Anda di halaman 1dari 57

Format Laporan Pelaksanaan Kegiatan ( Sub Unit )

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(Sub Unit )
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN : 2016
SUB UNIT
UNIT
KECAMATAN
KABUPATEN
PROVINSI

Disusun Oleh

: GEDONGAN
: SUMBERAGUNG
: MOYUDAN
: SLEMAN
: DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

No. Nama
Mahasiswa
No Mahasiswa
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

13/348346/TK/40892
IFAN DANY S.
SYARA FITRIANI
FRIMALIA ADE SURYA P.
TESSA ZELYANA H.
FARA DINA DWI R.A.S.
LINTANG KUSUMA W.
YOGAPRIYA CHANDRASEGARAN
PANDU ADHI PRASOJO

12/334628/PA/14861
13/345544/HK/19540
13/353534/SA/17244
13/344177/SA/16836
13/348879/PS/06566
13/349625/KG/9552
12/340747/KH/07514
11/324547/PN/12638

SUBDIREKTORAT PENGELOLAAN KKN


DIREKTORAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

MUHAMMAD
NOOR RIDHO
AJI

HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegiatan KKN-PPM yang kami kerjakan, maka kami:
No NAMA MAHASISWA

No. MHS

TANDA TANGAN

MUHAMMAD NOOR
RIDHO AJI

13/348346/TK/40892

IFAN DANY S.

12/334628/PA/14861

SYARA FITRIANI

13/345544/HK/19540

FRIMALIA ADE SURYA P.

13/353534/SA/17244

TESSA ZELYANA H.

13/344177/SA/16836

FARA DINA DWI R.A.S.

13/348879/PS/06566

LINTANG KUSUMA W.

13/349625/KG/9552

YOGAPRIYA
CHANDRASEGARAN

12/340747/KH/07514

PANDU ADHI PRASOJO

11/324547/PN/12638

2
3
4
5
6
7
8
9

Telah menyelasaikan laporan kegiatan kami selama dilokasi KKN PPM


Sleman, 9 Agustus 2016
Mengetahui / Menyetujui
Kepala Desa

Menyetujui
Dosen Pembimbing Lapangan

Drs. H. Duldjiman

Triyanto Suharsono, S.H.

Mengetahui
Camat

Mustain Aminun, S.H., M.Si.


NIP. 19620306 199003 1 007

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyusun Laporan
Pelaksanaan Kegiatan Sub Unit KKN-PPM Antar Semester 2016 (Sub Unit Dusun
Gedongan, Sleman, DIY) dengan judul kegiatan Peningkatan Produksi
Pertanian Melalui Pemberantasan Hama Tikus Secara Terpadu dan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam . Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas sub unit C. Kami berharap Laporan Pelaksanaan Kegiatan ini dapat
bermanfaat untuk pemerintah, masyarakat dan mahasiswa KKN-PPM UGM.
Dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan rasa hormat
dan terimakasih kepada
1)

Bapak Triyanto Suharsono, S.H. selaku Dosen Pembimbing


Lapangan

2)

Bapak Drs. H. Duldjiman selaku Kepala Desa Sumberagung

3)

Bapak M. Sofwan selaku Kepala Padukuhan Gedongan dan


keluarga

4)

Seluruh Warga Dusun Gedongan

Penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Sub Unit ini masih banyak


kekurangan, baik dalam aspek pembahasan (isi), sistematika, maupun bahasa
yang kami gunakan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik demi
sempurnanya laporan ini.

Yogyakarta, 9 Agustus 2016

Penyusun

I.

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KLASTER SAINTEK
a. Pembuatan Lapangan Voli sebagai Sarana untuk Olahraga dan Tempat
Berkumpul Warga Gedongan
No. Sektor

: 1.5.04

Jenis Program

: Pokok Non Tema

Sifat Program

: Monodisipliner

Lokasi Kegiatan

: Dusun Gedongan

Status

: Terlaksana

Tanggal

: 15 Juli 6 Agustus

Salah satu permasalahan yang disampaikan oleh Bapak Dukuh dan disetujui
oleh Ketua RT 01 Bapak Solekhan yaitu tidak adanya ruang atau tempat berkumpul
warga, sehingga warga harus ke seberang dusun jika ada kegiatan-kegiatan semisal
lomba, olah raga bersama, maupun kegiatan umum lainnya yang membutuhkan
lahan. Sehingga sangat penting bagi kami untuk merealisasikan lahan di dalam
dusun yang bisa digunakan untuk tempat berkumpul. Setelah berunding akhirnya
disepakati bahwa lahan yang akan dibangun adalah lapangan voli. Lapangan voli ini
bertempat di RT 01. Dalam pengerjaannya, saya berkoordinasi dengan Mas Wildan
Sugandi selaku Sekretaris LPMD Gedongan serta Mas Arfan selaku Ketua Pemuda
Gedongan AGORA.
Program ini dilaksanakan dengan cara kerja bakti melibatkan seluruh elemen
warga Gedongan mulai dari anak-anak, pemuda, hingga bapak-bapak semua turun
membantu dalam terealisasinya pembuatan lapangan voli ini. Pengerjaan
dilaksanakan setiap hari selama kurang lebih dua jam dari mulai dari pukul 16.00
sampai pukul 18.00 WIB. Pengerjaan dilakukan dengan meratakan tanah yang akan
digunakan sebagai lapangan voli tersebut. Setelah rata tanah kemudian membuat
garis batas dan memasang tiang net voli. Pekerjaan selanjutnya yaitu dengan
meratakan kembali lapangan yang sudah diberi garis batas dengan pasir halus.
Kesemuanya itu dilakukan secara gotong royong semua kalangan terlibat. Dari sini

nampak sekali antusias dan kegembiraan warga dengan adanya program Pembuatan
Lapangan Voli di Dusun Gedongan ini. Lapangan voli dapat selesai tepat waktu
sebelum penarikan mahasiswa dilakukan sehingga kami mahasiswa tidak
meninggalkan beban bagi warga Gedongan karena semuanya sudah diselesaikan.
Lapangan voli sudah mulai aktif digunakan warga pada hari Minggu tanggal 7
Agustus 2016.
Hambatan yang ditemui pada pelaksanaan program ini yaitu waktu pengerjaan
yang relatif singkat berbanding terbalik dengan pengerjaan yang begitu banyak.
Waktu relatif singkat ini disebabkan oleh waktu pengabdian KKN yang sudah
terpotong di Bulan Ramadhan selama kurang lebih dua minggu. Sehingga program
yang bersifat besar dan menguras tenaga tentu tidak bisa dilakukan di Bulan
Ramadhan ini dan baru bisa dilaksanakan setalah Lebaran Idul Fitri.
Dalam pengerjaan pembuatan lapangan voli ini tidak semua dana berasal dari
KKN mengingat besarnya dana yang dibutuhkan. Warga secara aktif ikut membantu
barang-barang yang sekiranya bisa disumbangkan untuk pembuatan semisal semen
dan pasir serta segal alat yang dibutuhkan dalam pembuatan lapangan voli ini. Kami
dari KKN hanya bisa memberikan tiang net voli beserta net voli, bola voli sebanyak
dua buah, dan segala hal lain yang dibutuhkan semisal besi untuk garis batas, dll.
Setelah semua pengerjaan selesai, tepat sehari setelahnya lapangan tersebut
langsung digunakan warga untuk bermain voli. Mas Wildan Sugandi selaku mitra
kerja dalam pengerjaan, Bapak M. Sofwan selaku Kepala Dusun Gedongan, serta
Bapak Solekhan selaku Ketua RT 01 sangat berterimakasih dengan adanay program
pembuatan lapangan voli ini dan berjanji akan memanfaatkan dan melanggengkan
tinggalan KKN UGM 2016 ini.
b. Penyuluhan Konversi Sampah menjadi Bahan Bakar Minyak
No. Sektor

: 1.8.03

Jenis Program

: Pokok Tema

Sifat Program

: Interdisipliner

Lokasi Kegiatan

: Dusun Gedongan

Status

: Terlaksana

Tanggal

: 30 Juli 2016

Masalah sampah merupakan masalah yang perlu diselesaikan di Dusun


Gedongan. Banyak warga yang masih enggan untuk membuang sampah di tempat
yang semestinya. Banyak warga dengan sengaja membuang sampah di sungai yang
berada tepat di tengah-tengah Dusun Gedongan. Sampah-sampah yang tidak bisa
terdegradasi dalam waktu yang singkat jika dibuang sembarang tentu akan sangat
mencemari lingkungan bahkan bisa bersifat sangat bahaya bagi kehidupan alam dan
manusia. Warga juga masih belum mengerti cara-cara memanfaatkan sampah seperti
plastik. Padahal sampah plastik bisa sangat berguna jika dikonversi menjadi bahan
bakar minyak. Sehingga penting bagi kami untuk merealisasikan program
penyuluhan dan sosialisasi cara mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar
minyak. Sehingga dengan program ini diharapkan masyarakat warga Gedongan
dapat memperoleh edukasi tambahan tentang manfaat sampah plastik untuk
dijadikan bahan bakar minyak setara dengan minyak tanah.
Program ini dilakukan dengan dua tahap pelaksanaan yaitu pembuatan alat
peraga yang digunakan untuk konversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak
dan pelaksanaan penyuluhan konversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
Pembuatan alat konverter dikerjakan dengan bantuan tukang las. Komponen alat
tersebut yaitu dandang besar dan tutupnya yang digunakan sebagai reaktor, serta
pipa saluran minyak yang berfungsi sebagai kondensor serta saluran uap dan cairan
hasil. Alat konverter ini kemudian digunakan untuk percobaan secara langsung.
Setelah hasil minyak didapatkan kemudian baru dilakukan sosialisasi dan
penyuluhan konversi sampah menjadi bahan bakar minyak. Sasaran sosialisasi
konversi ini yaitu anggota LPMD Dusun Gedongan yang terdiri dari bapak-bapak
aktivis di Dusun Gedongan serta tambahan warga Gedongan yang sekiranya sangat
konsen dengan masalah sampah terutama sampah plastik.
Hambatan dan kendala program ini yaitu pada saat percobaan konversi tidak
serta merta menghasilkan hasil yang bagus sesuai dengan yang diharapkan. Ada
kalanya hasil itu tidak keluar, atau hasil minyak setelah beberapa saat kembali
menjadi keras, maupun bau yang sangat menyengat merupakan hambatan yang
dihadapi. Sehingga kami harus melakukan percobaan secara berulang kali untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
Akan tetapi dari pelaksanaan sosialisasi terlihat bahwa antusias warga sangat
tinggi terkait wawasan baru pemanfaatan sampah plastik ini. Hal ini terbukti dengan
banyaknya warga yang bertanya untuk memperjelas pemahaman tentang konversi

sampah menjadi bahan bakar minyak. Dalam sosialisasi ini juga dijelaskan, ketika
alat konverter disempurnakan maka alat tersebut dapat menghasilkan bensin, solar,
dan minyak tanah secara sekaligus.
Potensi keberlanjutan program ini yaitu segera dibentuk lembaga tingkat Dusun
yang mampu mengelola sampah dan memisahkan sampah Dusun untuk kemudian
dimanfaatkan menjadi bahan-bahan yang lebih bermanfaat dan bernilai jual tinggi.
c.

