Pembentukan BPJS I merupakan implementasi dari universal health coverage (UHC) pada 2014
sesuai amanat UU No 42 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU
No 24 Tahun 2011 tentang Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS).
Terhitung 1 Januari 2014, PT Askes akan bertransformasi menjadi BPJS I yang menangani
masalah kesehatan. Sedangkan mulai 1 Januari 2015, PT Jamsostek akan beralih menjadi BPJS II
yang menangani masalah ketenagakerjaan.
Umbu mengatakan, dengan adanya perubahan tersebut, status PT Askes berganti menjadi badan
hukum publik dari sebelumnya perseroan. Dia menjelaskan, fungsi dan tujuannya sama, hanya
namanya saja yang berubah.
Untuk struktur manajemen tidak ada yang berubah, kami hanya ganti baju. Untuk saat ini, kami
harus mempersiapkan semua hal agar waktu pelaksanaanya tidak terjadi kekacauan. Pada 2013,
kami adakan perekrutan besar-besaran untuk karyawan sehingga bisa ditempatkan di setiap
kabupaten di seluruh Indonesia termasuk sistem, khususnya IT agar bisa mendukung, kata dia.
Umbu menambahkan, seluruh penduduk Indonesia wajib mendaftar sebagai peserta BPJS I, baik
dari kalangan miskin hingga kalangan konglomerat, bahkan Warga Negara Asing (WNA) yang
sudah tinggal di Indonesia selama enam bulan.
Menurut dia, BPJS berlaku seumur hidup dan melindungi para pesertanya. Selain itu, pemberi
kerja wajib mendaftarkan dirinya dan para pekerjanya.
Umbu menuturkan, jika ada penduduk yang belum mendaftar, pihak BPJS wajib menegur karena
kebijakan ini sudah diatur dalam undang-undang. Selain itu, pemerintah akan mendaftarkan
penerima bantuan iuran baik bagi fakir miskin maupun orang tidak mampu sehingga mereka juga
mendapatkan hak atas perlindungan kesehatan yang sama.
Manfaat lainnya dari BPJS, lanjut Umbu, adalah ketika pekerja mengalami Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK), mereka tetap mendapat jaminan kesehatan tanpa membayar iuran
selama enam bulan. Umbu menekankan, setelah mendapat pekerjaan baru, mereka harus segera
memberi tahu agar tidak terjadi kecurangan.
BPJS merupakan program yang bagus. Negara sebesar Amerika Serikat saja belum menerapkan
sistem ini. Saya berharap tahun 2014 semuanya bisa berjalan dengan baik, tambah dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Usman Sumantri mengatakan, program BPJS akan diawasi oleh dewan pengawas dan direksi.
Dewan pengawas adalah organ BPJS yang bertugas melakukan pengawasan atas pelaksanaan
pengurusan BPJS oleh direksi dan memberikan masukan kepada direksi dalam penyelenggaraan
program jaminan sosial. Sedangkan direksi adalah organ BPJS yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengurusan BPJS.
Semuanya harus teratur, karena nanti iuran yang datang dari masyarakat sangat besar sehingga
perlu pengawasan terhadap keamanan keuangan bila perlu KPK mesti dilibatkan, tambah dia.
Usman mengatakan, saat ini pihaknya bersama pemerintah sedang menggodok berapa besaran
yang harus ditanggung pemerintah untuk meng-cover masyarakat fakir miskin dan tidak mampu.
Dia menjelaskan, saat ini ada sekitar 86 juta masyarakat yang tidak mampu.
Untuk sementara ini, kami hanya bicarakan 86 juta masyarakat tidak mampu dan
tanggungannya terhadap iuran BPJS. Kami masih membicarakannya, kata dia. (IZN pdpersi.co.id)