Anda di halaman 1dari 7

Teori Belajar dan Pembelajaran

Nama Kelompok 4 :
- Dian Septiani (3415140726)
- Marfa Isabella (3415140745
- Novita Nurfajriani (3415140725)
- Siti Aisah (3415143713)
- Yuni Arum Sari (3415131029)
Pendidikan Biologi A 2014

Teori Humanistik
A. Mengenal Teori Pembelajaran Humanistik
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia
Jika Behaviorisme melihat motivasi manusia sebagai usaha untuk memenuhi
kebutuhan fisiologisnya, lain halnya dengan Humanisme yang melihat perilaku
manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih rendah atau tinggi
Ciri pendekatan Humanistik dapat dilihat dari perilaku manusia
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan
dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada
pengalaman-pengalaman mereka
B. Teori Belajar Humanistik Menurut Pakar
1. Kolb
Kolb membagi tahapan belajar menjadi 4 tahap yaitu:
a. Tahap Pengalaman Konkret
Seorang siswa hanya mampu sekedar ikut mengalami suatu kejadian dikarenakan
siswa belum mengerti bagaimana dan mengapa suatu kejadian harus terjadi
seperti itu
b. Tahap Pengalaman Aktif dan Reflektif
Siswa mulai mampu mengadakan observasi suatu kejadian dan berusaha
memikirkan serta memahaminya
c. Tahap Konsepualisasi
Siswa mulai belajar membuat abstraksi tentang suatu hal yang pernah diamatinya
d. Tahap Eksperimentasi Aktif
Siswa mampu mengaplikasikan suatu aturan umum ke situasi yang baru
2. Honey dan Mumford
Honey dan Mumford menggolongkan siswa menjadi 4, yaitu:
a. Tipe siswa aktivis, hal ini berarti siswa suka melibatkan diri pada pengalamanpengalaman baru namun mereka cenderung berpikiran terbuka dan mudah diajak
berdialog sehingga biasanya kurang skeptik terhadap sesuatu. Selain itu, siswa
terkadang diidentik dengan sifat mudah percaya

b. Tipe siswa reflektor, hal ini berarti siswa cenderung sangat berhati-hati dalam
mengambil langkah. Dalam pengambilan keputusan, siswa cenderung konservatif
c. Tipe siswa teoretis, hal ini berarti siswa biasanya sangat kritis, senang menganalisis,
dan tidak menyukai pendapat atau penilaian yang bersifat subjektif. Siswa juga
biasanya sangat skeptik dan tidak menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif
d. Tipe siswa pragmatis, hal ini berarti siswa biasanya menaruh perhatian besar pada
aspek-aspek praktis dari segala hal
3. Habermas
Habermas mengelompokkan tipe belajar menjadi:
a. Belajar Teknis
Siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan alam sekelilingnya
b. Belajar Praktis
Dalam belajar praktis yang lebih dipentingkan adalah interaksi antara dirinya dan
orang-orang disekitarnya
c. Belajar Emansipatoris
Siswa berusaha mencapai pemahaman, kesadaran yang sebaik mungkin tentang
perubahan kultraldari suatu lingkungan
4. Bloom dan Krathwohl
Bloom dan Krathwohl menunjukkan apa yang dikuasai oleh siswa yang mencakup tiga
kawasan, yaitu:
a. Kognitif
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
b. Psikomotor
1. Peniruan
2. Penggunaan
3. Ketepatan
4. Perangkaian
5. Naturalisasi
c. Afektif
1. Pengenalan
2. Merespons
3. Penghargaan
4. Pengorganisasian
5. Pengalaman
Melalui pakar pendidikan, diadakan revisi aspek kemampuan kognitif yang
dikemukakan Bloom dengan memilah dua dimensi yaitu dimensi pengetahuan dan
dimensi proses kognitif
5. Arthur Combs
Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi
bahwa siswa mau belajar apabila materinya pelajarannya disusun dan disajikan
sebagaimana mestinya
Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana membawa siswa untuk
memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupan

Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran
(besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.
1. Lingkaran kecil adalah gambaran dari persepsi diri
2. Lingkaran besar adalah persepsi dunia

6. Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal, yaitu:
a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang;
b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat hierarkis.
Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut, seperti rasa takut
untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan
apa yang sudah dimiliki, dan sebagainya. Akan tetapi, di sisi lain seseorang juga memiliki
dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua
kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar, dan pada saat itu juga iya
dapat menerima diri sendiri (self).
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hierarki. Bila
seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia
dapat menginginkan kebutuhan yang terletak diatasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa
aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi
penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan
bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang jika kebutuhan dasar siswa
belum terpenuhi.
7. Carl Ransom Rogers
Semula Rogers menekuni bidang agama, tetapi akhirnya pidah ke bidang psikologi.
Tahun 1942, ia menulis buku pertamanya, Counseling and Psychotherapy dan secara bertahap
mengembangkan konsep Client-Centerd Therapy. Rogers membedakan dua tipe belajar yaitu:
a. Kognitif (kebermaknaan);
b. Experiential (pengalaman atau signifikasi).
ExpeLearning riential menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa.
Kualitas belajar Experiential Learning mencakup keterlibatan siswa secara personal,
berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
Menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah guru perlu
memerhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran sebagai berikut.
a. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak
harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

b. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan
pelajaran berarti mengorganisasikan badan dan ide baru sebagai bagian yang
bermakna bagi siswa.
c. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
d. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunujkkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik
yang penting di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Manusia itu mempunyai kemampuah belajar secara alami.
b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai
relevensi dengan maksud-maksud sendiri.
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam presepsi mengenai dirinya sendiri
dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan
apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan
berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilan proses belajar.
f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
g. Belajar diperlancar bila siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung
jawab terhadap proses belajar itu.
h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan
maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan
lestari.
i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, dan kreativiitas lebih mudah dicapai
terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengkritik dirinya dan penilaian
dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus-menerus terhadap pengalaman
dan penyatuannya ke dalam diri sendiri menganai proses perubahan itu.
Salah satu model pendidikan terbuka mencakup konsep mengajar guru yang fasilitatif yang
dikembangkan Rogers, diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1975, mengenai
kemampuan para guru untuk menciptakan kondisi yang mendukung, yaitu empati,
penghargaan, dan umpan balik positif. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Merespons perasaan siswa;


Meggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang;
Berdialog dan berdiskusi dengan siswa;
Menghargai siswa;
Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan;
Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk memantapkan kebutuhan
segera dari siswa);
g. Tersenyum pada siswa.
Dari penelitian itu, diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos siswa,
meningkatkan angka konsep diri siswa, menigkatkan upaya untuk meraih prestasi akademik

termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat problem
yang berkaitan dengan disiplim dan mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta
siswa menjadi lebih spontan dan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi.
Sejak awal, Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang. Ada tiga
konstruksi yang menjadi dasar penting dalam teorinya, yaitu organisme, medan fenomena,
dan diri.
a. Organisme
1) Makhluk Hidup
Organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya dan
merupakan tempat semua pengalaman, potensi yang terdapat dalam kesadaran
setiap saat, yakni presepsi seseorang mengenai kejadian yang terjadi dalam diri
dan dunia eksternal.
2) Realtias Subjektif
Organisme mengganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita
adalah presepsi yang sifatnya subjektif dan dapat membentuk tingkah laku.
3) Holisme
Organisme adalah satu kesatuan sistem sehingga perubahan dalam satu bagian
akan berpengaruh pada bagian lai. Setiap perubahan dalam satu bagiana akan
berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan
bertujuan, yaitu tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan
diri.

b. Medan Fenomena
Medan fenomena adalah keseluruhan, baik internal maupun eksternal, baik disadari
maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman pribadi
seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana presepsi subjektifnya.
c. Diri
Menurut Carl Rogers, ada beberapa hal yang memengaruhi diri, yaitu:
1) Kesadaran, ada tiga tingkat kesadaran sebagai berikut:
Pengalaman yang dirasakan dibawah ambang sadar akan ditolak atau
disangkal.
Pengalaman yang dapat diaktualisasikan secara simbolis akan secara
langsung diakui oleh struktur diri.
Pengalaman yang dirasakan dalam bentuk distorsi. Jika pengalaman yang
dirasakan tidak sesuai dengan diri (self), dibentuk kembali dan
didistorsikan sehingga dapat diasimilasikan oleh konsep diri.
2) Kebutuhan
Pemeliharaan.

