Anda di halaman 1dari 16

Alat uji cepat (test kit)

Chlorine Tester Digital AMTAST AMT-06 adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
kandungan klorin pada suatu cairan atau air. Klorin / Clorine (Cl2) merupakan salah satu unsur kimia
yang ada di bumi yang jarang ditemukan dalam bentuk bebas. Pada umumnya, klorin ditemukan dalam
bentuk senyawa atau terikat dan bersenyawa dengan unsur atau senyawa lain dan membentuk garam
natrium klorida atau yang biasa disebut dengan NaCl. Klorin memeiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia. Klorin banyak digunakan pada peralatan peralatan rumah tangga, alat alat kesehatan, kertas,
obat dan produk farmasi, pendingin, semprotan pembersih, pelarut dan berbagai produk lainya.
Chlorine Tester Digital AMTAST AMT-06 merupakan alat ukur kadar klorin yang canggih, karena selain
digunakan untuk mengukur kadar klorin bebas (FCL : Free Chlorine), alat tester ini juga bisa digunakan
untuk mengukur total klorin yang terkandung pada suatu cairan atau liquid ( TCL : Total Chlorine). Sistem
kerja alat ini sudah berdasarkan teknologi mikroprossesor sehingga penggukuran akan lebih cepat dan
akurat.

Fitur Utama Chlorine Tester Digital AMTAST AMT-06 :

Microprocessor based untuk pengukuran cepat dan akurat.

EPA approved DPD method.

Display LCD besar 21 x 18 mm untuk kenyamanan pembacaan data.

Waterproof designed IP57 rated. mengapung dalam air.

Sensor dapat dilepas dan diganti oleh pengguna

Peringatan baterai lemah dan otomatis mati jika dalam 2 menit tidak
ada aktifitas.
Spesifikasi Teknis Chlorine Tester Digital AMTAST AMT-06 :

Range FCL : 0-2.50ppm(mg/L)

Range TCL : 0-3.0ppm(mg/L)

Resolusi : 0.01ppm

Tingkat akurasi : 0.05ppm pada <1ppm dan 0.5% FS pada >1ppm

Method : EPA approved DPD method

Power : 3V x 2 Lithium battery CR2032

Ukuran alat : 33.5 x 170 mm

Berat alat : 73g (sudah termasuk baterai)

Alat Ukur Kadar Klorin FCL & TCL AMTAST AMT25


Chlorine Meter 403 Dilihat

Alat ukur kadar klorin seri AMT-25 ini merupakan produk baru dari AMTAST yang difungsikan untuk
mengukur kadar atau kandungan klorin dalam air atau larutan. Alat test kadar klorin ini dapat digunakan
untuk mengukur kadar klorin bebas atau Free Chlorine (FCL) maupun klorin total atau Total Chlorine
(TCL). Prinsip kerja alat ini berbeda dengan alat testkadar klorin sebelumnya yaitu Chlorine Tester Digital

AMTAST AMT-06, Alat pengukur kadar klorin AMT25 ini menggunakan metode kolorimetri dengan
menggunakan DPD (Dietil-p-fenilendiamin).

Dengan menggunakan metode kolorimetri DPD maka hasil pengujian alat ukur kadar klorin AMT-25 ini
akan lebih akurat dibandingkan dengan metode pengukuran lainnya maupun jika dibandingkan dengan
metode titrasi iodometri. Alat ini bekerja berdasarkan teknologi Mikroprosesor untuk mendukung kinerja
dan pengukuran yang lebih cepat dan akurat, metode DPD yang diaplikasikan pada alat ini juga sudah
memenuhi standar internasional EPA jadi tidak diragukan lagi untuk keakuratannya. Untuk mendukung
kenyamanan pengguna dalam menggunakan dan membaca hasil pengetesan, alat ukur klorin ini
memiliki layar LCD digital yang cukup besar sehingga sangat jelas dan mudah dibaca hasil pengukuran
yang ditampilkan. Alat pengukur klorin ini juga dilengkapi dengan fitur alarm baterai lemah sehingga
pengguna dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengganti baterai alat ini.

