Anda di halaman 1dari 6

Batu saluran kencing, Pengertian dan cara

penanganannya
Apakah Batu Saluran kencing itu ?
Batu saluran kencing merupakan suatu penyakit yang sudah dikenal sejak zaman
Mesir kuno, terbukti dengan ditemukannya batu pada kandung kencing seorang mumi.
Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia.
Angka kejadian berbeda-beda antar negara, di negara berkembang seperti di Indonesia
banyak ditemukan batu kandung kencing sedangkan di negara maju banyak ditemukan
batu saluran kencing atas, kemungkinan ini berkaitan dengan status gizi dan aktivitas
penduduk masing-masing negara. Kejadian batu saluran kencing secara keseluruhan di
dunia rata rata terdapat 1 12 % dari populasi penduduk.

Bagaimana cara terbentuknya batu saluran kencing ?


Batu saluran kencing dalam bahasa medis disebut Urolithiasis yaitu suatu
penyakit yang ditandai oleh pembentukan batu dalam saluran kencing. Kebanyakan batu
saluran kencing terbentuk di dalam ginjal, oleh karenanya sering oleh masyarakat awam
disebut sebagai batu ginjal. Batu yang terbentuk ini dalam jumlah tertentu akan
menumpuk di dalam saluran ginjal, sedangkan sebagian batu akan ikut mengalir bersama
air seni ke saluran kencing hingga kandung kencing. Batu yang terbentuk di ginjal
dengan demikian dapat tertimbun atau terkumpul di ginjal, di saluran kencing bagian atas
(disebut ureter) maupun di kandung kencing (disebut vesica urinaria), atau dapat pula
tersangkut di saluran kencing bawah (uretra).

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi terbentuknya batu saluran


kencing ?
Batu saluran kencing terbentuk diduga ada kaitannya dengan gangguan metabolik
infeksi saluran kencing, gangguan aliran air kencing (air seni), kekurangan cairan yang
kronis (terus menerus bertahun-tahun), kelainan bentuk saluran kencing sejak lahir

(kelainan bawaan) dan keadaan keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
Factor penyebab utama (lebih dari 80%) penyebab batu tak diketahui, dan sering
dianggap bahwa penderita itu tubuhnya mempunyai bakat membentuk batu saluran
kencing.
Terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kencing
pada seseorang. Faktor faktor tersebut berasal dari dalam tubuh seseorang dan faktor
yang berasal dari lingkungannya.
Faktor dari dalam tubuh seseorang (internal) antara lain Umur, lebih sering
didapatkan pada usia 30 50 tahun. Kelainan anatomis pada saluran air kencing juga
dapat menyebabkan timbulnya batu saluran kencing oleh karena aliran air seni jadi
terhambat sehingga mineral yang ada pada air kencing akan mengendap. Jenis kelamin,
penyakit batu ini didapatkan pada pria dua kali lebih banyak dari perempuan. Sedangkan
imobilisasi, yaitu pada pasien yang lama dirawat di rumah sakit atau di rumah dengan
banyak tirah baring juga cenderung akan terbentuk batu saluran kencing. Keturunan
(penyakit ini diduga diturunkan dari orangtuanya). Kelainan pada tulang misalnya
hiperparatiroid, tumor ganas tulang atau tumor ganas yang menyebar ke tulang dapat
menyebabkan pengeluaran zat kapur/kalsium dari tulang sehingga zat kapur pada air
kencing meningkat. Infeksi, dimana pH urine menjadi lebih basa dan memudahkan
terbentuknya batu jenis tertentu.
Faktor yang berasal dari lingkungan (eksternal) yang mempengaruhi antara
lain geografi (daerah yang penduduknya banyak menderita penyakit batu saluran kencing
dari pada daerah lain) sehingga dikenal sebagai daerah stone belt, asupan air yang
kurang dan kandungan kalsium yang tinggi pada air minum yang dikonsumsi
masyarakat setempat dapat meningkatkan angka kejadian batu saluran kencing. Diet:
makanan yang banyak mengandung purin (faktor risiko lainnya adalah menu makanan
Indonesia yang tinggi kandungan asam urat (seperti emping, singkong, jeroan, seafood
dan lainnya), oksalat dan kalsium yang berlebihan mempermudah terjadinya batu saluran
kencing. Disebutkan pula bahwa pekerjaan yang banyak duduk atau kurang aktivitas
(sedentary life) juga mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan batu saluran
kencing.

