Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN AKTIFITAS FUNGSIONAL DAN REKREASI

OSTEOPOROSIS

KELOMPOK 7

I Gusti Ayu Mega Purwani


Ni Made Nuari Diahputri
M. Risma Caesar Wirayanti
Ni Nyoman Satria Mas Agusti
Desak Made Wahyu Ariningsih
I Made Hardi Wira Dharma
Made Aditya Prawira Arthawan

(1302305006)
(1302305008)
(1302305010)
(1302305022)
(1302305027)
(1302305038)
(1302305046)

OSTEOPOROSIS

1. DEFINISI
Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang, kepadatan
tulang dan kemunduran struktur jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan tulang.
Penyakit ini Apabila tidak dicegah atau ditangani, maka akan menyebabkan
pengeroposan yang selanjutnya bisa menyebabkan patah tulang atau nyeri saat
melakukan aktivitas. Patah tulang ini bisa terjadi pada tulang punggung, pinggul,
pergelangan tangan, pergelangan kaki, tulang pangkal paha dan tulang rusuk. Patah
tulang di usia lanjut akan menimbulkan permasalahan serta menelan biaya pengobatan
atau pemulihan yang besar, bahkan ada kemungkinan akan menderita cacat permanen.
2. EPIDEMIOLOGI
Osteoporosis banyak menyerang wanita yang sudah memasuki masa menopause,
karena pada masa tersebut jumlah hormon estrogen berkurang dan mengakibatkan

terjadinya penurunan kadar kalsium dalam darah.


Lebih dari 75 juta orang diseluruh dunia menderita Osteoporosis
Tanda awal terjadinya Osteoporosis ditemukan pada wanita usia sekitar 30 - 40

tahun
Resiko patah tulang di bagian panggul pada wanita lanjut usia lebih besar
daripada resiko dari penyakit kanker lainnya yang menyerang kaum wanita.

3. ETIOLOGI
a. Jenis kelamin nilai masa tulang wanita sekitar 800gram sedangkan laki-laki
1200gram
b. Umur proses densitas (kepadatan) tulang sampai umur 25th,
kondisi

selanjutnya

tulangkonstan sampai umur 40 tahun , >40 tahun densitas tulang

menurun.
c. Ras kulit putih lebih beresiko. Orang yang berkulit hitam memiliki hormone
d.
e.
f.
g.

estrogen yang tinggi sehingga ras afrika-amerika cenderung lebih lambat menua
riwayat keluarga
tipe tubuh
menopause menurunnya hormone estrogen dan progesterone
Kurang olah raga. Berolah raga dapat meningkatkan kepadatan tulang

4. PATOFISIOLOGI
perlu kita ketahui secara histologis tulang terbagi atas dua komponen, yaitu :

Sel sel pada tulang merupakan tempat terjadinya proses pembentukan tulang itu
sendiri. sel pada tulang di bagi menjadi 2, yaitu :

osteoclas : merupakan sel yang berguna untuk mereabsobsi massa tulang.

osteoblas : merupakan sel yang berguna untuk membentuk massa tulang.

Matrik matrik merupakan matrik ekstraseluler yang nantinya akan di jadikan sebagai
pembentuk massa tulang , matrik terbagi menjadi 2 yaitu :
o

anorganik, seperti contoh : kalsium, fosfat, magnesium, sitrat, karbonat. dll.


,matrik anorganik pada tulang terdiri kira - kira sebanyak 30 - 40 %.

inorganik, seperti contoh : kalogen tipe I 90 %. matrik inorganik ini banyaknya


kira - kira 60 - 70 %.

pada pasien yang mengalami penyait osteoporosis, secara garis besar disebabkan
karena meningkatnya sel osteoclas pada tulang yang biasanya pada usia lanjut terjadi
penurunan kadar hormon. sehingga proses reabsorbsi tulang akan lebih besar dari pada
proses pembentukan tulang itu sendiri, dalam proses ini lama - kelamaan akan
mengakibatkan adanya penipisan masa tulang dan mudah terjadi fraktur yang di sebabkan
trauma ringan.
5. KLASIFIKASI
Menurut pembagiannya, osteoporosis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Osteoporosis primer
Osteoporosis primer adalah osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya. Pada tahun
1983, Riggs dan Melton membagi osteoporosis primer menjadi 2 tipe, yaitu :
o

Osteoporosis

tipe

I yang

disebut

juga

osteoporosis

pasca

menopause.

Osteoporosis tipe ini disebabkan oleh defisiensi estrogen akibat menopause.

Osteoporosis tipe II disebut juga osteoporosis senilis, disebabkan oleh gangguan


absorpsi kalsium di usus sehingga menyebabkan hiperparatiroidisme sekunder
yang mengakibatkan timbulnya osteoporosis.

Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang diketahui nyebabnya, yaitu terjadi
karena adanya penyakit lain yang mendasari, fisiensi atau konsumsi obat yang dapat
menyebabkan osteoporosis.
o

Penyebab genetik (kongenital), seperti : Kistik fibrosis,

Ehlers Danlos

syndrome , Penyakit penyimpanan glikogen ,Penyakit Gaucher ,Hemokromatosis.


o

Keadaan hipogonad, seperti : Insensitifitas androgen, Anoreksia nervosa / bulimia


nervosa, Hiperprolaktinemia.dll.

Gangguan endokrin, seperti : Akromegali, Insufisiensi adrenal , Sindroma


Cushing , Diabetes Melitus, Hiperparatiroidism,Hipertiroidisme, Hipogonadism,
Kehamilan, Prolaktinoma.dll.

Gangguan yang diinduksi obat, seperti : Glukokortikoid, Heparin, Antikonvulsan.

6. Gejala Osteoporosis
Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala, bahkan sampai puluhan tahun
tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps
atau hancur, akan timbul nyeri dan perubahan bentuk tulang. Jadi, seseorang dengan
osteoporosis biasanya akan memberikan keluhan atau gejala sebagai berikut:
1. Tinggi badan berkurang
2. Bungkuk atau bentuk tubuh berubah
3. Patah tulang
4. Nyeri bila ada patah tulang (Tandra, 2009).

7. Penuruan kapasitas fisik dan fungsional penderita osteoporosis


1. Sensoris : tidak ada
2. Motoris : kesulitan melakukan aktifitas-aktifitas yang berat karena rawan mengalami
patah tulang akibat penurunan massa tulang.
3. Kognitif : tidak ada
8. AFR yang bisa diberikan
Olahraga dipagi hari , Olahraga adalah salah satu terapi untuk penyakit osteoporosis
yang paling cocok untuk para penderita penyakit ini. Dengan melakukan olahraga
maka otot-otot tidak akan terasa kaku. Tubuh juga dapat tetap berusaha untuk
mengikat kalsium dengan baik, serta beberapa bagian tubuh tetap dapat memproduksi
pelumas untuk bagian sendi. Olahraga yang mudah untuk dilakukan adalah jalan kaki,
ini akan membuat otot jantung bergerak, dan dapat melancarkan peredaran darah dan
juga memberikan berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dengan olah
raga dipagi hari secara tidak langsung tubuh kita juga akan menyerap matahari pagi
yang mampu mengaktifkan vitamin D yang bagus untuk tulang
Melakukan olahraga dengan beban
Selain olahraga menggunakan alat beban, berat badan sendiri juga dapat berfungsi
sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan tulang. Olahraga beban misalnya
senam aerobik, berjalan dan menaiki tangga. Olahraga yang teratur merupakan upaya
pencegahan yang penting. Dengan berolahraga juga bisa menurunkan tingkat stress
seseorang.
Berikut ini latihan olahraga yang boleh dilakukan oleh penderita osteoporosis :
Jalan kaki secara teratur, karena memungkinkan sekitar 4,5 km/jam selama 50
menit, lima kali dalam seminggu. Ini diperlukan untuk mempertahankan kekuatan
tulang. Jalan kaki lebih cepat (6 km/jam) akan bermanfaat untuk jantung dan paruparu.
Latihan beban untuk kekuatan otot, yaitu dengan mengangkat dumbble kecil
untuk menguatkan pinggul, paha, punggung, lengan dan bahu.
Latihan untuk meningkatkan keseimbangan dan kesigapan.

Latihan untuk melengkungkan punggung ke belakang, dapat dilakukan dengan


duduk dikursi, dengan atau tanpa penahan. Hal ini dapat menguatkan otot-otot
yang menahan punggung agar tetap tegak, mengurangi kemungkinan bengkok,
sekaligus memperkuat punggung.
Hidroterapi, untuk merelaksasikan otot dan bagus untuk melatih kekuatan otot dan
tulang dengan sedikit mengeluarkan energy karena sudah dibantu oleh tenaga air.
Latihan aerobic
Dilakukan selama 30 menit dengan intensitas sedang selama 5 hari dalam seminggu.
Aktivitasnya berupa berjalan, berkebun, melakukan kegiatan rumah, sepeda statis,
berenang, senam dan sebagainya yang tidak terlalu memberikan pembebanan pada
tulang. Aktivitas ini membantu kerja jantung pan paru dalam memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh dan membantu proses metabolisme. Perhatikan kondisi pasien
dan dilakukan dengan cara yang menyenangkan
Latihan penguatan otot
Latihan dirancang agar otot mampu membentuk kekuatan untuk menggerakkan atau
menahan beban misal aktivitas yang melawan gravitasi seperti berdiri dari kursi dan
tahan beberapa detik kemudian lakukan secara berulang, atau latihan dengan tahanan
missal latihan dengan tali elastic. Latihan dilakukan selama 2 hari dalam seminggu,
intensitas latihan meningkat sesuai dengan kemampuan individu. Jumlah repetisi
harus ditingkatkan sebelum beban ditambah. Waktu yang dibutuhkan adalah satu set
latihan dengan 10 sampai 15 repetisi
Latihan keseimbangan dan fleksibilitas
Latihan ini bertujuan untuk menjaga ROM sendi dan melatih keseimbangan pasien
agar tidak mudah terjatuh dalam melakukan aktifitas. Latihan ini bisa di
kombinasikan dengan latihan-latihan aerobic dan latihan penguatan otot. Jenis latihan
fleksibilitas misalnya yoga dan jenis latihan keseimbangan misalnya berjalan dan tai
chi

