Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN MASYARAKAT

Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Kerangka Konsep Kesehatan Masyarakat


Kerangka Konsep Kesehatan Masyarakat
Puskesmas (Perawatan Kesehatan Masyarakat), merupakan bidang khusus (spesialis) dalam
ilmu keperawatan (Freeman, 1960), yang merupakan gabungan Ilmu Keperawatan, Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Sosial (WHO, 1950).
Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat (Rapat Kerja
Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989).
Ada 3 Teori yang menjadi dasar (Komponen) Ilmu Keperawatan Kesehatan Masyarakat :

1. Ilmu Keperawatan
2. Kesehatan Masyarakat
3. Sosial (Peran Serta Masyarakat)
Ilmu Keperawatan

Sosial
(Peran Serta Masy)

Kesehatan Masyarakat

Konsep Keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 (empat) konsep pokok, Yang meliputi Konsep
Manusia, Kesehatan, Masyarakat dan Keperawatan (Christina, Ibrahim, 1986)
Paradigma Keperawatan
Manusia

Kesehatan

Keperawatan
Masyarakat

Pengertian Masyarakat
1.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, saling berinteraksi.


(Koentjoroningrat, 1990)

2.

Masyarakat merupakan kesatuan-kesatuan hidup manusia, yang dalam bahasa Inggrisnya


dipakai istilah Society, yang berarti kawan. Istilah lain masyarakat berasal dari bahasa Arab
yang berarti ikut serta, berpartisipasi
Ciri-Ciri Masyarakat seperti yang dikemukakan oleh kuntjaraningrat (1990) adalah sebagai
berikut :

1. Interaksi antar warga-warganya


2.

Adat istiadat, norma-norma, hukum-hukum dan aturan khas yang mengatur seluruh pola
tingkah laku warga kota atau desa

3. Suatu komunitas dalam waktu


4. Suatu rasa identitas kuat yang mengikat semua warga
Kesimpulan Pengertian Masyarakat adalah
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjoroningrat, 1990)
Unit-unit Masyarakat
Unit-unit masyarakat adalah :
Komuniti / Komunitas, Keluarga, Kelompok yang memiliki tujuan dan nilai yang sama.
Koentjoroningrat (1990) mendefinisikan komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia,
yang menempati suatu wilayah nyata, dan yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu, serta terikat oleh suatu rasa identitas suatu komunitas.

Ciri-ciri komunitas :
1. Kesatuan wilayah
2. Kesatuan adat istiadat
3. Rasa identitas komunitas
4. Loyalitas terhadap komunitas
Masyarakat sebagai suatu sistem sosial menunjukkan bahwa semua orang bersatu untuk
saling melindungi dalam kepentingan bersama, dan berfungsi sebagai suatu kesatuan dan
secara terus menerus mengadakan hubungan / interaksi dengan sistem yang lebih besar.
Bagian-bagian yang saling berinteraksi, tersebut merupakan sub-sistem dari komuniti seperti
pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan keluarga.
Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang
dipersatukan oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi atau pengakuan sebagai anggota
keluarga yang tinggal bersama, satu kesatuan / unit yang membina kerjasama yang bersumber
dari kebudayaan umum, dimana setiap anggotanya belajar dan melakukan perannya seperti
yang diharapkan.
Keluarga sebagai suatu sistem sosial melakukan beberapa fungsi yang paling dasar
seperti memberikan keturunan, sosialisasi, psikologi, seleksi, proteksi dan sebagainya.
Dalam keperawatan kesehatan masyarakat keluarga sebagai unit utama yang menjadi
sasaran pelayanan, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat atau komuniti.
Apabila salah satu diantara anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, atau
masalah keperawatan akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Demikian pula
terhadap kelompok dan masyarakat sekitarnya.

Masalah kesehatan keluarga saling berkaitan terhadap anggota keluarga, kelompok maupun
masyarakat secara keseluruhan, yang akhirnya memberikan gambaran terhadap masalah
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
2 Istilah penting berkaitan dengan perawatan kesehatan masyarakat

Public Health Nursing (PHN), Istilah lama seperti halnya terdapat dalam buku kaya Ruth
B. Freeman yang berjudul Public Health Nursing Practic (1961).

Tetapi dalam buku Ruth B. Freeman yang berjudul Community Health Nursing
Practic(1981) freeman menggunakan istilah Komuniti bukan public.

