Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN GIZI DAUR HIDUP III

PENILAIAN STATUS GIZI IBU MENYUSUI DI POSYANDU


MELATI MEKAR DAWUNG, PUDAKPAYUNG, BANYUMANIK,
SEMARANG

Doesn Pengampu :
Fillah Fithra Dieny, S.Gz., M.Si.
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si
Fahmy Arief Tsani, S.Gz, Dietisien, M.Sc

Disusun Oleh:
Zamharirah Risal 22030116120034
Afifah Pandan Wangi 22030116130082
Arie Rufaidah 22030116140096
Nariswari Prajna Paramitha 22030116140104
Dzaki Wicaksono H 22030116140110
Astriana Marta Batubara 22030116130128

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu upaya dalam menurunkan masalah gizi adalah dengan fokus
pada masa 1000 hari pertama kehidupan yaitu pada ibu hamil, ibu menyusui dan
anak usia 0-23 bulan. Kebutuhan gizi diperlukan oleh setiap daur kehidupan
manusia, termasuk daur hidup ibu menyusui. Status gizi ibu hamil dan ibu
menyusui, status kesehatan dan asupan gizi yang baik merupakan faktor penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun kognitif anak, menurunkan
risiko kesakitan pada ibu dan bayi. Ibu dan bayi memerlukan gizi yang cukup dan
berkualitas untuk menjamin status gizi dan status kesehatan, kemampuan motorik,
sosial, kognitif, kemampuan belajar dan produktivitas pada masa yang akan
datang1,2.
Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga bagi
seorang ibu dan bayinya. Pada masa inilah hubungan emosional antara ibu dan
anak akan terjalin. Status gizi ibu menyusui dipengaruhi oleh berbagai faktor,
salah satunya adalah pola makan yang baik dan seimbang untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi ibu baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Zat gizi pada
masa menyusui penting karena berhubungan dengan kesehatan anak dan ibu.
Selama menyusui, ibu dianjurkan untuk meningkatkan asupan kalori, protein,
kalsium, zat besi, asam folat serta vitamin dan mineral lainnya. Apabila ibu tidak
mendapatkan konsumsi yang cukup berakibat kepada terjadinya kemunduran
dalam produksi ASI. Sehingga tambahan makanan bagi ibu menyusui mutlak
diperlukan.
Mempertimbangkan pentingnya gizi pada masa 1000 HPK, diperlukan
intervensi gizi untuk meningkatkan kualitas kehidupan generasi yang akan
datang. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin mengidentifikasi masalah
gizi yang dihadapi serta merencanakan program gizi untuk menurunkan angka
kejadian masalah gizi terkait permasalahan menyusui pada ibu menyusui di
Posyandu Melati Mekar, Jalan Pramuka Gang Dawung 3, Pudakpayung,
Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
umum, status gizi, permasalahan, dan pengetahuan terkait gizi pada ibu
menyusui di posyandu Melati Mekar Dawung, Pudakpayung, Banyumanik,
Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum ibu menyusui di posyandu Dawung
b. Melakukan pengukuran status gizi ibu menyusui
c. Menganalisis kebutuhan gizi ibu menyusui
d. Mengetahui tingkat pengetahuan terkait gizi pada ibu menyusui
e. Memahami permasalahan gizi terkait fisik klinis, pola asupan, dan gaya
hidup pada ibu menyusui
f. Mendeskripsikan alternatif solusi atas masalah gizi ibu menyusui di
posyandu Melati Mekar Dawung.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan status gizi ibu menyusui terhadap pemberian ASI?
2. Bagaimana pengaruh permasalahan gizi terhadap proses menyusui ?
3. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan gizi terhadap ibu menyusui?
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian
Posyandu Melati Mekar Dawung RW 2, Pudakpayung, Banyumanik,
Semarang.
B. Waktu Penelitian
Pengambilan data ibu menyusui dilakukan dari bulan September hingga
November 2018 dengan rincian sebagai berikut :
1. Permohonan izin kepada pengurus posyandu Melati Mekar Dawung
(15 Agustus 2018)
Permohonan izin dilakukan secara lisan kepada ketua posyandu Melati
Mekar Dawung atas nama Ibu Maria M Kastini dalam rangka meminta izin
melaksanakan penelitian ibu menyusui di posyandu Dawung.
2. Koordinasi dan pemberian surat izin melaksanakan penelitian
(29 Agustus 2018)
Koordinasi persiapan pengambilan data dilakukan secara langsung
dikediaman Ibu Maria M Kastini selaku ketua posyandu dan ditemani oleh
sekretaris posyandu Melati Mekar Dawung atas nama ibu Sri Purwati untuk
mengetahui kebutuhan dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
pengambilan data.
Pemberian surat keterangan melaksanakan penelitian di posyandu
Melati Mekar Dawung diberikan kepada sekretaris RW 2 atas nama Bu Dwi
selaku perwakilan aparatur Desa Dawung.
3. Pengambilan data ibu menyusui
Pengambilan data dilakukan dalam 2 sesi, sesi pertama dilakukan pada
tanggal 5 September 2018 pukul 07.30-11.00 WIB di posyandu Melati Mekar
Dawung bertepatan dengan jadwal rutin pemeriksaan kesehatan di poyandu
Melati Mekar Dawung setiap bulannya.
Pengambilan data sesi kedua dilakukan pada tanggal 8 dan 9
September 2018 dengan mendatangi rumah-rumah ibu menyusui di RW 2
desa Dawung. Pengambilan data ini ditemani oleh ibu kader masing-masing
RT di desa Dawung.
C. Sampel Penelitian
Penelitian ibu menyusui di posyandu Melati Mekar Dawung mengambil
sempel sejumlah 22 ibu menyusui yang merupakan warga masyarakat di desa
Dawung RW 2. Pengambilan data ibu menyusui ini berdasarkan kriteria ibu yang
masih aktif menyusui bayi usia 0-2 tahun.
D. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengukuran
Pengukuran dilakukan meliputi pengukuran tinggi badan (TB)
menggunakan mikrotoise GEA dengan ketelitian 0.1 cm, berat badan (BB)
menggunakan timbangan digital GEA dengan ketelitian 0.1 kg, LiLA
menggunakan medline, lingkar pinggang dan lingkar panggul menggunakan
meteran, serta tekanan darah (TD) menggunakan alat Sfigmomanometer.
2. Teknik Wawancara
Wawancara dilakukan menggunakan kuesioner yang telah dibuat
untuk mencatat data kualitatif dan kuantitatif meliputi data identitas, riwayat
menyusui, kesulitan menyusui, tanda bayi cukup asi.
3. Teknik Observasi
Observasi dilakukan dengan datang berkunjung ke rumah ibu
menyusui untuk mengamati dan bertanya secara langsung kebiasaan yang
dilakukan ibu menyusui.
4. Teknik Kuestioner
Kuestioner yang ditanyakan kepada ibu menyusui untuk mendapatkan
data kualitatif meliputi data sikap ibu bekerja terhadap pemberian asi ekslusif,
formulir pengetahuan gizi ibu menyusui, dan kuestioner 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK).
5. Teknik Dokumentasi
Pengambilan data ibu menyusui yang kami ambil berdasarkan data
daftar ibu menyusui di posyandu Melati Mekar Dawung yang telah tercatat.
E. Alat yang digunakan
1. Mikrotoise GEA
Penggunaan mikrotise GEA dengan ketelitian 0.1 cm digunakan untuk
mengukur tinggi badan (TB) ibu menyusui.
2. Timbangan Digital GEA
Timbangan digital GEA dengan ketelitian 0.1 kg digunakan untuk
mengukur berat badan aktual (BB) ibu menyusui.
3. Merdline
Medline digunakan untuk mengukut lingkar lengan atas dari ibu
menyusui.
4. Meteran
Pengukuran lingar pinggang dan panggul ibu menyusui menggunakan
alat ukur meteran.
5. Sfigmomanometer
Pengukuran tekanan darah ibu menyusui menggunakan alat
Sfigmomanometer
6. Kuesioner
Kuestioner yang digunakan dalam penelitian ibu menyusui meliputi
kuestioner identitas ibu menyusui, riwayat menyusui, kesulitan menyusui,
tanda bayi cukup asi, data sikap ibu bekerja terhadap pemberian asi ekslusif,
formulir pengetahuan gizi ibu menyusui, dan kuestioner 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK).
BAB III

HASIL PENELITIAN
A. Identitas Responden
Tabel 1. Data Usia Anak yang Masih Menyusui
Usia N Persentase
≤ 6 bulan 10 45%
6 bulan< χ ≤ 12 bulan 7 32 %
> 12 bulan 5 23 %
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data usia anak yang
masih menyusui. Data usia anak yang masih menyusui kurang dari sama dengan 6
bulan sebanyak 10 anak (45%), anak yang masih menyusui dengan usia 6 bulan
sampai 12 bulan yaitu sebanyak 7 anak (32 %), dan untuk anak yang masih
menyusui dengan usia lebih 12 bulan sebanyak 5 anak (23 %).

Tabel 2. Data Pekerjaan Responden


Pekerjaan N Persentase
Ibu Rumah Tangga 13 orang 59 %
Bekerja 9 orang 41 %
Berdasarkan observasi didapatkan data pekerjaan responden. Sebanyak 13
orang (59%) tidak bekerja atau seorang ibu rumah tangga, dan sebanyak 9
responden (41%) bekerja atau sebesar ibu bekerja. Pekerjaan seorang ibu dapat
mempengaruhi pemberian ASI EKSKLUSIF pada anaknya.

Tabel 3. Data Pendidikan Responden


Pendidikan Terakhir N Persentase
SD 3 orang 13 %
SLTP 0 orang 0%
SLTA 7 orang 32 %
D3/S1 12 orang 55 %
Berdasarkan observasi didapatkan data pendidikan terakhir responden.
Data pendidikan terakhir responden dapat menggambarkan bagaimana
pengasuhan ibu kepada anaknya. Sebanyak 3 responden (13%) hanya lulusan SD,
sebanyak 7 responden (32%) berpendidikan terakhir SLTA dan sebanyak 12
responden (55%) berpendidikan terakhir D3/S1.
Tabel 4. Data Penghasilan Keluarga
Penghasilan N Persentase
Tidak Disebutkan 2 9%
Rp 100.000 – Rp 500.000 0 0%
Rp 600.000 – Rp 1.000.000 2 9%
Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 8 36 %
>Rp 3.000.000 10 46 %
Berdasarkan observasi didapatkan data penghasilan keluarga responden.
Data penghasilan keluarga responden dapat menggambarkan status ekonomi
keluarga responden tersebut. Sebanyak 2 orang tidak menyebutkan besar
penghasilannya, kemudian sebanyak 2 orang sebesar 9% berpenghasilan dengan
rentang 600.000 sampai 1.000.000, kemudian sebanyak 8 orang sebeasar 36%
berpenghasilan dengan rentang 1.000.000-3.000.000 dan sebanyak 10 orang
sebesar 46% berpenghasilan dengan rentang lebih dari 3.000.000 rupiah.
B. Antropometri
Tabel 5. Indikator Status Gizi berdasarkan IMT
Status Gizi IMT (kg/m2)
Sangat Kurus <17
Kurus 17 – <18,4
Normal 18,5– 25
Gemuk (Overweight) >25,1 – 27
Obesitas >27
Sumber : Permenkes No. 41 tahun 2014
Berdasarkan pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan
dan tinggi badan ibu menyusui didapatkan hasil penghitungan Indeks Massa
Tubuh (IMT). Perhitungan IMT meggunakan cut off poin IMT menurut
Permenkes RI No.41 tahun 2014 untuk mengategorikan status gizi responden.