Bagaimana proses terbentuknya batu saluran kencing ?


Terdapat beberapa teori yang menjelaskan terbentuknya batu pada saluran
kencing, diantaranya adalah teori yang menyatakan bahwa batu terbentuk di dalam urine
(air kencing) karena adanya inti batu yang berupa kristal atau benda asing di saluran
kencing, dimana partikel-partikel yang kelewat jenuh konsentrasinya akan mengendap
pada inti batu ini sehingga lambat laun akan terbentuk batu yang makin besar.
Teori lainnya juga menyebutkan bahwa infeksi pada saluran kencing akan
menyebabkan bakteriuria, dimana kuman penyebab akan memecah urea menjadi amoniak
yang membuat urine menjadi basa, dimana pada kondisi ini akan diendapkan
persenyawaan yang mengandung fosfat membentuk batu jenis struvit (campuran
magnesium ammonium fosfat). Kuman terbanyak penyebab infeksi saluran kencing ini
adalah jenis Proteus.

Bagaimana cara mengenali gejala batu saluran kencing ?


Pada tahap awal batu saluran kencing sering tidak memberikan keluhan khas,
bahkan pada beberapa penderita tidak akan ada keluhan sama sekali. Batu jenis ini sangat
berbahaya karena baru dapat diketahui setelah terjadi kerusakan ginjal yang hebat,
contohnya adalah batu yang berbentuk tanduk rusa (batu staghorn). Batu jenis ini
mengisi seluruh rongga dalam ginjal dan hampir tidak bergerak sehingga tidak terasa
nyeri. Keluhan baru akan timbul setelah terjadi sumbatan pada ginjal, infeksi maupun
keduanya. Keluhan yang dapat dikenali antara lain: Nyeri akibat sumbatan maupun
infeksi akan memberikan gejala nyeri. Sifat dan intensitas nyeri bervariasi dari rasa
kemeng sampai kolik (nyeri hebat hilang timbul bisa disertai mual/muntah dan nyeri alih
yang khas). Lokasi dan penjalaran nyeri kolik ini bisa di punggung (batu ginjal) atau
pada pinggang dan turun ke lipat paha (kolik karena batu ureter) atau pada pinggang
menjalar ke perut depan (kolik karena batu ginjal) ataupun nyeri dan tidak lancar waktu
kencing (batu pada kandung kencing).
Air kencing warna merah: Air kencing warna merah karena bercampur dengan
darah dari saluran kencing yang terluka akibat goresan batu yang keras.
Demam atau kedinginan atau menggigil : Peningkatan suhu tubuh sering
diakibatkan oleh infeksi kuman dan kerusakan ginjal, yang mana hal ini merupakan
keadaan gawat yang dapat mengancam keselamatan penderita.

Bagaimana cara dokter mendiagnosa orang yang di curigai menderita


Batu Saluran kencing?
Setelah keterangan lisan tersebut dikumpulkan, dokter akan melakukan sejumlah tes
untuk memastikan diagnosisnya jika diperlukan. Tes tersebut bisa berupa periksa urin, tes
darah, dan pemeriksaan lewat citra gambar seperti foto polos perut (BNO), foto polos
perut yang ditambahi dengan zat kontras (IVP), Ultrasonografi (USG) perut, dan bila
perlu akan dilakukan pemeriksaan CT scan perut oleh dokter yang menangani.

Bagaimana penanganan batu saluran kencing ?