Public Health Nursing (PHN), mengandung pengertian yang sangat luas, tidak terbatas,
misalnya masyarakat Indonesia, Masyarakat Jakarta, masyarakat Jepang dan
sebagainya.
Community Helath Nursing (CHN), comuniti artinya masyarakat terbatas yang mempunyai
persamaan nilai, perhatian (interest), yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga. Misalnya masyarakat
suku terasing, masyarakat sekolah, masyarakat pekerja, masyarakat petani dan dalam bidang
kesehatan kita kenal dengan kelompok ibu hamil (bumil), ibu bersalin, ibu menyusui (buteki),
ibu nifas (bufas), kelompok lanjut usia (lansia) kelompok anak Balita kelompok masyarakat
dalam desa / daerah binaan dan sebagainya.
Dengan demikian dalam pembinaannya akan lebih mudah, karena telah diketahui
karakteristik dari tiap-tiap kelompok.
Dalam perawatan kesehatan masyarakat / Community Health Nursing (CHN), Komuniti
merupakan sasaran yang dibina atau mendapatkan pelayanan kesehatan adalah keyakinan
terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan askep
kesehatan masyarakat baik ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai sasaran pelayanan kesehatan dan keperawatan, Health (kesehatan) adalah tujuan yang
ingin dicapai, Nursing (keperawatan) adalah pelayanan yang ingin diberikan. Dan inilah inti
dari perawatan kesehatan masyarakat.
MASYARAKAT
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup lama dan bekerja sama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan. Masyarakat adalah kelompok
individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan.
Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat muncul banyak permasalahan, apakah
permasalahan sosial budaya, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
Masalah Kesehatan Masyarakat
Dapat bermula dari perilaku individu, keluarga, atau perilaku-perilaku kelompok
masyarakat dalam banyak hal diantaranya adalah berkaitan dengan kesehatan lingkungan,
misalnya membuang sampah sembarangan, buang air besar (BAB) disungai yang digunakan
orang banyak sebagai MCK(mandi, cuci, kakus), dan aktivitas lainnya. Masalah gizi dimana
pengetahuan keluarga tentang gizi kurang, cara pengolahan gizi yang salah, kebiasaan makan
yang berkaitan dengan pantangan dan kurangnya kemampuan sosial ekonomi.

Disamping itu anggapan masyarakat tentang pengertian sakit dimana yang dikatakan
sakit itu adalah tidak mampu lagi berbuat sesuatu, dan kalau masih batuk pilek, pusing dan
gangguan kesehatan ringan belum dikatakan sakit. Hal lainnya yang masih memprihatinkan
adalah pemanfaatan sarana / pelayanan kesehatan masih sangat rendah, misalnya
pemeriksaan kesehatan, kehamilan, imunisasi anak ke puskesmas atau posyandu dan
sebagainya. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat dan telah membudaya dalam pemeliharaan
kesehatan gizi, dan pertolongan persalinan, karena faktor ketidaktahuan, akan memberikan
kontribusi yang besar dalam meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada masyarakat.

Bertitik tolak masalah- masalah tersebut, maka keberadaan perawat kesehatan masyarakat
bersama tim kesehatan lainnya sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktik perawatan kesehatan masyarakat meliputi upaya-upaya :

1. Peningkatan kesehatan (promotif),


2. Pencegahan (preventif)
3. Pemeliharaan Kesehatan dan pengobatan (curatif)
4. Pemulihan Kesehatan (rehabilitatif)
5.

dan Mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga dan kelompokkelompok dalam masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakat (resosialitatif)
Upaya Promotif
Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan jalan memberikan :

1. Penyuluhan kesehatan masyarakat


2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5. Olah Raga teratur
6. Rekreasi
7. Pendidikan seks

KEPERAWATAN KOMUNITAS
Tingkatan Pencegahan / Preventif Dalam Praktik Kesehatan Komunitas

Konsep pencegahan (preventif), adalah komponen kunci dalam praktik kesehatan komunitas
modern.

Dalam terminologi populer, pencegahan berarti menghindari suatu kejadian sebelum terjadi.

Dalam kesehatan komunitas kita menggunakan 3 tingkatan pencegahan yaitu : Primer,


Sekunder dan Tersier
1. Pencegahan Primer

Adalah usaha sungguh-sungguh untuk menghindari suatu penyakit atau tindakan kondisi
kesehatan yang merugikan melalui kegiatan promosi kesehatan dan tindakan perlindungan.