Tabel 6. Status Gizi berdasarkan IMT


Kategori IMT N Persentase
Sangat kurus 2 9%
Normal 12 54%
Overweight 3 14%
Obesitas 5 23%
Dari data antropometri didapatkan sebanyak 2 responden (9%) memiliki
IMT kategori sangat kurus, 12 responden (54%) memiliki IMT kategori normal,
sebanyak 3 responden (14%) memiliki IMT yang dapat dikategorikan overweight,
sebanyak 5 responden (23%) yang dapat dikategorikan obesitas.
Tabel 7. LILA
Kategori N Persentase
Normal 20 91 %
Beresiko KEK 2 9%
Berdasarkan pengukuran yang kami lakukan terdapat data lingkar lengan
atas. Sebanyak 20 responden (91%) yang memiliki LiLA dengan kategori normal
dan 2 responden (9%) yang memiliki LiLA dengan kategori KEK.

Tabel 8. Status Obesitas berdasarkan RLPP


Kategori N Persentase
Obesitas Sentral 13 59 %
Normal 9 41 %
Berdasarkan perhitungan yang kami lakukan terdapat data rasio lingkar
pinggang panggul. Sebanyak 13 responden (59%) yang memiliki rasio lingkar
pinggang panggul dengan kategori obesitas sentral dan 9 responden (41%) yang
memiliki rasio lingkar pinggang panggul yang normal.

Tabel 9. Tekanan darah


Kategori N Persentase
Hipotensi 1 5%
Normal 15 68 %
Pre hipertensi 5 22 %
Hipertensi I 0 0%
Hipertensi II 1 5%
Berdasarkan pengukuran yang kami lakukan terdapat data tekanan darah
responden. Sebanyak 15 responden (68%) yang tekanan darahnya dikategorikan
normal, 5 responden (22%) yang tekanan darahnya dikategorikan pre hipertensi,1
responden (5%) yang tekanan darahnya dikategorikan hipertensi stage 2, dan 1
responden (5%) yang tekanan darahnya dikategorikan hipotensi.
C. Kesulitan Menyusui
Tabel 10. Masalah Menyusui yang Dialami
Masalah N Persentase
Lecet pada puting 8 36%
Payudara bengkak 7 32 %
Nyeri 4 18%
Puting Datar 5 23%
Produksi ASI sedikit 4 18%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat berbagai permasalahan
yang terjadi pada ibu menyusui. Masalah yang kami temui diantaranya produksi
ASI sedikit, puting datar, nyeri, payudara bengkak, dan lecet pada puting. Dari 22
responden terdapat 18% yang mengalami produksi ASI sedikit, 23% puting datar,
18% mengalami nyeri, 32% mengalami payudara bengkak, dan 36% lecet pada
puting.

Tabel 11. Riwayat Penyakit


Riwayat Penyakit N Persentase
Ada penyakit 6 27%
Tidak ada penyakit 16 73%
Keberadaan riwayat penyakit dapat memengaruhi status gizi ibu menyusui
maupun produksi dan kandungan ASI responden. Dari hasil wawancara
didapatkan data riwayat penyakit responden yaitu 6 responden (27%), 6 orang
tersebut memiliki riwayat penyakit hipotensi, maag, kekentalan darah dan jantung
bawaan dan sisanya tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
D. Riwayat Menyusui
Tabel 12. ASI EKSKLUSIF
Kategori N Persentase
ASI EKSLUSIF 18 81%
Tidak melakukan ASI
4 19%
EKSKLUSIF
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data ibu responden
yang melakukan asi eksklusif. Sebanyak 18 responden (81%) yang melakukan asi
eksklusif dan 4 responden (19%) yang tidak melakukan asi eksklusif.
Tabel 13. IMD
Kategori N Persentase
IMD 18 81%
Tidak melakukan IMD 4 19%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data ibu responden
yang melakukan IMD. Sebanyak 18 responden (81%) yang melakukan IMD dan
4 responden (19%) yang tidak melakukan IMD.

Tabel 14. MP ASI<6 bulan


Kategori N Persentase
MP ASI 2 10%
Belum MP ASI 8 36%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data ibu responden
yang memberikan MP ASI dibawah 6 bulan sebanyak 2 responden (10%)
dansebanyak 8 responden (36%) yang belum memberikan MP ASI.

Tabel 15. MP ASI≥ 6 bulan


Kategori N Persentase
MP ASI 12 54%
Tidak MP ASI 0 0%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data ibu responden
yang memberikanMP ASI lebih dari sama dengan usia 6 bulan sebanyak 12
responden (54%) yang memberikan MP ASI ketika 6 bulan kepada anaknya.

Tabel 16. Susu Formula


Kategori N Persentase
Susu Formula<6 bulan 11 50%
Susu Formula >6 bulan 1 5%
Belum susu formula 10 45%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data ibu responden
yang memberikan susu formulasebelum 6 bulan sebanyak 11 responden (50%) ,
sebanyak 1 responden (5%) yang memberikan susu formula ketika lebih dari 6
bulan kepada anaknya, dan sebanyak 10 responden (45%) yang belum diberikan
susu formula.
Tabel 17. Durasi Asi Ekslusif
Kategori N Persentase
0-15 menit 15 orang 68%
15-30 menit 3 orang 14%
30-60 menit 4 orang 18%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data durasi menyusui
anaknya. Sebanyak 15 responden (68%) menyusui selama 0-15 menit , sebanyak
3 responden (5%) yang menyusui selama 15-30 menit, dan sebanyak 4 responden
(18%) menyusui selama 30-60 menit

Tabel 18. Frekuensi Asi Eksklusif


Kategori N Persentase
0-10x 16 73%
11-20 x 6 27%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data frekuensi
menyusui anaknya secara langsung. Sebanyak 16 responden (73 %) menyusui
selama 0-10x/hari dan sebanyak 6 responden (27%) yang menyusui selama 11-
20x/hari.

Tabel 19. Mitos


Kategori N Persentase
Percaya mitos 3 14 %
Tidak percaya mitos 19 86 %
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data beberapa ibu yang
memercayai mitos dan tidak memercayai mitos tentang ibu menyusui. Sebanyak 3
responden (14%) memercayai mitos. Mitos yang dipercayai oleh 3 responden
tersebut yaitu mengenai bayi laki-laki minum lebih banyak daripada anak laki-
laki sehingga diperlukan tambahan susu formula, kemudian mitos mengenai
makan daun katuk, daun pepaya, dan jagung memperbanyak ASI. Dan sebanyak
19 responden (86%) tidak memercayai mitos apapun.
Tabel 20. Asi Perah
Kategori N Persentase
Asi perah 8 36%
Tidak asi perah 14 64%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data ibu responden
yang melakukan asi perah. Sebanyak 8 responden (36%) yang melakukan asi
perah dan 14 responden (64%) yang tidak melakukan asi perah.
E. Kecukupan ASI
Tabel 21. Frekuensi BAK Anak
Kategori N Persentase
0-5x 9 41 %
6-10 x 13 59 %
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data frekuensibuang
air kecil pada anak responden.Sebanyak 9 responden (41%) buang air kecil
sebanyak 0-5x/hari dan sebanyak 13 responden (59 %) buang air kecil sebanyak
6-10x/hari.

Tabel 22. Warna Air Seni


Kategori N Persentase
Bening kekuningan 11 50 %
Kuning 11 50 %
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data warna air seni
pada anak responden untuk mengetahui kecukupan ASI. Terdapat 11 anak
responden (50%) memiliki warna air seni bening kekuningan dan 11 anak
responden (50%) memiliki warna air seni kuning.

Tabel 23. Frekuensi BAB Anak


Kategori N Persentase
1x / hari 9 41 %
2x – 3x / hari 13 59 %
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data frekuensi BAB
pada anak responden untuk mengetahui kecukupan ASI. Terdapat 9 anak
responden (41%) memiliki frekuensi BAB 1x/hari dan 13 anak responden (59%)
memiliki frekuensi BAB 2x-3x/hari.
Tabel 24. Warna Feses
Kategori N Persentase
Kuning kecoklatan 19 86 %
Kuning kehijauan 3 14 %
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data warna feses pada
anak responden untuk mengetahui kecukupan ASI. Terdapat 19 anak responden
(86%) memiliki warna feses kuning kecoklatan dan 3 anak responden (14%)
memiliki warna feses kuning kehijauan

Tabel 25. Bentuk Feses


Kategori N Persentase
Padat 12 54 %
Lunak 9 41 %
Keras 1 5%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data bentuk feses pada
anak responden untuk mengetahui kecukupan ASI. Terdapat 12 anak responden
(54%) memiliki bentuk feses lunak, 9 anak responden (41%) memiliki bentuk
feses padat, dan 1 anak responden (5%) memiliki bentuk feses keras.

F. Data Hasil dan Asupan


Tabel 26. Energi
Kategori N Persentase
KURANG 6 26%
NORMAL 8 36%
BERLEBIH 8 36%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data kebutuhan asupan
energi pada ibu responden. Sebanyak 6 responden (26%) yang memiliki asupan
energi kurang, sebanyak 8 responden (36%) yang memiliki asupan energi normal
dan sebanyak 8 responden (36%) yang memiliki asupan energi berlebih.

Tabel 27. Protein


Kategori N Persentase
KURANG 9 41%
NORMAL 10 45%
BERLEBIH 3 14%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data kebutuhan asupan
protein pada ibu responden. Sebanyak 9 responden (41%) yang memiliki asupan
protein kurang, sebanyak 10 responden (45%) yang memiliki asupan protein
normal dan sebanyak 3 responden (14%) yang memiliki asupan protein berlebih.

Tabel 28. Lemak


Kategori N Persentase
KURANG 1 5%
NORMAL 9 41%
BERLEBIH 12 54%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data kebutuhan asupan
lemak pada ibu responden. Sebanyak 1 responden (5%) yang memiliki asupan
lemak kurang, sebanyak 9 responden (41%) yang memiliki asupan lemak normal
dan sebanyak 12 responden (54%) yang memiliki asupan lemak berlebih.

Tabel 29. Karbohidrat


Kategori N Persentase
KURANG 11 50%
NORMAL 6 27%
BERLEBIH 5 23%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data kebutuhan asupan
karbohidrat pada ibu responden. Sebanyak 11 responden (50%) yang memiliki
asupan karbohidrat kurang, sebanyak 6 responden (27%) yang memiliki asupan
karbohidrat normal dan sebanyak 5 responden (23%) yang memiliki asupan
karbohidrat berlebih.

Tabel 30. Piridoksin


Kategori N Persentase
KURANG 14 63%
NORMAL 3 14%
BERLEBIH 5 23%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data kebutuhan
asupan piridoksin pada ibu responden. Sebanyak 14 responden (63%) yang
memiliki asupan piridoksin kurang, sebanyak 3 responden (14%) yang
memiliki asupan karbohidrat normal dan sebanyak 5 responden (23%) yang
memiliki asupan karbohidratberlebih.
Tabel 31. Asam Folat
Kategori N Persentase
KURANG 21 95%
NORMAL 1 5%
BERLEBIH 0 0%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data kebutuhan
asupan asam folat pada ibu responden. Sebanyak 21 responden (95%) yang
memiliki asupan asam folat kurang, sebanyak 1 responden (5%) yang
memiliki asupan asam folat normal dan sebanyak tidak terdapat responden
yang memiliki asupan asam folat berlebih.

