Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN FIELD LAB

PENGUKURAN STATUS GIZI BALITA DAN IBU HAMIL DI


PUSKESMAS WURYANTORO KABUPATEN WONOGIRI

KELOMPOK XIX
ASOKA MURASCANDRIKA
CINDANA NURHAYATI HARTANTO

G0013044
G0013066

CLARISSA AUGUSTANIA

G0013068

KEVIN DEVA CHANDRA NEGARA

G0013128

KHANSZARIZENNIA MADANY AGRI

G0013130

LINTANG AYU NOVIA ANWAR

G0013136

M AULIA WARDHANA

G0013144

RABBANI ICKSAN MAULANA

G0013192

REYNALDO BOBBY YUWONO

G0013196

RIZKA RAHMA DIANI

G0013204

RONADEVA ZAHRA AKTAVISENDA

G0013206

SEKAR AYU KINANTI TISTIA

G0013214

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2013
0

LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL KEGIATAN
PENGUKURAN STATUS GIZI BALITA DAN IBU HAMIL
BIDANG KEGIATAN
FIELD LAB

PELAKSANA
KELOMPOK

: 19 (SEMBILAN BELAS)

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS

: KEDOKTERAN

UNIVERSITAS

: UNIVERSITAS SEBELAS MARET

TEMPAT PELAKSANAAN
UPT PUSKESMAS WURYANTORO, WONOGIRI

WAKTU PELAKSANAAN
SELASA, 12 NOVEMBER 2013

Wonogiri, 19 November 2013


Menyetujui,
Instruktur Lapangan

Titik Setyaningsih, dr., MM.


NIP. 19701229 200112 001
1

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................3
A.

Latar Belakang.................................................................................. 3

B.

Tujuan Pembelajaran...........................................................................4

BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN.....................................................5


A. Hari Pertama...................................................................................... 5
B. Hari Kedua......................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................9
BAB IV PENUTUP.................................................................................. 15
A. Simpulan.......................................................................................... 15
B. Saran............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 17
LAMPIRAN........................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Keadaan pertumbuhan sering dikaitkan dengan asupan gizi dan
nutrisi kepada balita yang sedang dalam masa perkembangan (Behrman
et.al,, 2000). Kasus keadaan asupan gizi yang kurang kepada balita yang
dimaksud, biasanya terjadi pada daerah yang sulit terjangkau sarana
kesehatan dan pendidikan. Kasus gizi buruk, baik tingkat ringan maupun
berat, sudah jarang ditemukan pada kota-kota besar, maupun kabupaten. Hal
ini disebabkan karena kerja dari para petugas dinas kesehatan terkait untuk
mensosialisasikan pentingnya kesehatan, dan memaksimalkan sarana
prasarana kesehatan masyarakat. Seperti pada Puskesmas Wuryantoro,
Wonogiri, di mana kasus gizi buruk sudah jarang ditemui. Keadaan ini
disebabkan oleh kerja keras dari para petugas kesehatan, untuk
menanggulangi kasus-kasus kurang gizi yang dialami oleh masyarakat
sekitar, seperti dengan diadakannya Posyandu sehingga kasus gizi buruk
sudah jarang ditemui.
Salah satu cara melakukan penilaian status gizi dikenal dengan
antropometri. Beberapa macam antropometri yang digunakan antara lain:
berat badan (BB), panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB), lingkar
lengan atas (LILA). Dalam penilaian status gizi, antropometri disajikan
dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain, seperti: berat
badan menurut umur (BB/U), panjang badan atau tinggi badan menurut
umur (PB/U atau TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) atau
berat badan menurut panjang badan (BB/PB) dan lain-lain. Masing-masing
indeks tersebut memiliki baku rujukan atau nilai patokan untuk
memperkirakan status gizi seseorang atau masyarakat.
Pemantauan status gizi tidak hanya dilakukan pada balita, tetapi juga
pada ibu hamil. Kondisi kesehatan ibu sebelum hamil dapat memberikan
gambaran mengenai kesehatan kehamilan secara umum, sehingga dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah pencegahan
3

sejak dini. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama kehamilan, ibu hamil
diharap mendapat asupan gizi yang cukup sesuai kebutuhan sehingga dapat
mencapai pertambahan berat badan yang optimal bagi tumbuh kembang
janin. Beberapa indikator untuk memberikan petunjuk keadaan kesehatan
ibu dan janin antara lain perubahan fisiologis selama hamil dan pertambahan
berat badan ibu hamil yang optimal.
B.