Pembuatan Pupuk Kompos dari Sampah Organik


No. Sektor

: 1.7.01

Jenis Program

: Pokok Tema

Sifat Program

: Monodisipliner

Lokasi Kegiatan

: Dusun Gedongan

Status

: Terlaksana

Tanggal

: 22 Juli dan 30 Juli 2016

Dusun Gedongan merupakan dusun yang memiliki potensi sawah yang cukup
luas serta lahan warga yang masih relatif luas. Hanya saja, sebagian besar warga
Gedongan bahkan semuanya mulai beralih ke pupuk buatan pabrik karena lebih
praktis tidak harus membuat terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan kondisi tanah di
sawah menjadi tidak sehat. Berkaitan dengan hal ini maka program pembuatan
pupuk kompos dari sampah organik sangat cocok untuk dilaksanakan di Dusun
Gedongan.
Dalam pelaksanaan program ini, kami berkolaborasi dengan PPL (Petugas
Penyuluh Lapangan) Kecamatan Moyudan. PPL Kecamatan Moyudan ini nantinya
yang akan memberikan penyuluhan terkait cara pembuatan pupuk kompos sekaligus
pendampingan kepada ibu-ibu PKK di Dusun Gedongan terkait Kelompok Wanita
Tani. Sasaran program ini yaitu ibu-ibu PKK yang berada di Dusun Gedongan serta
warga yang memiliki lahan sawah. Program ini dilakukan dengan dua tahap, tahap
pertama yaitu penjelasan pembuatan pupuk kompos dan sosialisasi pentingnya
pupuk organik untuk lahan yang sehat serta bahayanya menggunakan pupuk buatan
pabrik yang lebih bersifat instan, tahap yang selanjutnya yaitu demo pembuatan
pupuk kompos dari kotoran sapi.

Hambatan program ini yaitu tidak semua ibu-ibu PKK hadir di acara
sosialisasi ini. Hambatan yang lain yaitu ibu-ibu yang datang ke acara sosialisasi
justru mereka yang tidak memiliki lahan untuk ditanami pohon-pohonan. Sehingga
sasaran program belum bisa 100% tercapai. Sehingga untuk mengakali hal ini, maka
dalam pertemua dengan kelompok tani disampaikan lagi terkait pembuatan pupuk
kompos sehingga lebih tepat sasaran.
Potensi kedepannya diharapkan di Dusun Gedongan dapat terbentuk
Kelompok Wanita Tani dan dapat menghijaukan daerah di Gedongan. Sehingga ilmu
tentang pupuk kompos dapat diterapkan secara missal dan tidak hanya individu saja.
Kedepannya ibu-ibu PKK bisa memiliki kegiatan setiap harinya dan merubah
kawasan Dusun Gedongan menjadi lebih asri dengan adanya tanaman-tanaman.
d. Pembuatan Peta Potensi Alam Dusun Gedongan
No. Sektor

: 1.5.03

Jenis Program

: Pokok Tema

Sifat Program

: Monodisipliner

Lokasi Kegiatan

: Dusun Gedongan

Status

: Terlaksana

Tanggal

: 29 30 Juni 2016 dan 15 Juli 2016

Dusun Gedongan memiliki banyak potensi alam yang seharusnya bisa dikelola
dengan baik jika terdapat administrasi yang bagus. Dusun Gedongan memiliki
beberapa potensi alam diantaranya yaitu : sungai Vanderwijk yang mengalir di
tengah-tengah kawasan Dusun Gedongan, lahan sawah yang cukup luas, dan kolam
ikan yang tergabung dalam kelompok perikanan. Potensi alam Dusun Gedongan ini
perlu dipetakan dengan jelas sehingga administrasinya lebih jelas. Sehingga program
ini sangat cocok untuk direalisasikan karena sesuai dengan permasalahan dan
kebutuhan di Dusun Gedongan.
Pelaksanaan program ini yaitu dengan mensurvey semua potensi alam yang ada
di Dusun Gedongan serta memetakan semua potensi tersebut. Survey dilakukan
dengan wawancara ke semua warga yang berkepentingan semisal Ketua Kelompok
Tani Dusun Gedongan, Ketua Kelompok Perikanan Gedongan, Kepala Dusun Bapak
M. Sofwan, Ketua RT 01 Bapak Solekhan, dan tokoh lain. Dalam wawancara ini

kami menggali sedetail-detailnya tentang berapa luas lahan yang digunakan untuk
pertanian dan perikanan, jenis ikan yang ada di Gedongan, jumlah panen baik ikan
maupun pertanian dalam setahunnya, serta jumlah penghasilan saat panen baik
perikanan maupun pertanian. Setelah wawancara selesai dilakukan, semua data
tersebut dimasukkan dan direalisasikan dalam bentuk peta potensi alam Dusun
Gedongan. Peta ini kemudian dibingkai sedemikian sehingga lebih enak untuk
dipandang dan dijadikan bahan administrasi. Peta ini kemudian dipasang di Gardu
Pos Ronda yang berada di RT 03 Dusun Gedongan.
Hambatan program ini yaitu tidak semua potensi alam bisa memberikan data
yang sangat detail sehingga tidak semua informasi bisa dimasukkan dalam peta
tersebut. Selain itu, kami belum mampu membuat peta yang lebih bagus yang bisa
menampilkan rumah-rumah warga.
Kedepannya diharapkan dapat diwujudkan peta yang lebih lengkap yaitu peta
administrasi Dusun Gedongan yang menampilkan informasi terkait rumah, sanitasi,
potensi alam, dan segala informasi yang dibuthkan dapat ada di satu peta admistrasi.
e.

Pembuatan Alat Peraga Biogas dan Sosialisasi tentang Biogas


No. Sektor

: 1.8.02

Jenis Program

: Pokok Tema

Sifat Program

: Monodisipliner

Lokasi Kegiatan

: Dusun Gedongan dan Kruwet

Status

: Terlaksana

Tanggal

: 9 23 Juli 2016, dan 5 Agustus 2016

Salah satu potensi yang ada di Desa Sumberagung secara umum yaitu banyak
warga yang mempunyai ternak baik sapi maupun kambing. Sebagaimana sudah
banyak diketahui bahwa kotoran sapi dan kambing dapat dimanfaatkan menjadi
biogas untuk menggantikan gas LPG. Berkaitan dengan masalah tersebut maka
sangat cocok jika program ini direalisasikan karena sesuai dengan permasalahan
yang ada di Desa Sumberagung secara umum.
Program ini dilaksanakan dengan membuat alat peraga biogas untuk kemudian
didemonstrasikan kepada warga. Setelah alat peraga biogas sudah jadi, kami
melakuakan home visit ke warga yang memiliki ternak. Kami melakukan sosialisasi
dan memberikan wawasan tambahan bahwa kotoran sapi atau kambing dapat

dimanfaatkan menjadi biogas sebagai pengganti LPG. Sasaran kami dalam program
ini yaitu warga yang memiliki ternak sapi maupun kambing. Dari program ini
terlihat juga antusias warga terutama Bapak Joko yang memang belum pernah
mengetahui jika kotoran sapi dapat dirubah menjadi biogas dan dimanfaatkan
menjadi gas untuk masak dan penerangan rumah.
Hambatan dari program ini yaitu pembuatan alat peraga biogas tidak bisa selesai
dalam waktu yang singkat karena pembuatan alat peraga bisa memakan waktu satu
hingga dua minggu untuk menghasilkan gas. Selin itu, kami belum bisa
merealisasikan reaktor biogas yang sebenarnya di saat warga banyak yang
menginginkan reaktor biogas dapat terealisasi.
Potensi kedepannya diharapkan warga dapat merealisasikan wawasan tentang
biogas dan menjadikan Desa Sumberagung secara umum dan Dusun Gedongan
secara khusus dapat mandiri energi dengan cara merealisasikan reaktor biogas.
f.

Pembuatan Plang-Plang Dusun


No. Sektor

: 1.5.07

Jenis Program

: Pokok Non Tema

Sifat Program

: Monodisipliner

Lokasi Kegiatan

: Dusun Gedongan

Status

: Terlaksana

Tanggal

: 20, 27, 28 Juli 2016 dan 5 Agustus 2016

Dusun Gedongan memiliki empat RT dan dua RW. Dari ketujuh tempat tersebut
(1 Kepala Dusun, 4 Ketua RT, dan 2 Ketua RW) belum ada plang penujuk arah,
sehingga banyak orang luar yang tidak mengetahui dimana rumah perangkat Dusun
Gedongan termasuk kami mahasiswa KKN pada saat awal kedatangan juga tidak
mengetahuinya. Menurut pemaparan yang disampaikan oleh Bapak Dukuh Bapak
M. Sofwan serta Bapak Solekhan selaku Ketua RT 01 menyebutkan bahwa dulu di
Dusun Gedongan juga ada plang penunjuk arah akan tetapi sudah hancur karena
terbuat dari kayu.
Berkaitan dengan hal tersebut maka program pengadaan plang-plang penunjuk
arah di setiap perangkat Dusun Gedongan sangat dibutuhkan dan sangat sesuai
dengan permasalahan yang ada. Dalam pelaksanaanya, program ini dikerjakan
dengan bantuan tukang las. Kami memilih bahan yang terbuat dari aluminium untuk

penunjuk arahnya dan besi untuk tiang penyangganya. Dengan bahan ini diharapkan
manfaat dari plang ini tidak hanya bertahan satu tahun saja, tetapi bisa lebih awet
selema bertahun-tahun. Dalam pelaksanaannya, kami membuat tujuh plang yaitu
satu Kepala Dusun, empat Ketua RT, dan dua Ketua RW.
Hambatan dan kendala program ini yaitu waktu efektif KKN yang sangat
singkat sehingga dalam sehari bahkan kami bisa mengerjakan lebih dari dua
program, sehingga tenaga dan effort yang harus disiapkan harus besar agar semua
program terlaksana dengan baik dan sesuai dengan waktu yang disediakan.

g.

Pembuatan alat pirolisis (pengubah plastik menjadi BBM)

Tanggal pelaksanaan : Juni dan Juli


Lokasi

: Gedongan, Sumberan, Kruwet

Status program

: Berhasil dilaksanakan

Pendahuluan
Di desa Sumberagung, khususnya dusun Kruwet, Sumberan dan Gedongan
masih terbilang kurang dalam mengolah sampah yang dihasilkan dari rumah tangga.
Dari ketiga dusun tersebut hanya dusun gedongan yang mempunyai TPS (Tempat
Pemilahan Sampah), dimana pada TPS tersebut sudah disediakan ruangan yang
terpisah untuk masing masing jenis sampah. Namun sistem yang sebenarnya cukup
ideal ini kurang mampu mengajak seluruh warga Gedongan untuk membuang sampah
pada tempatnya. Hal ini diperparah dengan adanya aliran sungai (selokan) Van der
Wick yang melewati ketiga dusun tersebut, dimana sungai ini terus mengalir
sepanjang tahun. Dengan aliran yang terbilang stabil, tidak sedikit warga yang
membuang sampah di sungai. Padahal sampah tersebut bisa menimbulkan masalah
yang serius bagi lingkungan, khususnya sampah plastik. Apabila dibiarkan terus
menerus maka sampah plastik tersebut akan mengotori sepanjang aliran air, hingga
akhinya ke laut. Untuk itu diperlukan suatu metode pengolahan sampah plastik,
sebagai alternatif dalam membantu mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan.
Pembahasan

Program ini diawali dengan membuat suatu desain yang sesuai dengan alat
pirolisis yang selama ini telah dikenal. Dimana pada alat tersebut terdiri dari wadah
penampung sampah plastik yang akan dipanaskan, dan juga suatu pendingin untuk
mengembunkan uap hasil pemanasan. Pada program ini awalnya kami membuat suatu
prototype sederhana, dimana kami memakai bejana dan pipa stainless steel. Namun
pada saat prototype 1 ini diuji coba, ternyata tidak dihasilkan BBM seperti yang
diharapkan. Setelah kami melakukan serangkaian analisis dan evaluasi, ternyata
ditemukan suatu kesalahan desain pada alat sederhana kami ini.
Langkah selanjutnya, kami membuat prototype 2 dari bahan yang lebih
sederhana yaitu kaleng bekas dan pipa pralon besi namun dengan desain yang berbeda
dari sebelumnya. Setelah diuji coba, ternyata prototype 2 bisa menghasilkan BBM
seperti yang diharapkan. Hasil yang diperoleh kemudian didemonstrasikan pada saat
penyuluhan, harapannya warga mampu tergerak untuk memanfaatkan sampah plastik
yang dihasilkan dari rumah tangga.
h.

