikenal 2 jenis hipertensi, yaitu hipertensi primer (esensial)
dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensial adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri
yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal. Hipertensi ini
tidak diketahui penyebabnya dan mencakup 90% dari kasus hipertensi. Hipertensi sekunder
14

adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi
ini diketahui penyebabnya dan menyangkut 10% dari kasus-kasus hipertensi.
Berdasarkan bentuknya hipertensi diketahui berupa hipertensi sistolk, diastolik, dan
campuran. Hipertensi sistolik yaitu peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan
tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada lanjut usia. Hipertensi diastolik yaitu
peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan
pada anak-anak dan dewasa muda. Hipertensi campuran yaitu peningkatan tekanan sistolik
dan diastolik.
Tatalaksana :
- Pengobatan : Taixi (KI3), Shenshu (BL23), Xingjian (LR2), Ganshu (BL19)
- Simptomatis :
1. Dizziness dan sakit kepala : Fengchi (GB20)
2. Perut kembung, banyak dahak : Fenglong (ST40), Zhongwan (CV12)
3. Kelemahan umum : Zusanli (ST36), Sanyinjiao (SP6)
Metode : Lama penjaruman 15-20 menit
Mekanisme Kerja :
- Menekan aktivitas neuron simpatis kardiovaskular di rVLM
- Menurunkan konsentrasi renin dalam plasma, serta konsentrasi dari aldosteron dan
aktivitas angiotensin II
- Meningkatkan volume nitric oxide dan nitric oxide endotel
- Meningkatkan jumlah calcitonin gene related peptide (CGRP)
- Menurunkan kadar endotelin plasma (ET-1)
- Regulasi katekolamin dalam plasma darah

Outcome : Tekanan darah sistolik turun 20 mmHg dan tekanan darah diastolik turun 10
mmHg setelah satu seri terapi

Daftar Pustaka :
1. LMB Sagala, Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah, 2010
2. Lee H. Acupuncture for Lowering Blood Pressure: A Systematic Review and Meta
Analysis. American Journal of Hypertension, January 2009, vol 22 nr 1 str. 122-128
3. Cevik C et al. The effect of acupuncture on high blood pressure of patients using
antihypertensive drugs. Acupunct Electrother Res. 2013; 38(1-2): 1-15

15

Tenis Elbow
Batasan dan Uraian Umum
Tennis elbow merupakan suatu kondisi yang menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada
siku, terutama di bagian luar. Hal ini terjadi ketika tendon yang menghubungkan otot-otot
lengan bawah siku yang rusak. Jika tidak diobati, rasa sakit dapat menyebar ke pergelangan
tangan sehingga bisa menyebabkan nyeri bahkan dalam kegiatan yang sederhana sekalipun.
Tennis Elbow dapat disebabkan oleh beberapa hal, tetapi pada sebagian besar kasus,
ketegangan yang berlebihan inilah yang akhirnya merusak tendon, membuat robekan kecil
yang dapat menyebabkan rasa nyeri setelah beberapa waktu.
Pemain tennis adalah yang paling rentan terhadap kondisi ini, akan tetapi tidak berarti
bahwa kondisi ini hanya mempengaruhi pemain tenis. Siapapun bisa mengalami Tennis
Elbow, terutama mereka yang bekerja melakukan gerakan yang sama dari lengan, seperti
16

pemain bowling, pemain bisbol, ahli pembersih, tukang kayu, mekanik, tukang kebun, pegolf,
dll.
Tatalaksana :
- Titik Quchi (LI11), Zhouliou (LI12), Yanglingquan (GB34), Titik Ashi
Metode : Jarum ditusuk dan didiamkan selama 15-20 menit, manipulasi setiap 5-10 menit
Mekanisme Kerja :
- Menghambat nyeri melalui efek modulasi opioid endogen
- Mengurangi peradangan dengan meningkatkan sekresi ACTH dan kortikosteroid
- Memperbaiki kekakuan otot dan mobilitas sendi dengan meningkatkan mikrosirkulasi
lokal
Outcome : VAS turun 2 setelah tindakan
Daftar Pustaka :
1. Trinh KV et al. Acupuncture for the alleviation of lateral epicondyle pain: a
systematic review. Rheumatology 2004; 43: 1085-90. Su X et al
2. Effects of electroacupuncture of different frequencies for treatment of patients with
refractory tennis elbow syndrome. Zhongguo Zhen Jiu 2010; 30: 43-5