Tujuan Pembelajaran
Dengan pelaksanaan field lab ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), atau
panjang badan (PB), dan umur (U) balita.
2. Mengategorikan hasil pengukuran B, TB atau PB, dalam status gizi
balita menurut aturan WHO.
3. Mengisi dan membaca Kartu Menuju Sehat Balita (KMS-Balita).
4. Melakukan tindakan berdasar keadaan balita pada KMS-Balita.

BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
A. Hari Pertama
A. Tanggal

: 9 November 2013

B. Puskesmas

: Wuryantoro, Wonogiri

C. Tempat

: Puskesmas Wuryantoro, Wonogiri

D. Materi

: Status gizi balita dan Ibu Hamil

Sebelum kelompok kami melakukan penimbangan balita dan ibu hamil


di Puskesmas dan Posyandu, Kepala Puskesmas beserta stafnya
memberikan brefing terlebih dahulu yang dimulai pukul 09.20 WIB.
Briefing diadakan di aula Puskesmas Wuryantoro dengan pemateri Ibu Nur
dan Dr.Titik Setyaningsih.

B. Hari Kedua
A. Tanggal

: 12 November 2013

B. Puskesmas

: Wuryantoro, Wonogiri

C. Posyandu

: Rumah Kepala Dusun Tempel

D. Kegiatan

1. Puskesmas Wuryantoro, Wonogiri


Sesampainya kami di Puskesmas Wuryantoro, Wonogiri, kepala
puskesmas memberikan briefing terlebih dahulu yang dimulai pada
pukul 08.10 WIB. Setelah briefing selesai, kami mulai melakukan
tugas keterampilan pemantauan status gizi ibu hamil. Kelompok kami
dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 6
anggota.
Kelompok 1 (Memantau 2 Pasien) :
5

Asoka Murascandrika

Cindana Nurhayati Hartanto

Kevin Deva Candra Negara

Khanszarizennia Madany Agri

M. Aulia Wardhana

Sekar Ayu Kinanti Tistia

Kelompok 2 (Memantau 3 Pasien) :


-

Clarissa Augustania

Lintang Ayu Novia Anwar

Rabbani Icksan Maulana

Reinaldo Bobby Yuwono

Riska Rahma Diani

Ronadeva Zahra Aktavisenda

Pada hari pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan kegiatan (12 November 2013),
kami terlebih dahulu melakukan pemantauan gizi ibu hamil di Puskesmas
Wuryantoro. Puskemas Wuryantoro mengadakan pemeriksaan untuk ibu hamil
setiap hari Selasa. Kami dibagi menjadi 2 kelompok untuk melakukan
pemantauan gizi ini. Masing masing kelompok terdiri dari 6 orang.
Kami dibantu oleh petugas dinas kesehatan yang ada di Puskesmas
Wuryantoro. Kami diajarkan mengenai anamnesis ibu hamil, kemudian
dilanjutkan dengan penimbangan berat badan dan tinggi badan yang dilakukan
oleh kami maupun petugas kesehatan. Penimbangan berat badan menggunakan
timbangan biasa, sedangkan pengukuran tinggi badan menggunakan scale weight.
Setelah itu, sang Ibu diminta untuk berbaring di bed pemeriksaan. Kami diminta
untuk melakukan pemeriksaan tanda vital terhadap ibu hamil, yaitu tekanan darah
menggunakan sphygmomanometer air raksa. Setelah itu, Ibu Hamil dipalpasi oleh
perawat atau petugas yang ada untuk menentukan posisi dan letak janin dalam

rahim ibu. Kemudian petugas mendengarkan detak jantung dari bayi


menggunakan alat bernama Doppler. Untuk bayi dengan detak jantung normal
berkisar 120-160 kali per menit. Setelah itu, kami diminta untuk mengukur
Lingkar Lengan Atas (LILA) dari Ibu Hamil menggunakan pita Lila. Setelah kami
melakukan pengukuran dan pencatatan pada ibu hamil, kami kemudian menuju ke
salah satu Posyandu di Wuryantoro, yaitu Posyandu Dusun Tempel untuk
pemantauan status gizi pada balita.
Selama melakukan pengukuran gizi pada ibu hamil, kami tidak
menemukan kendala dikarenakan ibu hamil yang sudah kooperatif serta alat yang
ada sudah cukup memadai.

