Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dilihat dari kondisi saat ini, Indonesia sedang terdampak pandemi Covid-
19. Pandemi ini berdampak pada kebiasaan dan perekonomian, sehingga membuat
banyak orang menjadi pengangguran. Selain itu, di Indonesia juga memiliki
permasalahan sampah yang sangat tinggi. Sampah yang menjadi ancaman
Indonesia yaitu sampah plastik, karena banyaknya sampah plastik membuat
banyak kekacauan. Maka dari itu, kami sebagai mahasiswa mengajak mitra untuk
bekerja sama dalam mengolah sampah plastik. Desa Sambangan merupakan salah
satu desa yang memiliki permasalahan sampah plastik yang cukup kompleks, hal
itu terjadi karena terbatasnya tempat pembuangan sampah (TPA) di Desa
Sambangan. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa menciptakan suatu program
yang dinamakan waste for change. Waste for change merupakan program yang
dimana sampah diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dari program itu kami
menciptakan produk untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat
salah satunya “Gaun KePo”. Waste for change menjadi salah satu alternative
dalam strategi pengelolaan sampah. Waste for change merupakan salah satu
program yang dapat mengubah pola pandang masyarakat terhadap pengelolaan
sampah. Program waste for change ini menjalin kerjasama dengan truna-truni di
Desa Sambangan. Dari sana kami membuat gaun kepo menggunakan mesin jahit
karena kebutuhan mitra, dengan adanya program ini dapat mengurai permasalahan
yang dihadapi oleh mitra. Kami sebagai mahasiswa menerapkan program ini
untuk membantu mitra dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi mitra di
Desa Sambangan.
Program waste for change ini bertujuan untuk mengumpulkan sampah
yang ada di Desa Sambangan lalu mengajak masyarakat untuk mengolah sampah
tersebut agar menjadi sesuatu yang bermanfaat, salah satunya membuat gaun kepo
dari sampah plastik menggunakan mesin jahit. Hal yang dilakukan adalah dengan
mengumpulkan sampah plastik yang sudah dicuci bersih, lalu kita menggambar
desain produk sesuai keinginan mitra, lalu mitra akan mulai menjahit gaun
tersebut sesuai dengan desain yang mereka inginkan.
Desa sambangan juga merupakan desa wisata, dimasa pandemic seperti
sekarang ini, wisat di Desa Sambangan mulai menurun. Dengan adanya program
ini, maka para wisatawan akan semakin tertarik untuk berkunjung ke Desa
Sambangan, sehingga kondisi wisata di Desa Sambangan kembali hidup. Tidak
hanya itu, dengan memproduksi gaun KePo ini, masyarakat dapat menambah
mata pencaharian, semakin banyak wisatawan yang berkunjung, semakin maju
perkembangan desa ini, baik di bidang pariwisata atau bidang kewirausahaan.
Program ini sangat banyak memberikan manfaat, baik kepada masyarakat ataupun
desa itu sendiri.