Fitur Alat Ukur Kadar Klorin FCL & TCL AMTAST AMT-25

Portable dan simple, mudah dibawa kemana mana

Berbasis Microprocessor untuk pengujian cepat dan akurat

Metode DPD ang teleh memenuhi standar internasional EPA

Layar LCD besar 24 x 28 mm untuk kenyamanan pembacaan data hasil pengukuran.

Indikator baterai lemah

Otomatis mati setelah 10 menit tanpa penggunaan.

Spesifikasi Teknis Alat Ukur Kadar Klorin FCL & TCL AMTAST AMT-25

Rentang pengukuran : 0~3.5.00ppm

Resolusi pengukuran : 0.01ppm

Tingkat Akurasi : 3%

Volume Sample : 5ml

Suhu & Kelembaban Operasional : 0~50C, <85% RH

Sumber daya : 4 x baterai AAA

Ukuran dimensi alat : 42 x 33 x 125mm

Berat alat: 120g

Universitas Brawijaya Siap Produksi Alat Uji Cepat Diabetes Mellitus


Rep: Christiyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
Diabetes
Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Para peneliti dari Universitas Brawijaya berhasil


mengembangkan diagnostic kit yang dapat digunakan sebagai deteksi dini diabetes
mellitus.

Kit Diagnostik GAD65 adalah rapid test untuk mendeteksi diabetes mellitus tipe 1
dan 1,5. Setelah melewati penelitian dan percobaan selama dua puluh tahun,
diagnostic kit ini siap diproduksi mulai tahun depan.

Hari ini (23/6), grand launching GAD65 Diagnostic Kit dilakukan di Institut Biosains
Universitas Brawijaya oleh Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Kemenristek, Ali Ghufron. Tahapan ini merupakan awal
pengenalan kepada publik sebagai langkah awal menuju komersialisasi Kit GAD65.

Kit ini mampu mendeteksi awal terjadinya autoimun diabetes. Dalam


penggunaannya, kit ini menggunakan serum dari darah manusia yang harus diambil
dengan bantuan dokter atau paramedis. Diagnosa dilakukan dengan menggunakan
serum darah sebanyak 20 mikrolit. Hanya dalam waktu 30 menit hasil diagnosa
dapat diketahui.

"Kit ini tidak memerlukan alat khusus sehingga mudah dilaksanakan pada tingkat
layanan medis sederhana seperti puskesmas," kata Aulani'am yang menjadi tenaga
ahli Institut Biosains Universitas Brawijaya.

Kit ini bekerja berdasarkan prinsip yang secara umum terlihat seperti pengujian
kehamilan yang tersedia di masyarakat. Hasil positif ditandai dengan munculnya
dua garis pada control line dan test line. Sedangkan hasil negatif ditandai dengan
munculnya satu garis pada control line.

Kit ini merupakan skrining awal terhadap penyakit DM sehingga penting dilakukan
terhadap keluarga yang memiliki riwayat penyakit FM.

"Kit GAD65 dapat memprediksi potensi terjadinya diabetes mellitus 10-15 tahun
sebelum gejala klinis muncul," kata wanita yang sekaligus dekan Fakultas
Kedokteran Hewan ini. Dengan demikian seseorang yang sudah diketahui
berpotensi DM dapat mengatur gaya hidup untuk menjaga kesehatannya.

Hadirnya Kit GAD65 diyakini mampu menjadi solusi untuk memangkas biaya uji
diabetes mellitus. Penggunaan kit diagnostik dengan tujuan sama berbasis Enzyme
Linked Immunosorbent Assay (ELISA) yang tersedia selama ini masih mengandalkan
impor.

Biaya diagnosa ELISA pun cukup mahal mencapai Rp 1,5 juta. Aulani'am
mengatakan biaya penggunaan Kit GAD65 diperkirakan hanya seperenam dari
diagnostik ELISA.

Direktur Institut Biosains Universitas Brawijaya Fatchiyah mengungkapkan pihaknya


telah bekerja sama dengan PT Biofarma (Persero) untuk mengajukan sertifikasi
produk dan izin edar.

"Produk ini diharapkan mendukung kemandirian bangsa dalam pemenuhan


kebutuhan alat kesehatan di masyarakat," jelasnya.