2. Posyandu di Rumah Kepala Dusun Tempel


Kami sampai di Posyandu pada

pukul 09.30 WIB. Sebelum

melakukan kegiatan pemantauan status gizi pada balita, kami diberikan


briefing terlebih dahulu oleh Bu Noor sebagai Bagian Gizi Puskesmas
Wuryantoro. Kami kembali membagi anggota kami menjadi beberapa
kelompok, antara lain :
Kelompok 1 (Mengukur Berat Badan) :
-

Cindana Nurhayati Hartanto

Kevin Deva Candra Negara

M. Aulia Wardhana

Rabbani Icksan Maulana

Kelompok 2 (Mengukur Tinggi Badan) :


-

Khanszarizennia Madany Agri

Lintang Ayu Novia Anwar

Riska Rahma Diani

Kelompok 3 (Mengumpulkan Data) :


-

Reinaldo Bobby Yuwono

Ronadeva Zahra Aktavisenda

Sekar Ayu Kinanti Tistia

Kelompok 4 (Dokumentasi) :
-

Asoka Murascandrika

Clarissa Augustania

Sesampainya kami di Posyandu, kami ditemani oleh Ibu Nur, petugas gizi dari
Puskesmas Wuryantoro, bertemu dengan Kader Posyandu tersebut. Kami melihat
banyak anak balita dan orangtua di tempat itu. Segera kami melakukan
pengukuran terhadap balita. Pertama, Kader Posyandu atau Petugas yang
membantu memanggil nama anak yang akan diukur, Kemudian Ibu mengantarkan
anaknya untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan oleh petugas
yang ada. Pengukuran berat badan ini menggunakan Dacin yang sudah dikalibrasi
dengan menambahkan kerikil atau batu agar kedua sisi dacin seimbang sedangkan
untuk pengukuran tinggi badan menggunakan pita ukur.
Pada pengukuran berat badan menggunakan dacin, balita diletakkan ke
dalam sarung timbang yang berbentuk seperti sarung gendong atau yang berupa
pakaian. Kemudian berdasarkan ilmu yang diberikan oleh Ibu Nur maka kami
menanyakan terlebih dahulu kepada ibu bayi, berapa berat badan satu bulan
sebelumnya balita tersebut dengan tujuan agar pengukuran berat badan ini tidak
terlalu lama, karena lebih mudah untuk menggeser timbangan dacin ke berat
badan balita saat itu, selain itu bayi tidak ketakutan atau bosan karena terlalu lama
dalam sarung timbang. Setelah bayi diambil oleh sang Ibu Balita keluar dari
sarung timbang, dilanjutkan dengan pengukuran tinggi badan menggunakan pita
ukur. Ibu Nur menyampaikan bahwa pengukuran tinggi badan pada balita
dilakukan setiap tiga bulan sekali, Setelah kami selesai melakukan pengukuran

berat badan maupun tinggi badan dari satu balita, kami meminta data dari berat
badan balita tersebut hingga 2 bulan sebelumnya (data ada pada KMS), namun
tidak semua balita melakukan pengukuran secara teratur, sehingga tidak semua
data kami dapatdari KMS yang ada.
Kendala yang dialami atau ditemukan dalam pelaksanaan pemantauan gizi balita adalah :
1.
2.
3.
4.

Pengukuran tidak dilakukan setiap bulan


Kesalahan pengisian atau penulisan pada KMS Balita
Kesalahan penentuan umur balita
Fasilitas yang belum lengkap pada posyandu (penggukuran tinggi badan masih

menggunakan pita ukur)


5. Balita yang tidak kooperatif dalam menjalani pengukuran
6. Tidak semua balita dapat diukur tinggi badannya
Solusi yang sudah dilaksanakan :
1. Memberikan sosialisasi atau pengarahan terhadap pengisian kartu KMS oleh Ibu
Nur, selaku Petugas Gizi dari Puskesmas Wuryantoro.
2. Pendampingan saat melakukan pengukuran oleh petugas kesehatan di Puskesmas.