1
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan mitra mengenai permasalahan
dan cara mengelola atau memilah sampah plastik?
2. Bagaimana cara mengajak berpartisipasi terhadap program yang
diciptakan oleh mahasiswa?
3. Bagaimana strategi berkelanjutan mengenai cara pemanfaatan mesin jahit?
4. Apa keuntungan dibuat program waste for change?
1.3 Tujuan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan mitra mengenai permasalahan dan cara
mengelola atau memilah sampah plastik
2. Untuk mengajak berpartisipasi terhadap program yang diciptakan oleh
mahasiswa
3. Untuk mengetahui strategi berkelanjutan mengenai cara pemanfaatan
mesin jahit
4. Untuk mengetahui keuntungan dibuat program waste for change
1.4 Urgensi Permasalahan
Urgensi permasalahannya adalah masih tingginya permasalahan sampah di
Desa Sambangan. Sampah dapat berpotensi menyebabkan bencana dan rusaknya
lingkungan. Selain itu sampah juga beresiko pada pencemaran lingkungan. Bukan
hanya itu mesin jahit juga memiliki permasalahan pada mitra, dimana mitra belum
memahami teknik menjahit yang benar, sehingga kita sebagai mahasiswa harus
memberikan sosialisasi mengenai sampah serta cara memanfaatan mesin jahit agar
terciptanya suatu produk yang diinginkan atau dibutuhkan oleh mitra. Selain itu,
mitra perlu memahami dengan adanya program ini, salah satu tujuannya adalah
untuk meningkatkan daya tarik wisatawan agar pariwisata di Desa Sambangan
kembali pulih akibat pandemic covid-19.
1.5 Luaran Wajib
1. Laporan kemajuan (dilampirkan dokumentasi aktivitas pelaksanaan
program PKM-PM yang telah dilakukan secara mandiri oleh
masyarakat mitra dan atau secara daring dengan mahasiswa);
2. Laporan akhir (dilampirkan dokumentasi aktivitas pelaksanaan
program PKM-PM yang telah dilakukan secara mandiri oleh
masyarakat mitra dan atau secara daring dengan mahasiswa);
3. Produk program berupa buku pedoman pelaksanaan program;
1.6 Manfaat
1. Bagi kelompok truna-truni, dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai cara memilah sampah, mengelola serta bahaya
sampah bagi lingkungan sekitar.

2
2. Bagi masyarakat, dapat menjadi salah satu media pembelajaran dalam
mengantisipasi permasalahan sampah pada lingkungan
3. Bagi pemerintah, dapat membantu mengatasi permasalahan sampah di
Desa Sambangan

3
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT
2.1 Gambaran Umum Masyarakat Desa Sambangan

\
Gambar 1. Masyarakat Desa Sambangan
Program waste for change akan dilaksanakan di wilayah Desa Sambangan,
Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Penulis memilih Desa Sambangan
sebagai tempat untuk melaksanakan program waste for change karena masih
tingginya permasalahan sampah. Kondisi geografis dari Desa Sambangan ini
terletak pada ketinggian 250 m di atas permukaan laut dengan luas wilayah 7,67
km2 yang terbagi menjadi 3 banjar adat. Jumlah penduduk Desa Sambangan
sampai dengan tahun 2010 berjumlah 5.986 jiwa yang terdiri dari 3.160 laki-laki
dan 2.826 perempuan. Desa Sambangan terdiri dari sawah yang dimana
merupakan sumber mata pencaharian beberapa penduduk setempat. Selain itu,
desa ini dikenal sebagai salah satu desa wisata yang bergerak di bidang pariwisata
yang juga menjadi sumber mata pencaharian penduduk hanya dengan menjadi
guid dan mengantarkan para wisatawan untuk berkunjung ke tempat-tempat
wisata yang ada di Desa Sambangan.
Dilihat dari kondisi masyarakat di Desa Sambangan saat ini dimana
banyaknya masyarakat yang menjadi pengangguran karena akibat dari masa
pandemi seperti sekarang ini, selain itu masyarakat di Desa Sambangaan juga
kurang simpati terhadap lingkungan. Akibat kurang simpati masyarakat terhadap
lingkungan membuat Desa Sambangan memiliki masalah terhadap sampah yaitu
sampah plastik. Dari masalah ini terwujudnya permasalahan baru seperti
tersumbatnya saluran pembuangan air yang menyebabkan jalan di Desa
Sambangan tersebut menjadi banjir, selain terjadinya banjir penyebab adanya
sampah plastik ini juga mengakibatkan terjadinya wabah penyakit, yaitu demam
berdarah. Sampah plastik ini juga mampu menjadi alasan terjadinya polusi udara
yang dimana sampah ini hanya di bakar oleh warga setempat supaya mempercepat
proses penguraian sampah plastik tersebut. Dari permasalahan tersebutlah, kami
sebagai mahasiswa mengajak mitra untuk konsisten melaksanakan program waste
for change untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di Desa Sambangan saat in