Tabel 32. Vitamin B12/kobalamin


Kategori N Persentase
KURANG 9 41%
NORMAL 9 41%
BERLEBIH 4 18%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data kebutuhan
asupan vitamin B12 pada ibu responden. Sebanyak 9 responden (41%) yang
memiliki asupan vitamin B12 kurang, sebanyak 9 responden (41%) yang
memiliki asupan B12 kurang normal dan sebanyak 4 responden (18%) yang
memiliki asupan vitamin B12 berlebih.

Tabel 33. Serat


Kategori N Persentase
KURANG 22 100.0%
NORMAL 0 0.0%
BERLEBIH 0 0.0%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data kebutuhan asupan
serat pada ibu responden. Sebanyak 22 responden (100%) yang memiliki asupan
serat kurang dan tidak terdapat responden yang memiliki asupan serat normal dan
berlebih.
Tabel 34. Zat besi
Kategori N Persentase
KURANG 22 100.0%
NORMAL 0 0.0%
BERLEBIH 0 0.0%
Berdasarkan data recall asupan makanan selama 3x24 jam yang kami lakukan
terdapat data asupan mikronutrien yaitu zat besi pada ibu menyusui. Terdapat 22
responden (100%) atau semua ibu menyusui memiliki asupan zat besi yang
dikategorikan kurang.

Tabel 35. Vitamin A


Kategori N Persentase
KURANG 14 64 %
NORMAL 4 18 %
BERLEBIH 4 18 %
Berdasarkan data recall asupan makanan selama 3x24 jam yang kami lakukan
terdapat data asupan mikronutrien yaitu vitamin A pada ibu menyusui Terdapat 4
responden (18%) memiliki asupan vitamin A yang berlebih, 4 responden (18%)
memiliki asupan vitamin A yang normal dan 14 responden (64%) memiliki
memiliki asupan vitamin A yang kurang

Tabel 36. Vitamin C


Kategori N Persentase
KURANG 15 68 %
NORMAL 3 14 %
BERLEBIH 4 18 %
Berdasarkan data recall asupan makanan selama 3x24 jam yang kami lakukan
terdapat data asupan mikronutrien yaitu vitamin C pada ibu menyusui Terdapat 4
responden (18%) memiliki asupan vitamin C yang berlebih, 3 responden (14%)
memiliki asupan vitamin C yang normal dan 15 responden (68%) memiliki
memiliki asupan vitamin C yang kurang
Tabel 37. Vitamin D
Kategori N Persentase
KURANG 22 100.0%
NORMAL 0 0.0%
BERLEBIH 0 0.0%
Berdasarkan data recall asupan makanan selama 3x24 jam yang kami lakukan
terdapat data asupan mikronutrien yaitu Vitamin D pada ibu menyusui. Terdapat 22
responden (100%) atau semua ibu menyusui memiliki asupan Vitamin D yang
dikategorikan kurang.
Tabel 38. Zink (seng)
Kategori N Persentase
KURANG 21 95 %
NORMAL 1 5%
BERLEBIH 0 0.0%
Berdasarkan data recall asupan makanan selama 3x24 jam yang kami lakukan
terdapat data asupan mikronutrien yaitu zink (seng) pada ibu menyusui Terdapat 1
responden (5%) memiliki asupan zink (seng) yang dikategorikan normal, 21
responden (95%) memiliki asupan zink (seng) yang dikategorikan kurang.

G. Pengetahuan
Tabel 39. Asi Eksklusif
Kategori N Presentase
Baik 16 73%
Cukup 6 27%
Kurang 0 0%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data pengetahuan
tentang ASI Eksklusif pada ibu menyusui. Sebanyak 16 responden (73%) yang
memiliki pengetahuan baik, sebanyak 6 responden (27%) yang memiliki
pengetahuan cukup dan tidak terdapat responden yang memiliki pengetahuan
kurang.

Tabel 40. MP-ASI


Kategori N Presentase
Baik 21 95%
Cukup 1 5%
Kurang 0 0%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data pengetahuan
tentang MP-ASI pada ibu menyusui. Sebanyak 21 responden (95%) yang
memiliki pengetahuan baik, sebanyak 1 responden (5%) yang memiliki
pengetahuan cukup dan tidak terdapat responden yang memiliki pengetahuan
kurang.

Tabel 41. Perilaku


Kategori N Presentase
Baik 17 77%
Cukup 1 5%
Kurang 4 18%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data pengetahuan
tentang perilaku pada ibu menyusui. Sebanyak 17 responden (77%) yang
memiliki pengetahuan baik, sebanyak 1 responden (5%) yang memiliki
pengetahuan cukup dan sebanyak 4 responden (18%) yang memiliki pengetahuan
kurang.

Tabel 42. Status Ibu


Kategori N Presentase
Baik 10 46%
Cukup 6 27%
Kurang 6 27%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data pengetahuan
tentang status ibu pada ibu menyusui. Sebanyak 10 responden (46%) yang
memiliki pengetahuan baik, sebanyak 6 responden (27%) yang memiliki
pengetahuan cukup dan sebanyak 6 responden (27%) yang memiliki pengetahuan
kurang.

Tabel 43. Kecukupan ASI


Kategori N Presentase
Baik 5 23%
Cukup 9 41%
Kurang 8 36%
Berdasarkan observasi yang kami lakukan terdapat data pengetahuan
tentang kecukupan ASI pada ibu menyusui. Sebanyak 5 responden (23%) yang
memiliki pengetahuan baik, sebanyak 9 responden (41%) yang memiliki
pengetahuan cukup dan sebanyak 8 responden (36%) yang memiliki pengetahuan
kurang

ANALISA KERANGKA SEBAB-AKIBAT

Produksi ASI Kurang

Status Gizi
Obesitas, KEK
Kesulitan Menyusui :
Lecet, Bengkak, Nyeri,
Putting Datar

Asupan Gizi Ibu


Menyusui
PERILAKU / POLA ASUH
- Pemberian MP-ASI terlalu dini (Susu Formula)
- Cara / Teknik Menyusui

PENGETAHUAN
(Perilaku, Status Gizi, Kecukupan ASI )