Pencegahan primer mencakup area penanganan yang sangat luas, termasuk nutrisi,
kebersihan, sanitasi, imunisasi, perlindungan lingkungan dan pendidikan kesehatan umum.
Contoh pencegahan primer

Penelitian tentang penyebab munculnya berbagai masalah kesehatan merupakan dasar dari
upaya pencegahan primer

Sebagai contoh : Penelitian John Snow tahun 1853 tentang Kolera, telah membuka jalan
untuk penyediaan air murni/ bersih bagi para penduduk di London, dan kecelakaan kendaraan
bermotor telah mendorong penggunaan sabuk pengaman dan balon udara.
2. Pencegahan Sekunder

Adalah deteksi dini dan pengobatan terhadap kondisi kesehatan yang merugikan. Pencegahan
sekunder mungkin saja berhasil mengatasi penyakit yang tidak dapat diobati pada tahap akhir,
mencegah komplikasi dan kecacatan, serta membatasi penyebaran penyakit menular. Satu
komponen penting dalam pencegahan sekunder adalah Skrining, yaitu pemeriksaan terhadap
penyakit Asimptomatik seperti TBC, Diabetes, Hipertensi
3. Pencegahan Tersier

Adalah pecegahan yang dilakukan jika penyakit atau kondisi tertentu telah menyebabkan
kerusakan pada individu membatasi kecacatan dan merehabilitsi atau meningkatkan
kemampuan masyarakat semaksimal mungkin.
Konsep Dasar Masyarakat dan Masalah Kesehatan
Definisi :

Kontjaraningrat (1990)
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah saling
berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oelh suatu rasa identitas bersama.
Askep Komunitas
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Pada Tingkat Masyarakat
Soerdjono Soekanto (1982)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat bertempat tinggal
disuatu wilayah (dalam arit geografi dengan batas-batas) tertentu, dimana yang menjadi
dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan
penduduk diluar batas wilayahnya.
Mac Laver (1957)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu dan adanya sifatsifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
Linton (1936)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama,
sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas tertentu.
Ciri-Ciri Masyarakat.
1. Interaksi diantara sesama anggota
2. Menempati wilayah dengan batas-batas
3. Saling tergantung satu sama lain
4. Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan
5. Memiliki identitas bersama.
Interaksi
Didalam masyarakat terjadi interaksi yang merupakan hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara perseorangan, antara kelompok-kelompok, maupun antara
perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus memiliki 2 syarat
yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Wilayah Tertentu

Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut geografis sebagai
tempat tinggal komunitasnya. Baik dalam ruanglingkup kecil RT/RW, desa, kelurahan,
kecamatan, kabupaten, propinsi dan bahkan negara.
Saling Ketergantungan
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling tergantung satu dengan
yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap- tiap anggota masyarakat
mempunyai keterampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka
hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar tetap berhadil dalam hidupnya.
Adat Istiadat dan Kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat,
yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi antara kelompokkelompok yang ada dimasyarakat, apakah itu dalam perkawinan, kesenian, mata pencarian,
sistem kekerabatan dan sebagainya.
Identitas
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh anggota masyarakat
lainnya, hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih luas.
Identitas kelompok dapat berupa lambang-lambang, bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu
dari perumahan, benda-benda tertentu seperti peralatan pertanian, mata uang, senjata tajam,
kepercayaan dan lain-lain.
Tipe-Tipe Masyarakat
Menurut Gilin and Gilin (dalam Nasrul Efendi, hal, 91) Masyarakat diklasifikasikan sebagai
berikut :
A. Dilihat dari sudut perkembangannya
1. Cresive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-lembaga yang secara tidak
sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat, misalnya yang menyangkut hak milik,
perkawinan, agama dan sebagainya.
2. Enacted Institution

Lembaga kemsyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya
yang menyangkut lembaga utang piutang, lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan yang
semuanya berakar dari kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman
dalam melaksanakan kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi yang kemudian dituangkan
ke dalam lembaga-lembaga yang disahkan negara.
B. Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat
1. Basic Institution
Adalah lembaga masyarakat yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahan tata
tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagai
institusi dasar yang pokok.
2. Subsidari Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang penting karena
untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi,
pelantikan, wisuda bersama dan sebagainya.
C. Dari sudut penerimaan masyarakat
1. Approved atau Social Sanctioned Institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan, koperasi dsb.
2. Unsanctioned Institution
Adalah lembaga-lambaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat, walaupun kadangkadang masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya kelompok penjahat, pemeras,
pelacur, gelandangan dan pengemis (gepeng) dan lain-lain.
D. Dari sudut penyebarannya
1. General Institution
Adalah lembaga masyarakat yang didasarkan atas faktor penyebarannya. Misalnya agama
karena hampir dikenal semua masyarakat dunia.
2. Resticted Institution

Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyaarakat tertentu saja misalnya Budha
banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam, Kristen Katolik banyak dianut oleh masyarakat
Italia, Prancis, Islam dianut oleh masyarakat Arab dsb.
E. Dari sudut fungsi
1. Operative Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau cara yang diperlukan untuk
mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti lembaga industri
2. Regulative Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak
menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya
kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
Ciri-ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi dalam 3 kategori
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Masyarakat Desa
a.

Hubungan keluarga dengan masyarakat sangat kuat

b. Hubungan didasarkan kepada adat istiadat yang kuat sebagai organisasi sosial
c.

Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib

d. Tingkat buta huruf relatif tinggi


e.

Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh setiap orang.

f.

Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan keterampilan diwariskan oleh
orangtuanya kepada keturunannya

g.

Sistem ekonomi sebahagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan
sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Dan uang berperan
sangat terbatas.

h.

Semangat gotong royong dalam bidang sosial sangat kuat.

2. Masyarakat Madya
a.

Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan mulai mengendor.

b. Adat istiadat masih dihormati, dan sikap masyarakat mulai terbuka dari pengaruh luar.

c.

Timbul rasionalitas pada cara berfikir, sehingga kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan


ghaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal.

d.

Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan
menengah.

e.

Tingkat buta huruf sudah mulai menurun

f.

Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.

g.

Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaran, sehingga


menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat karenanya uang semakit meningkat
penggunaannya.

h.

Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan keluarga dan tetangga
dan kegiatan-kegiatan umum lainnya didasarkan upah.

3. Masyarakat Modern
a.

Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi

b.

Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling pngaruh
mempengaruhi.

c.

Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

d.

Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang dapat dipelajari dan
ditingkatkan dalam lembaga-lembaga keterampilan dan kejuruan.

e.

Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata

f.

Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis dan kompleks

g.

Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang sebagai
alat pembayaran.
Ciri-Ciri Masyarakat Sehat

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.


2.

Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan,


penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak.

3.

Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang


dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan
hidup.

4.

Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi
masyarakat.

5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

PENGKAJIAN
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah :

1. Pengumpulan data, yang meliputi :


A. Data umum
-

Lokasi daerah binaan

Keadaan geografi

Luas wilayah

Pola demografi

B. Data Khusus
1. Data Kulturar
a. Tingkat pendidikan
b. Pekerjaan
c. Tingkat sosial ekonomi
d. kebudayaan dan kebiasaan
2. Data Kesehatan (cakupan pelayanan kesehatan)
a.

Kesehatan ibu dan anak

b. Keadaan gizi masyarakat


c.

Keluarga berencana

d. Imunisasi
e.

Penyakit-penyakit yang pernah diderita

3. Keadaan kesehatan lingkungan


a.

Perumahan

b. Sumber air bersih


c.

Tempat pembuangan sampah (TPS)

d. Pembuangan air kotor


e.

Jamban dsb

4. Peran serta masyarakat (PSM) dalam upaya kesehatan yang dijalankan


5. Sumber daya masyarakat (SDM)

PENGOLAHAN DATA
Langkah-langkah kegiatan pengolahan data :
1. Klasifikasi / kategori data

2. Perhitungan prosentase cakupan telly


3. Tabulasi data
4. Interprestasi
Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu
diperlukan prioritas masyarakat.
Prioritas Masyarakat
Dalam menentukan prioritas masalah perawatan dan kesehatan masyarakat perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya adalah :
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat
6. Aspek politis
Diagnosa Keperawatan (DP)
Dp ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan
memberikan gambaran tentang masalah tentang status kesehatan masyarakat baik yang nyata
(aktual dan yang mungkin akan terjadi potensial atau resiko tinggi). DP mengandung
komponen utama, yaitu :
1. Problem (P)/Masalah; yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya terjadi atau kesenjangan antara yang seharusnya dengan yang keadaan yang
terjadi.
2. Etiologi (E)/Penyebab; menunjukkan penyebab maskes atau maskep yang dapat memberikan
arah terhadap intervensi keperawatan, yang meliputi Etiologi meliputi :
a.