4
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Tahap Persiapan
Pelaksanaan program waste for change ini akan dilaksanakan secara offline
(luring) dengan menerapkan protocol kesehatan serta memberikan fasilitas
pendukung untuk menerapkan protocol kesehatan. Metode pelaksanaan program
dibagi menjadi beberapa tahap yang akan dijabarkan dengan bagan dibawah ini

Mengajukan Penyempurnaan Pelaksanaan


Kerja Sama Program Sesuai Program
dengan mitra Keinginan Mitra
ddengan Mitra

Evaluasi Pengenalan
Program

Tahap persiapan program dimulai dari pengajuan rancangan program yang telah
dibuat untuk membantu permasalahan yang dihadapi mitra sekaligus menyepakati
kerja sama kembali dengan mitra melalui surat pernyataan kesediaan dari mitra.
Setelah disetujui, langkah selanjutnya adalah mendiskusikan program yang
diajukan dan disesuaikan kembali dengan keinginan mitra. Setelah program siap
untuk dilaksanakan, tahapan selanjutnya adalah persiapan pelaksanaan program
yang terdiri dari persiapan media, materi, dan buku pedoman yang mendukung
pelaksanaan program. Setelah seluruh persiapan pelaksanaan program telah siap,
tahap selanjutnya adalah pelaksanaan program.
3.2 Tahap Pelaksanaan Program
Tahap pelaksanaan program akan dilaksanakan dengan lima kegiatan. Adapun
susunan acara kegiatan Program Waste for Change sebagai berikut.

Tabel 1. Tahap Pelaksanaan Program

N Kegiatan Waktu Pelaksanaan


O
1. Pengenalan program dan Minggu pertama, kedua dan
pemeriksaan data ketiga
pemasalahan sampah di
Desa Sambangan
2. Sosialisasi mengenai Minggu keempat, kelima dan
sampah sesi 1 keenam
3. Sosialisasi mengenai Minggu ketujuh, kedelapan dan
sampah sesi 2 kesembilan

5
4. Sosialisasi kreatifitas lagu Minggu kesepuluh, kesebelas,
tentang peduli sampah kedua belas dan ketiga belas
5. Evaluasi Minggu keempat belas, kelima
belas dan keenam belas

3.3 Tahap Evaluasi


Tahap evaluasi ini akan dilaksanakan secara offline untuk menutup program dan
mengamati secara langsung perubahan yang ada pada sasaran program ini.

6
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Ringkasan Biaya
Tabel 2. Ringkasan biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Perlengkapan Rp.7.000.000
2. Bensin Rp. 200.000
3. Biaya sewa pick up Rp. 1.800.000
4. Lain-lain Rp. 500.000
Total Rp. 9.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 3. Jadwal kegiatan

No Jenis Kegiatan Bulan Peran Penanggung Jawab


1 2 3 4
1. Pencarian data dan Luh Gede Sri Utami
analisa tentang
permasalahan
sampah
2. Survei dan observasi Luh Gede Sri Utami
mitra
3. Merancang program Ni Luh Mutiara Cahya Dewi
4. Kerja sama dengan Arsat
mira kegiatan
5. Penyempurnaan Ni Luh Mutiara Cahya Dewi
program bersama
mitra
6. Persiapan program Arsat
7. Pengenalan Program Luh Gede Sri Utami
8. Sosialisasi Arsat
9. Pelaksanaan dan Ni Luh Mutiara Cahya Dewi
Pemantauan tentang dan Luh Gede Sri Utami
kreatifitas lagu
tentang peduli
sampah
10. Evaluasi program Luh Gede Sri Utami
11. Penyusunan laporan Ni Luh Mutiara Cahya Dewi
akhir dan Arsat

Anda mungkin juga menyukai