KONDISI SOSIAL EKONOMI


- Pekerjaan, Dukungan Suami
- Penghasilan dibawah UMR Semarang
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan kerangka sebab akibat diatas dapat dilihat akar permasalahannya adalah
kondisi sosial dan ekonomi. Faktor sosial ekonomi juga merupakan salah satu faktor resiko
ketidak berhasilan pemberian ASI eksklusif. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
antara lain; (1) sosial ekonomi, (2) kultur, (3) pendidikan dan (4) pengalaman. Menurut teori
ini lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang sedangkan ekonomi
dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi yang baik maka tingkat pendidikan baik juga. Dari
tingkat pendidikan pun dapat berhubungan dengan pengetahuan dari ibu menyusui yang
kurang.
Berdasarkan data yang diperoleh terkait data penghasilan keluarga responden. Data
penghasilan keluarga responden dapat menggambarkan status ekonomi keluarga responden
tersebut. Sebanyak 2 orang tidak menyebutkan besar penghasilannya, kemudian sebanyak 2
orang sebesar 9% berpenghasilan dengan rentang 600.000 sampai 1.000.000, kemudian
sebanyak 8 orang sebeasar 36% berpenghasilan dengan rentang 1.000.000-3.000.000 dan
sebanyak 10 orang sebesar 46% berpenghasilan dengan rentang lebih dari 3.000.000 rupiah.
Berdasarkan data yang diperoleh terkait pengetahuan responden menunjukan sebanyak 17
responden (77%) sudah mempunyai pengetahuan tentang cara menyusui yang benar.
Dari hasil data penghasilan keluarga reponden sudah mencukupi dan ada 10
responden yang berpenghasilan lebih dari 3.000.000 dan termasuk kategori cukup, jika
dihubungkan dengan tingkat pengetahuan sudah sesuai dengan teori bahwa semakin
tinggi tingkat social ekonomi seseorang maka semakin tinggi juga tingkat pengetahuan yang
dimiliki. Dari tingkat pengetahuan ibu dapat mempengaruhi terhadap permasalahan ibu
menyusui di Dawung yaitu pemberian asi yang terlalu dini, susu formula, dan juga terhadap
cara menyusui ibu-ibu di desa Dawung terhadap anaknya.
Hasil penelitian yang menunjukan pemberian MP-ASI dini kurang yaitu 2 responden
(10%). Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang rendah. Responden yang
dikendalikan yaitu memiliki tingkat pendidikan SD dan SLTA, oleh karena tingkat
pendidikan yang rendah maka tingkat pengetahuan akan pemberian mp asi juga rendah. Bayi
diberi makanan pendamping ASI yang dapat berupa makanan berbentuk lunak atau setengah
cair atau lembek sesuai dengan kondisi bayi atau.4 Responden memberikan MP-ASI saat bayi
berusia 5 bulan dengan makanan berupa biskuit milna.
Pengaruh pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar adalah hal – hal yang
diketahui oleh ibu menyusui tentang cara menyusui yaitu tentang posisi menyusui, lama dan
frekuensi menyusui, cara menyusui bayi, tindakan menyusui dan cara mengamati teknik
menyusui yang benar. Dengan skala yang digunakan adalah skala ordinal, yaitu meliputi:
pengetahuan baik (76-100%), pengetahuan cukup (56-75%), pengetahuan kurang (≤55%).5
Hasil penelitian menunjukan sebanyak 17 responden (77%) sudah mempunyai
pengetahuan tentang cara menyusui yang benar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Responden yang dikendalikan yaitu memiliki tingkat pendidikan SLTA, D3, dan S1, oleh
karena itu tingkat pendidikan yang tinggi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan. Dari sini
dapat kita ketahui bahwa terdapat hubungan yang erat antara pengetahuan dengan perilaku
manusia.6 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yang didapatkan adanya hubungan yang
kuat antara pengetahuan ibu menyusui dengan perilaku menyusui.
Perilaku/pola asuh ibu dalam menyusui pun dapat mempengaruhi terjadinya kesulitan
menyusui pada ibu menyusui seperti lecet, bengkak, nyeri dan puting datar. Menurut Atabik
2013, kondisi kesehatan ibu erat kaitannya dengan praktik pemberian ASI eksklusif.
Beberapa perilaku yang menyebabkan kesulitan menyusui pada responden adalah pemberian
MP-ASI terlalu dini seperti susu formula dan teknik menyusui yang tidak tepat. MP-ASI
bukan mengganti ASI sama sekali, tetapi memberikan makanan pendamping. Sedangkan ASI
tetap diberikan sampai anak berusia 2 tahun, sehingga sifatnya sebagai pelangkap. Beberapa
responden masih belum mengetahui teknik menyusui. Teknik menyusui yang tidak tepat akan
mengakibatkan timbulnya lecet, bengkak, nyeri, sehingga produksi ASI pada ibu menyusui
lebih sedikit. Beberapa ibu menyusui yang bekerja memberikan ASI perah kepada bayi.
Padahal, menyusu langsung pada payudara ibu merupakan cara yang paling baik karena dapat
membantu meningkatkan dan menjaga produksi ASI. Perilaku ibu menyusui yang sangat
gemar mengonsumsi jajanan berdampak pada asupan gizi ibu menyusui yang kurang. Hal ini
dibuktikan dengan hampir semua asupan zat besi, asam folat,vitamin A, B1 (tiamin), B2
(riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), vitamin C, vitamin D dan zink kurang. Menurunnya
konsentrasi zat-zat gizi tersebut pada ibu menyebabkan turunnya kualitas ASI yang
berpengaruh terhadap produksi ASI ibu menyusui.7
Dari pengetahuan ibu yang kurang juga dapat mempengaruhi terhadap asupan ibu.
Pengetahuan ibu menyusui diketahui berdasarkan skor dari kuesioner yang kami buat.
Berdasarkan kuesioner ibu menyusui terdapat klasifikasi status gizi ibu menyusui. Terdapat 6
orang yang memiliki skor kurang. Skor tersebut dihubungkan dengan asupan gizi ibu
menyusui maka didapatkan bahwa seluruh ibu yang memiliki skor kurang mengasup asupan
zat gizi makro dan mikro yang rendah. Sehingga pengetahuan dan asupan makanan ibu
memiliki hubungan. Pengetahuan yang kurang dalam status gizi, makanan bergizi, atau
kebutuhan asupan ibu menyusui dapat mempengaruhi pemilihan bahan makanan, pengolahan
makanan, dan pola makan sehari-hari. Apabila hal ini diteruskan akan menyebabkan
perubahan status gizi ibu menyusui menjadi underweight dan penurunan kualitas ASI untuk
bayi. Sedangkan bayi membutuhkan ASI yang cukup dan memiliki kandungan zat gizi yang
lengkap untuk tumbuh kembang. Bayi yang kekurangan zat gizi akan memiliki keterlambatan
pertumbuhan dan penurunan imunitas sehingga berdampak buruk pada kesehatan bayi. 8 Ibu
menyusui perlu memenuhi kebutuhan asupan zat gizi baik makro maupun mikro untuk
menjaga kualitas ASI untuk bayi dan juga asupan untuk dirinya sendiri. Contoh makanan
yang bergizi seimbang untuk ibu menyusui yaitu sumber karbohidrat (nasi, roti, gandum),
sumber protein (telur, daging, tahu, tempe), sumber lemak (kacang-kacangan, ikan), sumber
vitamin dan mineral (brokoli, buah naga, pisang, sawi).9
Bagi seorang ibu, menyusui merupakan kewajiban yang harus dijalankan, karena
kelancaran produksi ASI sangat penting untuk memenuhi kebutuhan si buah hati. Dari
asupan gizi pada ibu menyusui dapat mempengaruhi produksi asi yang kurang. Zat gizi
memegang peranan penting dalam hal menunjang produksi ASI yang maksimal,
makanan ibu menyusui berpedoman pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) sebanyak 6
kali perhari namun, ibu-ibu sangat menjaga pantangannya, bahkan ada diantara mereka yang
mengkonsumsi makanan seperti biasanya, tidak seperti wanita menyusui yang harus makan
ekstra. 10
Salah satu penyebab produksi ASI tidak maksimal karena asupan zat gizi ibu
yang kurang baik,menu makanan yang tidak seimbang dan juga mengkonsumsi makanan
yang kurang teratur menyebabkan produksi ASI tidak mencukupi untuk bayi. Gizi
memegang peranan penting dalam hal menunjang produksi ASI yang maksimal karena
produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang berkaitan
dengan zat gizi ibu. Ibu menyusui dengan gizi yang baik, mampu menyusui bayi
minimal 6 bulan. Sebaliknya pada ibu yang gizinya kurang baik tidak mampu
menyusui bayinya dalam jangka waktu selama itu, bahkan ada yang air susunya tidak
keluar. Hal tersebut sejalan dengan data yang di hasil kan dari asessment ibu menyusui di
Dawung yang mana didapatkan 3 orang memiliki asupan makanan yang kurang sehingga
menyebabkan produksi ASI kurang.11
Asupan gizi yang kurang menyebabkan kebutuhan gizi yang diperlukan untuk
memproduksi ASI diambil dari tubuh ibu. Jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut,
maka selain kondisi tubuh ibu akan terganggu, produksi ASI pun akan berkurang,
kualitasnya menurun, dan jangka waktu menyusui menjadi relatif singkat. Asupan gizi
yang dikonsumsi baik dan sesuai dengan seimbang diharapkan dapat membantu produksi
sehingga dapat mencukupi kebutuhan bayinya.Pada waktu menyusui ibu harus makan-
makanan yang cukup agar mampu menghasilkan ASI yang cukup bagi bayinya,
memulihkan kesehatan setelah melahirkan dan memenuhi kebutuhan zat gizi yang
meningkat karena kegiatan sehari-hari yang bertambah.10
BAB V
RENCANA INTERVENSI
A. Nama Program
“EDISI BUNDA” Edukasi dan Intervensi Ibu Menyusui di Dawung
merupakan program intervensi gizi yang akan dilakukan terhadap Ibu Menyusui di
Posyandu Melati Mekar Dawung. Program ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana
pengaruh status gizi ibu terhadap pemberian ASI, meningkatkan pengetahuan ibu
menyusui mengenai pentingnya perilaku yang baik dan benar dalam menyusui serta
menghindari dari kesulitan menyusui, mengetahui kecukupan ASI untuk bayi, faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi ASI, dan efek pemberian MP-ASI terlalu dini seperti
susu formula.
Intervensi gizi Edisi Bunda yang akan dilakukan meliputi edukasi dan konseling.
Edukasi gizi Edisi Bunda menggunakan media presentasi PPT disertai dengan video
interaktif dan penjelasan booklet yang nantinya masing-masing ibu menyusui akan
diberikan booklet tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kejadian masalah gizi terkait permasalahan menyusui pada
ibu menyusui di Posyandu Melati Mekar, Dawung, Pudakpayung, Banyumanik,
Semarang, Jawa Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan rekomendasi asupan zat gizi untuk ibu menyusui
b. Menjelaskan pengaruh status gizi ibu menyusui terhadap pemberian ASI dan cara
pengukuran status gizi
c. Menjelaskan manfaat ASI ekslusif dan dampak pemberian MP ASI dini
d. Menjelaskan cara menyusui yang baik dan benar untuk menghindari terjadinya
kesulitan menyusui
e. Meningkatkan pengetahuan terkait perilaku ibu menyusui dan kecukupan ASI
f. Meningkatkan motivasi dan dukungan keluarga terhadap pentingnya pemberian
ASI hingga 2 tahun
C. Kegiatan
1. Edukasi Gizi
Hari, Tanggal Sabtu, 7 November 2018
Waktu 08.00-10.00
Tempat Posyandu Dawung
Topik Asi Eksklusif, masalah pada ibu menyusui,
kebutuhan ibu menyusui
Sasaran Seluruh ibu menyusui di Dawung
Tujuan Merubah perilaku ibu menyusui terhadap pola
asuh kepada anaknya dan meningkatkan
pengetahuan pada ibu menyusui
Materi  Apa itu ASI eksklusif?
 Manfaat ASI ekskusif untuk bayi
 Manfaat ASI ekskusif untuk ibu
 Peran gizi untuk ibu menyusui
 Status Gizi Ibu Menyusui
 Pemenuhan kebutuhan ibu menyusui
 Cara menyusui
 Posisi menyusui yang benar
 Masalah selama proses menyusui
 Fakta tentang menyusui
 Tanda bayi cukup ASI
 Perbedaan ASI dengan susu formula
 Dampak pemberian susu formula <6 bulan
Metode Penyuluhan
Media PPT dan buku saku
Target Jumlah ibu menyusui yang mengikuti
penyuluhan sebanyak 80%

2. Konseling Gizi
Hari, Tanggal Sabtu, 7 November 2018
Waktu 10.15-11.20
Tempat Posyandu Dawung
Topik Penigkatan aktivitas fisik
Sasaran Ibu menyusui di Dawung yang obesitas sentral
Tujuan Meningkatkan kesadaran kepada ibu menyusui
tentang pentingnya aktifitas fisik pada ibu
menyusui.
Materi  Pengertian obesitas sentral
 Ciri-ciri obesitas sentral
 Pengaruh obesitas terhadap produksi ASI
 Cara menangani kejadian obesitas sentral
- Aktifitas fisik yang dianjurkan
- Makanan yang dianjurkan
 Rekomendasi menu
Metode Konseling
Media Leaflet
Target Jumlah ibu menyusui obesitas sentral yang
mengikuti konseling sebanyak 80%
D. Rincian Rencana Materi yang akan diberikan :
1. MATERI BUAT BOOKLET
a. Apa itu ASI Eksklusif ?
Asi Eksklusif adalah proses pemberian ASI saja untuk bayi usia 0-6 bulan.
Tanpa mengganti atau menambahkan makanan dan minuman lain.
b. Manfaat ASI Eksklusif untuk bayi
1) Memenuhi kebutuhan zat gizi bayi
2) Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
3) Mengembangkan kecerdasan bayi
4) Sumber anti alergen dan anti inflamasi pada bayi
5) Meningkatkan jalinan kasih saying ibu dan anak
c. Manfaat ASI eksklusif untuk Ibu
1) Meningkatkan jalinan kasih saying ibu dan anak
2) Mempercepat berhentinya darah pasca melahirkan
3) Mempercepat pemulihan kondisi ibu pasca melahirkan
4) Mencegah terjadinya kanker payudara
5) Menjaga jarak kehamilan selanjutnya
d. Peran Gizi untuk Ibu Menyusui
1) Karbohidrat sebagai sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan energy
ibu selama menyusui. Contohnya: beras, kentang, jagung, singkong dll
2) Protein sebagai zat pembangun kembali sel-sel tubuh yang rusak pasca
melahirkan. Contohnya : ikan segar, telur, daging ayam, kedelai, kacang hijau,
tempe, tahu dan oncom
3) Lemak sebagai sumber energi, pembentuk materi membrane sel dan
pembentukan hormone. Contohnya: mentega, margarin, jagung, kacang tanah,
minyak kelapa.
4) Serat membantu dalam proses pencernaan makanan dan mencegah sembelit.
Contoh : daun kale, bayam, almond dll.
5) Vit A membangun sistem kekebalan tubuh ibu dan bayi serta membantu
penyerapan zat besi. Contoh: wortel, labu, ubi jalar, dll.
6) Vit B6 membantu mencegah terjadinya pembengkakan payudara dan demam
pada ibu menyusui serta meningkatkan kekebalan tubuh ibu menyusui.
Contoh: tomat, melon, pisang, bayam, kentang dll.
7) Vit B12 berperan dalam mengubah karbohidrat, protein dan lemak menjadi
energy yang sangat dibutuhkan untuk ibu menysuui serta memberikan system
pencernaan yang baik pada ibu menyusui. Contoh: kerang, kepiting, sarden,
ikan salmon, ikan tuna dll.
8) Folat meningkatkan perkembangan otak bayi. Contoh : sereal, brokoli, kacang
tanah dll
9) Kalsium mengembalikan kepadatan dan massa tulang ibu yang hilang selama
manyusui. Contoh : Keju, ikan, susu dll
10) Zat besi membantu laju pertumbuhan sel dan mencegah terjadinya anemia zat
besi pada ibu hamil. Contoh : sayuran hijau, alpukat, stroberi dll
11) Zink berperan dalam proses penyembuhan luka serta dalam system imun.
Contoh : tiram, hati sapi, jamur, kuning telur dll.
e. Pemenuhan kebutuhan Ibu Menyusui
1) Ibu dalam 6 bulan pertama menyusui membutuhkan tambahan energi
sebesar 500 kalori/hariuntuk menghasilkan jumlah susu normal.
2) Sehingga total kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat
menjadi 2400 kkal per hari yang akan digunakan untuk memproduksi ASI
dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.
3) Pelaksanaannya dapat dibagi menjadi 6 kali makan (3x makan utama dan
3x makan selingan) sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang yang dianjukan.
Adapun dari segi makronutrien dan mikronutrien kebutuhan untuk ibu
menyusui yaitu :
1) Karbohidrat, saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu meningkat
sebesar 65 gr per hari atau setara dengan 1 ½ porsi nasi. Contoh makanan
yang mengandung karbohidrat: nasi, ubi, kentang, roti, mie, jagung.
2) Protein, sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui
membutuhkan tambahan protein 17 gr atau setara dengan 1 porsi daging (35
gr) dan 1 porsi tempe (50gr). Contoh makanan yang mengandung Protein
hewani:, ikan, daging, telur, unggas, susu dan hasil olahannya. Protein
nabati yaitu, tahu, tempe, kacang-kacangan da hasil olahnnya (susu kedelai)
3) Lemak, lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi
ASI serta pembawa vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam
tumpeng gizi seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok the
minyak (20 gr). Lemak yang dipelukan untuk ibu menyusui yaitu lemak tak
jenuh ganda seperti omega-3 dan omega-6. Contoh makanan yang
mengandung lemak Omega 3 : ikan salmon, tuna, kakap, tongkol, lemuru,
tenggiri, sarden dan cakalang. Omega 6 : minyak kedelai, minyak jagung dan
minyak bunga matahari
4) Vitamin dan Mineral, Vitamin yang penting dalam masa menyusui adalah
vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A, yodium & selenium. Jumlah kebutuhan
vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari dari sayuran dan buah-buahan.
5) Kalsium, selama menyusui, kebutuhan kalsium meningkat. Ibu menyusui
dianjurkan untuk mengonsumsi 3-4 sajian per hari dari produk susu. Bila
asupan susu dan olahannya kurang maka disarankan untuk mengonsumsi
suplemen kalsium.
6) Cairan, Ibu menyusui  sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan
air susu dengan cepat. Dianjurkan minum 2-3 liter air per hari atau lebih
dari 8 gelas air sehari (12-13 gelas sehari). Terutama saat udara panas,
banyak berkeringat dan demam sangat dianjurkan untuk minum >8 gelas
sehari. Waktu minum yang paling baik adalah pada saat bayi sedang menyusui
atau sebelumnya, sehingga cairan yang diminum bayi dapat
diganti.10  Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, susu, jus buah-
buahan dan air yang tersedia di dalam makanan.
f. Status Gizi Ibu Menyusui
Status gizi ibu menyusui dapat ditetukan dengan menggunakan IMT. IMT
menggambarkan perbandingan tinggi badan kuadrat (m2) dengan berat badan
(kg). IMT diatas batas normal dapat meningkatkan resiko penyakit degenerative
seperti diabetes, penyakit jantung coroner, hipertensi, dll.
Berat Badan(kg)
IMT =
Tinggi badan(m 2)