Pembuatan papan baca

Tanggal pelaksanaan : Juni dan Juli


Lokasi

: Gedongan

Status program

: Berhasil dilaksanakan

Pendahuluan
Di dusun Gedongan terdapat satu buah pos kamling, dimana pos tersebut
berfungsi sebagai salah satu titik kumpul untuk warga yang melakukan ronda malam.
Karena letaknya yang cukup strategis, pada dinding pos tersebut sering ditempel suatu
pengumuman atau informasi yang ditujukan pada warga Gedongan. Namun terkadang
kertas informasi tersebut bisa rusak karena terkena air hujan dan rusak oleh tangan
tangan jahil, sehingga tulisan yang termuat di dalamnya tidak bisa dibaca lagi. Oleh
karena itu kami mengangkat pembuatan papan baca sebaai salah satu program kami.
Pembahasan
Program ini diawali dengan membuat desain papan, lalu meminta ijin dan
saran dari Kepala Dusun dan ketua RT. Setelah mendapat dukungan dan masukan dari
perangkat, kami segera survey mencari tukang kayu. Namun karena dirasa kurang
puas, kami mencari bandingan harga dengan tukang aluminium. Setelah mendapatkan
harga yang sesuai, kami memilih untuk memesan papan baca yang terbuat dari
aluminium mengingat daya tahan yang lebih baik dibanding dengan kayu.

Setelah papan diambil, kami meminta saran kepada pak dukuh terkait
pemasangan. Pada tanggal 30 Juli 2016, bapak dukuh mengkoordinir warga gedongan
dan mahasiswa untuk pemasangan papan baca. Setelah selesai dilanjutkan dengan
pengisian beberapa konten ke dalam papan baca oleh tim KKN. Konten yang
dimasukkan berupa poster terkait sampah plastik, kesehatan anak, serta dokumentasi
lomba 17 Agustus yang diadakan oleh pemuda.
i.

Pembuatan plang RT 03 dan RT 04 dusun gedongan

Tanggal pelaksanaan : Juli


Lokasi

: Gedongan, Kruwet

Status program

: Berhasil dilaksanakan

Pendahuluan
Dua tahun sebelumnya, dusun Gedongan menjadi tempat KKN untuk
mahasiswa UNY. Tim KKN tersebut melaksanakan program plangisasi penunjuk arah
dengan bahan dasar plang yang terbuat dari kayu. Namun setelah 1 tahun lebih kayu
tersebut menjadi lapuk karena cuaca, sehingga oleh perangkat desa dan pemuda plang
tersebut dicabut. Untuk itu kami berinisiatif untuk membuat program plangisasi,
dimana bahan dasar plang yang terbuat dari aluminium sehingga diharapkan dapat
lebih awet.
Pembahasan
Dari hasil survey lapangan, oleh tim KKN didiskusikan mengenai program
pembuatan plang berbahan dasar aluminium. Setelah mendapat kesepakatan klaster,
lalu dianjutkan dengan koordinasi dengan perangkat desa dusun Gedongan, dalam hal
ini dengan Pak RT dan Kepala Dusun. Setelah mendapat ijin serta dukungan dari
perangkat desa terkait, kami melakukan survey tempat pembuatan plang. Salah satu
hambatan yang kami temui adalah jauhnya tempat pembuat plang sehingga
menyulitkan untuk pengambilan menggunakan motor, serta mahalnya harga satu unit
plang beserta tiangnya. Lalu kami mencari solusi, yaitu dengan membuat tiang plang
secara terpisah sehingga harganya mampu diminimalkan, karena sebagian bahan tiang
merupakan sisa prototype 2 alat pirolisis yang sudah tidak digunakan. Selain itu
pengambilan plang menjadi lebih mudah, karena tidak termasuk tiang.
j.

Penyuluhan pengolahan sampah plastik menjadi BBM

Tanggal pelaksanaan

: Juli

Lokasi

: Kruwet

Status program

: Berhasil dilaksanakan

Pendahuluan
Pengolahan sampah di dusun Kruwet belum bisa disamakan dengan dusun
Gedongan. Disana belum terdapat TPS yang bisa dijadikan untuk memilah sampah.
Menurut hasil survey lapangan, ibu ibu masih melakukan pembakaran sampah plastik
dan tidak jarang ada juga yang membuangnya di saluran air. Padahal pembakaran
sampah dapat menghasilkan senyawa bersifat karsinogenik yang tidak baik bagi
kesehatan. Untuk itu perlu diadakan penyuluhan terkait pengolahan sampah plastik
shingga diharapkan mampu mengurangi pembakaran sampah plastik oleh ibu ibu.
Pembahasan
Penyuluhan dilakukan pada pertemuan ibu ibu PKK, sehingga peserta yang
datang terbilang cukup banyak. Pada penyuluhan kali ini didapat respon yang positif
dari ibu ibu, karena kami juga mendemonstrasikan cara pengolahan sampah plastik
menjadi minyak hingga pembakaran minyak tersebut. Harapannya setelah
mendapatkan penyuluhan dan melihat demonstrasi, ibu ibu dusun kruwet mampu
mengurangi kebiasaan membakar sampah plastik dan membuang plastik di aliran air.
k.

Pengecatan gapura RT 04

Tanggal pelaksanaan : Juli


Lokasi

: Gedongan

Status program

: Berhasil dilaksanakan

Pendahuluan
Di wilayah RT 04 dusun Gedongan terdapat gapura yang telah selesai dibuat,
namun belum dicat. Gapura tersebut terkesan kurang terlihat, karena di sebelah
gapura terdapat bangunan yang secara visual mirip dengan gapura yang belum dicat
sehingga beberapa orang kurang menyadari adanya gapura tersebut. Dari hasil survey
lapangan, pak Dukuh mendukung gagasan kami tentang pengecatan gapura.
Pembahasan
Program pengecatan gapura diawali dengan pengampelasan seluruh bagian
gapura, karena pada beberapa bagian masih terbilang kasar. Dilanjutkan dengan

penambalan bagian berlubang dengan menggunakan plamir. Setelah selesai


dilanjutkan dengan pengecatan warna dasar, dimana warna ini akan menjadi lapisan
pertama. Kendala yang kami hadapi adalah cuaca yang sempat tidak menentu. Saat
pengecatan warna dasar selesai, wilayah Gedongan sempat diguyur hujan sehingga
kami mengulangi pengecatan warna dasar pada beberapa bagian yang warnanya
memudar. Setelah dirasa cuaca cukup bersahabat, pengecatan lapis kedua dilakukan.
Beruntung hujan turun saat cat sudah mengering.
l.

Pengenalan SAINS untuk siswa SD

Tanggal pelaksanaan : Juli


Lokasi

: Gedongan

Status program

: Berhasil dilaksanakan

Pendahuluan
Secara umum, siswa SD belum mengetahui secara pasti apa itu sains. Yang
mereka ketahui mungkin hanya sebatas Ilmu Pengetahuan Alam, dimana mata
pelajaran tersebut hanya mencakup biologi dasar dan fisika dasar. Padahal sebenarnya
dunia sains lebih luas dari itu. Itulah sebabnya perlu diadakan pengenalan dunia sains
untuk siswa SD sehingga mereka menjadi lebih tahu apa saja yang dipelajari oleh
seorangg saintis, dan cita cita yang mungkin berkaitan dengan dunia sains.
Pembahasan
Program ini diberikan khusus untuk siswa kelas 6 SD, karena selain
pemahaman mereka yang lebih dewasa juga bisa menjadi sedikit bekal ataupun
pengetahuan bagi mereka untuk melanjutkan ke tingkat SMP. Konsep dari program ini
sendiri yaitu memperkenalkan sains kepada anak anak melalui serangkaian
eksperimen yang sederhana dan menarik. Sehingga diharapkan anak anak mampu
mencerna materi yang diberikan, serta mampu mencari tahu penjelasan logis dari
masing masing eksperimen. Kendala yang dihadapi saat melaksanakan program ini
yaitu anak anak yang terbilang masih susah untuk dikondusifkan. Namun hal tersebut
sedikit teratasi setelah mereka melihat eksperimen yang dilakukan, dimana dari wajah
mereka terlihat ekspresi takjub dan mulai bertanya tanya kenapa reaksi reaksi tersebu
dapat terjadi. Dengan penjelasan yang dibuat sederhana, beberapa siswa SD mampu
mencerna penjelasan yang diberikan oleh tim KKN. Di akhir acara dilakukan

peninjauan ulang terkaitpengetahuan yang didapatkan, dimana beberapa siswa


diminta untuk menjelaskan kembali penjelasan logis dari masing masing eksperimen.

KLASTER AGRO

1. Pemeliharaan jangkrik
Gangguan hama tikus di sawah padi di Dusun Kruwet, Dusun Sumberan
dan Dusun Gedongan sering kali terjadi. Beberapa langkah pemberantasan
pernah diaplikasi, tetapi gangguannya masih tinggi. Antara langkah yang
pernah diambil adalah Trap Barrier System, pelepasan ular sawah dan
pemeliharaan

burung

hantu.

Kali

ini,

dicoba

pula

pemberantasan

menggunakan jangkrik di sawah padi. Program saya yaitu pemeliharaan


jangkrik untuk pelepasan ke sawah setelah dewasa dan berbunyi,
dimulakan dari tanggal 27 Juni hingga 25 Juli. Pemeliharaan jangkrik
dilaksanakan di pondokan Dusun Sumberan.
Faktor Pendukung: Ternyata langkah ini masih belum dicoba. Oleh
karena pemberantasan hama tikus masih penting di sini, penggunaan
jangkrik sebagai medium anti-hama bisa dicoba. Pemeliharaan jangkrik itu
murah dan senang dijaga.
Faktor Penghambat: Kesulitan yang dihadapi termasuk kerusakan telur
jangkrik dan penetasan yang kurang. Oleh karena banyak telurnya tidak
menetas, jumlah jangkriknya tidak cukup buat pelepasan di sawah dan
harus beli jangkrik dewasa untuk program seterusnya.
2. Pembibitan cabai
Rumah warga Dusun Kruwet, Dusun Sumberan dan Dusun Gedongan
mempunyai pekarangan rumah yang luas dan tidak digunakan dengan
baik. Tanah di sini subur dan bisa digunakan untuk berbagai jenis tanaman
seperti tanaman bumbu rakyat, di mana produk tanamannya bisa diguna
atau dikonsumsi setiap hari. Saya menanam benih cabai menggunakan
campuran tanah dan kompos, kemudian disiram setiap hari. Setelah
tumbuh sekitar 10cm, bibitnya dijarangkan menjadi sekitar 40 pot untuk
diberi kepada warga pada tanggal 31 Juli.