BAB III
PEMBAHASAN

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk


anak yang diindikasikan dengan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) anak.
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
Berdasarkan informasi yang kami dapat dari Kepala Puskemas
Wuryantoro, kasus gizi buruk dan gizi kurang di wilayah tersebut pernah terjadi,
tetapi tidak sampai terjadi Kwashiorkor atau Maramus. Kasus gizi buruk tersebut
pernah terjadi sekali pada balita yang mengalami asupan yang kurang dan salah
pola asuhan oleh orangtuanya, kemudian bayi tersebut harus dirujuk ke rumah
sakit karena gizinya yang buruk, namun sang Ibu meminta paksa bayi itu untuk
dipulangkan dari Rumah Sakit dan dirawat di rumah. Namun, setelah itu kondisi
bayi kembali memburuk karena mendapat pola asuhan dan pola asupan yang sama
seperti pola sebelumnya di rumah, sehingga akhirnya bayi itu meninggal.

Data yang kami dapatkan :

Pemeriksaan Ibu Hamil

Umur Kehamilan

Tinggi Badan

Berat Badan

LILA

(bulan)

(centimeter)

(kilogram)

(centimeter)

158

80

29

32,04

II

159

69

29

27,29

III

151,5

61

29

26,58

Ibu

IMT

Dari data yang kami peroleh, dapat dijelaskan bahwa :


10

o Pada pemeriksaan pada ketiga ibu hamil, tidak ditemukan adanya


kekurangan energi kronis (KEK)
o Berdasarkan Klasifikasi BMI menurut WHO, maka:
Ibu I

Pemeriksaan Balita

Nama

Umur

Anak

(bulan)

Berat
Badan
(kilogram)

Tinggi
Badan
(centimeter

17

16,5

77

Natania

6,6

Noval

25

16,3

91

Fauzan

43

13,5

93

Intan

46

14,2

93

Zahra

Nurul

Desta

24

38

60

47

11,7

12,7

12,3

12,7

PB/U BB/PB

0,97

4,53

0,21

(2,75)

(-3)

(-2)

0,65

3,64

0,18

(-0,9)

(<-3)

(<-3)

0,31

2,16

0,15

(-2)

(<-3)

(<-3)

0,31

2,02

0,15

(-1,8)

(<-3)

(<-3)

Status Gizi

Alma

Azzam

BB/U

85

99

91

99

1,65
(-1,4)

0,49
(-0,2)

0,33
(0,8)

3,54
(0,6)
2,61
(2,2)

0,14
(<-3)

0,13
(<-3)

0,21

1,52

0,14

(-3)

(<-3)

(<-3)

0,27
(-2,6)

2,11
(2,2)

0,13
(<-3)

>3 SD

> MEDIAN

>2 SD

>-2 SD

>-1 SD

>-1SD

>-1 SD

>-3 SD

>-2 SD

11

Danu

4,6

Ella

41

13,3

93

Afika

17

7,6

71

Rafa

13

9,6

70

Ningrum

53

11,5

94

4,60

0,32

2,27

0,14

(-2,4)

(<-3)

(<-3)

0,45

4,18

0,11

(-3,4)

(<-3)

(<-3)

0,74

5,38

0,14

(-2,8)

(<-3)

(<-3)

0,22

1,77

0,12

(-3,5)

(-3)

(<-3)

(>-3)