Perilaku individu, keluarga, kelompok masyarakat

b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, sosial


c.

Interaksi perilaku dengan lingkungan

3. Sign (S)/ Tanda dan gejala


a.

Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa

b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah


Untuk menegakkan DP minimal harus mengandung 2 komponen tersebut diatas disamping
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3. Partisipasi dan peran serta masyarakat (PSM)
Contoh Diagnosa Keperawatan (DP)
1.

Tinggi angka kematian ibu (AKI) sehubungan dengan kurangnya pelayanan anternatal
ditandai dengan rendahnya tingkat pengetahuan dan sosial ekonomi keluarga, anemia dan
kebiasaan kawin muda.

2. Tingginya angka kematian perinatal sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat


dalam pemeliharaan tali pusat serta pertolongan persalinan oleh dukun terlatih.
3.

Tingginya angka kesakitan karena diare sehubungan dengan lingkungan masyarakat yang
buruk ditandai dengan banyaknya sampah yang berserakan, penggunaan sungai sebagai
tempat mencuci, mandi dan pembuangan kotoran (kakus)/ MCK.

PERENCANAAN
Perencanaan askep kesehatan masyarakat disusun berdasarkan DP yang telah ditetapkan.
Rencana keperawatan yang disusun harus mencakup :
1. Merumuskan tujuan keperawatan yang ingin dicapai
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Merumuskan Tujuan
Kriteria Rumusan Tujuan :
1. Berfokus kepada masyarakat
2. Jelas dan singkat
3. Dapat diukur dan observasi
4. Realistik
5. Waktu relatif dibatasi (jangka pendek, menengah, dan panjang)
6. Melibatkan peran serta masyarakat (PSM)
Formulasi rumusan tujuan keperawatan
1. Satuan subjek (masyarakat)
2. Perilaku masyarakat yang dapat diamati
3. Satuan predikat (kondisi) yang melengkapi perilaku masyarakat
4. Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan formulasi :
T (Tujuan) = S + P + K.1 + K.2
Contoh
1.

Masyarakat dapat membuat bak penampung sampah umum melalui swadaya masyarakat
secara gotong royong dalam jangka waktu 1 bulan.

2. Masyarakat dapat melakukan upaya-upaya pencegahan terjadinya penyakit demam berdarah


dengan jalan memebersihkan faktor-faktor yang dapat berkembangbiaknya nyamuk Aedes
Aegepty melalui kerja bakti.

Subjek = Masyarakat
Predikat = Membuat bak penampung sampah umum
Kondisi = swadaya dan gotong royong
Kriteria = dalam jangka waktu 1 bulan
Rencana tindakan keperawatan
Langkah-langkah dalam perancanaan perawatan kesehatan masyarakat
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan

3.

Libatkan PSM dalam menyusun perencanaan (musyawarah masyarakat desa / MMD,


lokakarya mini/Lokmin)

4. Pertimbangkan sumber daya dan fasilitas yang tersedia


5.

Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang akan dirasakan
masyarakat.

6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai


7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
Kriteria dalam perencanaan
1. Memakai kata kerja yang tepat
2. Dapat dimodifikasikan
3. Bersifat Spesifik
a. Siapa yang akan melakukan
b. Apa yang akan dilakukan
c. Dimana dilakukan
d. Kapan dilakukan
e. Bagaimana melakukan
f. Frekuensi melakukan
Contoh : masyarakat dapat membuat bak penampung sampah umum melalui swadaya
masyarakat secara gotong royong dalam jangka waktu 1 bulan

Rencana Tindakan
1. Memberikan penyuluhan kesehatan

2. Pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat (TOMA) formal dan informal untuk


menggalang dukungan
3. Libatkan partisipasi dan peran serta masyarakat (PSM) dalam mencari dana
pembuatan bak samapah umum melalui dana upaya kesehatan masyarakat (DKM)
4. Tetapkan waktu peresmian pembuatan bak samapah umum oleh kepala esa dan
pemuka masyarakat lainnya.
5. Melalui tokoh masyarakat (TOMA) formal dan informal menghimbau dan mengajak
masyarakat secara gotong royong membangun bak sampah
6. Kerjasama dengan instansi terkait untuk mendapatkan bantuan teknis pembuatan bak
sampah yang memenuhi syarat kesehatan (tenaga sanitarian)

Anda mungkin juga menyukai