Faktor Pendukung: Tanah subur dan luas dimanfaatkan dengan tanaman


bumbu rakyat lebih ekonomis berbanding dengan membeli dari pasar atau
supermarket. Pemeliharaannya senang dan tidak mengambil masa yang
lama.
Faktor Penghambat: Walaupun dikira senang dijaga, bibitnya perlu
perhatian

yang

mencukupi

untuk

tumbuh

dengan

sempurna

dan

menghasilkan cabai kualitas baik.

3. Pendataan hewan ternak Dusun Gedongan


Data dasar hewan merupakan informasi penting yang harus dimiliki setiap dusun.
Pembaharuan data hewan harus terus dilakukan karena erat kaitannya dengan
pertumbuhan, kematian hewan, yang berkaitan dengan pertumbuhan perekonomian
masyarakat Dusun Gedongan. Data dasar yang dimaksud mencakup informasi terkait
jumlah dan jenis hewan.
Program sensus ternak di Dusun Gedongan dilakukan karena kebanyakkan warga di
sini mempunyaikambing dan unggas. Proses data hewan dilakukan dengan pengisian
formulir kuesioner dari data ternak tiap RT. Hasil dari pendataan hewan ini berupa
dokumen data yang kemudian direkap dan diserahkan ke pihak Puskeswan Moyudan
sebagai data referensi serta sebagai pedoman untuk pembuatan peta persebaran hewan.
Faktor Pendukung: Dukungan dan kerjasama masyarakat di sini membuat proses
pendataan menjadi lancar.
Faktor Penghambat: Kebanyakkan peternak tidak mempunyai rekording jelas
tentang jumlah ternak ayam, bebek dan menthog karena ternak-ternak tersebut tidak
dikandangkan hingga sukar mendapatkan data yang tepat.
4.

Penanaman dan pemeliharaan tanaman sayur seledri pada media botol


bekas

Penggunaan botol bekas sebagai tempat tanaman merupakan satu langkah untuk
mengurangkan pembuangan sampah botol plastik, karena botol minum tersebut bisa
dikitar semula. Botol bekas bisa menggantikan penggunaan pot bunga plastik dan
lebih murah. Penanaman benih sayur seledri terlebih dahulu ditanam dalam polibeg.
Setelah tumbuh cukup tinggi, ditanam ke media botol plastik.

Faktor pendukung: Kadar pembelian botol air mineral memang tinggi di kalangan
warga di sini. Oleh itu, jumlah botol bekas banyak diketemukan dan diambil untuk
digunakan.
Faktor penghambat: Jangka waktu yang diambil untuk seledri mencapai tinggi
minimal 10cm cukup lama, sehingga proses memisahkan bibit-bibitnya menjadi sukar.
5.

Sosialisasi pangan ASUH asal hewan kambing

Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar ketidaktahuan sebagian besar masyarakat


terhadap pangan asal hewan yang baik untuk dikonsumsi. Program ini dilaksanakan
untuk memberikan informasi kepada ibu-ibu di Dusun Sumberan.Acara ini diadakan
pada tanggal 20 Juli di acara PKK karena dikhusukan kepada ibu-ibu. Jumlah peserta
dalam kegiatan ini adalah sekitar kurang lebih 50 orang. Proses penyampaian materi
adalah dengan menjelaskan secara rinci tentang perbedaan antara daging kambing
yang baik dikonsumsi dan tidak baik dikonsumsi.
Faktor Pendukung: Dukungan dari warga ibu-ibu di Dusun Sumberan memang baik,
dengan adanya sesi soal jawab antara mahasiswa KKN dan ibu-ibu.
Faktor Penghambat:Pembelian daging kambing dari Pasar Kranggan pada pagi
tersebut menyebabkan daging tersebut tidak menjadi contoh daging yang baik untuk
ditunjukkan kepada para ibu-ibu yang ingin tahu bagaimana kita dapat bedakan antara
daging segar dan daging yang membusuk.
6. Pemberian obat cacing dan koordinasi pemberian vaksinasi rabies untuk
anjing di Dusun Gedongan
Pemberian pengobatan pada anjing bertujuan untuk mengatasi serangan cacingan.
Pengobatan anjing cacingan dapat dilakukan dengan obat paten.Pemberian obat paten
seperti pyrantel dengan dosis yang disesuaikan dengan berat badan anjing tersebut.
Pemberian pelayanan pengobatan cacing dari rumah ke rumah, sehingga memerlukan
waktu yang cukup banyak untuk

seluruh Dusun Gedongan. Dalam pelaksanaan

pengobatan anjing ini melibatkan pihak puskeswan (dokter hewan berwenang), warga
setempat dan mahasiswa KKN sendiri sebagai pelaksana utama.
Faktor Pendukung: Hampir semua pemilik anjing di Dusun Gedongan tidak pernah
melakukan pengobatan cacing untuk anjing mereka.

Faktor Penghambat: Hambatan yang ditemui dalam menjalankan program ini adalah
waktu yang tidak sesuai karena pemiliknya tidak ada di rumah dan/atau pihak dari
puskeswan tidak bisa mengikuti mahasiswa.
7.

Pengenalan tarian tradisional India: Mohini Aattam

Ketertarikan masyarakat Indonesia akan kebudayaan India sangat tinggi, hasil


pengaruh filem-filem Bollywood dan musik India. Ide untuk melaksanakan program
tambahan ini muncul apabila anak-anak dari Dusun Sumberan bersifat ingin tahu
tentang tari tradisi India disebabkan saya berketurunan India asli. Oleh karena itu,
program pengenalan tarian tradisional India dilaksanakan untuk memberikan sedikit
pengetahuan tari India. Program ini dikhususkan bagi anak-anak SD
Faktor Pendukung: Keterbukaan, antusiasme dan partisipasi aktif dari anak-anak SD
dalam pelaksanaan program kerja.
Faktor Penghambat: Keterbatasan waktu dan kesulitan komunikasi karena
penguasan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang kurang baik sehingga komunikasi
kurang efektif.

8. Pembelajaran anak-anak dilapangan mengenai pengenalan jenis-jenis ikan


Kode sektor

: 2.5.15

Pelaksanaan

Pengenalan

dunia

menjelaskan berbagai jenis

ikan

bertujuan

untuk

mengenalkan

sekaligus

ikan kepada anak-anak sejak dini. Target utama

kegiatan ini merupakan anak-anak. Kegiatan pengenalan dunia ikan dibagi atas
beberapa kegiatan, seperti presentasi gambar ikan kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan mewarnai ikan. Kegiatan pengenalan ikan juga dilakukan di SD Ngijon
dengan kegiatan pemberian ikan untuk kelas 1-6 dengan jumlah 120 anak.
Pelaksanaan pengenalan perikanan ini dilakasanakan pada tanggal 30 Juni,
12, 19, 23 Juli 2016 berlokasi di SD ngijon dengan Presentasi menjelaskan berbagai
jenis ikan mulai dari ikan air laut, air tawar hingga berbagai jenis ikan hias serta
menjelaskan ciri-ciri

setiap

jenis. Acara dilanjutkan dengan kegiatan mewarnai

berbagai jenis ikan yang telah diajarkan ke anak anak, tujuan dari kegiatan ini adalah
memperkenalkan perikanan sejak dini terhadap anak-anak, pemilihan kegiatan
mewarnai ikan dilakukan dengan tujuan untuk mengasah ingatan anak anak terkait
ikan ikan yang telah dipelajari pada presentasi sebelumnya. Setelah kegiatan, materi
presentasi yang berupa poster di tempel pada dinding gedung SD, hal ini bertujuan
untuk mengingatkan anak anak terkait materi yang telah diberikan.

Dalam

pelaksanaan program ini tidak ada hambatan yang berarti yang dapat menggangu
jalannya program. Faktor pendukung dalam program ini adalah pengurus dan
guru SD Ngijon yang

sudah menyiapkan tempat, toko alat tulis yang sudah

menyediakan alat presentasi berupa poster, toko ikan di sumberagung yang


menyediakan ikan dan guru SD Ngijon.
9. Sosialisasi dan pembinaan pengolahan hasil perikanan
Kode sektor

:2.5.06

Pelaksanaan

Kegiatan sosialisasi dan pembinaan pengolahan hasil perikanan ini dilakukan


pada tanggal

31 Juli, 1, 2, 3 Agustus 2016

di

dusun gedongan, kruwet, dan

sumberan desa sumberagung. Kegiatan sosialisasi dan pembinaan pengolahan hasil


perikanan

dilakukan untuk mensosialisasikan bagaimana proses pengolahan ikan

yang higienis dan baik dengan tujuan agar hasil olahan ikan terjaga mutunya dan
aman untuk dikonsumsi. Selain hal itu pembinaan bagi pelaku kegiatan pengolah ikan
perlu di lakukan karena pada dasarnya ikan merupakan bahan pangan yang mudah
busuk sehingga diperlukan informasi tentang cara pengolahannya agar bahan dapat
lebih awet saat dilakukan pengolahan dengan system rantai dingin atau perlakuan
dingin dengan menambahkan es pada setiap proses produksi. Target sasaran pelaksaan
sosialisasi ini dipilih pelaku usaha perikanan dan ibu-ibu karena ibu-ibu dirasa
lebih mengetahui mengenai bahan makanan yang ada di pasaran.
10. Pembinaan budidaya ikan gurame yang baik
Kode sektor

: 2.5.04

Pelaksanaan

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keringnya lahan pekarangan warga saat musim
kemarau. Keringnya lahan ini menyebabkan masyarakat tidak bisa memelihara ikan di
kolam tanah, oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi sistem budidaya ikan lahan

kering dengan kolam terpal. Sistem kolam terpal dianggap dapat membantu warga
dalam memelihara ikan dan membantu menghemat air dalam masa pemeliharaannya.
Melihat harga pellet atau pakan ikan konsumsi menjadi lebih mahal. Oleh karena itu,
dilakukan pemilihan komoditas perikanan yang tidak banyak bergantung pada pakan
pellet, salah satunya adalah ikan gurami yang berupa ikan herbivora mampu tumbuh
dengan diberi makan daun daunan dan sayur sayuran sisa dapur. Selain itu
berdasarkan survey banyak ditemukan tumbuhan talas dan kangkung yang merupakan
daun yang disukai oleh ikan gurami. Kegiatan ini juga meliputi sosialisasi mengenai
langkah langkah pembuatan kolam terpal dan

sosialisasi budidaya ikan gurami

termasuk macam macam alternatif pakan nya.