SINDROMA TEROWONGAN KARPAL


Batasan dan Uraian Umum
Sindroma Terowongan Karpal (Carpal Tunnel Syndrome) adalah kondisi yang
mempengaruhi jari dan tangan sehingga menagalami sensasi resa kesemutan, mati rasa, atau
nyeri. Gejala yang muncul ini biasanya berkembang secara perlahan-lahan dan pada malam
hari akan bertambah parah. Bagian yang paling sering terpengaruh adalah jempol, jari tengah,
dan telunjuk.
Carpal Tunnel atau lorong karpal adalah jalur pada pergelangan tangan dimana
terdapat saraf median dan sembilan tendon yang berguna dalam pergerakan jari-jari tangan.
Ketika terjadi pembengkakan pada bagian saraf, tendon atau bahkan keduanya, saraf median
akan tertekan dan mengakibatkan terjadi carpal tunnel syndrome. Saat saraf median ini
17

terhimpit atau terjepit, maka akan menimbulkan mati rasa, sensasi kesemutan, dan terkadangf
muncul rasa sakit pada bagian-bagian yang terpengaruh oleh saraf ini.
Tatalaksana :
- Titik Shousanli (LI10), Neiguan (PC6), Baxie (EX-UE9)
Metode : Jarum ditusuk dan didiamkan selama 15-20 menit, manipulasi setiap 5-10 menit
Mekanisme Kerja :
- Menghambat nyeri melalui efek modulasi opioid endogen
- Bekerja pada area otak yang berfungsi menurunkan sensitivitas nyeri dan stress, juga
memicu relaksasi dan deaktivasi otak yang bekerja meregulasi rasa cemas
- Meningkatkan pelepasan adenosin
- Meregulasi jaringan limbik otak, termasuk hipotalamus dan amigdala
Outcome : VAS turun 2 setelah tindakan akupunktur
Daftar Pustaka :
1. Sim H et al. Acupuncture for carpal tunnel syndrome: a systematic review of
randomized controlled trials. J Pain. 2011;12(3):307-14
2. Yao E et al. Randomized controlled trial comparing acupuncture with placebo
acupuncture for the treatment of carpal tunnel syndrome. PM & R: Journal of Injury,
Function & Rehabilitation (PM R), 2012;4(5):367-73

HEMIPARESIS PASCA STROKE


Batasan dan Uraian Umum
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan tanda dan gejala yang
sesuai dengan area otak yang terganggu. Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan
yang serius karena ditandai dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas.
Akibat stroke akan menyebabkan terjadinya gangguan fungsi anggota tubuh, terutama
ekstremitas yang mengakibatkan kelumpuhan atau kelemahan pada sebagian ekstremitas
(satu sisi tubuh) atau bahkan seluruh ekstremitas (seluruh sisi tubuh). Hal ini tentu akan
menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari pasien yang mengalaminya.
18

Tatalaksana :
- Ekstremitas Atas : Dazhu (BL11), Jianyu (LI15), Jianliao (TE14), Quchi (LI11),
Shousanli (LI10), Waiguan (TE5), Hegu (LI4), Sanjian (LI3), Chize (LU5), Quze
(PC3), Neiguan (PC6), Daling (PC7)
- Ekstremitas Bawah : Huantiao (GB30), Fengshi (GB31), Biguan (ST31), Futu
(ST18), Yanglingquan (GB34), Zusanli (ST36), Xuanzhong (GB39), Kunlun (BL60),
Qiuxu (GB40), Sanyinjiao (SP6), Weizhong (BL40), Quguan (LR8), Yinlingquan
(SP9), Shangqiu (SP5)
- Disfagia : Lianquan (CV23), Hegu (LI4), Fengchi (GB20), Fenglong (ST40), Yamen
(GV15), Tongli (HT5), Sanyinjiao (SP6), Taixi (KI3)
Metode : Pasien dengan daya tahan tubuh rendah, dilakukan penguatan berulang dan
penusukan secara ringan. Untuk kekakuan ekstremitas, tusuk dengan stimulasi
kuat. Terapi diberikan seminggu minimal 2 kali, lamanya 30 menit, satu seri
terapi terdiri dari 12 kali pengobatan, bila belum didapatkan hasil yang
memuaskan dapat diulang seri berikutnya dengan interval 1-2 minggu
Mekanisme Kerja :
- Melindungi otak dari cedera iskemik dengan meningkatkan aliran darah otak
- Mencegah kerusakan dari neuron GABAergic
- Mengurangi edema otak setelah iskemik otak
- Regulasi ekspresi berbeda dari berbagai serum protein yang terlibat pada stroke dan
meningkatkan pemulihan kekuatan otot
- Memperbaiki eksitabilitas korteks motorik dan memfasilitasi pemulihan fungsi
motorik seteleh cedera iskemik otak fokal
- Mendorong efek neuroprotektor terhadap iskemik otak fokal
- Memodulasi pelepasan glutamat di otak
Outcome : Kekuatan motorik naik 1 setelah 12 kali tindakan akupunktur
Daftar Pustaka:
1. Zhao XF et al. Acupuncture for stroke: evidence of effectiveness, safety, and cost
from systematic review. Top Stroke Rehabil 2012;19(3):226-33
2. Li W et al. Observation on therapeutic effect of acupuncture combined with medicine
on mild cognition disorders in patients with post-stroke. Zhongguo Zhen jiu
2012a;32(1)3-7