Batu yang sudah menimbulkan masalah yang ditandai dengan munculnya keluhankeluhan seperti di atas hendaknya segera periksa ke dokter untuk memastikan penyebab
dan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Penanganan batu saluran kencing ada
beberapa macam cara tergantung pada penyebab, jenis batu, sarana yang ada maupun
pertimbangan lainnya seperti faktor umur dan indikasi sosial (pekerjaan pasien, misalkan
pilot dimana jangan sampai sewaktu sewaktu pilot menerbangkan pesawat dia sedang
terkena serangan kolik karena batu saluran kencing). Secara umum terdapat dua
penanganan yaitu secara konservatif (obat obatan) dan dengan tindakan (operasi).
Terapi medik (obat obatan) ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 4 mm,
karena diharapkan dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan berupa anti nyeri bila ada
nyeri kolik, memperlancar urin yang keluar dengan obat diuretikum dan minum banyak
air supaya mendorong batu keluar. Terapi medik ini hanya dapat diberikan dibawah
pengawasan dokter dan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Antara lain tidak boleh
ada sumbatan, jadi dokter harus yakin terapi medik tidak memperberat kerja ginjal. Juga
tidak boleh ada infeksi, yang bisa di deteksi dengan adanya demam/kedinginan atau
menggigil, atau hasil pemeriksaan biakan/kultur urin positif.
Terdapat beberapa macam tindakan penanganan batu saluran kencing dengan tindakan,
yaitu:
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) yaitu suatu alat pemecah batu yang
diperkenalkan pertama kali oleh Chaussy pada tahun 1980. ESWL memakai energi tinggi
gelombang kejut yang dihasilkan oleh suatu sumber untuk menghancurkan batu. Pecahan
batu akan keluar dalam urine. Prosedur ini dapat dilakukan tanpa pembiusan, dengan

pemberian obat nyeri saja, atau dengan pembiusan umum maupun regional. Kelebihan
alat ini adalah bisa tanpa pembiusan dan tidak invasif, namun tidak semua Rumah sakit
memiliki karena harga alat ini yang sangat mahal, dan tidak semua batu saluran kencing
dapat diterapi dengan cara ini. Akan tetapi syukur alhamdulillah di provinsi NTB sudah
terdapat 2 RS swasta di kota Mataram yang telah memiliki alat ini sehingga bila pasien
memenuhi syarat untuk dilakukan ESWL maka pasien-pasien tidak perlu di rujuk ke luar
daerah. Meskipun begitu Dokter spesialis urologi yang akan menentukan bisa tidaknya
cara ini dipakai untuk memberikan hasil yang memuaskan bagi pasien.
Endourologi yaitu tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran
kencing dengan cara memecahkan dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kencing
melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kencing. Jenis metode yang
dipakai seperti PNL (Percutaneous nephrolithotomy), Litotripsi, dan Ureterorenoskopi
(URS).
Bedah terbuka untuk RS yang belum memiliki fasilitas tindakan endourologi,
maupun ESWL atau bila batu terlalu besar atau batu staghorn, atau bila diperlukan
pembedahan rekonstruksi karena ada kelainan bentuk saluran yang akan menyebabkan
timbulnya batu kambuh kembali.

Usaha usaha apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya batu
saluran kencing ?
Usaha pencegahan yang bisa dilakukan pada umumnya adalah:
(1) Menghindari terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh) dengan
minum cukup air dan diusahakan air kencing yang dihasilkan sebanyak 2 3
liter per hari.
(2) Minum yang banyak, untuk daerah yang panas seperti di Indonesia khususnya
seperti kota Mataram, dianjurkan untuk minum sebanyak 2,5 sampai 3 liter
sehari. Urin harus berwarna putih, apabila urin berwarna kuning sampai
dengan kuning pekat, berarti anda kurang minum.
(3) Diit makanan untuk mengurangi kadar zat komponen pembentuk batu sesuai
dengan jenis batu yang pernah diderita sebelumnya. Penelitian saat ini
menunjukkan

bahwa

pengidap

batu

jenis

kalsium

oksalat

boleh

mengkonsumsi kalsium dalam bentuk makanan seperti susu, keju; tetapi tidak
boleh mengkonsumsi kalsium yang bukan berupa makanan. Makanan yang
banyak mengandung asam urat seperti jerohan, udang, kacang dan emping
tidak boleh dikonsumsi, Selain itu harus cukup vitamin dalam makanan sehari
hari.
(4) Aktivitas harian dan olah raga yang cukup. Sebaiknya olah raga yang loncatloncat atau lari yang dilakukan secara teratur.
(5) Bila pernah mengidap batu saluran kencing, sebaiknya kontrol teratur pada
dokter yang merawat, dan sesuai jadwal yang ditentukan dokter, karena batu
selalu bisa kambuh kapan saja.

Anda mungkin juga menyukai