Kegiatan sosialisasi gurami diawali dengan survei lokasi. Kegiatan selanjutnya
adalah membuat alat peraga penyuluhan berupa folder. Sosialisasi dilakukan di tiga
dusun di desa Sumberagung, yaitu dusun gedongan, sumberan, dan kruwet. Sosialisasi
dilakukan pada 10, 11, 14, 15, 17, 19, 20, 21 Juli 2016, sosialisasi dilakukan dengan
berkeliling dan menghampiri kerumunan warga. Sasaran utama adalah bapak bapak
yang sedang berkumpul di depan rumah. Sosialisasi ini dilakukan karena dirasa
susahnya mengkoordinasikan dan mengumpulkan warga disatu tempat dan untuk
mendekatkan diri dengan warga masyarakat. kegiatan sosialisasi ini cukup berhasil
dilihat dari antusiasnya warga menanggapi dan menanyakan lebih jauh terkait sistem
ini.
11. Sosialisasi pemberian pakan ikan secara teratur
Kode sektor

: 2.5.04

Pelaksanaan

Realisasi program berupa sosialisasi yang ditujukan oleh warga masyarakat


yamg memiliki kolam atau pembudidaya ikan di dusun gedongan, kruwet, dan
sumberan. Materi sosialisasi meliputi

pentingnya

memperhatikan

dalam

sifat

makan

ikan

pemberian

berbudidaya

pakan

ikan.

dengan

Selain

itu

pembudidaya ikan pada akhirnya juga dapat menentukan dan menyusun jadwal
pemberian pakan berdasarkan sifat makan ikan dalam berbudidaya ikan. Hambatan
yang

ditemui

berupa

sulitnya

mencari warga yang memiliki kolam atau

pembudidaya ikan, karena kolam dalam keadaan kering dan tidak ada warga yang
sedang melakukan kegiatan budidaya. Oleh karena itu menjadi sulit mencari warga
yang biasa membudidayakan ikan. Selain itu waktu yang tepat untuk dapat menemui

warga juga menjadi kendala sehingga hanya ada kurang lebih 15 rumah tangga yang
berhasil diberi penyuluhan di setiap dusun.
Tanggal-tanggal Pelaksanaan Pelaksanaan penataan dan pengembangan
pemberian pakan dengan memperhatikan sifat makan ikan dilaksanankan pada tanggal
12 dan 30 Juli 2016 dengan meliputi penjelasan mengenai betapa pentingnya
pemberian pakan dengan memperhatikan jenis pakan dan sifat makan ikan terhadap
ikan yang dibudidayakan, hal tersebut dapat mengoptimalkan kegiatan budidaya.

12. Pemanfaatan lahan pekarangan dengan teknik penanaman Vertikultur


Kode sektor

: 2.2.09

Pelaksanaan

Kegiatan ini dilatar belakangi oleh kurang termanfaatkannya lahan disekitar


rumah warga dan keringnya lahan pekarangan warga karena kegiatan KKN PPM
dilakukan saat musim kemarau. Keringnya lahan ini menyebabkan masyarakat tidak
bisa menanam tanaman sayur dan tanaman TOGA di kebun, oleh karena itu perlu
dilakukan sosialisasi dan percontohan sistem tanam vertikultur. Sistem vertikultur
dianggap dapat membantu warga dalam menanam tanaman sayur dan tanaman TOGA
di sekitar rumah dan membantu menghemat air dalam masa penanaman nya jika
dibandingkan dengan menanam di pekarangan biasa. Kegiatan ini juga meliputi
pemberian benih beberapa jenis tanaman sayur. Jenis-jenis

tanaman sayur yang

dibagikan antara lain kangkung, sawi, selada, tomat, cabai, terong lalab. Kegiatan
sosialisasi vertikultur diawali dengan survei lokasi. Kegiatan selanjutnya adalah
membuat kerangka tanam vertikultur menggunakan bambu dan talang plastik yang
disusun bertingkat. Setelah itu

adalah pemberian bibit tanaman sayur dari Tim

Mahasiswa KKN PPM kepada warga yang bersamaan dengan kegiatan sosialisasi
dan percontohan penanaman tanaman TOGA. Sosialisasi dan penanaman dilakukan
pada tanggal 30 Juni, 2, 5, 6, 7 Juli 2016 di tiga dusun yang berbeda. Sosialisai
dilakukan pada ibu ibu sekitar dengan mendatangi langsung. Hal ini dikarenakan
susahnya mengumpulkan ibu ibu di hari biasa. Bibit TOGA ini ditanam dengan
cara verticultur menggunakan paralon dan talang plastik. Selain itu dilakukan juga
percontohan pembuatan sistem tanam vertikultur menggunakan botol bekas yang
digantungkan menggunakan kawat. Tahap

ini

bertujuan

untuk memotivasi

masyarakat agar menanam TOGA dan sayuran sekaligus memberi contoh bahwa
barang-barang bekas dapat digunakan sebagai pot.

13. Sosialisasi pengelolaan limbah sampah menjadi pupuk


Kode sektor

: 2.2.11

Pelaksanaan

Survey

yang

dilakukan

di

dusun

gedongan, kruwet, dan sumberan

mendapatkan informasi dari ketua GAPOKTAN sumberagung dan masyarakat


bahwa belum dilakukan pengolahan limbah dengan baik, baik itu limbah peternakan,
pertanian dan rumah tangga. Dari survey langsung kelapangan teramati bahwa
memang masyarakat belum memanfaatkan limbah peternakan dan pertanian,
terlihat dengan bertumpuknya kotoran ternak dan jerami di sekitar rumah warga
ketiga dusun tersebut. Belum adanya

pemanfaatan

limbah

mendorong kami

melakukan program penyuluhan dan pelatihan pengolahan limbah organik .


Tujuan program ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya bapakbapak peternak dan petani di Dusun gedongan, kruwet, dan sumberan untuk
memanfaatkan limbah menjadi pupuk.

Pelaksanaan program penyuluhan dan

pelatihan pengolahan limbah organik dan non organik dilaksanakan pada tanggal 30
juli di ketiga dusun.
Saat penyuluhan disampaikan materi tentang proses pembuatan pupuk
organik dan pemanfaatan pupuk kompos untuk pertanian. Sasaran kami adalah
bapak-bapak peternak dan petani yang ada di Dusun Gedongan, Kruwet, dan
Sumberan. Peserta yang menghadiri pelatihan dan penyuluhan adalah 17 orang. Tidak
hanya

penyuluhan,

kami

melakukan

pelatihan dengan membuat percontohan

membuat Pupuk kompos. Pelatihan ini berlangsung kurang lebih selama beberapa hari
dengan agenda pengecek kan pupuk yang dilakukan 3-4 hari sekali dan pemanenan
dilakukan tanggal 30 juli 2016. Dalam pelaksanaan ini ada beberapa hambatan
diantaranya prosentase kehadiran yang tidak seratus persen setiap pengecek kan
kemungkinan disebabkan masyarakat memiliki banyak kesibukan.
KLASTER SOSHUM

1. Pembinaan Kegiatan Penanaman Bunga dalam Pot Daur Ulang di SD N Ngijon


1
Permasalahan yang melatarbelakangi program ini adalah kurangnya kerindangan dan
keindahan halaman sekolah di SDN Ngijon 1. Hal ini pun telah disampaikan oleh pihak
sekolah kepada kami saat masa survey dan observasi. Kurangnya inisiatif sekolah dalam
memperbaiki hal tersebut lah yang memotivasi kami membuat program penanaman bunga
ini. Namun, kami juga ingin melibatkan sekolah dalam program ini dengan harapan
menimbulkan kesadaran mereka akan kerindangan dan keindahan sekolah mereka sendiri.
Karena kami percaya bahwa kedua hal tersebut dapat meningkatkan kenyamanan kegiatan
belajar dan mengajar antar siswa dan guru, sehingga kegiatan tersebut menjadi lebih
efektif.
Tantangan yang dihadapi ketika pelaksanaan program ini hanya persoalan mengatur
siswa-siswi dengan antusiasme yang sangat besar. Mereka sangat senang akan kegiatan
ini, namun mereka cepat kehilangan fokus. Alih-alih mendengarkan instruksi kami,
mereka malah bermain tanah dan pupuk kompos. Meski akhirnya semua selesai, program
ini memakan waktu cukup lama.
Untuk program ini, kami menjalin kemitraan dengan SDN Ngijon 1. Namun, semua
bahan dan material disediakan oleh kami sendiri.4
2. Penyuluhan dan Modifikasi Perilaku Siswa di Sekolah dalam Pembuangan
Sampah Organik dan Non-Organik di SD N Ngijon 1
Permasalahan yang mendorong diadakannya penyuluhan ini adalah kurangnya
kesadaran masyarakat sekitar dalam membuang sampah dengan benar, tidak hanya
tempatnya saja tetapi juga berdasarkan jenis sampahnya. Terdapat banyak masyarakat
berbagai umur yang masih membuang sampah di sungai. Adapun masyarakat yang telah
membuang sampah di tempat sampah masih banyak yang mencampur semua sampah
menjadi satu, tidak peduli apakah itu sampah organik atau non-organik. Kebiasaankebiasaan buruk ini mendorong perlunya penyuluhan bagi masyarakat, khususnya anakanak, tentang pembuangan sampah organik dan non-organik.
Sasaran dari program ini adalah anak-anak Dusun Gedongan. Penyuluhan diadakan di
SDN Ngijon 1 dengan sasaran siswa-siswi kelas 4. Penyuluhan yang sama juga dilakukan
di kelas 2, 3, dan 5 SDN Ngijon 1, serta SDN Ngijon 2 oleh rekan mahasiswa subunit
lainnya. Penyuluhan ini dilaksanakan dengan menyisipkan materi-materi sampah organik

dan non-organik dalam presentasi menarik. Kemudian dilanjutkan oleh simulasi


pembuangan sampah organik dan non-organik oleh para siswa.
3. Kegiatan Lomba Mewarnai di Sekolah dengan Tema Rumahku Hijau di SD N
Ngijon 1
Lingkungan menjadi salah satu isu penting di Sumberagung, khususnya di Gedongan.
Kebiasaan pencemaran lingkungan yang dilakukan masyarakat telah mendarah daging
hingga ke berbagai usia. Maka dari itu, kami merasa perlu ada bimbingan sejak dini
mengenai masalah lingkungan. SDN Ngijon 1 menjadi salah satu target kami, mengingat
kondisi sekolah yang kurang rindang dan penghijauan. Selain tindakan, perlu adanya
penanaman rasa mencintai lingkungan itu sendiri. Program lomba mewarnai dapat
dikatakan sebuah program intermezzodi antara program lingkungan lain di SDN Ngijon 1.
Bertemakan Rumahku Hijau, anak-anak kelas 4 sangat antusias mengikuti lomba ini.
Banyak dari mereka yang menggambar dan menghiasi kertas yang sudah bergambar
dengan gambar mereka sendiri, seperti tambahan pepohonan, bunga dan orang-orang yang
berbahagia di rumah mereka.
Tantangan yang kami hadapi di program ini hampir tidak ada, kecuali beberapa siswa
yang tidak membawa alat pewarna. Untuk mengatasinya, sebelumnya kami sudah berjagajaga menyiapkan beberapa alat pewarna yang dapat digunakan mereka yang tidak
membawanya.
4. Pemberian Keterampilan Tambahan Berupa Pembuatan Kimbab dan Masakan
Tradisional Korea
Setelah melakukan observasi sekaligus silaturahmi di daerah Gedongan, kami
menemukan banyak potensi UMKM yang seharusnya dapat lahir lebih banyak dari yang
sudah ada. Moyudan terkenal dengan keripik belutnya. Sepanjang jalan di Moyudan
banyak sekali kios-kios yang menjual keripik belut, dari kios kecil sampai toko besar.
Ternyata, keripik yang paling terkenal dan banyak diakui paling enak oleh masyarakat
sekitar berlokasi di Gedongan. Menariknya, tempat penjualannya bukan di sebuah kios
melainkan di rumah. Ternyata Gedongan punya banyak potensi UMKM, khususnya ibuibu dan para pemudi. Namun, setelah kami melakukan survey di kelurahan, kami
mendapat keluhan bahwa pemberian keterampilan yang diberikan pemerintah baik dari
segi kuota maupun frekuensinya masih terlalu sedikit.

