Kabupaten
Lampung Selatan
No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
:
:
:
:
1/2
Disetujui oleh
Kepala UPT Puskesmas Merbau Mataram
SOP UKP
SUCIPTO, SKM, M.Kes
NIP 196801101987031002
1. Pengertian :
Insisi adalah melakukan irisan pada kulit.
Insisi abses adalah melakukan irisan pada abses untuk mengeluarkan pus yang ada di dalamnya.
2. Tujuan :
Sebagai penatalaksanaan terhadap abses
3. Kebijakan :
SK Kepala Puskesmas tentang Pembedahan Minor
4. Referensi :
5. Alat dan Bahan :
Minor set
Sarung tangan
Larutan desinfektan
Spuit 3 cc
Lidokain/ chlor etyl
Tampon
Kassa steril
6. Prosedur
a. Petugas memberi Informed consent kepada pasien, dan meminta pasien mengisi lembar
informed consent
b. Cuci tangan
c. Memakai sarung tangan
d. Menyiapkan alat dan bahan
e. Memasang duk steril
f. Membersihkan daerah dengan tindakan aseptik
g. Melakukan anestesi infiltrasi dengan lidokain
h. Lakukan irisan pada tempat fluktuasi yang maksimal, irisan sampai fascia
i. Buka abses dengan memasukkan klem (secara tumpul) agar pus keluar
j. Keluarkan infiltrat dengan memakai sonde
k. Keluarkan pus dengan bersih, masukkan tampon (lebar 1 cm) yang telah mengandung
betadine ke dalam rongga abses
l. Tampon tidak boleh dimasukkan terlalu padat, kemudian disisakan sepanjang 5 cm untuk
dilakukan pengangkatan
m. Atau gunakan drain (dari bekas sarung tangan atau pipa infus), dimasukkan ke dalam
rongga abses, difiksasi dengan kulit dan ujung luar drain dipasang penampung infus
7. Diagram Alir
8. Hal yang perlu diperhatikan
a. Irisan harus langsung, tidak terputus sampai jaringan subkutis
b. Irisan di dekat garis persendian harus sejajar dengan aksis/ sumbu sendi
c. Arah insisi tidak boleh tegak lurus dengan alat penting yang ada di daerah itu, misal arteri, vena,
saraf
d. Sterilitas
9. Unit Terkait
Pelayanan Umum, Ruang Tindakan
10 Dokumen Terkait
Rekam Medis Informed consent
11. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang Dirubah
Perubahan
INSISI ABSES
UPT Puskesmas
Merbau Mataram
setujui oleh
kesmas Merbau Mataram
jernih
an subkutis
n aksis/ sumbu sendi
ing yang ada di daerah itu, misal arteri, vena,
Diberlakukan Tgl.
2/2
ABSES
:
:
:
:
Sucipto, SK
NIP 19680110198
A. Pengertian :
Penangana
darurat adalah suatu pertolongan yang cepat dan tepat pada pasien untuk mencegah kematian maupun kecacatan
B. Tujuan :
1. Mencegah
kecacatan pada penderita gawat darurat, sehingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaim
2. Merujuk penderita gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
C. Kebijakan :
1. Peraturan
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/Menkes/Per /2008 dan Undang-Undang 29 Tahun 2004 Pasal 45.
2. Manual persetujuan tindakan Kedokteran KKI Tahun 2008.
D. Referensi :
Darurat, BTCLS 2015.
E. Alat dan Bahan :
Oksigen, Ambu Bag, Gudel
Sarung tangan steril, Infus set, Cairan Kristaloid, Spuit, Kassa steril
F. Prosedur
1. Petugas menerima pasien
2. Pasien teridentifikasi gawat darurat.
3. Petugas menilai potensi bahaya pada lokasi yang mungkin
mengancam pasien, penolong ataupun orang lain disekitar tempat
kejadian.
4. Petugas memeriksa kesadaran pasien :
a. Alert untuk sadar penuh tanpa rangsangan dari luar.
b. Verbal/Voice untuk respon suara dari luar.
c. Pain respon terhadap rangsangan nyeri.
d. Unresponsif sama sekali tak ada respon.
5. Petugas mengatifkan integrated emergency system meminta
bantuan kepada orang sekitar.
6. Petugas memeriksa nadi karotis :
a. Bila nadi tak teraba : petugas melakukan kompresi jantung
paru RJP/CPR Dewasa 30 kompresi 2 Tiupan, untuk bayi 3
kompresi 1 tiupan.
Pelatihan panggulan
Oksigen, Nasal C
Bagan Alir
:
:
:
:
Sucipto, SK
NIP 19680110198
:
:
:
:
Sucipto, SK
NIP 19680110198
rekam
H. Unit Terkait
Ruang Tindak
I. Dokumen Terkait
Rekam Medis
J. Rekaman Historis
No
Halaman
Perubahan
1. Peraturan Menteri
2004 Pasal 45.
Bagan Alir
Ruang Tindakan
Rekam Medis Pasien
Diberlakukan Tgl.
MENGIDENTIFIKASI HAMBATAN
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN
SOP UKP
UPT PUSKES
MERBAU MAT
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
2016
Disetujui oleh,
Kepala UPT Puskesmas M
Mataram
: 1/2
: Identifikasi hambatan adalah suatsu proses untuk mengetahui hambatan yang ad
puskesmas selama proses pendaftaran.
Halaman
A. Pengertian
C. Kebijakan
D. Referensi
: Lppm.trunojoyo.ac.id/.../07_
F. Prosedur
1. Kepala puskesmas merencanakan pertemuan untuk membahas
proses identifikasi hambatan.
2. Kepala puskesmas meminta kepala TU untuk membuat
undangan pertemuan pembahasan proses identifikasi hambatan
kepada petugas pendaftaran dan administrasi.
Bagan Alir
MENGIDENTIFIKASI
HAMBATAN
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN
SOP UKP
UPT PUSKES
MERBAU MAT
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
2016
Disetujui oleh,
Kepala UPT Puskesmas M
Mataram
: 1/2
6. Peserta pertemuan membuat angket identifikasi hambatan
untuk diisi oleh semua petugas.
7. Peserta pertemuan menyebarkan angket identifikasi hambatan
kepada petugas.
8. Peserta pertemuan mengumpulkan angket yang sudah diisi
oleh petugas.
Halaman
Halaman
Yang diubah
Perubahan
UPT PUSKESMAS
MERBAU MATARAM
Disetujui oleh,
a UPT Puskesmas Merbau
Mataram
agan Alir
n administrasi menghadiri
proses identifikasi hambatan.
UPT PUSKESMAS
MERBAU MATARAM
Disetujui oleh,
a UPT Puskesmas Merbau
Mataram
boratorium
Diberlakuk
an Tgl.