Klasifikasi IMT Menurut Permenkes RI No.41 tahun 2014


IMT STATUS GIZI KATEGORI
< 17,0 Sangat Kurus Kekurangan Energi Kronis (KEK)
17,0 - < 18,4 Kurus Kekurangan BB Tingkat Ringan
18,5 – 25,0 Normal
> 25,1 – 27,0 Gemuk (Overweight) Kelebihan BB Tingkat Ringan
> 27,0 Obesitas Kelebihan BB Tingkat Berat

g. Cara Menyusui
Ibu duduk atau berbaring dengan santai
Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher
dan lengan bayi
Mulut bayi  menempel pada putting dan pada area bawah puting payudara dan
mulut bayi dibuka selebar mungkin
Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
lengan ibu
Sumber depkes RI 2005

h. Masalah selama proses menyusui

Bayi menyusu hanya pada 1 payudara mengakibatkan payudara


membengkak karena pengosongan payudara yang tidak bersamaan

Mulut bayi tidak menempel sempurna pada areola menyebabkan ASI


keluar dan terbuang

Putting lecet atau terluka akibat bergesekan dengan bagian keras langit
langit mulut bayi

i. Posisi menyusui yang benar:


1. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari lainnya dibawah (bentuk C)
2. Beri rangsang pada mulut bayi dengan menyentuhkan puting di mulut bayi
3. Setelah terbuka, masukkan putting ke mulut bayi. Pastikan sebagian areola
masuk ke mulut bayi.
4. Secara perlahan bayi akan mulai menghisap dan lepaskan sanggaan pada
payudara.
5. Setelah selesai, sendawakan bayi dengan menegak luruskan di bahu ibu.

j. Fakta tentang Menyusui


1. ASI dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam
2. Bayi sehat akan menyusu dan mengosongkan payudara dalam 5-7 menit
3. Menyusui tidak perlu jadwal, lakukan sesuai kebutuhan bayi

k. Tanda Bayi Cukup ASI


Bayi terlelap karena Berat badan naik 500
ASI memicu hormon gram sampai 1 kg/buln
endorfin pada trimester pertama

Buang air kecil lebih BAB 2x sehari dengan


dari 6x sehari dengan warna kuning atau
warna tidak pekat dan gelap dan cerah setelah
bau menyengat hari ke-15

Bayi akan melepas


sendiri payudara ibu

l. Dampak Pemberian Susu Formula diusia <6 bulan


1. Menyebabkan gangguan saluran pencernaan
2. Sering rewel dan gelisah saat malam
3. Menurunkan sistem imunitas bayi
4. Menurunan perkembangan kognitif
5. Meningkatkan risiko kejadian kurang gizi akibat susu terlalu encer
m. Dampak pemberian MPASI dini
1. Menimbulkan alergi akibat adanya zat cemaran
2. Gangguan pencernaan
3. Meningkatkan kejadian penyakit infeksi
4. Terjadi gangguan penyerapan zat gizi

n. Tabel perbedaan ASI dan Susu sapi

Zat Gizi ASI & SUSU SAPI


Karbohidrat (Laktosa) ASI > Susu Sapi
Protein Protein ASI : Protein Susu sapi
-Whey (halus, lembut dan mudah dicerna) 60 : 40
-Kasein (kasar, bergumpal, sukar dicerna) 20 : 80
Lemak Asi 50% energi berasal dari lemak yang mudah diserap
dibandingkan susu sapi
Vitamin dan mineral -50-70% zat besi ASI dapat diserap oleh usus bayi
-Kandungan mineral ASI relatif rendah, tapi cukup untuk bayi
sampai umur 6 bulan.
-Hampir semua vitamin dan mineral akan diserap pada ASI

2. MATERI BUAT LEAFLET


a. Pengertian obesitas sentral?
Obesitas sentral merupakan kondisi kelebihan lemak yang terpusat pada
daerah perut. Indeks antropometri dapat digunakan untuk mendeteksi obesitas
sentral salah satunya adalah pengukuran Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
(RLPP) yang menjadi prediktor kuat dalam peningkatan lemak viseral tubuh
b. Ciri-ciri obesitas
Obesits dapat dilihat dari Rasio Lingkar Pinggang-Panggur (RLPP). RLPP
digunakan untuk mengukur distribusilemak tubuh. Ada 2 tipe distribusi lemak
tubuh :
1) Obesitas yang menyerupai buah pir (perifer), yaitu penumpukan lemak yang
terjadi di bagian bawah seperti pinggul, pantat dan paha dan resiko terhadap
penyakit tipe ini umumnya kecil. Obesitas ini sering terjadi pada wanita
2) Obesitas yang menyerupai buah apel (sentral), yaitu lemak yang disimpan
pada bagian pinggang dan rongga perut. Obesitas ini sering terjadi pada laki-
laki
c. Pengaruh obesitas terhadap produksi ASI
Keterlambatan proses laktogenesis lebih sering terjadi pada ibu yang obesitas
ketika melahirkan. Keterlambatan proses laktogenesis pada ibu obesitas juga dapat
berdampak pada bayi yang baru dilahirkan. Bayi dari ibu obesitas yang
mengalami keterlambatan laktogenesis cenderung kehilangan berat badan lebih
banyak di hari atau minggu pertama setelah dlahirkan.
d. Cara menangani kejadian obesitas sentral
Aktifitas fisik yang dapat dilakukan seperti :
1) Berjalan Kaki merupakan olahraga untuk menjaga berat badan , karena dapat
meningkatkan penggunaan kalori, mengendalikan nafsu makan, dan
membakar lemak. Olahraga berjalan kaki dapat dilakukan dnegan mengitrau
kompleks perumahan setiap pagi sehabi subuh,
2) Senam Bersama merupakan salah satu jenis latihan fisik yang digunakan
sebagai sarana menurunkan berat badan. Senam yang bisa dilakukan yaitu
senam aerobik. Gerakan senam aerobik dapat dilakukan setelah olahraga
berjalan kaki.
3) Membersihkan lingkungan, setelah olahraga berjalan kaki dan senam, kegiatan
selanjutnya adalah membersihkan lingkungan. Kegiatan ini merupakan
aktifitas fisik karenan membutuhkan energi dan dapat membakar lemak dalam
tubuh sehingga dapat menurunkan berat badan jika dilakukan secara teratur.
Adapun susunan makanan yang dapat dipilih salah satu dan dikonsumsi
setelah melakukan aktivitas fisik, misalnya sebagai berikut:
1) 30 menit setelah melakukan aktivitas fisik dapat minum air putih 1gelas dan
camilan berupa buah.
2) 1 jam setelah melakukan aktivitas fisik dapat mengkonsumsi jus buah,biskuit
dan air putih.
3) 2 jam setelah melakukan aktivitas fisik barulah makan makanan lengkap dengan
porsi kecil seperti nasi, soto ayam, jus buah dan airputih.
e. Rekomendasi menu
1) Bangun tidur: Satu gelas susu.
2) Sarapan: Nasi, daging suwir serundeng, tempe bacem, bening katuk, jagung
manis.
3) Pukul 10:00: Bubur kacang hijau.
4) Makan siang: Nasi, ayam panggang cabai hijau, tahu kukus isi, sup iga kacang
hijau brokoli wortel, pisang.
5) Pukul 16:00: Puding buah.
6) Makan malam: Nasi, pepes ikan bumbu kuning, satai hati, tempe mendoan,
sayur asam, jeruk.
7) Sebelum tidur: Satu gelas susu.
BAB VI
HASIL INTERVENSI
A. Permasalahan pada Responden
1. Malnutrisi pada ibu menyusui baik obesitas maupun KEK.
2. Pengetahuan yang kurang mengenai kecukupan ASI pada bayi dan zat gizi yang
berperan dalam proses menyusui.
3. Permasalahan saat menyusui seperti lecet, bengkak, dan puting datar.
B. Nama Intervensi
“EDISI BUNDA” Edukasi dan Intervensi Ibu Menyusui di Dawung merupakan
program intervensi gizi yang akan dilakukan terhadap Ibu Menyusui di Posyandu Melati
Mekar Dawung. Program ini terdiri dari 3 kegiatan yaitu edukasi gizi berupa penyuluhan
dengan nama BUSET GEMES MAK (Ibu Menyusui Sehat, Generasi Mendatang Sehat
Makmur), konseling gizi Odjo Obes (Obrolan asik Djegah Obesitas), dan senam Senja di
Dawung (Senam jasmani di Dawung).
C. Tujuan Intervensi
1. Menambah pengetahuan ibu menyusui mengenai kecukupan ASI pada bayi dan zat
gizi ynag penting untuk proses menyusui.
2. Mengatasi masalah yang terjadi saat proses menyusui.
3. Menjaga berat badan ideal.
4. Meningkatkan aktivitas fisik sehari.
D. Sasaran Intervensi
22 ibu menyusui yang sudah diambil dan diolah data serta 8 ibu menyusui obesitas
berdasarkan RLPP.
E. Jumlah yang Hadir
1. Edukasi Gizi dan Senam
Terdapat 9 ibu yang mengikuti penyuluhan gizi yang terdiri dari 3 ibu kader
dan 6 ibu menyusui. Dan 1 orang ibu yang mengikuti senam di akhir acara.
2. Konseling Gizi
Terdapat 8 ibu yang akan diberikan konseling obesitas dan hanya 3 yang dapat
diberikan konseling.
F. Tempat dan Waktu
1. Edukasi Gizi dan Senam
Penyuluhan dan senam dilaksanakan hari Minggu, 28 Oktober 2018 pukul
15.00-17.30 WIB di halaman rumah slaah satu ibu kader.
2. Konseling Gizi
Konseling dilaksanakan pada hari Minggu, 18 November 2018 pukul 15.00-
16.00 WIB di rumah ibu menyusui.
G. Metode Intervensi
1. Edukasi Gizi
Penyuluhan, ceramah, diskusi terbuka, dan tanya jawab.
2. Konseling Gizi
Pendekatan personal, diskusi, dan tanya jawab.
3. Senam
Praktik.
H. Media Intervensi
Media yang digunakan yaitu booklet dan leaflet (terlampir).
I. Materi Intervensi
1. Edukasi Gizi
Materi yang disampaikan seputar ASI Eksklusif, status gizi ibu, zat gizi yang
berperan untuk proses menyusui, cara menyusui yang tepat, keccukupan ASI pada
bayi, dampak susu formul dan MPASI dini.
2. Konseling Gizi
Materi yang disampaikan seputar pengertian besitas dan cirinya, pengaruh
obesitas pada proses menyusui, cara mengatasi obesitas, dan rekomendasi menu
sehari.
J. Hasil Intervensi
Kegiatan penyuluhan berupa edukasi dan konseling pada ibu menyusui di posyandu
Melati Mekar Dawung dilaksanakan selama 2 hari. Edukasi dilaksanakan pada hari
Sabtu, 27 Oktober 2018 dan kegiatan konseling dilaksanakan pada hari Minggu, 18
November 2018. Kegiatan edukasi dan konseling dilaksanakan terpisah dikarenakan
jumlah kehadiran ibu ibu menyusui belum memenuhi target. Pemilihan waktu intervensi
pada hari sabtu atau minggu untuk meminimalisir ketidakhadiran ibu menyusui yang
bekerja, namun pada hari sabtu atau minggu saat kami melaksanakan intervensi jumlah
kehadiran ibu menyusui tetap belum memenuhi target yang diharapkan. Kegiatan rutin
posyandu dilaksanakan setiap minggu pertama awal bulan pada hari rabu yaitu pada tgl 7
November 2018 pukul 08.00 – 10.00 WIB, namun kami tidak dapat hadir dikarenakan
bersamaan dengan waktu kuliah.
1. Nama kegiatan : Buset Gemes Mak (Ibu Menyusui Sehat Generasi
Mendatang Sehat dan Makmur)
Waktu : Sabtu, 27 Oktober 2018
Tempat : Halaman rumah kader
Media : PPT, Proyektor, LCD dan Booklet
Pemateri : Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Kegiatan edukasi berupa penyuluhan gizi yang dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu menyusui mengenai pentingnya pemberian ASI,
asupan yang sesuai bagi ibu menyusui sehingga dapat membantu meningkatkan
produksi ASI. Dalam kegiatan edukasi “Buset Gemes Mak” dihadiri oleh 6 ibu
menyusui dari total 22 ibu menyusui. Materi edukasi yang disampaikan oleh Ibu Ayu
Rahardiyanti sangat edukatif dan mudah dipahami oleh ibu menyusui dan ibu kader
yang hadir dalam penyuluhan. Ibu menyusui dan ibu kader terlihat antusias dan
interaktif dalam mengikuti kegiatan edukasi, terlihat dari beberapa pertanyaan yang
ditanyakan.
2. Nama kegiatan : Senja di Dawung (Senam jasmani di Dawung)
Waktu : Minggu, 28 Oktober 2018
Tempat : Halaman rumah kader
Media : Laptop, sound, proyektor dan LCD
Kegiatan senam jasmani yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan aktifitas
fisik ibu menyusui. Dalam kegiatan senam “Senja di Dawung” dihadiri oleh 1 ibu
menyusui dari total 22 ibu menyusui. Senam yang dilakukan selain dihadiri ibu
menyusui juga dihadiri oleh ibu kader serta warga sekitar dengan sangat antusias.

