Menimbang
dan
gizi
kesadaran
dan
masyarakat
pengaruhnya
akan
terhadap
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
: 1. Pasal
ayat
(1)
Undang-Undang
Dasar
Negara
- 2 -
2. Undang-Undang
Kesehatan
Nomor
(Lembaran
36
Tahun
Negara
2009
Republik
tentang
Indonesia
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi adalah
upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat
melalui
penggalangan
pemangku
kepentingan
terkoordinasi
masyarakat
partisipasi
untuk
prioritas
secara
dan
terencana
dan
perbaikan
gizi
percepatan
pada
kepedulian
seribu
hari
pertama
kehidupan.
2. Seribu hari pertama kehidupan adalah fase kehidupan
yang
dimulai
sejak
terbentuknya
janin
dalam
3. Organisasi
oleh
Republik
Indonesia
kesamaan
anggota
masyarakat
secara
kegiatan,
warga
negara
sukarela
atas
fungsi,
agama,
profesi,
dasar
dan
tujuan
nasional
Kesatuan
Republik
dalam
Indonesia
wadah
yang
Negara
berdasarkan
Pancasila.
4. Pemerintah
Pusat,
yang
selanjutnya
disebut
sebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-
dan
perangkat
daerah
sebagai
unsur
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
(1) Tujuan umum Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi dimaksudkan untuk percepatan perbaikan gizi
masyarakat
prioritas
pada
seribu
hari
pertama
kehidupan.
(2) Tujuan
khusus
Gerakan
Nasional
Percepatan
komitmen
para
pemangku
BAB III
STRATEGI, SASARAN, KEGIATAN,
DAN PELAKSANAAN
Bagian Kesatu
Strategi
Pasal 3
Strategi utama Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi meliputi:
a. menjadikan
perbaikan
gizi
sebagai
arus
utama
Bagian
- 5 Bagian Kedua
Sasaran
Pasal 4
Gerakan
Nasional
Percepatan
Perbaikan
Gizi
Pasal 5
Sasaran Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
meliputi:
a. masyarakat,
khususnya
remaja,
ibu
hamil,
ibu
masyarakat
seperti
Posyandu,
Kesejahteraan
Keluarga,
dan/atau
tinggi,
organisasi
profesi,
organisasi
swadaya
masyarakat,
dan
mitra
pembangunan internasional.
Bagian Ketiga
Kegiatan
Pasal 6
(1) Gerakan
Nasional
dilaksanakan
Percepatan
melalui
Perbaikan
kegiatan-kegiatan
Gizi
sebagai
berikut:
a. kampanye
untuk
menggalang
kerja
sama
dan
kontribusi;
d. pelatihan;
e. diskusi;
f. intervensi kegiatan gizi langsung (spesifik);
g. intervensi kegiatan gizi tidak langsung (sensitif); dan
h. kegiatan lain.
(2) Kampanye
nasional
dan
daerah
sebagaimana
perubahan
persepsi
dan
peningkatan
untuk
penggalangan
dukungan
pada
untuk
komunikasi
dan
meningkatkan
partisipasi
kemampuan
masyarakat
untuk
untuk
pengembangan
partisipasi
kegiatan
gizi
langsung
(spesifik)
tindakan
atau
kegiatan
untuk
menangani
kegiatan
gizi
tidak
langsung
(sensitif)
kesehatan
yang
berperan
penting
dalam
dalam
pelaksanaannya
di
daerah
sesuai
Bagian Keempat
Pelaksanaan
Pasal 7
Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
dilakukan oleh:
a. Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
b. organisasi
kemasyarakatan
dan
lembaga
swadaya
masyarakat;
c. organisasi profesi;
d. akademisi;
e. media
- 8 e. media massa;
f. dunia usaha;
g. masyarakat; dan
h. mitra pembangunan internasional.