Atas alasan tersebut, kami memilih untuk membuat pelatihan keterampilan pembuatan
kimbab, yaitu makanan tradisional Korea. Selain masih jarang ada di Moyudan, bahkan
Yogyakarta, pembuatan Kimbab pun sangat mudah. Bahan dan alat yang dibutuhkan pun
murah, sederhana, dan mudah didapatkan dimana-mana.
Sasaran yang dituju adalah ibu-ibu PKK, yang kebetulan di Gedongan sudah cukup
aktif. Saat pelaksanaan di pondokan kami pun yang datang banyak, dan semua peserta
antusias melihat demo pembuatan Kimbab ini. Bahkan, ada beberapa ibu-ibu yang ikut
praktek bersama.
Hambatan yang dihadapi dalam program ini hampir tidak ada. Untuk dapat
melakukan demo, kami para mahasiswa harus bisa menguasai cara pembuatannya terlebih
dahulu. Namun, karena memang prosesnya sederhana, maka itu pun tidak menjadi suatu
masalah. Seluruh alat dan bahan-bahan Kimbab disediakan oleh kami.
5. Pemberian Pelajaran Keterampilan Membuat Celengan Daur Ulang di SD N
Ngijon 1
Berangkat dari kegiatan penyuluhan dan modifikasi perilaku siswa dalam membuang
sampah organik dan non-organik di SDN Ngijon 1, kami juga memberikan pelajaran
keterampilan kepada siswa-siswa dalam membuat celengan daur ulang berbahan botol
plastik. Maksud kami dalam mengadakan program ini adalah mengenalkan ke siswa akan
barang-barang yang dianggap sampah tetapi masih dapat didaur ulang menjadi barang
baru yang bermanfaat dan dapat digunakan sehari-hari. Antusiasme siswa kelas 4 ini
sangat besar dalam mengikuti pelatihan ini.
Hambatan yang dirasakan dalam program ini adalah proses daur ulang botol plastik
yang cukup panjang. Waktu yang kami dapatkan di SD Ngijon 1 sangat terbatas, maka
tidak memungkinkan bagi para siswa untuk melakukan seluruh proses daur ulang. Untuk
mengatasi hal ini, sebelumnya kami telah memulai proses daur ulangnya, yaitu
pemotongan botol plastik menjadi berbentuk celengan. Kemudian, kami juga melakukan
proses pengecatan. Maka, di sekolah, siswa-siswa tinggal menghias celengan tersebut
dengan mata boneka, telinga dan ekor dari karton, sehingga berbentuk binatang lucu
seperti babi dan kucing. Kemudian, celengan tersebut boleh dibawa pulang oleh mereka.
6. Pemberian Kursus/Pelatihan Bahasa Inggris Kepada Anak-anak Desa
Sumberagung

Dengan masih adanya pola pikir pada siswa-siswi bahwa bahasa Inggris merupakan
sesuatu yang susah dipelajari, kami kerap menemui siswa-siswi yang masih mengeluh
tentang susahnya pelajaran bahasa Inggris. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk
mengadakan program ini, dengan tujuan untuk mengubah pola pikir tersebut sekaligus
membantu mereka yang merasa kesusahan dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Sasaran
dari program ini adalah anak-anak usia sekolah di Desa Sumberagung yang merasa
kesusahan dalam pelajaran bahasa Inggris.
Pada pelaksanaannya, program ini diadakan ketika anak-anak telah kembali
bersekolah setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri dan tahun ajaran baru. Mereka
datang ke pondokan mahasiswa dengan membawa buku pelajaran bahasa Inggris mereka
yang baru dan kami akan menjelaskan materi dari buku tersebut sehingga mereka dapat
mengerti terlebih dahulu sebagian materi yang akan mereka pelajari ketika bersekolah
nanti di tingkat baru.
Namun pada pelaksanaannya, semakin hari semakin sedikit anak-anak yang
berpartisipasi untuk mengikuti program ini. Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta
bahwa mereka sudah punya kesibukan lainnya dari sekolah selain kesusahan mereka
dalam pelajaran bahasa Inggris.
Kami tidak menjalin kemitraan dengan pihak mana pun dalam pelaksanaan program
ini. Segala bahan ajar bersumber dari buku dan lembar kerja siswa beserta materi-materi
tambahan yang diunduh dari internet. Selain anak-anak sebagai sasaran program,
keterlibatan masyarakat hanya sebatas orangtua mengizinkan anak-anak bermain ke
pondokan kami. Dan tentu saja keterlibatan pemilik pondokan yang telah mengizinkan
kami untuk mengadakan program ini.
Dari pelaksanaan program ini, kami belajar bahwa mengendalikan massa itu tidak
mudah, apalagi apabila mereka masih kecil seperti anak-anak usia sekolah dasar yang
susah diatur dan seenaknya sendiri. Kami mendapati bahwa untuk menjadi guru yang
baik kami harus sabar tapi bukan juga berarti kami harus lengah dan tidak tegas.
7. Pelatihan Tari India Tradisional Barathanatyam kepada Anak-anak Desa
Sumberagung
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya
pendidikan formal yang didapat di sekolah, tetapi juga non formal. Setelah beberapa kali
bertemu, berbincang, dan bermain bersama anak-anak Desa Sumberagung, kami merasa
dekat. Kami mengetahui kalau sebagian besar anak-anak perempuan disana menyukai

pelajaran tari di sekolah masing-masing. Salah satu teman kami di Tim KKN-PPM
UGM, Priya, berasal dari India. Sejak awal, anak-anak Desa Sumberagung tertarik untuk
mengenal Priya. Bahkan, ada salah satu anak yang meminta kami mengajari tari India.
Atas dasar permintaan tersebut lah kami membuat program pelatihan tari India
tradisional Barathanatyam.
Sasaran program ini tentu saja anak-anak Desa Sumberagung, bertempatan di
pondokan Sumberan karena pondokannya lebih strategis dan lebih luas. Selama 6 hari
pelatihan, progress anak-anak cukup pesat dari hari ke hari. Hal itu dikarenakan mereka
yang bersemangat, rajin dan selalu datang tepat waktu.
Hambatan yang dialami adalah tidak adanya kostum atau properti yang dapat
mendukung tarian secara maksimal. Sehingga, beberapa gerakan agak terganggu. Selain
itu tidak ada lagi masalah yang mengganggu program ini. Baik anak-anak maupun tim
pelatih pun menikmati pelatihan ini.
Kami tidak menjalin kemitraan dengan pihak mana pun dalam pelaksanaan program
ini. Pelatih tari adalah kami sendiri, tim KKN-PPM UGM Sub Unit Gedongan.
8. Pengajaran di TPA
Setelah melakukan pengamatan beberapa hari dari kedatangan, kami mengetahui
bahwa Dusun Gedongan telah memiliki TPA. Bertepatan dengan Bulan Ramadhan,
kegiatan TPA mulai diadakan setiap hari. Kegiatan TPA di Masjid Al-Hidayah Gedongan
ini memang telah berjalan baik, khususnya dalam kegiatan belajar dan mengajar
membaca Iqra dan Al-Quran. Namun, setelah berbincang dengan beberapa pengajar
TPA yang merupakan beberapa pemudi Gedongan, mereka mengaku agak kewalahan
dalam menangani siswa-siswa TPA yang jumlahnya semakin banyak. Sehingga, kami
dimintai bantuan untuk mengajar TPA setiap sore. Tak hanya mengajar membaca Iqra
dan Al-Quran saja, kami juga membuat kegiatan dongeng kisah Nabi dan Rasul, serta
hafalan surat-surat Juz Amma. Kami juga tergabung dalam panitia lomba Ramadhan di
Masjid Al-Hidayah Gedongan, seperti lomba adzan, hafalan surat pendek, wudhu, dan
lain-lain.
Respon anak-anak mengenai program ini sangat baik, dibuktikan dengan fakta bahwa
setiap hari mereka selalu hadir dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tertib.
Malahan, setiap hari jumlah anak-anak yang berpartisipasi bertambah banyak. Mereka
berhenti datang ke TPA secara serempak sehari sebelum lebaran. Satu minggu setelah
hari raya idul Fitri pun anak-anak tetap mengunjungi TPA untuk belajar mengaji.

Tantangan yang kami hadapi dalam pelaksanaan program ini yakni terkadang anakanak terlalu antusias dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga, mereka
cepat kehilangan fokus dan malah mengajak kami berbincang tentang hal-hal lain di luar
materi pembelajaran.
Kami tidak menjalin kemitraan dengan pihak mana pun dalam pelaksanaan program
ini. Segala bahan ajar bersumber dari buku Iqro dan Alquran anak-anak beserta kisahkisah dari buku yang kami sediakan. Selain anak-anak sebagai sasaran program,
keterlibatan masyarakat hanya sebatas orangtua mengantar dan mengizinkan anak-anak
belajar di TPA Masjid Al-Hidayah Gedongan. Dan tentu saja keterlibatan Masjid AlHidayah Gedongan yang telah mengizinkan kami untuk mengadakan program ini.
9.

Memberikan pelatihan tari tradisional di luar sekolah (Pelatihan tari Dayak

kepada anak-anak desa Sumber Agung)


Tari tradisional adalah tarian yang berpijak pada pola tradisi dan telah diwariskan
secara turun temurun. Program non-tema ini dilaksanakan selama 3 minggu di sore hari.
Peserta yang ikut sebanyak 6 anak. Tarian ini merupakan tari tradisional dayak. Tari
tradisional Dayak adalah tarian yang berkembang di wilayah Kalimantan.
.Maksud dari program ini adalah untuk memperkenalkan tarian tradisional
kepada anak-anak desa Sumber Agung. Dengan adanya Program ini diharapkan agar
anak-anak tetap mengenal tarian tidak hanya dari daerahnya sendiri namun dari daerah
yang lainnya juga. Tujuan dari program ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada
anak-anak tentang pentingnya mempelajari tari tardisional yang sudah mulai memudar
diakibatkan perkembangan zaman. Anak-anak sangat antusias dalam mempelajari tarian
dayak ini, karena tarian dayak merupakan kebaruan yang belum pernah ditarikan di desa
Sumber Agung.