3. Nama kegiatan : Odjo Obes (Obrolan Asik Djegah Obesitas)


Waktu : Minggu, 18 November 2018
Tempat : Rumah ibu menyusui
Media : Leaflet
Kegiatan konseling gizi yang dilakukan pada ibu menyusui yang berisiko obesitas
bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri obesitas, meningkatkan pengetahuan ibu
menyusui mengenai dampak produksi ASI pada ibu menyusui yang tergolong
obesitas, asupan yang sesuai bagi ibu menyusui sehingga dapat membantu
meningkatkan produksi ASI dan aktifitas fisik yang dianjurkan untuk ibu menyusui.
Dalam kegiatan konseling “Odjo Obes” dilakukan dengan cara door to door dengan
didampingi oleh ibu kader. Dari 22 orang total ibu menyusui terdapat 8 orang yang
berisiko obesitas. Pada kegiatan konseling yang telah dilakukan terdapat 3 ibu
menyusui yang sudah dikonseling dari total 8 ibu menyusui yang berisiko obesitas.
K. Hambatan dan Evaluasi
Saat melakukan intervensi berupa penyuluhan edukasi pada hari Minggu, 28
Oktober 2018 banyak terdapat hambatan, seperti pada saat penyuluhan edukasi gizi
dimana banyak ibu menyusui yang datang terlambat sehingga menyebabkan mulainya
acara menjadi mundur dari waktu yang sudah ditetapkan. Sebelum acara selesai terdapat
beberapa ibu-ibu menyusui yang sudah pulang duluan sehingga tidak mengikuti
rangkaian acara sampai selesai, dimana setelah edukasi terdapat acara senam bersama.
Evaluasi untuk anggota kelompok yaitu lebih bisa memastikan kehadiran ibu
menyusui untuk bisa hadir tepat waktu saat penyuluhan edukasi gizi sehingga membuat
waktu mulai acara sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan atau menjadwalkan hari
dimana ibu menyusui dapat hadir.
Penyuluhan konseling gizi yang dilakukan hari Minggu, 18 November 2018 kepada
ibu menyusui yang obesitas mempunyai hambatan seperti kesulitan untuk memastikan
data RT ibu menyusui dan beberapa ibu menyusui yang obesitas tidak berada dirumah
saat akan melakukan konseling secara door to door.
Evaluasi yang dilakukan yaitu untuk mengecek ulang data ibu menyusui yang
obesitas pada data yang sudah dikumpulkan sebelumnya dan sebaiknya mengkonfirmasi
ulang kepada ibu menyusui yang obesitas untuk menanyakan apakah ibu sedang berada
dirumah dan bisa untuk dilakukan konseling dirumahnya.

L. Rekomendasi Menu
Waktu Menu URT Berat (gram)
Pagi Susu 1 gls 250

Sarapan Nasi putih 1,5 ctg 150


Daging suwir 4 sdm 50
serundeng

Tempe bacem 2 ptg 50

Sayur bening katuk 5 sdm 79

Jagung 1 bh 45
Selingan Bubur kacang hijau 1 mangkuk 100
Siang Nasi putih 2 ctg 200

Ayam panggan 1 ptg 40

Pepes tahu 1 bh 110

Cah bayam wortel 7 sdm 100


daging telur

Pisang 1 bh 50

Selingan Jus alpukat 1 gls 200


Malam Nasi putih 1,5 ctg 150
Pepes ikan bumbu ½ ptg 70
kuning

Sate hati ayam 2 tsk 60

Tempe mendoan 2 bh 50

Sayur asem 7 sdm 100

Jeruk 1 bh 55

Susu 1 gls 250

DAFTAR PUSTAKA
1. Rahmawati W, Wirawan NN, Wilujeng CS, Nugroho FA, Habibie IY, Fahmi I, dkk.
2016. Gambaran Masalah Gizi pada 1000 HPK di Kota dan Kabupaten Malang,
Indonesia. Indones J Hum Nutr. 3(1):20–31
2. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan
1000 HPK).
3. Nadimin AB, Alfieta Zakaria. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status
Gizi Ibumenyusui Wilayah Kerja Puskesmas Moncobalang kabupaten Gowa. Media
Pangan Gizi;4.
4. Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Umum Gizi Seimbang (panduan untuk
Petugas). Jakarta: Departemen Kesehatan RI. hal 36
5. Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
6. Nursalam, Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:
Sagung Seto
7. Atabik, A. (2013). Faktor Ibu Yang Berhubungan Dengan Praktik Pemberian ASI
Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamotan. [Skripsi Ilmiah]. Semarang:
Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES
8. Hardiani RS. Status paritas dan pekerjaan ibu terhadap pengeluaran ASI pada ibu
menyusui 0-6bulan. Nurseline Journal. 2017;2(1):45-51
9. Rahayu RY, Sudamiarti S. Pengetahuan ibu primipara tentang faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi produksi ASI. 2012;1(1):108-115
10. Departemen Kesehatan R.I. 2002. Profil kesehatan Indonesia 2001 Menuju Indonesia
sehat 2010, Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
11. Proverawati, A & Rahmawati, E., 2010.Kapita Selekta ASI &Menyusui. Nuha
Medika : Yogyakarta

LAMPIRAN
1. SKMT

2. Dokumentasi
Gb.1 Survei dan perijinan tempat Gb.2 Briefing untuk pelaksanaan
kegiatan di Dawung, Pudak Payung

Gb.3 Pengambilan data menyusui dan Gb.4 Pengambilan data menyusui dan
kuesioner pengetahuan di Posyandu kuesioner pengetahuan di Posyandu

Gb.5 Situasi Posyandu di Dawung Gb.6 Pengukuran dan pengambilan


data ibu menyusui di posyandu
Gb.7 Foto bersama ibu kader di Gb.8 Pengambilan data menyusui dan
posyandu pada pelaksanaan hari ke-1 kuesioner pengetahuan door to door ke
rumah Ibu menyusui

Gb.9 Pengambilan data menyusui dan Gb.10 Pengambilan data menyusui dan
kuesioner pengetahuan door to door kuesioner pengetahuan door to door ke
ke rumah Ibu menyusui rumah Ibu menyusui

Gb.11 Pengambilan data menyusui Gb.12 Pengukuran tekanan darah


dan kuesioner pengetahuan door to ketika door to door ke rumah Ibu
door ke rumah Ibu menyusui menyusui
Gb.13 Pengukuran tekanan darah ketika Gb.14 Pengerjaan pengolahan data ibu
door to door ke rumah Ibu menyusui menyusui

Gb.15 Pengerjaan pengolahan data Gb.16 Edukasi Gizi kepada ibu


ibu menyusui menyusui di Dawung

Gb.17 Senam bersama warga dan ibu Gb.18 Foto bersama kader dan ibu
menyusui di Dwaung menyusui setelah senam bersama
Gb.19 Konseling gizi kepada ibu Gb.20 Konseling gizi kepada ibu
menyusui obesitas menyusui obesitas