> MEDIAN

>-1 SD

>-3 SD

>-1 SD

>-3 SD

Dari data yang kami peroleh, dapat dijelaskan bahwa :


o Pada pemeriksaan pada ketiga ibu hamil, tidak ditemukan adanya
kekurangan energi kronis (KEK)
o Pada balita, menurut indeks BB/TB atau BB/PB :
Alma: Gemuk
Noval: Gemuk
Fauzan: Normal
Intan: Normal
Azzam: Normal
Zahra: Normal
Nurul: Normal
Desta: Normal
Ella: Normal
Afika: Normal
Rafa: Normal
Ningrum: Normal
Intervensi yang dilakukan pada balita dapat berupa :
o Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita gizi kurang, seperti
pada kasus afika, nurul, dan ningrum.
o Konseling pada ibu bayi, dapat berupa :
Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 6 bulan
Pemberian makanan yang beraneka ragam
Menggunakan garam beriodium
Memberikan suplementasi gizi sesuai anjuran, misalnya pada
kasus afika, nurul, dan ningrum dimana mereka tergolong
12

kekurangan gizi
Pengurangan porsi makan apabila anak memiliki berat badan
berlebih, misalnya pada kasus alma yang memiliki berat badan

berlebih, perlu konseling langsung terhadap orang tuanya.


o Perawatan di rumah maupun di Puskesmas atau Rumah Sakit
o Bantuan pemberdayaan ekonomi keluarga dengan kerjasama dari
berbagai sektor di pemerintahan

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

Pemantauan status gizi balita dan Ibu hamil bertujuan untuk menekan
angka gizi buruk pada balita serta untuk menekan angka kematian Ibu

Dalam pemantauan tersebut, tujuan pembelajaran mahasiswa tercapai.


Tujuan utama dari pemantauan ini adalah mahasiswa mampu melakukan
pemantauan status gizi balita yang meliputi pengukuran antropometri,
mengisi dan membaca grafik di KIA, serta mengkategorikan dan
menginterpretasikan hasil pengukuran. Sedangkan tujuan utama lainnya
adalah mampu melakukan pemantauan status gizi ibu hamil yang meliputi
pengukuran antropometri, mengisi buku KIA, mengisi dan membaca buku
KMS ibu hamil dan interpretasi hasil pengukuran.

Kendala yang dialami atau ditemukan dalam pelaksanaan pemantauan gizi


balita dan ibu hamil adalah :
1.
2.
3.
4.

Pengukuran pada balita tidak dilakukan setiap bulan


Kesalahan pengisian atau penulisan pada KMS Balita
Kesalahan penentuan umur balita
Fasilitas yang belum lengkap pada posyandu (penggukuran tinggi
13

badan masih menggunakan pita ukur)


5. Bayi yang tidak kooperatif dalam menjalani pengukuran
6. Ada Bayi yang mengalami kelebihan berat badan (overweight)
7. Tidak semua balita dapat diukur tinggi badannya

B. Saran
a. Untuk diri sendiri (kelompok)

Disiplin dalam mematuhi jadwal yang telah disepakati pada saat


koordinasi dengan kapuskes

Lebih aktif saat pelaksanaan field lab

Menguasai materi pada field lab kali ini

b. Untuk Field Lab

Pembekalan materi untuk field lab (kuliah pengantar), lebih baik diberikan
tidak jauh sebelum pelaksanaan field lab

b. Untuk Puskesmas

Tetap melakukan kegiatan pemantauan ibu hamil secara rutin

c. Untuk Posyandu

Proses pencatatan tumbuh kembang balita yang meliputi berat dan tinggi
tiap bulannya lebih baik dilakukan lebih teliti agar tidak terjadi
misinterpretasi

Dilakukan penyuluhan secara langsung kepada orang tua yang


balita/anaknya memiliki berat badan diatas atau dibawah rata-rata karena
14

kemarin ditemukan beberapa anak yang memiliki berat badan dibawah dan
diatas rata-rata.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Field Lab FK UNS. 2013. Manual Field Lab, Pemantauan Status Gizi Balita
dan Ibu Hamil. Surakarta: UUNS Press
_________. 2000. Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi
Petugas Kesehatan. Jakarta.

15

LAMPIRAN
Pengukuran Tinggi Badan pada Ibu Hamil

Suasana Posyandu Wuryantoro

Pengukuran Tekanan Darah pada Ibu Hamil

Pengukuran Berat Badan pada Bayi dan Balita

Pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) pada


Ibu Hamil

Pengukuran Tinggi Badan pada Balita

Puskesmas Wuryantoro

Posyandu Wuryantoro

16

Anda mungkin juga menyukai