10. Kursus/pelatihan bahasa korea di luar sekolah


Program ini merupakan program non-tema yang bertujuan untuk membuka
wawasan anak-anak di desa Sumber Agung tentang dunia dan lingkungan di luar
desanya. Pengajaran Bahasa Korea dipilih karena bahasa Korea merupakan bahasa yang

baru, sehingga bisa merangsang rasa keingintahuan mereka terhadap hal-hal baru yang
tidak didapatkan di sekolah dan di lingkungan sekitar.
Pengajaran bahasa Korea dilakukan selama 3 minggu di sore ataupun siang hari.
Peserta yang ikut adalah anak-anak di desa Sumber Agung sebanyak 10 anak. Materi
yang diajarkan seperti perkenalan, salam dan menulis nama dengan menggunakan huruf
Korea (hangul). Selain itu anak-anak diajarkan untuk menyanyikan lagu anak Korea, dan
memutarkan video tentang Korea. Anak-anak sangat antusias mengikuti pelatihan ini.
Sayangnya pelatihan ini hanya diikuti oleh anak-anak sekitar pondokan mahasiswa,
sehingga pelatihan ini tidak merata bisa diikuti oleh anak-anak lain.

11. Sosialisasi anti kekerasan seksual pada anak


No. Sektor

: 3.4.09

Jenis Program

: Program Non Tema

Program ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap kekerasan seksual pada
anak yang banyak terjadi ahir-ahir ini. Program ini dilaksanakan pada tanggal 31 Juli dan
1 Agustus 2016 pada anak-anak di dusun Sumberan.
Program ini dimulai dengan penjelasan mengenai definisi kekerasan seksual,
kemudian berlanjut ke bagian inti dari anti kekerasan seksual. Penjelasan materi dibantu
dengan media selebaran yang memuat gambar dan tulisan yang mudah dipahami oleh
anak anak.
Program ini tergolong lancar dibuktikan dengan anak-anak yang antusias dan respon
mereka yang positif.
12. Penyuluhan Anti Narkoba dan Bahaya Penyalahgunaannya
No. Sektor : 3.4.08
Jenis Program : Pokok Non Tema
Sifat Program : Mono Disipliner (MD)
Bidang : Sosial Humaniora
Uraian Kegiatan :
Program ini merupakan salah satu program dari kluster sosial humaniora yang

sangat penting. Tim KKN-PPM UGM antar semester 2016 mengangkat program ini
didorong oleh beberapa alasan. Salah satunya yaitu kurangnya pengetahuan dan
pemahaman remaja maupun siswa terkait narkotika maupun bahaya penyalahgunaannya.
Berdasarkan analisis KUWAT dan dukungan warga sekitar, hal tersebut layak diangkat
menjadi salah satu program Kuliah Kerja Nyata14 Pemberdayaan Pembelajaran
Masyarakat (KKN-PPM) karena penyuluhan terkait permasalahan narkotika yang
dilakukan oleh narasumber yang tepat akan memberikan pengetahuan baik kepada
masyarakat maupun siswa sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanggulangan
agar tidak ada lagi remaja yang melakukan penyalahgunaan narkotika.
Program ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2016 mulai pukul 09.00 sampai
dengan 12.00 WIB, bertempat di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan. Kegiatan ini diikuti
oleh sekitar 300 siswa SMK Muhammadiyah 1 Moyudan. Kegiatan ini bekerjasama
dengan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sleman dan diliput oleh TVRI. Materi
terkait narkoba ini disampaikan sendiri oleh BNN Kabupaten Sleman sebagai pihak yang
telah berpengalaman dan terpercaya dalam menangani kasus terkait narkoba. Meskipun
secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa program ini cukup berhasil dan berjalan
dengan baik, akan tetapi program ini tidak terlepas dari beberapa hambatan. Salah satu
hambatan yaitu bahwa pembicara datang tidak tepat waktu, mundur sekitar 15 menit dari
yang dijanjikan. Kemudian, tim KKN-PPM UGM kesulitan dalam mengatur peserta
karena kuantitasnya yang terlampau banyak. Suasana dalam sosialisasi juga dirasa
kurang kondusif karena siswa yang duduk di bagian belakang justru berbicara sendiri
dan tidak memperhatikan pembicara. Terakhir, peserta cenderung pasif dan tidak ada
yang mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab. Padahal kami dari tim KKN-PPM
mengharapkan sosialisasi tersebut dapat 2 arah dan peserta tidak hanya sekedar
mendengarkan saja.

KLASTER MEDIKA

1. Sikat Gigi Bersama dan DHE

No. Sektor

: 4.2.02

Jenis Program

: Pokok Non Tema

Sifat Program:

Mono Disipliner (MD)

Bidang

: Medika

Uraian Kegiatan

Sikat Gigi Bersama dan DHE dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2016 pada pukul
07.00-10.00 WIB

di SD Negeri Ngijon 1. Kegiatan ini mengambil sasara anak-

anak SD kelas 4,5, dan 6. Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut diikuti sikat gigi
bersama menjadi salah satu program pokok cluster medika disebabkan kurangnya
kesadaran anak-anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut padahal gigi dan mulut
perlu dijaga dan dirawat sejak dini. Anak-anak masih terkadang lupa untuk menyikat gigi
secara teratur dan masih sering mengkonsumsi makanan yang manis sehingga rawan
terjadi masalah gigi berlubang. Kegiatan ini dilaksanakan dengan meminta izin pada
kepala sekolah dan staf pengajar. Program ini melibatkan sekitar 80 anak SD yang sangat
tertarik terhadap materi yang telah diberikan dan antusias pada saat melakukan praktek
sikat gigi bersama. Diharapkan setelah adanya penyuluhan ini, anak-anak tersebut lebih
sadar untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Dalam penyuluhan ini juga
dilakukan praktek 7 langkah cuci tangan kepada anak-anak tersebut. Pemberian materi ini
diharapkan dapat membuat anak terbiasa untuk cuci tangan secara benar sebelum
melakukan aktivitas atau setelah terpapar hal-hal yang kotor sehingga tidak menjadi sarana
masuknya penyakit ke dalam tubuh anak.

2.

Home visite

No. Sektor

: 4.2.01

Jenis Program

: Pokok Non Tema

Sifat Program:

Mono Disipliner (ID)

Bidang

: Medika

Uraian Kegiatan

Program home visite merupakan kegiatan kunjunga ke rumah-rumah


penduduk untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
berupa pemeriksaan tensi dan vital sign. Selain itu, dilakukan pula penyuluhan mengenai
kesehatan, gaya hidup sehat, bahaya penyakit-penyakit tertentu, penggunaan obat yang
baik, dan anjuran konsultasi medis apabila terdapat keluhan yang perlu penanganan medis.
Kegiatan ini dirasa perlu karena sebelumnya terlah dilakukan survey di Puskesmas serta
kader kesehatan setempat dan hasilnya terdapat banyak masyarakat yang menderita
penyakit tidak menular, misalnya hipertensi, dan kesehatan lingkungan yag buruk.
Masyarakat juga dapat berkonsultasi mengenai masalah kesehatan yang dihadapi.
Hambatan yang dirasakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah adanya
beberapa masyarakat yang belum begitu sadar bagaimana aturan penggunaan obat,
pentingnya menjaga kesehatan, dan bagaimana tim kkn berkomunikasi secara baik dan
mudah dipahami oleh masyarakat.

3. Apotek Hidup

No. Sektor

: 4.2.32

Jenis Program

: Pokok Tema

Sifat Program:

Mono Disipliner (MD)

Bidang

: Medika

Uraian Kegiatan

Apotek hidup merupakan kegiatan edukasi mengenai manfaat beberapa


tanaman obat bagi kesehatan sekaligus pemberian tanaman obat tersebut kepada
masyarakat. Kegiatan ini dipilih karena tema yang diangkat dalam KKN ini adalah
pemanfaatan sumber daya alam. Sosialisasi dan pembagian tanaman obat dilakukan pada
tanggal 30 Juli 2016 pukul 15.00 - 17.00 WIB. Tanaman-tanaman obat yang dibagikan
berupa pegagan, kumis kucing dan sambiloto. Sebelumnya terdapat pula sosialisasi

pembuatan jamu anti hipertensi yang terdiri atas ketiga bahan ini. Diharapkan dengan
pemberian tanaman obat ini, masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik dan berguna
bagi kesehatan mereka. Selain ketiga tanaman tersebut, juga diberikan tanaman zodia
beserta sosialisasi manfaat dan perawatannya. Hal tersebut dilakukan karena pada
kunjungan ke Puskesmas dan wawancara pada kader kesehatan salah satu dusun, baru saja
terjadi demam berdarah di salah satu dusun tempat KKN diadakan. Oleh karena itu,
tanaman zodia menjadi salah satu pilihan untuk mencegah nyamuk penyebab demam
berdarah masuk ke rumah pemukiman warga. Diharapkan tanaman ini dapat mengurangi
adanya nyamuk yang menjadi perantara terjadinya demam berdarah pada manusia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perangkat dusun setempat, umunya hambatan yang
biasanya terjadi pada program apotek adalah biasanya program ini tidak dapat berlangsung
lama. Oleh karena itu, pada program ini disampaikan mengenai cara pengelolaan dan
demo salah satu jamu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dari tanaman apotek hidup
yang diberikan kepada masyarakat.
4. Penyuluhan Hipertensi dan Gaya Hidup Sehat
No. Sektor

: 4.2.04

Jenis Program :

Pokok Non Tema

Sifat Program:

Mono Disipliner (MD)

Bidang

: Medika

Uraian Kegiatan

Penyuluhan Hipertensi dan Gaya Hidup Sehat dilakukan karena adanya


informasi mengenai cukup tingginya jumlah masyarakat yang menderita hipertensi
terutama masyarakat usia lanjut. Sebelumnya telah dilakukan survey di Puskesmas dan
pengamatan pada posyandu lansia dimana terdapat cukup banyak masyarakat yang
hipertensi dan kurang menjaga pola makannya. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan baik
saat pemeriksaan kesehatan dalam kegiatan home visite maupun ketika pengukuran tensi
sebelum sosialisasi dimulai. Penyuluhan di Gedongan dilaksanakan pada tanggal 24 Juli
2016 saat pertemuan ibu-ibu PKK serta pada saat home visite ke rumah-rumah warga.
Penyampaian mengenai gaya hidup sehat dirasa perlu karena berpengaruh terhadap
kesehatan. Hambatan dalam kegiatan ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat
mengenai gaya hidup sehat, kesadaran untuk memeriksakan kesehatannya dan kurangnya

kepatuhan dalam penggunaan obat. Masyarakat masih sering takut untuk memeriksakan
kesehatannya ke dokter. Selain itu, beberapa masyarakat juga masih belum mengerti
mengenai penyakit hipertensi dan faktor-faktor yang bisa menyebabkan penyakit tersebut.
Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai hal ini membuat proses penyamaian
informasi perlu disampaikan secara perlahan-lahan dengan bahasa awam agar dapat
tersampaikan dengan baik. Kesabaran juga sangat diperlukan di dalam penyuluhan
kesehatan terutama menghadapi berbagai karakter masyarakat dengan tingkat kesadaran
terhadap kesehatan yang berbeda-beda.
5. Sosialisasi Pemanfaatan Secang Sebagai Obat Anti Kanker
No. Sektor

: 4.2.39

Jenis Program :

Pokok Tema

Sifat Program:

Mono Disipliner (MD)

Bidang

: Medika

Uraian Kegiatan

Program sosialisasi pemanfaatan secang sebagai obat anti kanker dilakukan


karena mudahnya tanaman ini diperoleh dan ternyata sangat bermanfaat sebagai obat anti
kanker. Awalnya akan dilaksanakan sosialisasi pembuatan jamu demam berdarah. Namun,
karena beberapa bahan cukup susah ditemui terutama di sekitar dusun Gedongan maka
jamu yang akan disosialisasikan berubah menjadi pemanfaatan secang. Beberapa ibu-ibu
PKK sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi mengenai pemanfaatan secang ini.
Awalnya ibu-ibu PKK diberikan informasi mengenai manfaat secang secara umum,
kemudian disampaikan mengenai bagaimana pembuatan wedang secang. Bukan hanya
menyampaikan informasi, namun juga dilakukan demo pembuatan wedang secang yang
langsung bisa dicicipi oleh masyarakat yang hadir. Adanya kemungkinan penyakit tidak
menular berupa kanker yang terjadi di masyarakat membuat tim Medika memutuskan
melakukan sosialisasi ini, disamping juga bahannya yang mudah diperoleh sehingga
memungkinkan untuk dikonsumsi sehari-hari. Setelah terselenggaranya kegiatan ini,
diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan tanaman-tanaman di sekitar pekarangan
untuk dibuat jamu yang bisa berguna bagi kesehatan mereka.
Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti program ini sehingga tidak
terlalu banyak hambatan yang dihadapi di dalam pelaksanaannya. Beberapa masyarakat

hanya bingung bagaimana takaran yang sesuai dan bagaimana waktu konsumsinya karena
sebagian ibu-ibu ada yang mengkonsumsi obat secara rutin.
6.