Menurut Fatchiyah, rangkaian proses panjang penelitian juga menguji keefektifan


alat di berbagai ras dari Afrika dan Asia. Kualitas Kit GAD65 telah terbukti memiliki
sensitivitas dan spesifitas yang tinggi serupa ELISA.

Reagen adalah zat atau senyawa yang ditambahkan ke sistem dalam rangka untuk membawa
tentang reaksi kimia atau ditambahkan untuk melihat jika reaksi terjadi. Meskipun istilah reaktan
dan reagen sering digunakan secara bergantian, reaktan adalah lebih khusus zat yang
dikonsumsi dalam proses reaksi kimia.

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di

Facebook,

Instagram, dan

Telegram

Pereaksi kimia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pereaksi kimia, reaktan, atau reagen (Bahasa Inggris: reactant atau reagent) adalah bahan yang
menyebabkan atau dikonsumsi dalam suatu reaksi kimia.
Sebagai contoh, asam klorida adalah sebuah pereaksi yang bereaksi
dengan logam seng menghasilkan hidrogen, atau bereaksi dengan kalsium
karbonat menghasilkan karbon dioksida.
Istilah reagen juga digunakan untuk menunjuk pada zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk
sebuah analisis atau percobaan. Sebagai contoh, sebuah reagen air tidak boleh mengandung
banyak ketidakmurnian seperti ion natrium, klorida, atau bakteri, dan juga memiliki tahanan
listrik yang tinggi.
Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.

PPM (part per million) dan PPB ( part per billion ) PPM atau Part per Million jika dibahasa
Indonesiakan akan menjadi Bagian per Sejuta Bagian adalah satuan konsentrasi yang sering
dipergunakan dalam di cabang Kimia Analisa.

PPM itu apa? PPM adalah part per million; yaitu satuan kelarutan yang berarti mg per kg atau
mg per liter. 100 ppm artinya ada 100 bagian di dalam 1 juta ...

Menyediakan TEST KIT CHLORINE ( KLORIN)


DAN pH untuk cek pH dan klorin kolam renang.
Harga sudah pasti bersaing disini.
Saatnya untuk menggunakan alat tes kolam untuk
memeriksa tingkat dan kualitas air. Jangan panik

jika Anda tidak paham kimia atau analisis


laboratorium - kit ini cukup mudah digunakan,
Anda hanya perlu mengikuti panduan yang ada di
kit atau membaca TULISAN SAYA berikut ini.
Produk ini ada 2 macam, TEST KIT CHLORIN DAN
PH (2 in 1 Test Kit) dan TEST KIT PH, CHLORIN,
TOTAL BROMIN, DAN ALKALINITAS (4 in 1 Test
Kit).

Fenol red itu apa?seperti apa kateristiknya,.,?


Ikuti 2 jawaban Laporkan Penyalahgunaan

Jawaban
VinChemz
Jawaban Terbaik: Ini Defri siapa ya?? Mudah2an bukan Defri UGM,hehehe..

Phenol red atau dikenal sebagai phenolsulfonphthalein (C19 H14 O5 S) alias PSP
adalah pH indikator yang umumnya digunakan dalam uji sel biologis.
Merupakan kristal berwarna merah dengan kelarutan 0,77 g/L dalam air dan bersifat
asam sangat lemah (pKa = 8.00).

Trayek pH jangkauan oleh Phenol red ini antara [6,8 - 8,2] ~ [kuning - merah].
Semoga berguna. =)
Sumber:
Gadjah Mada University

Pengukuran Residu Klorin

Februari 8, 2010 Admin ilmu

WHO Regional Office for South-East Asia

Manfaat klorin pada air

Kebanyakan penyakit yang sering ditemukan pada masyarakat pasca bencana atau
dalam kedaruratan terkait dengan air minum yang terkontaminasi. Kontaminasi
dapat berasal dari mikro organisme atau dari zat kimia, baik yang berasal dari alam
atau buatan (tabel 2). Lembar informasi ini terutama membahas masalah yang
berkaitan dengan kontaminasi air minum oleh mikro organisma karena hal ini
sangat sering terjadi dan dapat dikurangi denga klorinasi. Kontaminasi bahan kimia
sulit untuk disingkirkan dan memerlukan pengetahuan dan peralatan yang lebih
canggih.