Gb.21 Konseling gizi kepada ibu Gb.22 Penyerahan tanda terimakasih


menyusui obesitas kepada kader posyandu di Dawung

Gb.23 Penyerahan tanda terimakasih


kepada kader posyandu di Dawung
Tabel 44. Data Identitas Ibu Menyusui
Usia
N Kegiat Usia Jumlah Selang Umur Cara
Nama Usia TTL HP Alamat Pendidikan Penghasilan Melahirka Merokok
o an Menikah Anak Kelahiran Anak Melahirkan
n
1 Kr 28 05-07-90 85640031316 RT 04 RW 02 IRT 21 thn 3 D3 8 Juta 4 tahun 3 bln 28 tahun Sesar Suami
2 Ed 26 27-04-93 85950398884 RT 04 RW 02 IRT 18 thn 2 SD 1 Juta 3 tahun 2 thn 24 tahun Normal Suami
3 Hn 23 04-03-94 895805231918 RT 01 RW 02 IRT 20 thn 1 SMA 10 Juta 0 9 bln 23 tahun Sesar Tidak
4 Kn 25 02-08-93 81226573830 RT 03 RW 02 Kerja 21 thn 1 S1 > 1 Juta 0 1 thn 24 tahun Normal Suami
5 Ir 31 30-10-87 85728853010 RT 01 RW 02 Kerja 27 thn 2 D3 - 3 tahun 2 mig 31 tahun Normal Tidak
6 Ms 23 02-05-95 85215126031 RT 04 RW 02 IRT 21 thn 1 SD 1 Juta 0 1thn 22 tahun Normal Suami
7 Ta 32 22-08-86 82314550151 RT 02 RW 02 IRT 24 thn 2 S1 - 5 tahun 2 thn 25 tahun Sesar Tidak
8 Dn 26 10-08-92 85647204088 RT 07 RW 02 Kerja 24 thn 1 SMA 4 Juta 0 15 bln 25 tahun Normal Tidak
9 Ds 31 25-01-85 85290532133 RT 02 RW 02 IRT 25 thn 2 SMA 2,3 Juta 5 tahun 15 bln 31 tahun normal Tidak
10 Nt 31 14-04-87 85725094460 RT 02 RW 02 IRT 25 thn 3 S1 5 Juta 2 bulan 10 bln 30 tahun Normal Tidak
11 Va 33 09-01-85 85640161789 RT 02 RW 02 Kerja 26 thn 2 S1 5 Juta 2 tahun 10 bln 33 tahun caesar Suami
12 Ki 28 04-12-89 8995922729 RT 01 RW 02 Kerja 23 thn 2 SMF 5 Juta 4 tahun 1 bln 28 tahun caesar Bapak
13 Ei 34 11-11-83 85727870310 RT 01 RW 02 Kerja 25 thn 2 SMK 3 Juta 11 tahun 2 bln 34 tahun caesar Tidak
14 Ap 29 06-04-89 85640064383 RT 04 RW 02 IRT 25 thn 1 D3 2,5 Juta 0 1 mig 29 tahun normal Tidak
15 Yk 27 05-01-91 89627341949 RT 03 RW 02 Kerja 25 thn 2 SMA 3,8 Juta 1 tahun 1 bln 27 tahun caesar Suami
16 Ds 26 11-12-92 85727013341 RT 02 RW 02 IRT 22 thn 1 SD 1,9 Juta 0 14 bln 24 tahun caesar Suami
17 Nl 28 15-01-92 82242563065 RT 02 RW 02 IRT 22 thn 2 S1 > 7 Juta 4 tahun 1 thn 27 tahun caesar Tidak
18 Da 28 19-09-89 85640077713 RT 02 RW 02 Kerja 26 thn 1 D3 > 2 Juta 0 2 bln 28 tahun normal Tidak
19 Im 33 25-10-88 81329574007 RT 02 RW 02 IRT 26 thn 2 S1 3 Juta 4 tahun 10 bln 32 tahun normal Tidak
20 Sr 35 26-10-82 81326796444 RT 03 RW 02 IRT 30 thn 3 S1 5 Juta 2,5 tahun 5 bln 35 tahun normal Eyang
21 Df 38 26-05-80 8975872256 RT 01 RW 02 IRT 28 thn 3 SMA 2,3 Juta 5,5 tahun 5 bln 38 tahun normal Suami
22 Mw 32 06-05-86 81331978717 RT 07 RW 02 IRT 27 thn 1 S1 5-10 Juta 0 15 bln 31 tahun caesar Tidak
BB
BB sebelum BB TB LiLA Lingkar Lingkar Tekanan
No Nama sebelum IMT Ket Ket RLPP Ket Ket
melahirkan aktual (cm) cm Pinggang Panggul Darah
hamil
1 Kr 61 74 67.7 154.4 28.4 Obesitas 31 Normal 92 105.5 0.87 Obesitas 161/115 Hipertensi II
2 Ed 47 52 48.7 144.8 23.2 Normal 30 Normal 77 99 0.78 Normal 102/79 Normal
3 Hn 45 40 39.5 142.5 19.5 Normal 25 Normal 71 85 0.84 Normal 112/85 Normal
4 Kn 42 60 55.4 148.5 25.1 Overweight 31 Normal 91 97 0.94 Obesitas 95/78 Normal
5 Ir 54 72 61.3 160 23.9 Normal 30 Normal 93 105 0.89 Obesitas 133/77 Pre Hipertensi
6 Ms 42 58 45.1 150 20.0 Normal 27 Normal 73 86 0.85 Normal 113/89 Normal
7 Ta 45 64 57 156.5 23.3 Normal 31 Normal 87 99 0.88 Obesitas 107/83 Normal
8 Dn 52 70 48.8 162.5 18.5 Sangat Kurus 24 Normal 81.6 96 0.85 Normal 94/79,5 Hipotensi
9 Ds 46 54.8 52.7 158 21.1 Normal 25.4 Normal 85.5 92 0.93 Obesitas 130/87 Pre Hipertensi
10 Nt 60 75 65.8 152 28.5 Obesitas 31.5 Normal 100 105 0.95 Obesitas 132/80 Pre Hipertensi
11 Va 41 54 43.6 144.5 20.9 Normal 26 Normal 75 85 0.88 Obesitas 100/67 Normal
12 Ki 42 62 46.7 156 19.2 Normal 26 Normal 69 88 0.78 Normal 115/89 Normal
13 Ei 62 72 68.6 156 28.2 Obesitas 31 Normal 100 108.5 0.92 Obesitas 115/72 Normal
14 Ap 41 56 49.7 157 20.2 Normal 23 Risiko KEK 77 94 0.82 Normal 110/80 Normal
15 Yk 35 41 38.7 146 18.2 Sangat Kurus 22 Risiko KEK 70 83 0.84 Normal 110/60 Normal
16 Ds 50 57 53.8 153 23.0 Normal 26 Normal 86 93 0.92 Obesitas 120/80 Normal
17 Nl 55 65 55.3 164 20.6 Normal 26 Normal 75 93 0.81 Normal 120/80 Normal
18 Da 59 75 66.6 159 26.3 Overweight 29 Normal 95 103 0.92 Obesitas 130/90 Pre Hipertensi
19 Im 65 70 76.3 160.5 29.6 Obesitas 35 Normal 97.5 110 0.89 Obesitas 123/83 Pre Hipertensi
20 Sr 70 75 72.7 152.2 31.4 Obesitas 34.6 Normal 104.7 113.6 0.92 Obesitas 110/70 Normal
21 Df 69 74 66.4 159 26.3 Overweight 30.3 Normal 44.5 108.5 0.41 Normal 120/80 Normal
22 Mw 51 59 52.1 147 24.1 Normal 27 Normal 91 99 0.92 Obesitas 104/71 Normal
Tabel 45. Data Antropometri Ibu Menyusui
Tabel 46. Data Riwayat Menyusui
N ASI Umur Lama pemberian Durasi Volume Taksiran Jumlah hasil
Nama IMD MP-ASI Jenis MP-ASI Susu formula Frekuensi
o eksklusif Anak ASI (menit) ASI Volume ASI (ml) perahan
1 Kr v x 3 bln 3 bulan belum - ya 15 7 700 51 120
2 Ed v v 2 thn 2 tahun 6 bulan Nasi, Roti, Biskuit, Buah tidak 60 4 700 117 0
3 Hn v v 9 bln 9 bulan 6 bulan Bubur Bayi, Nasi tidak 15 7 700 51 0
4 Kn v v 1 thn 7 bulan 7 bulan Biskuit ya 60 5 700 146 120
5 Ir v v 2 mig 2 minggu belum - tidak 10 5 700 24 240
6 Ms v v 1 thn 1 tahun ya - tidak 20 8 700 78 300
7 Ta v v 2 thn 2 tahun ya Buah ya 15 11 400 46 0
8 Dn v v 15 bln 15 bulan belum Makanan keluarga tidak 20 5 400 28 0
5 bulan, biskuit
9 Ds v v 15 bln 5 bulan Makanan keluarga tidak 15 7 400 29 200
Milna
1 bulan pertama buah,
10 Nt v v 10 bln 6 bulan 6 bulan, 150 mL 5 20 700 49 0
selanjtunya makanan biasa
11 Va v v 10 bln 10 bulan 6 bulan nasi, buah, sayur tidak 10 7 700 34 300
12 Ki v v 1 bln 1 bulan belum - ya 15 10 700 73 0
13 Ei v v 2 bln 2 bulan belum - ya 15 8 700 58 100
14 Ap v x 1 mig 1 minggu belum - ya 10 5 700 24 0
15 Yk x v 1 bln 1 bulan ya biskuit milna ya 15 12 700 88 0
16 Ds x v 14 bln 5 bulan 5 bulan cerelak, biskuit milna ya 15 16 400 67 0
17 Nl x v 1 thn 6 bulan > 6 bulan makanan keluarga tidak 10 11 700 53 0
18 Da v x 2 bln 2 bulan belum - ya 15 3 700 22 70
19 Im v v 10 bln 6 bulan ya nasi tim tidak 30 9 700 131 0
20 Sr v v 5 bln 6 bulan ya nasi tim tidak 60 10 700 292 0
21 Df v v 5 bln 5 bulan belum - tidak 60 6 700 175 0
22 Mw x x 15 bln 6 bulan ya Makanan keluarga hari pertama 10 12 400 33 0
Tabel 47. Data Kesulitan Menyusui Internal
INTERNAL
No FISIK ANATOMIS PSIKIS
Nama RIWAYAT
. Lece Stres
Bengkak Nyeri Putting Datar Asi Kurang Tidak Nyaman Baby Blues PENYAKIT
t s
1 Kr v - - ya - - - - -
Pusing, Tensi
2 Ed - - - - - - - -
rendah
3 Hn - - - - lebih awal - - -
4 Kn v - - - > 7 bulan - keluarga - Suami DM
5 Ir v - - - - - - - -
6 Ms v - - - - - - - -
7 Ta v - - - - - - - maag
8 Dn v v - - - - - - Drop biasa
9 Ds - - - - - - - - -
Di awal kelahiran
10 Nt - Saat telat menyusui Masih lancar (karena kulit anaknya - -
kuning)
kekentakan
11 Va - v v v - - - -
darah
Jantung
12 Ki - - - - Kurang Asi - - -
bawaan
13 Ei - - - - - - - - maag
14 Ap - v v v v - - v -
15 Yk - - - - v - - - -
16 Ds v - - - - - - - -
17 Nl - v v - - - - - -
18 Da v v - v v - - - -
19 Im - - - - - v - - -
20 Sr - - - - - - - - -
21 Df - - - - - - - - -
22 Mw - v - - - - - - -
Tebel 48. Data Kesulitan Menyusui Eksternal
EKSTERNAL
No. Nama LINGKUNGAN PETUGAS KESEHATAN
KELUARGA MAKANAN (KEPERCAYAAN)
Sumber Air Peralatan Asip (INFORMASI TTG ASI/ASIP)
1 Kr ya Artritis Botol susu x ya (posyandu)
2 Ed ya Artritis x x Tidak
3 Hn ya PAM Botol susu x ya (posyandu)
4 Kn ya Sumur Botol susu x ya (posyandu)
5 Ir ya PAM x x ya (posyandu)
6 Ms ya sumur Dot botol x ya (posyandu)
7 Ta ya sumur x x ya (posyandu)
Makan daun katuk, daun pepaya, dan
8 Dn ya sumur x ya (posyandu)
jagung memperbanyak ASI
Pumping, alat steril, botol kaca,
9 Ds ya Artetis Makan daun katuk dari orang tua ya (Kelas menyusui dan yoga hamil)
direndam kantong
ya (Di TV, sosial media, orang tua,
10 Nt ya Artetis x x
kader)
11 Va ya Artetis Botol kaca, perah (botol plastik) x ya (Browsing dan bidan)
12 Ki ya PAM x x Ya (rumah sakit)
13 Ei ya PAM pompa karet, pompa plastik x Tidak
14 Ap Ya PDAM Direbus Tidak boleh makan pedas Ya (searching internet)
15 Yk Ya PAM, sumur x x Tidak
16 Ds Ya Artetis x x ya, petugas kesehatan
17 Nl Ya PAM x x ya, petugas kesehatan
18 Da Ya Artetis dan sumur x Daun katuk meningkatkan ASI ya, petugas kesehatan
19 Im Ya Artetis Pompa manual x ya, petugas kesehatan
20 Sr Ya Sumur bor x x Ya, searching internet
21 Df ya sumur x Daun katuk meningkatkan ASI ya, petugas kesehatan
22 Mw ya Sumur dan artetis Botol plastik x Ya, searching internet
Tebel 49. Data Asi Perah
Cara ASI hanya
Frek. Jumlah Cara Sarana
Apa ibu ASI Waktu Frekuensi simpan Wadah Dukungan Dukungan diberi ketika
No. Nama menyusui hasil menghangatkan menyusui di
bekerja? perah memerah memerah ASI ASI Perah suami pekerjaan anak
langsung perahan ASI perah tempat kerja
Perah merengek
Botol
1 Kr x 6-7 x/hari Ya x 2-3 x/bulan 120 Freezer x Ya x x Tidak
kaca
2 Ed x 4x/hari x x x x x x x Ya x x Tidak
3 Hn x ± 5x/hari x x x x x x x Ya x x Tidak
1 x malam Botol direndam air biasa -
4 Kn Ya 5 x/hari Ya x 120 Freezer Ya Ya Ya Tidak
hari kaca > air panas
Pagi, Siang Freezer->
10 -12 (tempat Botol diademkan di
5 Ir Ya Ya 5x 240 Freezer Ya Ya Ya Tidak
x/hari kerja), kaca kulkas->
malam dihangatkan
Pagi, Siang Freezer->
(tempat 4x Botol diademkan di
6 Ms Ya ±5x/hari Ya 300 Freezer Ya Ya Ya tidak
kerja), perah/hari kaca kulkas->
malam dihangatkan
7 Ta Ya x x X x x x x x Ya Ya Ya tidak
8 Dn x x x X x x x x x Ya x x tidak
Pagi dan Kantung Direndam di air
9 Ds x 10-12x/hari Ya x 200 Freezer Ya x x tidak
malam Asi hangat
10 Nt x 10 -12 x x X x x x x x Ya x x tidak
Botol Disimpan di kulkas-
Pagi dan kaca dan > biarkan mencair -
11 Va Ya 2x Ya 2x 300 Freezer Ya Ya x tidak
sore kantung > Diberikan air
ASI panas
12 Ki Ya x x X x x x x x Ya Ya x tidak
Pagi dan Botol Dengan air hangan
13 Ei Ya ±5x/hari Ya 2x 100 Freezer Ya Ya Ya tidak
malam kaca matang