19

MORNING SICKNESS
Batasan dan Uraian Umum
Morning sickness diartikan sebagai mual dan muntah yang dialami oleh beberapa
wanita di awal masa kehamilan. Kadang istilah morning sickness disalahartikan dengan mual
yang dialami di pagi hari saja, namun pada kenyataannya kondisi ini bisa terjadi kapan saja
atau sepanjang hari, bahkan pada malam hari. Hal ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas
sehari-hari wanita yang mengalaminya.
Biasanya gejala morning sickness akan hilang di bulan ketiga masa kehamilan.
Namun sekitar10 persen wanita yang mengalami morning sickness terus merasakan gejala ini
kendati telah melewati minggu ke-20 atau sekitar lima bulan masa kehamilan.

20

Morning sickness diperkirakan terjadi akibat adanya perubahan hormon di 3 bulan


pertama masa kehamilan. Ada beberapa faktor yang dianggap dapat meningkatkan resiko
wanita mengalami morning sickness, diantaranya :
1. Hamil anak pertama
2. Pernah mengalami morning sickness di kehamilan sebelumnya
3. Mengandung anak kembar
4. Riwayat morning sickness dalam keluarga
5. Memiliki riwayat mual akibat penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung
estrogen
6. Memiliki riwayat mabuk kendaraan
Tatalaksana : Titik Neiguan (PC6)
Metode : Diberikan rangsangan sedang. Jarum ditinggal selama 30 menit. Terapi diberikan
minimal 2 kali seminggu, satu seri terapi terdiri dari 10-12 kali terapi. Bila belum
didapatkan hasil yang memuaskan dapat diulang seri berikutnya dengan interval 12 minggu
Mekanisme Kerja :
- Peningkatan sekresi hipofisis berupa beta endorfin dan ACTH yang akan menghambat
CTZ dan pusat muntah
- Mempengaruhi saluran pencernaan bagian atas, mengurangi sekresi asam lambung,
dan menekan disritmia lambung
- Mengaktivasi nervus vagus, yang mempercepat peristaltik organ pencernaan sehingga
mengatasi mual-muntah
Outcome : Keluhan mual berkurang setelah tindakan akupunktur
Referensi :
1. Smith C, Crowther C, Beiby J. Acupuncture to treat nausea and vomiting in early
pregnancy: a randomized controlled trial. Birth. 2002 Mar;29(1): 1-9

INSUFISIENSI LAKTASI
Batasan dan Uraian Umum
WHO mendefinisikan menyusui bila bayi mendapatkan air susu langsung melalui
payudara atau melalui pengeluaran susu. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
bagi ibu yang baru melahirkan. Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja
tanpa cairan atau makanan lain dan dianjurkan diberikan selama 6 bulan pertama
kehidupannya. Air susu ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi cukup bulan atau prematur
yang baru lahir.
Insufisiensi atau penurunan produksi ASI dapat terjadi akibat beberapa faktor,
misalnya lahir prematur, ibu atau bayi sakit, ibu dan bayi terpisah, relaktasi stelah sempat

21

berhenti, dan laktasi indirek (pengeluaran ASI melalui pompa atau manual), sehingga
mempengaruhi optimalisasi bayi dalam memperoleh ASI.
Tatalaksana :
- Titik utama
: Danzhong (CV17), Rugen (ST18), Shaoze (SI1)
- Titik tambahan : Sanyinjiao (SP6), Pishu (BL20), Taichong (LR3), Neiguan (PC6)
Metode : Diberikan rangsangan sedang. Jarum ditinggal selama 30 menit. Terapi diberikan
minimal 2 kali seminggu, satu seri terapi terdiri dari 10-12 kali terapi. Bila belum
didapatkan hasil yang memuaskan dapat diulang seri berikutnya dengan interval 12 minggu
Mekanisme kerja :
- Meningkatkan kadar hormon prolaktin dalam darah sehingga meningkatkan produksi
ASI
Outcome : Produksi ASI meningkat setelah tindakan akupunktur
Daftar Pustaka :
1. Neri I, Allais G, Vaccaro V, Minniti S, Airola G, Schiapparelli P, Benedetto C,
Facchinetti F. Acupuncture treatment as breastfeeding support: preliminary data. J
Altern Complement Med. 2011 Feb;17(2): 133-7. doi: 10.1089/acm.2009.0714.
Epubb 2011 Feb 8
2. Li K. A Pilot Study to Evaluate the Effect of Acupuncture on Increasing Milk Supply
of Lactating Mothers. Victoria University of Technology in fulfillment of the
requirements for the Master of Health Science. 2002