9. Latihan yang tidak boleh dilakukan oleh penderita osteoporosis adalah sebagai
berikut:

Latihan atau aktivitas fisik yang berisiko terjadi benturan dan pembebanan pada
tulang punggung. Hal ini akan menambah risiko patah tulang punggung karena ruas
tulang punggung yang lemah tidak mampu menahan beban tersebut.
Latihan atau aktivitas fisik yang mengharuskan membungkuk kedepn dengan
punggung melengkung. Hal ini berbahaya karena dapat mengakibatkan cedera ruas
tulang belakang. Juga tidak boleh melakukan sit up, meraih jari kaki, dan lain-lain.
Latihan atau aktivitas fisik yang mengharuskan menggerakkan kaki kesamping atau
menyilangkan dengan badan, juga meningkatkan risiko patah tulang, karena tulang
panggul dalam kondisi lemah.

10. Mencegah resiko jatuh


Terjatuh, walaupun tidak keras, sudah cukup untuk menimbulkan patah tulang. Kurangi
kemungkinan jatuh dengan memperhatikan beberapa hal seperti tertera di bawah ini:
Pencahayaan
Beri pencahayaan cukup di tangga rumah, lorong rumah maupun ruangan. Selalu
sediakan lampu senter dekat tempat tidur Anda.
Lantai
Hindari pemakaian karpet. Apabila memang diperlukan pastikan bahwa alas
karpet tidak licin dan pakukan setiap ujung karpet ke lantai. Gunakan ubin yang
tidak licin atau pakai cairan yang kesat untuk mengepel lantai. Singkirkan kabelkabel listrik di daerah yang sering digunakan lalu lalang.

Tangga
Tutup anak tangga dengan alas yang tidak licin dan pasang pegangan tangan
sepanjang tangga.
Kamar mandi

Pasang pegangan tangan di dekat toilet, kamar mandi dengan pancuran (shower),
atau dekat bak mandi (bathub). Gunakan keset kamar mandi yang terbuat dari
karet dan tidak mudah tergelincir (slip)
Dapur
Letakkan peralatan dapur pada tempat yang mudah dijangkau. Gunakan dingklik
(bangku kecil) untuk mengambil peralatan yang tinggi letaknya dan pastikan
bahwa kaki dingklik tersebut diberi bantalan karet agar tidak mudah slip.

11. EDUKASI
-

Tidur menggunakan matras, Terapi untuk penyakit osteoporosis yang pertama


adalah dengan tidur menggunakan matras. Dengan tidur menggunakan matras ini
akan membuat tulang punggung menjadi rata. Tulang punggung akan tersangga
dengan baik, jika ingin menggunakan bantal sebaiknya hanya menyangga bagian
leher agar leher terasa nyaman saat tidur. Sedangkan untuk posisi tidur, sebaiknya
terlentang ini akan membuat tulang punggung menjadi rata, sekaligus menjadi
terapi untuk penyakit osteoporosis. Tidur miring pun tidak masalah, karena dengan
menggunakan matras, posisi punggung akan tetap rata.

Perhatikan posisi lutut, Ketika tidur, sebaiknya atur posisi lutut, agar tetap terasa
nyaman saat tidur.

Kompres pada bagian tertentu, Ada kalanya untuk memberikan kompres dengan air
hangat pada beberapa bagian yang terasa nyeri. Ini akan memberikan relaksasi pada
pagian punggung, beberapa otot punggung akan melemas dan tidak akan terasa
kaku, begitupun dengan tulang punggung.

Menggunakan korset, Ini adalah salah satu terapi untuk penyakit osteoporosis yang
cukup nyaman, terutama bagi para wanita. Dimana tulang punggung akan disangga
dengan aman dan nyaman, dengan menggunakan korset ini. Korset akan menekan
punggung agar tetap lurus, dan ini akan membuat bentuk tulang punggung menjadi
rata.

Anda mungkin juga menyukai