Penyakit yang berkaitan dengan air minum yang terkontaminasi dengan mikro
organisme

Diare

Tifoid

Hepatitis

Kolera

Catatan: Air yang terkontaminasi tidak hanya menyebabkan penyakit-penyakit di


atas; jumlah air, sanitasi yang buruk dan perilaku kebersihan yang buruk juga
berperan.

Beberapa kontaminan kimia pada air yang dapat berbahaya bagi kesehatan

Arsen Florida

Kadmium Timbal

Kromium Merkuri

Sianida

Masyarakat yang tinggal di tempat yang sama selama hidupnya dan selalu minum
air yang terkontaminasi dapat mengembangkan kekebalan terhadap kontaminan
tersebut sehingga tidak atau sedikit mengalami masalah kesehatan. Namun tidak

demikian halnya dengan masyarakat yang terkena bencana. Situasi darurat


memiliki tiga efek pada populasi yang saling berkaitan, karena:

Memaksa masyarakat berpindah ke tempat yang baru dimana kualitas air berbeda
dari yang biasa mereka minum, sehingga mereka tidak memiliki kekebalan;
Memaksa masyarakat hidup di situasi yang buruk, seperti dalam tenda atau
penampungan sementara dimana sulit untuk tetap mempertahankan perilaku
kebersihan, dan Mempengaruhi pola makan, bahkan seringkali menurunkan kualitas
gizinya dan membuat mereka makin rentan terhadap penyakit.

Karena itu bagi masyarakat yang berada pada kondisi darurat, penyediaan air yang
berkualitas baik penting.

Terdapat beberapa cara meningkatkan kualitas air minum. Yang tersering adalah
pengendapan dan penyaringan yang diikuti oleh disinfeksi (dibahas pada tulisan
yang lain). Disinfeksi (pembunuhan mikroorganisme yang berbahaya) dapat dicapai
dengan berbagai cara namun yang tersering adalah melalui penambahan klorin.
Nmun klorin hanya akan bekerja dengan baik jika air jernih (kotak 1).

Kotak 1.

Cara kerja klorin dalam membunuh kuman

Penambahan klorin dalam air akan memurnikannya dengan cara merusak struktur
sel organisme, sehingga kuman akan mati. Namun demikian proses tersebut hanyak
akan berlangsung bila klorin mengalami kontak langsung dengan organisme
tersebut. Jika air mengandung lumpur, bakteri dapat bersembunyi di dalamnya dan
tidak dapat dicapai oleh klorin.

Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang
bersuhu lebih tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling tidak
selama 30 menit. Jika air lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan. Karena itu
biasanya klorin ditambahkan ke air segera setelah air dimasukkan ke dalam tangki

penyimpanan atau pipa penyalur agar zat kimia tersebut mempunyai cukup waktu
untuk bereaksi dengan air sebelum mencapai konsumen.

Efektivitas klorin juga dipengaruhi oleh pH (keasaman) air. Klorinasi tidak akan
efektif jika pH air lebih dari 7.2 atau kurang dari 6.8.

Residu klorin

Klorin merupakan zat kimia yang relatif murah dan siap digunakan; begitu
dilarutkan dalam air dengan jumlah yang cukup akan merusak sebagian besar
kuman penyebab penyakit tanpa membahayakan manusia. Namun demikian saat
organisme telah rusak, klorin juga akan habis. Jika klorin yang ditambahkan cukup,
setelah semua organisme rusak akan terdapat sisa klorin dalam air yang disebut
sebagai klorin bebas Klorin bebas akan tetap berada dalam air sampai hilang di
dunia luar atau terpakai untuk membunuh kontaminasi baru.

Karena itu jika kita memeriksa air dan menemukan masih terdapat klorin bebas
yang tersisa, hal itu merupakan bukti bahwa sebagai besar organisme dalam air
yang berbahaya telah disingkirkan dan air aman diminum. Pengukuran tersebut
dinamakan residu klorin.

Pengukuran residu klorin dalam air merupakan metode yang sederhana namun
penting untuk memeriksa apakah air yang dikirimkan telah aman untuk diminum.