OSTEOARTHRITIS
Batasan dan Uraian Umum
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang
berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat, ditandai
dengan adanya degenerasi tulang rawan sendi, hipertrofi tulang pada tepinya, sklerosis tulang
subkondral, perubahan pada membran sinovial, disertai nyeri, biasanya setelah aktivitas
berkepanjangan, dan kekakuan, khususnya pada pagi hari atau setelah aktivitas.
Keluhan osteoartritis yang paling sering dirasakan yaitu nyeri sendi, terutama saat
sendi bergerak atau menanggung beban, dan akan berkurang saat istirahat.
Tatalaksana :
22

Pergelangan tangan : Yangchi (TE4), Yangxi (LI5), Waiguan (TE5), Daling (PC7)
Pergelangan kaki : Shangqiu (SP5), Jiexi (ST41), Quixi (GB40)
Persendian paha : Huantiao (GB30), Fengshi (GB31), Juliao (GB29), Zhibian (BL49)
Persendian lutut : Dubi (ST35), Zusanli (ST36), Yinlingquan (SP9), Yanglingquan
(GB34), Xiyangquan (GB33), Liangqiu (ST34), Weizhong (BL54), Ququan (LR8),
Heyang (L55)
Persendian tumit : Kunlun (BL60), Taixi (KI3), Jiexi (ST41), Qiuxu (GB40), Rangu
(KI3), Shangqiu (SP5), Shenmai (BL62), Zhaohai (KI6)
Persendian leher : Fengchi (GB20), Tianzhu (BL10), Dazhui (GV14)
Persendian tulang belakang dan pinggang : Dazhui (GV14), Shenshu (BL23),
Yaoyangguan (GV3), Huatojiaji (tergantung daerah yang sakit)
Persendian bahu : Jianyu (LI15), Jianliao (TE14), Jugu (LI16), Quchi (LI11), Jianzhen
(SI9)
Persendian siku : Quchi (LI11), Chize (LU5), Shaohai (HT3), Quze (PC3), Shaosanli
(LI10)
Persendian sela-sela jari tangan : Baxie (EX-UE9), Hegu (LI4), Sanjian (LI3), Houxi
(SI3)
Persendian sela-sela jari kaki : Bafeng (EX-LE9), Neiting (ST44), Taizhong (LR3),
Jiexi (ST41), Gongsun (SP3), Zulinqi (GB41). Diberikan rangsang sedang

Mekanisme Kerja :
- Merangsang persarafan pada otot dan jaringan sehingga memicu pelepasan endorfin
dan faktor neurohumoral dan mengubah proses nyeri di otak dan tulang belakang
- Menghambat nyeri melalui efek modulasi opioid endogen
- Meningkatkan sekresi ACTH dan kortikosteroid, sehingga mengurangi peradangan
- Meningkatkan mirkrosirkulasi lokal
Outcome : VAS turun 2 setelah tindakan

Daftar Pustaka :
1. M Yanuarty, B Suntoko. Hubungan antara faktor resiko osteoatritis lutut dengan nyeri,
disabilitas, dan berat ringannya osteoartritis
2. Manheimer E et al. Acupuncture for peripheral joint osteoarthritis. Cochrane Database
Syst Rev 2010; 1: CD001977
3. Lev-Ari S et al. Delayed effect of acupuncture treatment in OA of the knee: A blinded,
randomized controlled trial. Evidence-based Complementary and Alternative
Medicine 2011; Article Number: 792975

23

ACHILLES TENDINITIS
Batasan dan Uraian Umum
Achilles tendinitis adalah cedera yang terjadi pada tendon Achilles. Tendon Achilles
yaitu tendon yang membentang dari otot betis ke tumit. Otot betis dan tendon Achilles
berfungsi menurunkan kaki bagian depan setelah tumit menyentuh tanah dan mengangkat
tumit ketika jari-jari ditekan sebelum melangkah dengan kaki lainnya.
Tendinitis Achilles terjadi jika tekanan pada tendon lebih besar dibandingkan dengan
kekuatan tendon tersebut. Gejala utama pada tendinitis Achilles adalah nyeri, yang biasanya
sangat hebat jika penderita bangun dari duduk atau berbaring atau ketika penderita mulai
berlari. Berbagai faktor biomekanik yang cenderung menyebabkan cedera tendon Achilles:
- Pronasi (berputar ke dalam) kaki yang berlebihan
- Kebiasaan berpijak terlalu jauh dari tumit
- Urat lutut dan otot betis yang kaku
- Lengkung kaki yang tinggi
24