No. Nama Apa ibu Frek. ASI Waktu Frekuensi Jumlah Cara Wadah Cara Dukungan Dukungan Sarana ASI hanya
simpan diberi ketika
menyusui hasil menghangatkan menyusui di
bekerja? perah memerah memerah ASI ASI Perah suami pekerjaan anak
langsung perahan ASI perah tempat kerja
Perah merengek
14 Ap x 6x x X 2x x x x x Ya x x tidak
15 Yk Ya 3x x X x x x x x Ya Ya Ya tidak
16 Ds x 6-7 x/hari x X x x x x x Ya x x tidak
17 Nl x ±5x/hari x X x x x x x Ya x x tidak
Pagi,
4x Kantung Dihangatkan di
18 Da Ya 4-5x Ya siang, dan 70 Freezer Ya Ya Ya tidak
perah/hari Asi sterilisator
sore
19 Im x 9x x X x x x x x Ya x x tidak
20 Sr x 5-10 x x x x x x x x Ya x x tidak
21 Df x 6x x x x x x x x Ya x x tidak
22 Mw x 10-12x x x x x x x x Ya x x tidak
Tebel 50. Data Bayi Cukup ASI
No. Nama Usia Usia Bayi Frekuensi BAK Warna air seni Frekuensi BAB Bentuk dan warna feses
1 Kr 28 3 bln 10x Kuning 2x Lunak dan kuning
2 Ed 26 2 thn 5x Kuning 1x Padat, kuning dan hijau
3 Hn 23 9 bln 10x Kuning 1x Lunak dan kuning
4 Kn 25 1 tahun 10x Bening 2x Keras dan kuning
5 Ir 31 2 minggu 10x Kuning 3x Lunak dan kuning
6 Ms 23 1 tahun 5x Kuning bening 1x Padat dan kuning
7 Ta 32 2 tahun 5x Kuning 1x Sedikit padat
8 Dn 26 15 bulan 7x kuning jernih 1x lunak dan coklat kekuningan
9 Ds 31 15 bulan 5x Kuning 1x Lunak dan kuning
10 Nt 31 2 bulan 10x Bening 1x Lunak dan kuning
11 Va 33 10 bulan 6x Kuning 1x Padat dan kuning
12 Ki 28 1 bulan 10x Kuning 2x Padat, kuning dan hijau
13 Ei 34 2 bulan 6x Kuning 2x Lunak dan kuning
14 Ap 29 1 minggu 3x Bening 2x Padat dan kuning
15 Yk 27 1 bulan 3x Kuning 2x Butir dan kuning
16 Ds 26 14 bulan 5x Bening 2x Padat/ lunak dan kuning
17 Nl 28 1 tahun 3x Bening 2x Padat dan kuning
18 Da 28 2 bulan 5x Bening 2x Lunak dan kuning
19 Im 33 10 bulan 6x Kuning bening 2x Lunak dan kuning
20 Sr 35 5 bulan 10x Kuning bening jernih 2x Lunak dan kuning
21 Df 38 5 bulan 10x Kuning jernih 2x Lembek, kuning hijau
22 Mw 32 15 bulan 5x Kuning 1x Lembek, kuning pekat
Tebel 51. Data Asupan
No Nama Energi Protein Lemak KH Serat Vit. A B6 As Folat B12 Vit. C Vit. D Fe Seng
1 Kr Normal Normal Normal Kurang Kurang Normal Kurang Kurang Berlebih Normal Kurang Kurang Kurang
2 Ed Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
3 Hn Berlebih Kurang Berlebih Normal Kurang Kurang Normal Kurang Kurang Berlebih Kurang Kurang Kurang
4 Kn Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
5 Ir Kurang Kurang Normal Kurang Kurang Normal Normal Kurang Kurang Berlebih Kurang Kurang Kurang
6 Ms Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
7 Ta Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Normal Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
8 Dn Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
9 Ds Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Berlebih Kurang Kurang Kurang Kurang
10 Nt Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Berlebih Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
11 Va Normal Kurang Normal Kurang Kurang Berlebih Kurang Kurang Normal Berlebih Kurang Kurang Kurang
12 Ki Normal Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
13 Ei Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Berlebih Kurang Kurang Kurang Berlebih Kurang Kurang Kurang
14 Ap Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
15 Yk Normal Kurang Berlebih Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
16 Ds Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Normal Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
17 Nl Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Berlebih Kurang Kurang Kurang Normal Kurang Kurang Normal
18 Da Kurang Kurang Normal Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
19 Im Kurang Kurang Normal Kurang Kurang Normal Normal Kurang Normal Normal Kurang Kurang Kurang
20 Sr Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
21 Df Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
22 Mw Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
Tebel 52. Data Pengetahuan
ASI MP STATUS KECUKUPAN Total
No Nama KATEGORI KATEGORI PERILAKU KATEGORI KATEGORI KATEGORI Nilai
EKSLUSIF ASI IBU ASI Score
1 Kr 4 BAIK 5 BAIK 5 BAIK 3 CUKUP 4 BAIK 17 68
2 Ed 3 CUKUP 5 BAIK 2 KURANG 2 KURANG 2 KURANG 11 44
3 Hn 4 BAIK 4 BAIK 3 CUKUP 4 BAIK 2 KURANG 13 52
4 Kn 3 CUKUP 5 BAIK 4 BAIK 3 CUKUP 2 KURANG 14 56
5 Ir 5 BAIK 5 BAIK 5 BAIK 4 BAIK 3 CUKUP 17 68
6 Ms 3 CUKUP 4 BAIK 4 BAIK 2 KURANG 1 KURANG 11 44
7 Ta 3 CUKUP 4 BAIK 5 BAIK 2 KURANG 3 CUKUP 14 56
8 Dn 4 BAIK 5 BAIK 2 KURANG 3 CUKUP 3 CUKUP 13 52
9 Ds 4 BAIK 5 BAIK 4 BAIK 4 BAIK 4 BAIK 17 68
10 Nt 5 BAIK 4 BAIK 4 BAIK 5 BAIK 2 KURANG 15 60
11 Va 4 BAIK 5 BAIK 5 BAIK 4 BAIK 5 BAIK 19 76
12 Ki 4 BAIK 4 BAIK 2 KURANG 1 KURANG 2 KURANG 9 36
13 Ei 5 BAIK 5 BAIK 4 BAIK 5 BAIK 4 BAIK 18 72
14 Ap 4 BAIK 4 BAIK 5 BAIK 1 KURANG 3 CUKUP 13 52
15 Yk 4 BAIK 4 BAIK 4 BAIK 3 CUKUP 1 KURANG 12 48
16 Ds 3 CUKUP 3 CUKUP 2 KURANG 1 KURANG 3 CUKUP 9 36
17 Nl 3 CUKUP 5 BAIK 5 BAIK 4 BAIK 3 CUKUP 17 68
18 Da 4 BAIK 4 BAIK 5 BAIK 3 CUKUP 3 CUKUP 15 60
19 Im 4 BAIK 4 BAIK 4 BAIK 5 BAIK 5 BAIK 18 72
20 Sr 4 BAIK 5 BAIK 5 BAIK 3 CUKUP 2 KURANG 15 60
21 Df 4 BAIK 5 BAIK 5 BAIK 4 BAIK 3 CUKUP 17 68
22 Mw 4 BAIK 5 BAIK 5 BAIK 4 BAIK 3 CUKUP 17 68
Jumlah per Klasifikasi 85 99 89 70 63
Leaflet Bagian Depan
Leaflet Bagian Belakang
Booklet “Edisi Bunda”

Anda mungkin juga menyukai