Kapan dan dimana memeriksa air

Penggunaan klorin yang tersering untuk disinfeksi adalah pada pipa penyediaan air.
Klorinasi suplai air secara berkala sulit dilakukan dan biasanya disinfeksi dilakukan
setelah perbaikan dan pemeliharaan

Residu klorin biasanya diperiksa pada saat berikut:

Segera setelah klorin ditambahkan dalam air, untuk menilai apakan proses
klorinasi bekerja;

Pada saluran keluar air ke konsumen yang paling dekat dengan titik klorinasi,
untuk memeriksa apakah tingkat residu klorin berada dalam batas yang dapat
diterima (0.2-0.5 mg/l); dan

Pada titik terjauh dari jaringan dimana kemungkinan tingkat residu klorin paling
rendah. Jika ditemukan kadar klorin kurang dari 0.2 mg/l mungkin perlu dilakukan
penambahan klorin pada daerah pertengahan jaringan.

Perhatian

Semua bentuk klorin berbahaya bagi kesehatan. Hindari kontak dengan kulit dan
jangan menghirup uapnya. Klorin harus selalu disimpan pada wadah yang dingin,
gelap, kering dan tertutup serta jauh dari jangkauan anak-anak.

Jumlah residu klorin berubah sepanjang siang dan malam. Jika dianggap pipa
jaringan selalu berada di bawah tekanan sepanjang hari (kotak 2), pada siang hari
akan cenderung lebih banyak residu klorin daripada malam hari. Hal ini karena air
akan berada dalam sistem lebih lama pada malam hari (kebutuhan menurun)
sehingga terdapat banyak kesempatan bagi air untuk terkontaminasi yang akan
menghabiskan residu klorin.

Residu klorin harus diperiksa secara berkala. Jika sistem masih baru atau sedang
dalam perbaikan, periksa setiap hari hingga anda yakin bahwa proses klorinasi telah
berlangsung secara tepat. Setelah itu periksa seminggu sekali.

Pemeriksaan residu klorin

Pemeriksaan yang tersering adalah uji indikator dpd (dietil parafenilen diamin)
dengan menggunakan komparator. Pemeriksaan ini merupakan metoda yang paling
cepat dan sederhana untuk memeriksa residu klorin.

Dengan pemeriksaan ini, reagen dalam bentuk tablet ditambahkan pada sampel air
hingga air berwarna merah. Kepekatan warna kemudian dibandingkan terhadap
warna standar pada grafik untuk menentukan konsentrasi klorin. Semakin pekat
warna, semakin tinggi konsentrasi klorin dalam air.

Beberapa alat untuk memeriksa residu klorin dalam air, seperti yang diperlihatkan
pada gambar 2, dapat dibeli dengan mudah. Alat tersebut kecil dan mudah dibawa.

Kepustakaan

WHO (2004) Guidelines for drinking water quality 3rd edition. Geneva

Kotak 2.

Klorinasi dan suplai yang tidak tetap

Klorinasi pipa jaringan tidak bermanfaat bila suplai air tidak tetap. Kebocoran pada
seluruh sistem pipa dan jika suplai air mati, tekanan akan turun dan air yang
terkontaminasi akan memasuki pipa melalui celah di dinding pipa. Tingkat residu
klorin yang dapat diterima konsumen tidak akan mampu menghadapi kontaminasi
tingkat tinggi seperti ini. Semua suplai air yang tidak tetap harus dianggap sebagai
terkontaminasi dan lakukan upaya disinfeksi pada tingkat pengguna.

Pengukuran residu klorin

Langkah 1. Letakkan satu tablet dalam kamar periksa (a) dan tambahkan beberapa
tetas air yang akan diuji

Langkah 2. Gerus tablet, lalu penuhi kamar (a) dengan air yang akan diuji.

Langkah 3. Masukkan air yang sama yang sedang diuji (tanpa tablet) pada kamar ke
dua (b). Ini akan menjadi kontrol pada perbandingan warna.

Langkah 4. Tingkat residu klorin (R) dalam mg klorin per liter air (mg/l) ditentukan
dengan membandingkan warna air yang sedang diuji dan telah ditambahkan tablet
yang berada di kamar (a) dengan warna standar pada wadah (kamar

Anda mungkin juga menyukai