Anda di halaman 1dari 7

1.

SECTION 2
Variasi Porposional Band

PORPOSIONAL BAND
190
180

PB 0

170

PB 2

160

PB 4

LEVEL 150

PB 6

140

PB 8

130
120
00:00

07:12

14:24

21:36

TIME

Semakin besar %PB maka offset yang dihasilkan semakin besar begtupula
kecepatan responnya juga cepat. Namun, dengan respon yang cepat tetapi hasil
yang diperlihatkan ternyata di bawah dari nilai setpoint. Sehingga diperoleh
selisih dari tiap-tiap variasi PB.
Dimana setpointnya 750.
-

Pb 2% = 175-162
= 13 , dengan waktu 65 detik
Pb 4% = 175- 151
= 24 ,dengan waktu 60 detik
PB 6% = 175 -138
= 37 ,dengan waktu 44 detik
PB 8% = 175-127
= 48 , dengan waktu 45 detik

Variasi integral

Dengan PB 4%

INTEGRAL
185
180
175
170
LEVEL (mm) 165
160
155
150
00:00

07:12

14:24

21:36

28:48

TIME

Pada section ini dilakukan variasi integral yaitu 1,2,3 sec dengan menggunakan
PB 4%.

Variasi derivatif

DERIVATIVE
180
175
LEVEL (mm)

170
165
00:00

07:12

14:24
TIME

21:36

28:48

36:00

Simulasi pada section 2

SIMULASI SECTION 2
170
165
160
LEVEL 155
150
145
00:00 02:53 05:46 08:38 11:31 14:24 17:17 20:10 23:02
TIME

OPTIMASI SECTION 2
166
164
162
160
LEVEL 158

PB 4,6%; I 17,5 s; D 2,9 s

156
154
152
00:00 02:53 05:46 08:38 11:31 14:24 17:17 20:10 23:02
TIME

Dimana :
Setpoint = 160
Puncak = 166, dengan waktu 04:40
Lembah = 152, dengan waktu 05:25

PB =

puncak lemba h
3

Integral =

Derivatif =

166152
3

= 4,6 %

waktu puncak 1waktu puncak 2


2

35
=17,5 sec
2

ti 35 5,8
= =
=2,9
6 6
2

Sehingga , OPTIMASI yang dilakukan pada section 2 dapat dilihat :


Grafik optimasi menunjukkan optimasi dari simulasi yang dilakukan pada section
2. Dimana nilai PID yang digunakan pada Optimasi merupakan hasil dari
pehitungan yang diperoleh sebelumnya pada grafik simulasi. Dilihat diatas bahwa
dengan memasukkan nilai PID yang sesuai dengan simulasi yang dilakukan
menunjukkan bahwa lama kelamaan grafik akan mulai konstan sesuai setpoin,
yang sebelumnya mengalami fluktuasi. Pada section ini PSV sebagai kontrol dan
SOL2 sebagai penganggu. Dalam mencapai setpoin, grafik akan mengalami
sedikit fluktuasi hingga mencapai konstan. Namun,fluktuasinya tidak jauh dari
nilai setpoint.

2. Section 3
Simulasi section 3

SIMULASI SECTION 3
12
10
8
6

LEVEL

4
2
0
00:00 07:12 14:24 21:36 28:48 36:00 43:12
TIME

OPTIMASI SECTION 3
77
76
LEVEL (mm)

75
74
73
00:00

07:12

14:24

21:36
TIME

Dimana :
Setpoint = 75
Puncak = 81 , dengan waktu 01:09:30
Lembah = 69, dengan waktu 01:14:15
PB =

puncak lemba h
3

8269
3

= 4,3 %

28:48

36:00

43:12

waktu puncak 1waktu puncak 2


Integral =
2

Derivatif =

285 142,5
=
=71,3 sec
2
2

ti 285 47,5
=
=
=23,8 sec
;
6
6
2

Sehingga dilakukan optimasi setelh diperoleh nilai PID yang sesuai.

Pada optimasi section ini dapat dilihat bahwa untuk mencapai setpoint diperlukan
waktu yang cukup lama. Dimana pada percobaan ini PSV digunakan sebagai
variabel manipulated, pengendalinya ialah SOL2 dan penganggu yaitu bukaan
katup.

3. Section 4
Simulasi section 4

SIMULASI SECTION 4
100
90
80
70
60
50
00:00 07:12 14:24 21:36 28:48 36:00 43:12 50:24 57:36

OPTIMASI SECTION 4
100
90
LEVEL(mm)

80
70
60
00:00

02:53

05:46

08:38

11:31

TIME

Setpoint = 75
Puncak = 81 , dengan waktu 25:01
Lembah = 63, dengan waktu 26:46
PB =

puncak lemba h
3

Integral =

Derivatif =

8263
3

=6%

waktu puncak 1waktu puncak 2


2

105 52,6
=
=26,25 sec
2
2

ti 105 17,5
=
=
=8,75 sec
;
6
6
2

Sehingga dilakukan optimasi dengan memasukkan nilai PID.


Optimasi pada ini, lebih cepat dibandingkan dengan section 3 karena pada section
ini yang menjadi control yaitu pompa. Dimana pompa akan bekerja jika nilai tidak
mencapai setpoint begitupun sebaliknya pompa akan berhenti bekerja jika
melebihi dari setpoint. Waktu untuk mencapai setpoint relatif cepat pula.

Anda mungkin juga menyukai