Demo Pembuatan Jamu Anti Hipertensi dari Tanaman Apotek Hidup

Nomor sektor

: 4.2.39

Jenis Program
Sifat Program

: Pokok Tema
: Monodisipliner (MD)

Bidang

: Medika

Uraian Kegiatan

Demo pembuatan jamu anti hipertensi dilakukan karena adanya informasi


mengenai tingginya jumlah penduduk yang tekanan darahnya tinggi. Sebelumnya kami
melakukan survey mengenai masalah kesehatan di masyarakat dan resep jamu yang sudah
tersaintifikasi sehingga apa yang disampaikan kepada masyarakat terjamin kebenarannya.
Pembuatan jamu anti hipertensi dilakukan pada tanggal 24 Juli 2016 kepada ibu-ibu PKK
dusun Gedongan. Ibu-ibu yang hadir tampak sangat antusias dalam menyimak apa yang
disampaikan. Jamu anti hipertensi yang dibuat terdiri atas sambiloto, kumis kucing dan
pegagan, yang juga merupakan tanaman-tanaman yang diberikan pada program apotek
hidup. Demo jamu diawali dengan penyampaian informasi mengenai manfaat tanamantanaman tersebut secara umum. Ibu-ibu juga diberikan brosur mengenai takaran bahan
yang diperlukan di dalam pembuatan minuman ini. Masyarakat yang hadir tampak sangat
antusias dalam mengikuti kegiatan ini yang terlihat dari cukup banyaknya ibu-ibu yang
bertanya dan ingin mencoba jamu yang dibuat.
Hambatan yang dirasakan selama kegiatan ini tidak terlalu banyak.
Masyarakat juga sebagian besar telah mengetahui tanaman-tanaman yang menjadi bahan
pembuatan jamu anti hipertensi. Diharapkan masyarakat dapat membuat sendiri jamu ini
dalam kehidupan sehari-hari dan berguna bagi kesehatan mereka.
7. Penyuluhan Leptospirosis
Nomor sektor :

4.2.01

Jenis Program

: Pokok Tema

Sifat Program :

Monodisipliner (MD)

Bidang

: Medika

Uraian Kegiatan

Program ini diselengarakan karena desa Sumberagung memiliki masalah


hama tikus yang menyerang persawahan warga. Adanya banyak tikus di persawahan yang
dapat masuk ke pemukiman warga membuat adanya kemungkinan terjadi penyakit
leptospirosis. Selain itu, salah satu dusun lokasi KKN pernah terjadi penyakit ini pada
salah satu warga yang menyebabkan kematian. Penyuluhan Leptospirosis dilakukan pada
tanggal 30 Juli 2016. Awalnya sosialisasi ingin dilakukan pada kelompok tani. Namun,
karena tidak memungkinkan untuk dilakukan pertemuan kelompok tani maka informasi
disampaikan pada ibu-ibu yang kebetulan ada sebagian yang berprofesi sebagai petani.
Sosialisasi yang disampaikan berlangsung dengan baik dan masyarakat yang hadir tampak
sangat antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Metode penyampaian materi ini adalah
dengan ceramah disertai pemberian leaflet untuk mempermudah penyampaian informasi.
Banyak warga yang bertanya mengenai materi yang diberikan. Hal-hal yang disampaikan
dalam sosialisasi ini berupa tanda dan gejala leptospirosis, cara penularan dan bagaimana
mencegah terjadinya penyakit ini.
Hambatan yang ada adalah ada beberapa ibu yang sama sekali baru
mengetahui penyakit ini sehingga perlu penyampaian yang baik agar materi dapat
tersampaikan. Namun hal itu tidak mengurangi antusias dari para ibu-ibu untuk mengikuti
sosialisasi ini.
8. Sosialisasi Bahaya Sampah bagi Kesehatan
Nomor sektor :

4.2.01

Jenis Program

: Pokok Tema

Sifat Program :

Interdisipliner (ID)

Bidang

: Medika

Uraian Kegiatan

Program ini diselengarakan karena pengelolaan sampah di beberapa dusun


di desa Sumberagung belum berlangsung dengan baik. Setiap cluster memberikan materi
mengenai sampah sesuai dengan bidangnya masing-masing dan cluster medika
menyampaikan bahaya sampah dari sisi kesehatan. Penyuluhan bahaya sampah bagi
kesehatan dilakukan pada tanggal 30 Juli 2016 bersamaan dengan sosialisasi
Leptospirosis. Kedua materi ini diberikan pada satu waktu karena sampah juga dapat
menjadi penyebab terjadinya banjir yang dapat menjadi media penularan secara tidak

langsung penyakit leptospirosis.

Sosialisasi dilakukan pada ibu-ibu dengan metode

ceramah. Penyuluhan yang disampaikan berlangsung dengan lancar dan ibu-ibu tampak
sangat antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Terdapat juga beberapa warga yang bertanya
mengenai materi ini.
Tidak terdapat hambatan yang besar di dalam sosialisasi ini karena materi
yang diberikan cukup ringan sehingga mudah untuk disampaikan. Mungkin nantinya yang
cukup susah adalah pengelolaan sampah di masyarakat agar tidak menjadi media
penularan penyakit.

II.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi dan Laporan Pelaksanaan KKN PPM UGM Antar Semester
2016 di Dusuh Gedongan, Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Antusias dan kerjasama warga merupakan kunci keberhasilan seluruh program
yang dijalankan.
2. Seluruh program yang direncanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
3. Beberapa aspek permasalahan tentang Saintek sudah dicoba untuk diselesaikan
sekalipun perlu adanya keberlanjutan penanganan masalah.
4. Warga merasakan manfaat dari program-program yang telah dijalankan oleh
mahasiswa KKN Antar Semester 2016, bahkan banyak warga yang menyatakan
bahwa KKN Antar Semester 2016 ini berbeda dengan yang sebelumnya.
5. Secara keseluruhan semua program dapat berjalan dengan baik berkat dukungan
dan kerjasama dari masyarakat setempat serta perangkat dusun. Terbukti dengan
adanya partisipasi dari masyarakat sangat membantu kami dalam melaksanakan
setiap program KKN-PPM UGM SLM-06.
6. Tantangan utama dalam pelaksanaan KKN ini adalah terbatasnya sarana
pendukung seperti ketersedian alat dan bahan, jadwal kegiatan yang berubah
karena libur lebaran yang panjang, sulitnya menunggu kepastian jadwal dengan
narasumber.
7. Kegiatan KKN-PPM UGM SLM-06, Sub unit Gedongan ini diharapkan dapat
berkembang dengan segala kontribusi ilmu dan tenaga yang diberikan oleh tim
KKN.

III.

SARAN

Dari pelaksanaan kegiatan, serta pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM UGM,
ada beberapa saran yang perlu untuk disampaikan demi peningkatan program KKNPPM
UGM selanjutnya, antara lain :
1. Sebaiknya dilakukan pemerataan plotting mahasiswa sehingga kebutuhan
mahasiswa dari suatu bidang disiplin tertentu sesuai dengan tema yang ada.
2. Masih ada banyak sekali potensi masalah yang bisa dilanjutkan.
3. Masih banyak potensi alam yang belum termanfaatkan dengan baik di kawasan
Dusun Gedongan.
4. Sebaiknya dibentuk Kelompok Wanita Tani di Dusun Gedongan dan dilakukan
pembinaan.
5. Bagi mahasiswa KKN yang selanjutnya hendaknya melihat permasalahan yang
ada di dusun secara cermat agar program-program yang direncanakan dapat
berjalan dengan baik dan benar-benar tepat sasaran. Program-program yang
dipilih hendaknya tidak hanya berupa program dengan sasaran jangka pendek,
namun juga memiliki sasaran jangka panjang. Kesesuaian dengan programprogram yang telah dilaksanakan pada periode ini juga perlu diperhatikan
sehingga diperoleh kesinambungan dan kontinuitas.
6. Penempatan mahasiswa KKN di suatu lokasi hendaknya disesuaikan antara
bidang keilmuan mahasiswa dengan permasalahan yang ada di masyarakat lokasi
KKN.Program atau kegiatan di sektor ekonomi dengan meningkatkan potensi
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

IV.

LAMPIRAN

DOKUMENTASI KEGIATAN
Pembuatan Lapangan Voli sebagai Sarana untuk Olah Raga dan Tempat
Berkumpul Warga Gedongan

Penyuluhan Konversi Sampah menjadi Bahan Bakar Minyak

Pembuatan Pupuk Kompos dari Sampah Organik

Pembuatan Peta Potensi Alam Dusun Gedongan

Pembuatan Alat Peraga Biogas dan Sosialisasi tentang Biogas

Pembuatan PlangPlang Dusun

Pengecatan gapura RT 04

Pengenalan SAINS untuk siswa SD

Pembuatan papan baca Dusun Gedongan

Koordinasi
dengan
Puskeswan
untuk Suntik
Rabies dan
Obat Cacing
Ternak

Sensus Hewan Ternak

Pelatihan Tarian Tradisional India

Pembibitan seledri dan lainnya

Pembinaan kegiatan penanaman bunga dalam pot daur ulang di SD N Ngijon 1

Penyuluhan dan modifikasi perilaku siswa di sekolah dalam pembuangan sampah


organik dan non-organik di SD N Ngijon 1

Kegiatan Lomba mewarnai di sekolah dengan tema Lingkungan Hidup di SD N


Ngijon 1

Pemberian Keterampilan Tambahan (Pembuatan Kimbab, makanan tradisional


Korea)

Pemberian pelajaran
keterampilan
sekolah

di

{membuat

celengan daur ulang


di SD N Ngijon)

Memberikan
pelatihan
tradisional
sekolah
tari Dayak kepada anak-anak desa Sumber Agung)

tari
di

luar

(Pelatihan

Kursus/pelatihan bahasa korea di luar sekolah

Pemberian Kursus/Pelatihan Bahasa Inggris Kepada Anak-anak Desa Sumberagung

Pengajaran TPA (Pengajaran Bagian Iqro)

Sikat Gigi Bersama dan DHE

Home visite

3. Apotek Hidup

Anda mungkin juga menyukai