Tendon Achilles yang kaku


Kelainan bentuk tumit

Tatalaksana :
- Titik utama : Ashi Point, Weiyang (BL39), Taixi (KI3), Shuiquan (KI5), Fuliu (KI7),
Kunlun (BL60), Pucan (BL61), Shenmai (BL62) ditusuk bilateral di samping tendon.
Titik regional adalah Qiuxu (GB40), Zusanli (ST36)
- Titik tambahan : Feiyang (BL58), Chengshan (BL57), Zhiyin (BL67), Houxi (SI3),
Yangqu (SI5), Chenfu (BL36), Yinmen (BL37)
Metode : Diberikan rangsangan sedang. Jarum ditinggal selama 30 menit. Terapi diberikan
minimal 2 kali seminggu, satu seri terapi terdiri dari 10-12 kali terapi. Bila belum
didapatkan hasil yang memuaskan dapat diulang seri berikutnya dengan interval 12 minggu.
Mekanisme Kerja :
- Menghambat nyeri melalui efek modulasi opioid endogen
- Mengurangi peradangan dengan memicu pelepasan faktor vaskuler dan
imunomodulasi
- Mengurangi peradangan dengan meningkatkan sekresi ACTH dan kortikosteroid
Outcome : VAS turun 2 setelah tindakan
Daftar Pustaka :
1. Kemishian B, Selfe J, Richards JD. A historical review of acupuncture to the Achilles
tendon and the development of a standarized protocol for its use Journal of the
Acupuncture Assosiation of Chartered Physiotherapists 01/2012

URTIKARIA
Batasan dan Uraian Umum
Urtikaria atau yang dikenal sehari-hari sebagai biduran atau kaligata merupakan ruam
kulit yang ditandai dengan ruam-ruam merah pada kulit dan gatal. Ruam merah ini bisa
bervariasi, dari yang relatif kecil bahkan bisa sebesar piring makan. Urtikaria merupakan
reaksi alergi, yang berarti sistem kekebalan tubuh saat itu merespon zat yang dianggapnya
beracun.
Pemicu urtikaria yang paling umum adalah infeksi, obat-obatan, sengatan serangga
dan makanan. Gejala-gejala urtikaria yang dapat timbul meliputi :
- muncul ruam melingkar dan terlihat seperti bekas gigitan nyamuk
- ruam berwarna merah pada tepi luar dan berwarna putih di tengahnya
- gatal dan seringkali terasa panas
- ruam muncul dalam bentuk tunggal atau kelompok
Tatalaksana :
25

Titik Dazhui (GV14), Fengchi (GB20), Quchi (LI11), Zusanli (ST36), Xuehai (SP10),
Sanyinjiao (SP6), Hegu (LI4), Yinlingquan (SP9)

Metode : Akupunktur dilakukan selama 20 menit/sesi, frekuensi 2-3 kali/minggu, dan dalam
satu seri terapi dilakukan 12 kali akupunktur
Mekanisme Kerja :
- Remodulasi berbagai tingkatan fisiologis termasuk jaringan neurohumoral,
hypothalamic-pituitary-adrenal axis, sistem saraf otonom dan imunitas spesifik dan
non spesifik
- Regulasi kadar serum IgE dan sitokin
- Mengurangi peradangan dengan meningkatkan sekresi ACTH dan kortikosteroid
- Memberikan efek antihistamin dengan mengurangi sinyal dari reseptor TRPV1
Outcome : Mengurangi frekuensi timbulnya urtikaria dan mengurangi luas area urtikaria
Daftar Pustaka :
1. Sachdeva S, Gupta V, Amin SS, Tahseen M. Chronic Urticaria. Indian J Dermatol.
2011 Nov-Dec; 56(6):622-628
2. Napadow W, Li A, Loggia ML, Kim J, Schalock PC, Lerner E, Tran TN, Ring J,
Rosen BR, Kaptchuk TJ, Pfab F. The Brain Circuitry Mediating Antipruritic Effects of
Acupuncture. Cereb Cortex. 2012 Dec 4. [Epub ahead of print] PubMed PMID:
23222890

26

Anda mungkin juga menyukai