Pemeliharaan tubuh organismik dan pemuasannya akan makanan, air,


udara dan keamanan sehingga tubuh cenderung ingin untuk statis dan
menolak untuk berkembang
Peningkatan diri.
Meskipun tubuh menolak untuk berkembang, diri juga mempunyai
kemampuan untuk belajar dan berubah.

3) Penghargaan Positif (Positive Regard)


Begitu kesadaran muncul, kebutuhan untuk dicintai, disukai, atau diterima oleh
orang lain.
4) Penghargaan Diri yang Positif (Positive Self-regard)
Berkembangnya kebutuhan akan penghargaan diri sebagai hasil pengalaman
dengan kepuasan atau frustasi. Diri akan menghindari frustasi dengan mencari
kepuasan akan positive self-regard.
5) Stagnasi psikis terjadi bila:
Ada ketidaksinambungan antara konsep diri dan pengalaman yang
dirasakan oleh diri organis
Ketimpangan yang semakin besar antara konsep diri dan pengalaman
organis membuat seseorang menajadi mudah terkena serangan. Kurang
akan kesadaran diri akan membuat seseorang berperilaku tidak logis,
bukan hanya untuk orang lain namun juga untuk dirinya.
Jika kesadaran diri tersebut hilang, mucul kegelisahan tanpa sebab dan
akan memuncak menjadi ancaman.

Rogers juga merumuskan dinamika kepribadian sebagai berikut:


a. Penerimaan Positif (Positive Regard)
Orang merasa puas menerima regard positif, kemudian juga merasa puas dapat
memberi regard positif kepada orang lain.
b. Konsistensi dan Kesuaian Diri (Self Consistency and Congruence)
Organisme berfungsi untuk memelihara konsistensi (keadaan tanpa konflik) dan
presepsi diri dan pengalaman.
c. Aktualisasi Diri (Self Actualization)
Freud memandang organsime sebagai sistem energi dan mengembangkan teori
bagaimana energi psikik ditimbulkan, ditransfer, dan disimpan. Rogers memandang
organisme terus-menerus bergerak maju. Tujuan tingkah laku bukan untuk mereduksi
tegangan energi, melainkan mencapai aktualisasi diri, yaitu kecenderungan dasar
organisme untuk aktualisasi, yakni kebutuhan pemeliharaan dan peningkatan diri.

8. David Mills dan Stanley Scher

Kedua tokoh ini mengajukan konsep terpadu, yakni proses pendidikan yang
mengikutsertakan afeksi atau perasaan murid dalam belajar. Metode afeksi yang melibatkan
perasaan bisa diterapkan pada siswa untuk pelajaran IPS, Bahasa, dan Seni..
Pendekatan terpadu atau confulent approach merupakan sintesis dari psikologi
Humanistik, khususnya Terapi Gestalt, dan pendidikan, yang melibatkan integrasi elemenelemen afektif dan kognitif dalam proses belajar. Elemen kognitif menunjuk pada berpikir,
kemampuan verba, logika, analisis, rasio, dan cara-cara intelektual, sedangkan elemen afektif
menunjuk pada perasaan, cara-cara memahami yang melibatkan gambaran visual-spasial,
fantasi, presepsi keseluruhan, metafor, intuisi, dan lain-lain.
9. Aldous Huxley
Manusia memiliki banyak terpendam dan disia-siakan. Pendidikan diharapkan mampu
membantu manusia dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut.
Huxley menekankan adanya pendidikan non-verbal yang juga harus diajarkan kepada
siswa. Berbekal pendidikan non-verbal seseorang akam memiliki banyak strategi agar lebih
tenang dalam menapaki hidup karena memiliki kemampuan menghargai setiap pengalaman
hidupnya dengan lebih menarik.

C. Kekurangan dan Kelebihan Teori Humanistik


Kelebihan teori humanistik dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
2. Indikator keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif
dalam belajar, dan terjadi perubahan pola pikir, serta sikap atas kemauan sendiri
3. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak teikat oleh pendapat orang lain.
Kekurangannya, siswa yang tidak mau memahami proses dirinya akan ketinggalan dalam
proses belajar.

Anda mungkin juga menyukai