BAB IV
GUGUS TUGAS GERAKAN NASIONAL
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
Bagian Kesatu
Pembentukan, Kedudukan, dan Tugas
Pasal 8
(1) Dalam
rangka
pelaksanaan
Gerakan
Nasional
Pasal 9
Gugus Tugas mempunyai tugas:
a. mengoordinasikan dan menyinkronkan penyusunan
rencana
dan
program
kerja
Gerakan
Nasional
rangka
penyusunan
pelaksanaan
program
Gerakan
prioritas
Nasional
Bagian Kedua
Susunan Keanggotaan
Pasal 10
(1) Susunan
keanggotaan
Gugus
Tugas
terdiri
dari
(merangkap anggota)
c. Wakil Ketua II
: Menteri Kesehatan
(merangkap anggota)
d. Sekretaris
(merangkap anggota)
- 10 e. Anggota
: 1. Menteri
Perencanaan
Pembangunan
Kepala
Nasional/
Badan
canaan
Peren-
Pembangunan
Nasional;
2. Menteri Pertanian;
3. Menteri
Kelautan
dan
Pendidikan
dan
Perikanan;
4. Menteri
Kebudayaan;
5. Menteri Perindustrian;
6. Menteri Perdagangan;
7. Menteri Sosial;
8. Menteri Agama;
9. Menteri Komunikasi dan
Informatika;
10. Menteri
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Per-
Deputi
Bidang
Manusia
Kementerian
dan
Sumber
Daya
Kebudayaan,
Perencanaan
Pem-
- 11 b. Wakil Ketua I :
Deputi
Bidang
Kesehatan,
Koordinasi
Kependudukan
dan
Ibu
dan
Anak,
Kementerian Kesehatan
d. Sekretaris I
Direktur
Kesehatan
dan
Gizi
Masyarakat,
Kementerian
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Badan
Perencanaan
Pembangunan Nasional
e. Sekretaris II
Bagian Ketiga
Kelompok Kerja
Pasal 11
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
9,
Gugus
Tugas
dapat
membentuk
Kelompok Kerja.
(2) Anggota ...
Bagian Keempat
Kerja Sama
Pasal 12
Dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana
dimaksud
sama,
dan/atau
berkoordinasi
dengan
Bagian Kelima
Sekretariat
Pasal 13
(1) Untuk mendukung kelancaran tugas Gugus Tugas
diperbantukan sebuah Sekretariat.
(2) Sekretariat
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
di
lingkungan
Pembangunan
Kementerian
Nasional/Badan
Perencanaan
Perencanaan
Pembangunan Nasional.
(3) Sekretariat
- 13 -
lebih
lanjut
mengenai
Sekretariat
Bagian Keenam
Tata Kerja
Pasal 14
Gugus Tugas menyelenggarakan rapat paling sedikit satu
kali dalam 3 (tiga) bulan.
Bagian Ketujuh
Pelaksanaan Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi di Daerah
Pasal 15
(1) Pemerintah Daerah melaksanakan Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi di daerah masing-masing
dengan mengacu pada rencana dan program kerja yang
disusun oleh Gugus Tugas.
(2) Dalam
- 14 -
Daerah
dapat
perguruan
bekerja
tinggi,
kemasyarakatan,
sama
dengan
organisasi
profesi,
organisasi
keagamaan,
Bagian Kedelapan
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
Pasal 16
Gugus Tugas melakukan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pelaksanaan Gerakan Nasional
Percepatan
Pasal 17
(1) Ketua Gugus Tugas melaporkan pelaksanaan tugasnya
kepada Presiden secara berkala paling sedikit 1 (satu)
kali
dalam
setahun
atau
sewaktu-waktu
apabila
diperlukan.
(2) Gubernur
BAB V
PENDANAAN
Pasal 18
Pendanaan
bagi
pelaksanaan
Gerakan
Nasional
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Peraturan
Presiden
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
- 16 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Mei 2013
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 Mei 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
Siswanto Roesyidi